Senin, 31 Agustus 2020

[RESENSI] Shadow and Bone Trilogy by Leigh Bardugo: August Fav-read!!

 

source: personal document @arthms12


Mungkin lebih daripada resensi, postingan ini aku khususkan buat bahas hal-hal mengenai series fantasy karya penulis favoritku ini aja ya. Pertama-tama mari kita kenalan dulu sama series pertama di Grishaverse, cikal bakal series-series luar biasa lainnya dari Leigh Bardugo.

Shadow and Bone adalah buku pertama dari series pertama Grishaverse dalam trilogi “Shadow and Bone”. Buku ini sempat diterbitkan di bawah naungan mizan group dulu, cuma mungkin karena nggak laku, lalu lisensinya kedaluwarsa(?) akhirnya bertahun-tahun kemudian series ini kembali dihadirkan lewat penerbit yang berbeda, yaitu POP & Ice Cube (bukan merek minuman, katanya).

Awalnya sebelum series ini diterbitkan, penerbit POP malah lebih dulu menerbitkan series Grishaverse kedua setelah S&B yaitu Six of Crows Duology yang memang lebih ‘populer’ saat itu dibandingkan kakaknya si S&B.

Anyway!! Aku bakal bikin resensi-semi-curcol tentang Six of Crows duology juga kok nanti setelah aku reread bukunya! Tungguin ya!

Back to topic:

Shadow and Bone terbit di Indonesia tahun 2019 dengan judul bahasa Indonesia-nya “Bayang dan Belulang”. Diterjemahkan oleh penerjemah favoritku, Reni Indardini (yang juga nerjemahin Percy Jackson Series, Heroes of Olympus Series, Six of Crows duology yang semuanya adalah buku favoritku haha), dieditori oleh Anida Nurrahmi, dan dengan jumlah halaman 380 hlm.

Shadow and Bone series adalah series pembuka untuk Grishaverse aka Grisha Universe (Dunia Grisha). Latar tempatnya adalah dunia fantasi, di negara bernama Ravka yang terinspirasi dari negara Rusia. Selain manusia biasa yang ada di sini, ada juga jenis manusia yang mempunyai kekuatan sakti. Mereka lah yang disebut dengan Grisha.

Grisha mempunyai 3 ordo utama yaitu Corporalki, Etherialki, dan Materialki.

1.      Corporalki (ordo denyut dan maut) dibagi lagi menjadi dua kemampuan yaitu: Pengoyak jantung dan Penyembuh.

2.      Etherialki (ordo pemanggil) dibagi menjadi tiga yaitu: pemanggil air, api, dan angin.

3.      Materialki (ordo fabrikator) dibagi menjadi dua yaitu: durast (besi kaca dkk) dan alkemi (ramuan).

Di dunia ini, anak-anak yang terlahir sebagai Grisha dikucilkan, dianggap penyihir, dijauhi, segala macem lah. Hanya Ravka yang mau menerima para Grisha. Di Ravka, para Grisha bisa hidup nyaman meskipun yah, kadang rasis juga. Bukan cuma itu, bahkan Ravka menciptakan serdadu tentara yang dianggotai oleh para Grisha yang disebut Tentara Kedua. Tentara Pertamanya manusia biasa ya guys.

Shadow and Bone sendiri bercerita tentang Alina Starkov yang merupakan salah satu Grisha yang langka pada masanya. Dia adalah seorang Pemanggil Matahari. Pemimpin Tentara Kedua, The Darkling –terjemahannya sang Kelam, tapi aku lebih suka The Darkling, yang mengetahui Alina merupakan seorang pemanggil Matahari lalu merekrutnya ke dalam Tentara Kedua.

Di Ravka saat itu ada semacam selubung bayangan yang memecah antara Ravka barat dan timur, dan tempat itu berisikan makhluk kejam seram pemakan manusia yang disebut volcra. Hanya Alina dan kemampuannya yang bisa membuat siapa pun selamat menyebrangi selubung. Sejak saat itu, The Darkling sangat terobsesi kepada Alina.

Untuk menghindari spoiler besar-besaran, mari kita lanjut ke buku kedua trilogi “Shadow and Bone” ini yang berjudul Siege and Storm (Takhta dan Prahara). Buku ini lebih tebal dari buku sebelumnya yaitu 450an halaman.

Di buku ini, kita bakal dipisahkan dari si villain kharismatik, The Darkling. Tapi jangan khawatir, soalnya di buku ini Alina dan Mal (dua heroes kita di series ini) bakal ketemu sama pangeran Ravka bernama Nikolai Lantsov. Berani taruhan kalian bakal langsung suka sama karakter Nikolai. Kalau nggak jadi pengen peluk gemes ya pasti pengen mukul HAHA.

Siege and Storm nggak sama kayak buku pertama yang lumayan bikin tegang sama plot dan konfliknya, menurutku di sini..cukup hambar. Nggak ada kejadian menarik (kalau Nikolai dianggap menarik ya berarti ada satu). Padahal aku suka banget sama kovernya yang cantik, paling cantik di antara ketiga buku, tapi isinya ada di urutan terakhir buatku.

Siege and Storm lebih menunjukan sisi characters development dari Alina dan Mal, hubungan mereka, strategi perang, dan segala macem persiapan menuju pertempuran di buku tiga. Bisa di bilang, buku kedua ini jembatan doang. Anyway, Mal adalah sahabat Alina sejak kecil, dia merupakan (mantan) anggota Tentara Pertama yang bekerja sebagai Pelacak.

Di buku ini, aku menemukan banyak review tentang betapa Mal nyebelin banget, yang menurutku nggak juga kok, emang sih Alina kesusahan sama situasi ini dan Mal terkesan egois kekanak-kanakan, tapi aku ngerti gimana perasaannya dan pada akhirnya, Mal juga berkembang. Salah satu character development yang aku sukai adalah karakternya Mal, kedua baru Alina.

Lanjut ke buku terakhir dari series ini yaitu Ruin and Rising (Runtuh dan Tumbuh). Di sini, segala yang seru-seru muncul. Setelah agak kecewa sama plot Siege Storm yang biasa aja, aku menemukan obat penawarnya di buku ketiga ini. Bukan cuma eksekusi akhir yang tegang, dari awal sampe akhir buku ini punya banyak hal yang menarik.

Dari mulai karakter-karakter yang tadinya cuma kenalan di buku dua, sekarang mereka jadi tim yang solid meskipun saling waspada satu sama lain, pertarungan, PLOT TWIST, dan tentu saja masih ada Nikolai dan bacotannya: kalian harus baca bagian Baghra (ibu The Darkling) yang galak kalau lagi ketemu Nikolai, ini bagian favorit banget, berharap ada banyak scene kayak gini huhu.

Eksekusi yang memuaskan jelas ada di Ruin and Rising. Aku suka gimana plotnya diatur sedemikian rupa, dialog-dialognya yang bikin betah, plot twist kurang ajar tapi aku suka. Pokoknya buku terakhir ini memenuhi ekspektasiku. Meskipun kadang aku merasa narasinya kurang nendang, kejadian-kejadian seru justru berasa dipotong pendek: meskipun berkesan tapi tetap kayak nggak penuh, kopong. Tapi tetap aku suka banget sama endingnya yang bahkan nggak aku sangka, padahal aku udah baca Six of Crows duluan yang latar waktunya setelah S&B berakhir, aku tetep aja nggak nyangka haha.

Kalau kalian menyelami lebih dalam ke setiap detail ceritanya, konflik di Shadow and Bone ini cukup kompleks dari mulai karakter-karakter yang luar biasa dan tentunya politik, apalagi dibalut dengan fantasi yang mungkin bakal bikin kalian butuh tenaga ekstra buat bayanginnya haha. Tapi tenang, ada banyak fanart di luar sana, hati-hati aja jangan sampe kena spoiler.

Karakter favoritku tentu saja Nikolai Lantsov, lalu Mal-Alina satu paket, yang ketiga sekaligus nomor satu (dari sisi villain) adalah: The Darkling, disusul oleh Genya Safin, dan sampai saat ini aku belum terlalu suka sama Zoya meskipun karakternya badass tapi menurutku lebih ke nyebelin haha.

Sebelum tulisan ini makin panjang, lebih baik kita akhiri saja, dan sebelumnya aku mau bilang kalau memang masih terasa ada kekurangan personal, menurutku sendiri, dari keseluruhan trilogi Shadow and Bone. Dibandingkan Six of Crows yang aku cinta setengah mati, series pendahulu ini agak kurang buatku, nggak seseru dan nggak sekuat kesan yang ditinggalkan Six of Crows. Tapi, series ini tetap worth to read kok! Jangan ragu buat mulai terjun ke Grishaverse! ;)

---

Buat kalian yang mau kenalan sama karya penulis favorit keduaku, Leigh Bardugo, dan mau ikutan jadi penduduk di Grishaverse kalian bisa baca sesuai urutannya, kayak gini ya:

1.      Shadow and Bone Trilogy: Shadow and Bone, Siege and Storm, Ruin and Rising

2.      Six of Crows Duology: Six of Crows, Crooked Kingdom.

3.      Nikolai’s Duology: King of Scars, Rule of Wolves.

Catatan: kalian bisa baca Six of Crows tanpa baca Shadow and Bone trilogy (kata Leigh sendiri), tapi kayaknya lebih asik baca Nikolai di Shadow and Bone dulu kalau kalian mau lanjut ke Nikolai’s Duology. Series pertama dan ketiga latarnya di Ravka, dan kayaknya masih sama-sama tentang kekuasaan soalnya aku belom baca KoS. Sedangkan Six of Crows berlatar di negara yang terpisah sendiri bernama Kerch, karakter yang berbeda, dan konflik yang juga berbeda meski masih sama-sama bertema Grisha.

Catatan lagi: Nikolai’s Duology belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sampai konten ini terbitkan di blogku.

 

 

 

 

Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)