dok.pribadi |
Judul: Ketua Osis Koplak
Penulis: Wisnu Maulana
Penyunting naskah: Moemoe Rizal dan Nurul Amanah
Ilustrasi isi dan sampul: TOR Studio dan M. Kumara Dandi
Penyunting ilustrasi: Kulniya Sally
Desain sampul dan isi: Kulniya Sally
Proofreader: Hetty Dimayanti
Layout sampul dan isi: Tim Pracetak dan Sherly
Penerbit: Pastel Books PT Mizan Pustaka (2017)
Jumlah halaman: 352 hlm.
ISBN: 987-602-6716-12-5
Blurb:
Jomblo itu urusan perjuangan. Enggak akan ada lagi di belahan dunia mana pun calon ketua OSIS-nya paling rajin menyejahterakan para jomblo. Bukan karena dirinya sama-sama jomblo, jadi merasa setali sepenanggungan, tapi emang urusan jomblo menjomblo udah rada dianggap ahli sama pihak berwajib.
Kenalin, nih, NURMAN! Bukan sejenis superhero yang pake sayap di punggung dan dipertanyakan aerodinamikanya gimana, kayak SUPERMAN. Dia hanya sekadar cowok butuh kasih sayang dari SMA Mandiri yang ujug-ujug dicalonkan menjadi Ketua OSIS oleh kepala sekolah tercinta.
Nurman harus ngadepin masalah baru berupa terpaksanya jiwa raga mengikuti pidato calon ketua OSIS, ikut debat, ikut kampanye, hingga diklat anggota baru yang mesti diadakan di pegunungan. Okelah, Nurman nurut-nurut aja dijebloskan ke dalam kawah pergolakan calon ketua OSIS. Tapi kenapa semua usaha Nurman untuk menang banyak yang menggagalkan? Mulai dari kertas pidato yang hilang, sampe lawan main yang memikat perhatian.
Ya Tuhan, apa yang harus Nurman lakukan?
---
Summary:
Nurman dikenal sebagai cowok yang koplak, tukang telat, langganan dihukum dan pastinya jomblo. Suatu hari saat sedang melaksanakan upacara bendera, tiba-tiba kepala sekolah mengumumkan dia sebagai salah satu dari empat siswa yang terpilih menjadi calon ketua osis!
Nurman yang bingung, ngikutin aja semua rangkaian proses menjadi ketos, dari mulai bikin pidato, latihan pidato, kampanye, debat dan diklat. Tetapi semuanya nggak berjalan semulus keinginannya, banyak hal yang terjadi misalnya kertas pidatonya tiba-tiba hilang, belum lagi karena sering telat, dia juga sering banget dihukum.
Dibantu kedua temannya yang bernama Samsuri (koplak lemot) dan Udin (koplak pinter) yang jadi timses, juga karena janji kampanye yang menyejahterakan jomblo SMA Mandiri, Nurman berhasil jadi ketos.
Selain kekocakan kisahnya, ada juga kisah semi-romansa Nurman dan Endryani, salah satu kandidat ketos juga. Endryani banyak membantu Nurman, meski mereka setiap ketemu udah kayak anjing dan kucing.
Debat sudah, diklat sudah, waktunya Nurman menjalankan tuntutan warga sekolah atas kampanyenya. Acara yang dibuatnya tidak berjalan mulus karena ada suatu kejadian. Belum lagi, setelah acara tersebut, Nurman justru dipecat jadi Ketua OSIS!
Nurman jelas curiga, ada yang tidak beres dengan pemecatannya tersebut, dan hal itu menghantarkannya kepada rahasia yang tersimpan di sekolahnya.
---
Review:
Awal mula membaca cerita ini, nuansa humor sudah langsung terasa. Seperti nonton film komedi saja. Setiap kalimat dalam narasi mengandung unsur humornya, bahasanya ringan dan mengalir dan sudah tidak asing di telinga. Selain narasi, dialog setiap tokoh dalam novel ini juga berbalut dengan humor. Ajaib banget baca setiap jawaban Nurman kepada orang-orang yang diajaknya bicara XD
Cuma rasanya masih ada fakta-fakta yang kurang real menurutku (sebagai mantan anak SMA XD) atau mungkin memang penulisnya yang menginginkan detail-detail seperti itu untuk melangsungkan konflik yang dipakai.
Contohnya, 1) ketua osis dipilih kepsek: setauku nggak gitu. 2) Anggota osis yang lain dipilih para kandidat caketos (setelah pemilihan ketos, semua caketos otomatis jadi anggota osis): nah ini nggak bener juga, anggota osis daftar atas keinginan diri sendiri dan ada tahap/seleksinya. 3) Diklat post to post cuma minta ttd guru: nggak deh XD
Yha, aku tau penulis pasti pernah SMA dan tau gimana proses sebenernya ya, cuma aku rasa kelogisan cerita juga lebih baik mengikuti real life-nya :D
Untuk konfliknya. Nggak berat sama sekali /genrenya aja humor/ dan lebih cenderung ke perjuangan kocak Nurman menjadi seorang Ketua Osis. Murni buat fun aja kayaknya. Tapi aku suka konflik terakhir, nggak nyangka banget bakal ada ‘rahasia sekolah’ XD ((dan tentunya nyesek ending Nurman sama Endryani huhu:( )) sayangnya terlalu cepet beres, dan meskipun clue udah disisipkan, tapi ketutup sama humornya (aku mikirnya ya Nurman lagi sial aja biar ceritanya seru XD)
Dan hm, aku menemukan sedikit plot hole. 1) warung Mang Uhe katanya di seberang sekolah, tapi ada juga scene yang bilang di kantin. 2) Nurman dan Samsuri beda kelas, tapi ada juga scene yang menyatakan mereka ada di satu kelas (akhir-akhir). 3) Bab Persiapan (hlm 261) katanya Nurman pergi ke sekolah pake seragam, tapi ternyata itu hari sabtu dan katanya gak ada kegiatan belajar-mengajar:’). Yep, segitu aja.
Karakter. Yha, aku cukup sukak sama Nurman. Selain koplak bisa juga sok-sokan bijak HAHA. Selain humor, kalian juga bakal dapetin pelajaran yang diselipkan di setiap alurnya;) (khususnya bagi para jomblo, Nurman adalah panutan yang baiq.) Karakter lain yang ada juga cukup menunjang untuk humornya.
Aku suka pendeskripsian Endryani yang tembam dan sipit. Rasanya jarang ada yang pake karakter gitu. Cuma ada satu yang aku kurang srek sama Nurman, yaitu saat dia bicara sama Kepsek. Menurutku, meskipun kepseknya sama-sama kocak, nggak sopan aja ngejawab pertanyaan kepsek tapi dibercandain;’)
Dan yang palinggggg aku suka dari novel ini adalah ilustrasinya! Yas! Bener-bener tjakep dan seneng aja gitu tiap liat ilustrasi di novel. Jadi berasa nyata banget kisahnya. Nurman-nya ganteng, Endryani-nya cantik :D
Overall, aku merekomendasikan bagi kalian-kalian yang mau baca cerita yang ringan dan menghibur. Seriously dari bab pertama sampai bab terakhir, kalian bakal dibuat ngakak nggak berenti. Jawaban-jawaban ajaib Nurman bikin geleng-geleng kepala. Cocok buat yang lagi mumet atau mabok romance, cerita Nurman ini simpel dan nggak drama kayak novel teenlit lain :D 3/5(
Qoutes(?) favoritkuuu:
“Saya akan membuat sekolah kita menjadi lebih maju dan berkembang biak.” – Nurman (hlm 38)
“Masih banyak jalan menuju Cibaduyut.” – hlm 78 (ngakak XD)
“Kamu setiap hari ganti nama aku terus, udah manusia kardus, manusia kegelapan, sekarang manusia karet? Kapan aku jadi manusia yang membimbing kamu untuk jadi keluarga sakinah?” – hlm 218 (njirrrr XD)
“Cowok nggak usah disuruh peka, kalau memang sudah saatnya dia juga akan peka.” – Nurman hlm 226 (Oh jadi gt y. XD)
“Membantu itu tak perlu alasan. Apalagi membantu seorang teman. Tak ada untung rugi di dalamnya, karena membantu sesama itu bukan jualan.” – hlm 306 (benul :D)
0 komentar:
Posting Komentar