IG: @arthms12 |
Judul: Dharitri
Penulis: Nellaneva
Cover illustration: Choi Archie Amano
Illustration: Choi Archie Amano
Editor: Muhajjah Saratini
Penerbit: Inner Child Crowdfund Publisher – ICC Publisher
(2017)
Jumlah halaman: 376 hlm
ISBN: 987-602-74865-1-5
Blurb:
Dunia Baru, bentuk restorasi setelah Perang Dunia III,
diyakini sebagai dunia yang lebih baik bagi sisa umat manusia di Bumi.
Pernyataan itu rupaya tidak berlaku bagi Aran dan Shreyas. Terdampar di
Dharitri, negara pembangkang yang menolak konsep Dunia Baru, mereka berdua
mencari cara untuk mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Selamat menikmati Dharitri, tempatmu menemukan bagian dirimu
yang hilang dan merengkuh rekan sejatimu. Negeri mentari yang merangkul para
petualang, selama kamu tidak tahu apa yang tertanam di dalamnya.
---
Dharitri, dengan kover seekor naga, bercerita tentang Aran
atau Ranala yang tadinya ingin ‘melarikan’ diri dari unit 41 tempatnya tinggal
di Dunia Baru alih-alih terdampar di tanah asing negara Dharitri. Di sana ia
bertemu Lal, naga yang terluka dan menjadi sahabat setelah Aran mengurusnya.
Wabah penyakit di desa tempat seseorang menampung Aran,
membuatnya terpaksa mengikuti Laga, sebuah acara mirip gladiator di mana dia
harus bertarung demi mendapatkan uang untuk membeli obat. Tak disangka, justru
Laga itu membawanya pada Rayon Pusat dan ‘paksaan’ menjadi salah satu anggota
Bala Karta yang berhubungan dengan Hibrida, hewan-hewan hasil rekayasa genetika
seperti Lal yang berkeliaran secara bebas di Dharitri.
Timnya, Adhyastya Hibrida, menemukan suatu gerakan
pemberontakan yang melibatkan para Hibrida. Aran berserta kawan-kawannya
berusaha menghentikan pemberontakan itu, namun salah satu timnya yang bernama
Shreyas justru ingin mengeluarkan Aran dari tim. Aran tidak tahu, bahwa
sebenarnya Shreyas merupakan tokoh penting dalam petualangannya dan mempunyai
banyak rahasia.
---
Aku langsung menikmati Dharitri setelah membaca paragraf
awalnya. Gaya bercerita yang asik dan luwes membuatku betah berlama-lama
membaca novel ini. Meskipun pada versi yang ini, kertasnya lumayan tipis dan
tintanya agak pudar, tetapi itu bukan masalah besar buatku. Sama sekali nggak
mengurangi kesenanganku dalam membaca buku ini.
Begitu banyak narasi. Jujur, aku memang menikmatinya karena
narasinya mengandung cerita dan pokok permasalahan yang secara runut
diceritakan dengan gamblang. Dan aku kira memang bab-bab awal cenderung seperti
ini, menceritakan secara jelas keadaan Dunia Baru dan situasi yang sedang
dihadapi Aran, tetapi ternyata sampai seluruh isi buku pun, aku menemukan
narasi memang dominan dalam buku ini.
Kalau narasinya tidak menyengangkan, pastinya aku bakal
ngeluh deh :D meskipun aku juga ingin lebih banyak dialog di novel ini.
Alurnya lumayan lambar menurutku, tapi toh aku santai dan
enjoy aja sih waktu baca petualangan Aran sampai jadi anggota Bala Karta. Yang
bikin aku bilang alurnya lambat adalah aku bahkan nggak bisa menemukan konflik
apa yang sebenarnya mereka hadapi. Seakan-akan novel ini hanya berisi
petualangan Aran saja di Dharitri selepas kepergiannya dari Unit 41. Aku belum
benar-benar menemukan inti cerita ini sampai pertengahan buku, terutama karena
rahasia Shreyas masih ditutup rapat-rapat tanpa clue yang berarti.
Setelah melewati pertengahan buku, aku mulai menemukan
konflik utamanya. Pemberontakan, penyalahgunaan Hibrida adalah konflik utama
petualangan Aran dan tim Bala Karta, yang mana semuanya berhubungan dengan
Shreyas. Plot twist cukup
menyenangkan buatku dan aku sangat terhibur meskipun awalnya aku kira konflik
akan berhubungan dengan Persatuan Unit. Aku sama sekali nggak menduga kalau
masalah ini akan jadi konfliknya :D
Karakter Aran memang bakal jadi favoritku, tapi setelah
dipikir-pikir lagi, aku merasakan perubahan yang sangat signifikan dengan Ranala
yang dulu di Unit 41. Terlalu cepat kayaknya, tapi aku suka Aran yang sekarang
:D
Shreyas bisa dibilang punya porsi benci dan cinta buatku.
Aku kesel banget sama dia soalnya karakternya plin-plan ketika bagian Karlis
dan saat dia menarik ulur Aran. Seakan-akan dia orang yang berbeda, tapi juga
seakan-akan dia memang orang yang sifatnya tidak berpendirian teguh. Aku juga
sebal karena alasan dia ingin menyingkirkan Aran itu nggak jelas banget. Tapi
tetep aja aku baper karena loveline
Aran-Shreyas :’)
Aku mau niup kapal Cakra-Aran supaya berlayar tapi nggak
tahu kenapa, perasaanku aja atau karakter Cakra sengaja dibuat tidak menonjol
(padahal dia itu Kapten Adhyastya Hibrida huhuhu), seakan-akan ngasih tau
secara tersirat tapi menusuk: “Cakra bukan tokoh utamanya ih! Bukan! Tapi
Shreyas. Jadi biarin aja Cakra jadi biasa aja.” Eheheheh :D
Terlepas dari para manusia itu......karakter (atau bukan)
yang bikin aku jatuh cinta pertama kali adalah Lal! Jujur aku nangis baca
endingnya. Lal-ku, eh, Lal-nya Aran deng T_T kenapa harus begitu huhuhu nggak
mau terima tapi yasudahlah, Lal semoga baik-baik aja ya sayangku T_T
Endingnya seperti yang aku bilang, bikin aku nangis sih ngga
rela, tapi puassssss. Overall, aku
memang baru baca fantasi lokal sedikit sih tapi Dharitri ini sungguh luar biasa
keren! Aku rekomendasikan novel ini ke siapa pun pecinta fantasi di Indonesia
mwuehehehe nggak mengecewakan deh, serius :D
Dan serius juga pengen ada sekuelnya ;’) karena aku merasa
masih ada masalah yang belum selesai pada Aran dan keluarganya di Unit 41,
bagaimana pun juga aku penasaran:’) belum lagi Lal:’)
Qoutes:
“Untuk menjadi dirimu, di tempat yang menerimamu.” – Aran (hlm 374)
“Kadang lebih mudah membenci daripada menyukai, karena yang kedua selalu berujung pada pengharapan, dan tidak semua harapan mewujud nyata.” – Shreyas (hlm 374)