Sabtu, 27 Juli 2019

[RESENSI] The Wrath and The Dawn by Renée Ahdieh (TwaTD #1)


Resensi The Wrath and The Dawn karya Renee Ahdieh

IG: @arthms12




Judul: The Wrath and The Dawn
Penulis: Renée Ahdieh
Penerjemah: Mustika
Penyunting: Katrine Gabby Kusuma
Penataletak dan Perancang Sampul: Deborah Amadis Mawa
Penerbit: POP Ice Cube (April, 2016)
Jumlah Halaman; 447 hlm.
ISBN: 978-602-6208-74-3

Blurb:

Khalid Ibnu al-Rashid, Khalif Khorasan yang berusia delapan belas tahun, adalah seorang monster. Dia menikahi perempuan muda setiap malam dan menjerat pengantin barunya dengan tali sutra saat fajar tiba. Ketika sahabatnya menjadi korban kezaliman Khalid, Shahrzad al-Khayzuran bersumpah akan menuntut balas. Gadis enam belas tahun itu mengajukan diri menjadi pengantin sang Khalif. Shahrzad tak hanya bertekad untuk bertahan hidup, tetapi juga bersumpah akan mengakhiri rezim sang raja bocah.

Malam demi malam, Shahrzad memperdaya Khalid, menceritakan kisah-kisah memikat yang membuatnya terus bertahan, meski tiap fajar bisa jadi merupakan saat terakhirnya melihat matahari terbit. Tetapi sesuatu yang tak terduga mulai terkuak: ternyata Khalid bukanlah sosok yang Shahrzad bayangkan. Sikapnya sama sekali tidak mencerminkan seorang pembunuh berdarah dingin. Mata emasnya memancarkan kehangatan. Monster yang ingin dilawan Shahrzad itu tak lebih daripada pemuda dengan jiwa yang tersiksa.

Dan Shahrzad mulai jatuh hati kepadanya...

----





WARNIng: Anda akan membaca resensi dari seorang fangirl fanrom aka fantasy-romance XD
Khalid, ya sekarang tiap mendengar atau membaca nama itu aku akan selalu halu wkwk. Seorang remaja 18 tahun, cakep, jago pedang, raja di Khorasan, dingin cuek bebek, kikuk, tapi MANIS banget! Siapa yang tipe bookboyfriend-nya mirip Khalid? Kalau aku, Khalid adalah tipeku BANGET!

Lalu ada Shahrzad atau yang panggilan sayangnya Shazi (biar gampang), cewek 16 tahun, cantik, tomboy, keras kepala, jago PANAHAN!!, ambisius, dan cerdas. Lagi-lagi, Shazi ini tipe heroin favoritku.

Dan dua tipe favoritku jadi satu di novel ini! Kebayang nggak, secinta apa aku sama kisah ini? XD
Kisah berawal dari perpisahan Shazi dan ayahnya karena hari itu Shazi resmi menjadi istri sang Khalif (raja) Khorasan, Khalid. Malam pertama mereka berlangsung biasa saja, tanpa gairah dari keduanya, tapi demi menyelamatkan nyawanya sendiri dari jerat tali sutra, Shazi menawarkan kisah Agib si pencuri, lucunya, Khalid menyukai kisah itu, sampai dia lupa bahwa fajar telah datang.
Shazi selamat, begitu pula malam-malam selanjutnya.

Terlalu banyak menghabiskan waktu bersama, selayaknya kisah cinta pada umumnya, membuat keduanya yang tadinya saling bersikap dingin, mulai mencair. Ketika Jenderal dan para bawahan Khalid memaksa ingin membunuh Shazi, Khalid justru menyelamatkannya.

Shazi telah memutus rantai pembunuhan itu. Khalid peduli padanya dan lambat laun Shazi pun goyah dari niat awalnya membunuh sang Khalif. Namun, satu hal yang tetap menjadi penghalang rasa cinta Shazi, yaitu apa sebenarnya alasan dibalik pembunuhan-pembunuhan itu.

Dia sering memaksa Khalid bercerita, tapi Khalid menolak, mereka akhirnya sering bertengkar. Sementara itu, sahabat sekaligus cinta pertama Shazi, Tariq, tengah menghimpun bala bantuan demi menyelamatkan Shazi yang memasukan diri ke kandang singa itu, sekaligus menyusun rencana untuk menggulingkan pemerintahan Khalid.

Untuk konflik, aku memang sudah pernah membaca cerita yang mirip dengan konfliknya, bisa dibilang cukup klise, toh memang katanya ini terinspirasi dari kisah 1001 malam. Raja yang membunuh para pengantinnya dan tiba-tiba salah satunya membuat dia jatuh cinta dan bum rahasia terbongkar.

Tapi, sebagai bucin penikmat romance, sungguh aku sangatttt menyukai bagaimana penulis membuat cerita ini HUHU aku SUKA banget! Dibuat baper, seneng, sedih, degdegan, geregetan, segalaaaa macem deh! T_T

Kemistri antara Khalid dan Shazi bercampur dua sifat yang paling aku sukai itu sukses bikin aku jatuh cinta, dapet banget feelnya, humornya juga. Shazi yang mulutnya pedes dan Khalid yang kadang kikuk tapi kece HAHA.

Gaya bahasanya, astaga, ENAK BANGET, gatau emang Renee nulisnya enak atau emang penerjemahnya yang OKE ABIS. Saking enjoynya baca buku ini, aku bener-bener baca pelan-pelan demi meresapi setiap detailnya tapi justru nggak bikin novelnya lama abis, sebaliknya malah cepet. 

Sampe-sampe buku ini jadi satu-satunya yang aku baca di tahun 2018 dan bikin aku bilang “Kok udah abis lagi sih?? Kok cepet sihh??”

Settingnya ada di timur tengah kayaknya ya, novel ini ada PETANYA loh! Dan aku suka bangettt novel yang ada petanya :D nama daerah-daerahnya memang asing, ciptaan penulis sendiri sih kayaknya tapi berhubungan dengan timur tengah dan beberapa kali disebut daerah Yunani gitu.

Novel ini juga seimbang antara narasi dan dialognya, tapi meskipun emang kadang banyak narasi, yha gitu, aku nggak bosan sama sekali T_T entah kenapa tapi menurutku narasi yang dibuat Renee itu kayak sihir yang bisa bikin betah dan enjoy selama baca, apalagi doi ini bisa banget deh bikin kalimat-kalimat menohok ataupun yang manisnya kebangetan! >.<

Apalagi ya? Kekurangan? Jelas menurutku NGGAK ada sama sekali HAHA. Aku cinta mati cerita fantasy-romance meskipun di sini romance lebih dominan. Kelebihan? Sudah kusebutkan semua kayaknya, ditambah satu lagi, kovernya yang megah dan cantik banget menurutku.

Overall, ya Tuhan aku cinta banget sama buku ini. Aku suka kisah cintanya yang sanggup bikin baper (oh ya, perhatian ini untuk 17+ yaa), aku suka karakter-karakternya, aku suka gaya bahasanya, aku..akuu..pokoknya semua hal-hal yang aku inginkan ada di novel fanrom, semuanya ada di sini huhu gimana yha. 1000 stars for TWaTD!!!

Quote(s)

“Tanpa tingkat kesombongan tertentu, bagaimana mungkin seseorang mau mencoba sesuatu yang mustahil?” – Despina (hlm 48)
“Tidak ada yang tidak akan kulakukan untukmu. Tidak ada yang tidak akan kupertimbangkan jika itu berarti membuatmu aman. Bahkan dunia harus takut kepadaku kalau dia menghalangi kita.” – Tariq (hlm 304)
“Masa lalu bersama tidak memberikanmu masa depan, sahabatku.” – Omar (hlm 336)
“Kehilangan adalah kehilangan. Dan pelajaran yang dipetik selalu sama.” – Omar (hlm 337)
“Balas dendam tidak akan mengembalikan apa yang telah hilang dariku.” – Khalid (hlm 384)
“Karena tidak ada apa pun, tidak matahari, tidak hujan, bahkan tidak pula bintang paling terang di langit gelap, yang mampu menandingi keistimewaan dirimu.” – Khalid (hlm 406)
“Aku mengerti betapa sulitnya menyerahkan hatimu ke tangan orang lain. Tapi, jika kau tidak melakukannya, bagaimana kau mampu benar-benar memahami seseorang?” – Shazi (hlm 410)



[RESENSI] The Hidden Oracle by Rick Riordan (Trials of Apollo #1)


Resensi The Hidden Oracle karya Rick Riordan

instagram: @arthms12


Judul: The Hidden Oracle
Penulis: Rick Riordan
Penerjemah: Reni Indardini
Penyunting: Yuli Pritania
Penata aksara: twistedbydesign
Penerbit: Mizan Fantasi (cetakan ke-4: November 2017)
Jumlah halaman: 458 hlm.
ISBN: 978-602-385-230-7

Blurb:

Apollo tidak pernah merasa seterhina ini selama empat ribu tahun kehidupannya!
Semua orang mengenalnya sebagai dewa paling tampan, paling berbakat, dan paling populer. Namun, kini wujudnya yang mengagumkan berubah menjadi sesosok remaja culun berambut keriting, dengan muka berjerawat dan perut menggelambir bernama Lester Papadopoulos!

Sang Dewa Musik tidak lagi memiliki satu kekuatan dewata pun dan tanpa sengaja malah membuat dirinya terikat menjadi pesuruh seorang demigod remaja bernama Meg.

Siapa yang membuat Apollo dikutuk menjadi manusia fana dan berakhir di dalam salah satu tong sampah di New York? Apa yag harus dia lakukan demi mendapatkan kembali wujud dewatanya dan pulang ke Olympus?

----

Finallyyyyy setelah sekian lama nggak baca buku Om Rick XD yang kurasakan ketika memulai baca novel ini adalahhhhh kangeeeen! Aku kangen Camp Half-blood, kangen orang-orangnya dan kangen petualangannya.

Seperti yang bisa diketahui aku penggemar ‘berat’ tulisan Om Rick jadi...mon maap apabila nantinya resensi ini tidak berisi kekurangan HAHA nggak deng.

Cerita ini dibuka dengan Apollo yang terjatuh dari langit, terdampar di tong sampah, dipalak, diselamatkan oleh Meg, cewek nyentrik yang berambut pendek, lalu Apollo terpaksa menjadi pelayannya karena Meg adalah seorang demigod (meski orangtuanya belum diketahui). Yah, salah Apollo juga sih kenapa mulut nggak bisa dijaga, jadi Meg menobatkannya jadi pesuruhnya WKWK.

Mereka lalu pergi ke rumah Percy. YHA salam. Percy. Aku nggak bisa nahan senyam-senyum pas scene ini, ada Percy dan Sally dan oh oh..Sally lagi hamil huhuhu Percy bakalan punya adek! Dari sana Percy mengantar mereka ke CHB, dan taulah ya gayanya Om Rick, (((tidak semudah itu Pulgosso, said uncle Rick.)))) jadi mereka dihadang roh.





Oh oh di CHB pun lagi ada masalah. Pekemah yang hilang dan tentunya oracle delphi yang biasanya merasuki Rachel nggak bekerja, disebabkan oleh Pithon (penunggu Oracle Delphi yang asli di Yunani) lepas dari Tartarus saat perang the seven di series HoO. Dia kembali menunggui gua itu makanya Delphi nggak bisa kerja :’)

Kalau Delphi nggak bisa kerja, otomatis ramalan nggak berjalan, kalau ramalan nggak jalan, otomatis tidak ada yang bisa dilakukan para pekemah :’) karena mereka harus menjalankan misi berdasarkan ramalan.

Cuma Apollo yang bisa mengembalikan ini semuaaa. Dia yang bertanggung jawab melepaskan Delphi dari Pithon. Sayang beribu sayang (tidak semudah itu Apollo) ternyata Pithon pun dikuasai oleh musuh. Musuh seluruh orang baik yang pernah ada di buku 1-10 seri PJO dan HoO.

Yha gitulah ya HAHA aku speechless gimana om Rick menyusun konflik ini..benar-benar cerdas. Rick mampu membuat musuh berdasarkan fakta-fakta yang belum terungkap di buku-bukunya terdahulu. Kebayang nggak sih? Rick nulis The Sea of Monsters tahun 200x dan sekarang musuh tersembunyi di buku itu keluar sebagai musuh nyata di The Hidden Oracle bertahun-tahun kemudian??? Wth man.... this is why I really love his books omg.

Mulai dari mana? Alur ya? Cepet. Maksudnya, dalam artian baik. Nggak bertele-tele dan banyak aksi-aksi wkwk banyak petualangan. Suka (1). Narasi? Yang udah baca semua novel Om Rick nggak usah meragukan gimana gaya menulis Om yang satu ini, imbang antara narasi dan dialognya, menyenangkan, ringan dan mengalir, HUMORnya yang pasti selalu khas tak terlupakan :’D Suka (2) terlebih karena aku punya The Lightning Thief versi Indo dan Inggris, aku sekarang tau kalau penerjemahnya berperan banyak bikin cerita ini enak dibaca :’)

Good job translator and editor ;)))

Konfliknya selalu seru, pasti seru, pasti menegangkan, pasti merambt kemana-mana, fakta-fakta baru dan jangan lupakan twist HAHA om Rick punya semua yang aku butuhkan di dalam kisah fiksi :’) Suka (3)

Sayang beribu sayangggg, ada satu hal yang menurutku kurang srek. Dan itu adalah...tokoh utamanya sendiri. Apollo. Well, jujur nih ya jujurrr dari awal sampai akhir aku belum bisa benar-benar menyatu/mendapatkan kemistri/iba/mendukung/mencintai dan menyayangi/apalah itu Apollo dengan benar.

Di mata pikiranku, dia dewa. Dalam wujud manusia? it’s so weird, karena dia juga bertingkah seperti dewa dalam narasi dan pikiran-pikirannya. Apollo juga annoying, menurutku, songong, kadang celetukannya bikin ketawa, tapi kadang bikin ‘apasih’.

Pokoknya aku belum bisa mencintai Lester Papadopoulos. Begitu juga Meg. Kenapa yha. Aku juga nggak paham. Meg lucu sih, orangnya cuek tapi konyol. Tapi ya gitu, belum bisa sepenuhnya memahaminya. Lalu orang-orang baru di CHB, (kayaknya sih, mungkin aku lupa? Tapi beneran nggak pernah denger nama-nama mereka sih), nggak ada yang kukenal kecuali Chiron, well
Solangelo di siniiiiiii and it was thrilled me (: trus ada Rachel. Udah. Bahkan Pak D nggak ada!

Agak terobati Percy ada sebagai cameo, juga guest star yang ditunggu jutaan tahun akhirnya pulang lagi dan ini di endingnya sih tapi tetep bikin nyesek dengan kerinduan yang dalam, dan tamu istimewa ini bakal jadi tokoh pendamping Apollo di buku kedua ayeeee! XD SUKA (4)

Entah kenapa aku lebih mampu merasakan kenyesekan ketika nama-nama the seven disebut. Aku udah terlalu jatuh cinta sama mereka bertujuh jadi sulit move-on dan ketika nama mereka cuma disebut aja beuh bapernya.

Overall, aku nggak mungkin nggak jatuh cinta sama tulisan Rick. Meskipun agak kecewa sama Apollo dan itu mengurangi kegiatan ‘menjiwaiku’ atas novel-novel Rick yang biasanya nggak pernah kulewatkan. Aku tetap kasih 5 bintang terutama twist dan si guest star ituloh ;)

Anywayyy, maaf resensi kali ini sangat jauh dari formal dan sesuka-sukanya aku, gajelas atau whatever you say it. Because I’m happy! Happy to finally read Riordan’s book again :D

Uh ya, satu hal lagi, aku nggak terlalu memikirkan soal quote di sini soalnya semua narasi Rick enak sih quotable jadi aku nggak...nyatet...kan ya. Tapi aku suka yang ini:

“Olahaga semata-mata merupakan pengingat memilukan bahwa kita bukan dewa.” – hlm 163



[RESENSI] An Ember In The Ashes by Sabaa Tahir


Resensi An Ember In The Ashes karya Sabaa Tahir

instagram: @arthms12


Judul: An Ember In The Ashes (An Ember In The Ashes #1)
Penulis: Sabaa Tahir
Penerjemah: Yudith Listiandri
Pemeriksa Bahasa: Brigida Ruri
Penyunting: Mery Riansyah
Proofreader: Titish A.K
Design Cover: Aufa Aqil Ghani
Penerbit: Spring (November 2016)
Jumlah halaman: 520 hlm.
ISBN: 978-602-74322-8-4

Blurb:

Laia seorang budak, Elias seorang prajurit. Keduanya bukan orang merdeka.
Saat kakak laki-laki Laia ditahan dengan tuduhan pemberontakan, Laia harus mengambil keputusan. Dia rela menjadi menjadi mata-mata Komandan Blackcliff, kepala sekolah militer terbaik di Imperium, demi mendapatkan bantuan untuk membebaskan kakaknya. Di sana, dia bertemu dengan seorang prajurit elite bernama Elias.

Elias membenci militer dan ibunya, sang Komandan yang brutal. Pemuda ini berencana untuk melarikan diri dari Blackcliff, menanggung risiko dicambuk sampai mati jika ketahuan. Dia hanya ingin bebas.

Elias dan Laia. Keduanya akan segera menyadari bahwa nasib mereka akan saling silang, dan keputusan-keputusan mereka akan menentukan nasib Imperium dan bangsa mereka.

----

I fell in love with this book at the first sight. Aku suka judulnya yang menurutku keren, kovernya jugaaa, dan sinopsisnya yang menjanjikan. Terlebih, fantasi adalah genre nomor satuku. Butuh ‘perjuangan’ HAHA buat ngedapetin novel ini dan akhirnya dia mendarat juga di tanganku ;)

Nah, cerita di mulai dengan prolog penculikan Darin aka kakak Laia, dan Laia yang saat itu memilih untuk kabur hanya karena kakaknya memintanya begitu. Dia terlalu panik, dan aku paham posisinya, jadi dia pergi.

Lalu Laia mencari kelompok Resistance, kelompok pemberontak yang diyakini sebagai alasan penangkapan Darin. Dia menemukannya, meskipun awalnya kelompok itu menolak, namun akhirnya Laia mengungkap jati dirinya, dan kelompok itu mau membantu juga. Tapi dengan satu syarat: Laia menyusup ke kediaman sang Komandan, wanita terbengis di Imperium dan menjadi budaknya untuk mendapatkan informasi tentang Ujian pemilihan Kaisar baru.

Infomasi ditukar dengan penyelamatan kakaknya. Laia be like: why not? Dia cuma terancam dicungkil matanya kok, asalkan Darin selamat.

Gambaran garis besar latar novel ini: sebuah negara, Imperium, awalnya diduduki bangsa Scholar yang berjaya, namun bangsa Martial merenggutnya, menjadikan bangsa Scholar budak, tawanan, dan bla bla. Bangsa Martial memiliki Kaisar, mendirikan sekolah Blackliff, semacam sekolah militer, ada tingkatan, paling atas namanya Skull dan jika sudah lulus dari Skull, mereka resmi jadi anggota pasukan Mask. Para anggoata militer memakai topeng (baja? Besi? Atau?) yang bisa menyatu dengan wajah mereka. Hiii.

Kedua ada Elias. Muak dengan ibunya, dengan Martial, Imperium, militer, dan bla bla. Berniat melarikan diri supaya bisa bebas dari semua itu saat hari kelulusannya dari Skull. Mumpung topengnya belum menyatu dengannya (yang membuat dia banyak dibully sebagai pemberontak) padahal teman-temannya yang lain udah pada nyatu.

Tapi gagal.

Soalnya, tepat besoknya ada pemilihan calon kaisar, karena kaisar yang lama nggak ada keturunan. Augur (peramal versi mitologi Romawi) bilang kalau Elias bakal bebas tapi caranya bukan dengan kabur. Dan terpilihlah Elias menjadi salah satu calon kaisar (Aspiran) yang wajib mengikuti 4 Ujian, bersama sahabatnya, Helene, satu-satunya cewek di tingkat Skull, dan si kembar Marcus-Zak, musuhnya.

Begitu. Panjang ya. Pokoknya Elias dan Laia bertemu di situ. Dan takdir mereka saling bersilangan. Gitu.

Saat pertama kali baca buku ini aku langsung suka sama gaya bahasanya yang simpel dan nggak berat, salah satu faktor yang krusial buat aku karena kalau novel fantasi dan berat rasanya...sulit.
Namun, entah kenapa aku merasa alurnya cukup lambat di awal, entah juga, padahal dialog dan narasi seimbangnya harusnya bikin aku betah, tapi aku malah jadi bosen dan sering ketunda, juga mungkin karena aku belum bisa menyatukan kemistri dengan cerita ini.

Konflik sudahhhh dimulai sejak awal mula. Sudah menegangkan sejak awal mula. Bagaimana Laia bertemu komandan dan tiap detiknya aku merasa di neraka, takut hal-hal buruk terjadi pada Laia. Sementara bagian Elias dipenuhi konflik batinnya yang tidak ingin berada di Blackcliff, juga momen bersama Helene, momen menjadi tentara di sana dan bla bla.

Kemudian, satu persatu Ujian datang. Novel ini menggunakan dua sudut pandang yaitu Elias dan Laia. Keduanya punya porsi yang sama besar dalam membuat jantung dagdigdug. Laia yang harus hati-hati mencuri dengan pembicaraan Komandan dan kabur diam-diam untuk menemui Keenan, penanggungjawab misinya dari Resistance untuk melapor. Sementar Elias dan dipaksa menghadapi ujian-ujian berat dan mengancam nyawa.

Selain itu, novel ini ada romance-nyaaa yeaaaay salah satu hal yang aku sukaiiii. Aku selalu suka fantasi berbumbu romance. Cinta segi empat barangkali? Laia menyukai Keenan tapi berdebar juga didekat Elias. Elias menyukai Laia tapi memendam perasaan terlarang yang dipendamnya untuk Helene.





Dan karena aku terbawa naluri kedua tokoh utama dalam setiap pov, aku suka Laia bersama Elias. Aku mengenal mereka lewat sudut pandang mereka dan menjadi lebih dekat dengan mereka daripada yang lain, jadi...aku memutuskan untuk melepas kapal Elaia untuk berlayar dan semoga mereka tidak tenggelam :’)

Untuk tokoh-tokohnya, jujur kuakui NGGAK ada yang kubenci yeayyy! Bahkan villainnya :D aku justru sangat mengagumi kebengisan Keris Veturia, sang Komandan yang entah kenapa sangat keren :’)

Elias yang kuat dan berani, selalu memilih sisi yang baik, dan penyanyang peduli dan bla bla. Dan dia tidak sesempurna ituloh, kadang dia nggak peka sama Helene, kadang dia juga nyebelin karena terlalu plin-plan(?) terlalu lama mengambil keputusan karena hati baiknya..yha..

Laia juga sama sering plin-plan namun bertekad kuat. Dia penakut tapi memaksakan diri. Manis dan mandiri. Baik hati haha. (sifat umum hero dan heroin).

Nah kalau Helene, dia nggak langsung mencuri hatiku sepenuhnya, kebanyakan, dia bikin aku jengkel karena alasan pribadi HEHE. Karena dia menyukai Elias. Yah. Gitu. Aku cemburu:’) tapi Helene ini kuat dan tipe cewek favoritku karena dia badass dan cerdas, jago bertarung, dia juga sangat setia entah itu kepada Imperium maupun Elias. Sifat ini perlu diacungi jempol.

Keenan, aku merasakan dia dianak-tirikan di novel ini karena termasuk dalam 4 besar tokoh utama namun nggak terlalu dieksplor :’) disamping Elias-Laia yang memang seharusnya punya banyak part, posisi Keenan harusnya sama kayak Helene tapi Helene punya porsi yang lebih banyak. Semoga di buku selanjutnya part Keenan banyak, soalnya dia ini tipe cowok lovable yang cuek-cuek-perhatian ehe.

Overall, aku mulai menyukai novel ini ketika halaman tengah ke akhir. Menurutku geregetnya lebih dapet. Belum lagi karena misteri mulai bermunculan meski belum terbongkar di novel pertama ini. Terutama keterlibatan sang Komandan yang haus akan kekuasaan.

Novel ini penuh dengan aksi, romance, intrik, darah, dan segalanya yang memacu adrenalinku. Terlalu geregetttt! I decided to give 5 stars!!

“Terlalu banyak rasa takut, kau akan lumpuh. Terlalu sedikit rasa takut, kau menjadi arogan.” – hlm 490
“Kau takkan pernah melupakan mereka, bahkan setelah bertahun-tahun. Tapi suatu hari nanti, kau bisa bertahan semenit penuh tanpa merasa sedih. Hatimu akan pulih. Aku janji.” – Keenan (hlm 114)
“Pasti ada orang lain di sini yang kesepian seperti aku. Namun, tidak ada yang mengerutkan kening, menangis, atau bersungut-sungut. Mereka punya alasan untuk tersenyum dan tertawa. Alasan untuk berharap.” – Laia (hlm 295)

[RESENSI] The Prince’s Escape by Faradita


Resensi The Prince's Escape karya Faradita

instagram: @arthms12


Judul: The Prince’s Escape
Penulis: Faradita
Ilustrasi sampul: M. Kumara Dandi
Ilustrasi isi: Dadi Permadi
Penyunting naskah: Nurul Amanah dan Prisca Primasari
Penerbit: Pastel Books (2019)

Blurb: Noah boleh saja memiliki masa lalu yang kelam dan berteman baik dengan preman. Namun, itu tidak menghalanginya untuk menjadi laki-laki yang baik. Ketika dia bertemu Elata, gadis cantik, lucu, dan pemberani yang menolongnya, Noah semakin ingin menjadi yang terbaik. Dia memberi Elata cinta, petualangan, dan melindungi gadis itu dengan tulus.

Bagi Noah, Elata masa depan serta mimpinya. Noah pun tahu, Elata menganggapnya istimewa. Meski begitu, Noah tidak tahu sampai kapan cinta mereka bisa bertahan. Bisakah Noah mempertahankan Elata, meskipun itu justru akan mengancam keselamatan Elata?

-----

Blurbnya agak-agak drama banget nggak sih? Apalagi kalimat terakhirnya. Tapi jangan salah, novel ini isinya secantik kovernya!

Jujur setelah baca invalidite aku nggak berekspektasi lagi sama novel Faradita ini, tapi berhubung ini romance teenlit, aku nyantai aja bacanya.

Ternyata pas aku baca ceritanya, seru juga. Dan aku nggak mesti ngomentarin soal layout buku atau EBI atau apa soalnya novel ini rapiiiii banget, bikin enak bacanya, mungkin karena salah satu editornya itu penulis kesukaan aku juga, Prisca Primasari hehe.

Ditambah lagi adegan pembukaannya itu langsung dikejar-kejar preman, makin semangat lah aku bacanya XD

Dibanding invalidite, TPE ini narasinya lebih enak, ngalir, nggak kaku kayak inval, betah bacanya, nggak bosen, bikin senyam-senyum terus. Dan aku pun mutusin kalau aku suka novel ini.

Alurnya agak lambat, tapi karena interaksi Noah dan Elata yang bikin gemes, aku santai aja, bacanya juga pelan-pelan saking menikmatinya. Seperti inval, konflik ‘panas’ baru keluar di akhir, agak drama dan lebay juga sih, aku cuma bisa ketawa aja, tapi kesan ‘pertama’ di awal novel udah sangat baik buat aku, makanya aku tetep enjoy bacanya.





Awalnya suka konflik Elata dan ortunya, gimana Elata yang sebenernya rebel itu jadi penurut karena tuntutan mamanya. Mamanya keterlaluan banget, tapi entah kenapa aku sendiri dibikin nggak berkutik sih sama alasannya haha. Papa Elata baiiiik banget, iri deh, tapi tegasnya telat banget ya pak wkw.

Suka sama cara Noah bikin Elata rebel, kabur-kaburan, meskipun agak tepok jidat juga sama beberapa tingkah laku mereka. Selebihnya mereka manis banget.

Buat karakternya, sumpah aku suka dua-duanya, meskipun terkesan biasa aja sih nggak unik banget. Noah favoritku, dia ini manis, baik, sopan, misterius, agak nekat juga tapi kalem gitu deh sukaaa banget. Awalnya penasaran sama keluarga Noah dan kenapa dia bisa sampe berakhir sama para preman. Ternyata konflik utama yang agak drama ini semua berhubungan sama Noah.

Elata cewek yang baik dan manis, pemberani tapi naif, untungnya nggak lebay banget sih tau kalau Noah banyak diincer cewek lain terutama sama Regina, adik kelasnya yang cantik. Gaya pacaran mereka juga nggak lebay kecuali pas di pesta Mona itu geli banget dah wkwk.

Scene paling lebay menurutku itu pas kantin kebakaran. Helaw masa kudu murid yang nanganin, secara pasti di sana juga banyak orang dewasa. Trus sama lompat dari motor itu hadeh. Di blurb katanya Noah nawarin petualangan, menurutku petualangan mereka itu nggak lebih dari kabur dan pertama kalinya Elata berani nentang kebiasaan yang diatur mamanya. Udah.

Tapi meskipun nggak ada petualangan gimana gimana, kisah Noah dan Elata tetep menarik untuk dinikmati. Aku suka twistnya, yang membawa Noah dan Elata ke drama. Akhirnya rasa kepo gara-gara dikejar-kejar musuh preman itu terbayar di sini. Juna sekalinya muncul bikin gendok dan syok abis haha.

Overall, aku sukaaa ceritanya. Menarik dan manis banget, Noah dan Elata itu gemesin banget, aku suka pas Noah balikin senyum Elata huhu dan suka pas Noah abis nenangin Ginan, Elata nanya 'gimana?' Noah malah ngegombal hahaha. Konfliknya emang agak drama tapi masih bisa dimaafkan. Sampe sekarang penasaran gimana kelanjutannya mamanya Elata soal Noah, penasaran juga sama mimpinya Noah kesampaian nggak ya.

Terus tawaran Mila, guru les Elata biar Elata ikut ke pertunjukan(?) itu gimana juga ya? Masih banyak yang belum tertuntaskan seluruhnya sih. Dan di situ mungkin kekurangannya, novel ini udah tebel banget untuk ukuran teenlit sih tapi masa masih ada yang gantung gini wkwk

Tapi nggak apa-apa aku tetep terhibur dan suka ceritanya. Khususnya bagian Noah dan Elata yang cute abis. Noah bener-bener bukan cuma nyuri senyum Elata, tapi senyum aku juga. Enaknya, senyum Elata dibalikin, senyum aku nggak. Haha. 4ó

"Kadang, kita memang harus bersembunyi buat ngerasain sebuah kebebasan." - hlm 90

"Tapi, selagi kamu punya mimpi, hidup kamu enggak akan pernah mati." - hlm 158

[RESENSI] Invalidite by Faradita


Resensi Invalidite karya Faradita

instagram: @arthms12


Judul: Invalidite
Penulis: Faradita
Editor: Ranggi Ariliah & Windia Rini
Desain Cover: Agus Firmansyah
Layouter: Agus Firmansyah
Penerbit: Kubus Media (2018)
Jumlah Halaman: 398 hlm.

Blurb: Sangat cerdas dalam meremehkan orang lain, pandai berkelahi, dan juga mahir menyakiti perempuan adalah penjelasan paling kuat siapa itu Dewa Pradipta. Tapi kearoganannya tidak berpengaruh pada seorang gadis berpakaian kuno, Pelita Senja.

Dewa terusik oleh Pelita yang selalu menanggapi sikap kasarnya dengan senyuman. Apalagi ketika gadis itu memaksa untuk mengatur hidupnya.

Tanpa menyadari akibat yang mungkin bisa menyakiti dirinya sendiri, Dewa memulai sebuah permainan untuk menaklukan Pelita. Karena gadis itu adalah sebuah paket lengkap bagi Dewa. Untuk memenangkan taruhan dan menyakiti sepupu tirinya.

------

Invalidite, novel wattpad yang sanggup membuatku tergelitik buat kepo berat. Dari zaman masih PO sampai terbit, novel ini ada di mana-mana. Belum lagi banyaaaaak banget yang mengagungkan sosok Dewa. Malah sampe ada buku baru kumpulan quotes judulnya Untukmu Gadis Dewa.

Seberapa menariknya sih si Dewa ini? Inilah yang akhirnya bikin aku penasaran banget sama Invalidite. Dari kovernya sih, keliatan isinya cukup menjanjikan. Aku suka kovernya.
Aku juga mikir ceritanya bakal out of the box gitu apalagi tokoh Pelitanya difabel. Ternyata aku emang naruh ekspektasi ketinggian haha.

Sebelum lanjut ke ceritanya, aku mau ngomel dulu sama editornya (penulisnya juga ding), editornya ada dua ditambah penulis jadi tiga tapi aku masih menemukan kesalahan EBI huhu sedih banget ini kenapa bisa. Jujur mengganggu banget dah.

Belum lagi ini naskahnya kok dikasih spasi gitu tiap paragraf setau aku nggak usah (apalagi memang ada menjorok setiap awal paragraf) dan bikin nggak nyaman juga. Udah gitu aja.





Mari kita masuk ke ceritanya......

Narasi: oke lah cukup baik karena aku nggak masalah di sini, cuma banyak basa basi gitu ya, atau mungkin aku yang kepengen cepet-cepet bacanya kepo sama konfliknya.

Plot: lambat, tapi menyenangkan. Jujur awalnya agak kecewa kenapa Pelita sama Dewa harus dipertemukan karena Pelita disuruh pihak kampus buat jadi pembimbing Dewa biar kuliahnya terselamatkan hhuhu klise abis tapi takjub juga sama penulisnya yang nambahin kalimat: tentu saja, memangnya bagaimana lagi cerita ini akan jadi menarik.

Aku di situ kayak.....oke mari kita!! Nggak sabar menariknya!!

Dan...di awal aku sudah disuguhkan sama trio koplak Dewa-Rendi-Gerka. Wow sumpah mereka itu moodbooster banget. Aku langsung ngerasa nyatu sama ceritanya. Mereka kayak sahabatan cowok pada umumnya haha lucu banget, apalagi udah ngata-ngatain satu sama lain bikin ngakak.

Yang aku kurang suka sih karena ngomong kasarnya nggak disensor. Aku biasa sih sama omongan kasar ex bgst, anjng, tapi ini mereka pake kata t*i juga dan itu agak nggak betah, mana banyak pula. 
Aneh aja kalau yang lain lulus sensor tapi fck nggak lulus sensor haha.

Konflik: eh sumpah ya ini sekarang aku ngerti kenapa banyak banget yang mau jadi gadis Dewa hahah dia sweeettt banget. Tapi aku kepo sama konfliknya, udah beberapa bab sweet mulu jadi penasaran konfliknya apa. Ternyata ditaruh di akhir. Dan..yah..sesuai kata aku tadi, aku terlalu berekspektasi tinggi.

Konfliknya drama abis. Aku sampe ketawa-ketawa nggak kuat baca dramanya huhu awalnya sih masih oke, ada twist gituuuu kaget beneran, yang bagian dramanya pas di gudang itu yang bawa duit 2M hahah kocag. Tapi ada twist kedua sih! Dan kaget lagi! Sayangnya kurang dibikin tegang.

Karakter: UGH PALING MALES bahas ini tapi hayu. Dewa Pradipta. Someone please punch him in the face. Dewa ini awalnya menarik buatku, tipe bad-boy yang nantinya bakal mainin Pelita, aku udah biasa nemu karakter kayak dia, tapi ugh...

Dewa, dia ini beneran berengsek. Beneran bajingan. Dia udah keterlaluan banget buatku di awal. Jadinya agak ilfeel gitu. Dan ketika konflik muncul, aku udah bisa menduga kebrengsekan ini bakal kembali. Makin turun kadar sukaku ke Dewa. Udah brengski, ngelecehin, ngata-ngatain kasar ke cewek, ngehina, egois lagi ughhhhh kesel bat dah.

Tapi kalau lagi sweet sih aduhhh ga kuatttt >.< udah kayak beda orang ahaha.
Tapi yang membuatku nggak suka kelakuan Dewa yang itu tuh karena si Pelita yang bikin gemes pengen w cekik. Pelita ini katanya gadis baik, dan emangggg baiikkkk bangetttt full of positivity nggak paham lagi kenapa ada orang sebaik Pelita. Dan tentunya dia punya kekurangan yaitu polos-polos-bodoh hehe. Katanya dapet beasiswa kuliahnya tapi kok bodoh sih sayang sekali tidak sinkron.
Tapi setelah masa-masa kritis di awal yang bikin aku bergidik ngeri, mulai deh hubungan Dewa-

Pelita yeayyyy dan yang ini buat aku enjoy, malah sampe lupa kebajinganan Dewa dan kebegoan Pelita di awal. Saking menikmati interaksi mereka yang bikin melting >.<

Jujur di situ deh baru aku menikmati ceritanya. Kirain si Gilvy (sepupu Dewa) tuh bakal konflik kayak gimana gitu sampe Dewa mau nyakitin, taunya dia beneran sekenlid patah hati doang di buku ini.

Overall!! Novel ini lumayan menghibur, lumayan bikin baper dan aku suka cara Dewa bikin baper, Dewa kalau aja di awal nggak brengski pasti aku juga udah 100% sukanya haha. Meskipun konflik di akhir drama banget tapi boleh lah hiburan.

Terakhir, semenjak aku baca sebuah tweet di Twitter tentang good girl yang mengubah bad boy jadi baik, aku agak ngeri sekarang sama tema-tema ini yang berjamur di novel wattpad. Mana pembacanya kebanyakan ciwi-ciwi gitu kan.

Aku harap kalian yang masih remaja dan baca buku ini, beneran cuma nganggep cerita ini sekadar cerita ya. Jangan sampe kepikiran buat pengen nemu bad boy dan ngerasa kalau kalian bisa ngubah cowok itu dengan kebaikan hati kalian. No no jangan pernah. Sounds cute but it is actually not.

Nggak mau nasihatin panjang lebar sih, gitu aja. Aku yakin readers semua pinter-pinter! ;)

"Dunia boleh saja berlaku buruk padamu, tapi itu bukan alasan untuk membalasnya dengan cara yang sama. Ingat saja bahwa setiap orang memiliki gelap dan terangnya masing-masing. Jangan takut melangkah maju hanya karena kamu tidak sanggup merobohkan tembok besar, hanya perlu cari cara untuk melompatinya. Jangan mundur hanya karena kamu berbeda, cukup tunjukkan dirimu berguna bagi orang lain. Jangan malu hanya karena kamu mencintainya, cukup katakan dan beranikan diri menerima hasilnya.  – hlm 391
Kesempurnaan bukan ukuran sebuah kebahagiaan. Bukan juga cara untuk menilai seseorang. Dengan menerima diri apa adanya dan menghargai orang lain, itu merupakan cara terbaik menentukan siapa diri kamu sebenarnya. – hlm 392

[RESENSI] The General’s Wife by Saira Akira

source: goodreads

Resensi The General's Wife karya Saira Akira


Judul: The General’s Wife
Penulis: Saira Akira
Redesain Sampul: Wirawinata
Pewajah isi: DewickeyR
Penyunting: Kagita, Rafilus Olenka
Pemeriksa Aksara: Fenti Novela
Penerbit: Fantasious (cetakan kedua Juni 2017)
Jumlah halaman: 714 hlm

Blurb ala-ala: Setelah dunia hancur akibat perang nuklir, mereka yang bertahan membentuk koloni baru, sebuah negara bernama After Earth dan mendirikan ibukota di Marakesh City. Di sanalah Asia terbangun dan mendapati sosok tampan yang mengaku sebagai suaminya, dan bahkan dia sudah mengandung anak dari lelaki tersebut.

Ternyata lelaki tersebut adalah seorang Jenderal Besar bernama Akira, sosok paling ditakuti dan pembunuh keji tanpa perasaan. Asia yang hilang ingatan tidak bisa membantah hal itu karena bukti-bukti terlalu kuat. Bagaimana Asia yang hanya seorang anak panti asuhan bisa berakhir bersama Jenderal Akira? Dan siapa Cesar yang selalu hadir di mimpinya? Ternyata kehamilannya membuat pergolakan antara dua kubu menjadi lebih sengit.

------

Hati-hati baca resensi ini mungkin agak lebih subjektif di banding yang lain karena.... im a big fan of TGW!

Setelah menemukan Azhura’s Bride di wattpad pada zaman dahulu kala, ternyata aku kurang cocok dengan tema dewa dewi-an ini, lalu memutuskan untuk coba cek cerita selain AB di wattpad SairaAkira dan tada..ketemulah sama The General’s Wife.

KLISE banget iya oke tau aku juga. Cewek keras kepala ketemu cowok dingin. Tapi, entah kenapa dari awal part pertama pun aku udah betah baca cerita ini. Kesan pertama emang selalu jadi patokan buat lanjut apa nggak. Dan aku udah langsung suka sama kisah ini!!

Keadaan Asia yang hilang ingatan terus dia iya-iyain aja si Jenderal kutub yang penuh rahasia ini bikin gemes!! Terus pas Asia inget lagi semuanya dan mulai lah trope hater-to-lover yang paling aku suka haha.

Yang paling bikin aku suka itu ide untuk menyatukan Asia dan Akira. Masing-masing dari mereka sebenernya nggak ada yang mau berakhir bersama, tapi karena sistem genetik yang memaksa mereka bersama. Asia nggak akan bisa hamil kalau nggak sama JA. Mereka diciptakan buat satu sama lain haha. Pokoknya aku suka banget ide ini. Keliatan banget JA dan Asia ini saling bencinya tapi nggak bisa apa-apa, nggak ada pilihan lain.

Sebelumnya, aku ikutin cerita ini selagi masih ongoing di web PSA. Aku baca ini seminggu sekali. Panas dingin tiap nungguin part selanjutnya karena di part sebelumnya selalu aja bikin kepo. Selagi masih di web PSA, aku nggak bakal ragu ngasih 100 bintang buat TGW karena memang aku suka banget sama ceritanya dan nggak mikir soal kekurangannya.

Tapi setelah dicetak versi mayor ini....pikiranku berubah.

Mulai dari hal-hal yang aku kurang suka:

- Ketebelan. Sumpah ini tebel banget romance-fantasy 700an halaman menurutku tebel banget mana emang fantasinya tuh latar settingnya aja gitu, selebihnya sih emang dominan romance. Tapi waktu ngikutin masih ongoing sih nggak kerasa tebelnya. Malah masih nagih-nagih extra-part hahaha *plak.

- Fontnya mungiiiiil banget. Beneran capek mata baca ini. Apalagi kalau lagi banyak narasi beuhhh. Capek. Layoutnya padet banget bikin degdegan duluan pas baca. Trus masih ada kesalahan gitu, judul bab yang typo ini mengganggu banget, trus ada bab yang harusnya udah bab baru tapi separo malah nempel ke bab sebelumnya hm. Kurang niat layouternya apa gimana ini wkw. Tapi aku yakin ini karena udah puyeng aja sih ngedit 700an hlm!!





- Romancenya. Iya, serius, aku terganggu sama romancenya haha. Dulu mungkin karena bacanya seminggu sekali, udah seminggu penuh kangen Asia-Akira, aku selalu berharap ada adegan romantis antara mereka. Dan aku selalu suka sama tiap bab yang di-update. Tapi ternyata pas baca bukunya, langsung seabreg gini, aku mulai mengernyitkan dahi karena dikit-dikit romantis, dikit-dikit ciuman, dikit-dikit making love. Hadeh.............(yah, novel ini 17+ ya kawan haha)

- Jenderal Akira. Hahhaha. Dia karakter favoritku sebenernya. Nggak bisa nolak pesona pembunuh keji berhati batu, ganteng, pangkat Jenderal pulak. Tapi yang aku kurang suka dari dia, mesum juga ya haha. Gampang kepancing gitu. S*ng*an (iykwim). Genetik sih genetik. Tapi nggak gini juga kali haha.

- Series. Yah, tau kalau TGW dijadiin series sungguh sebenernya aku cukup kecewa. Karena aku udah suka dia standalone aja. Segitu cukup. Mana konflik utamanya romance gitu. Sekarang setelah endingnya, nggak kepikiran mau dibawa kemana konflik romancenya. Tapi mungkin konfliknya bakal lebih berat mengingat epilog yang gereget. Tapi kan tetep aja ngga ada konflik romance kurang nendang haha.

- Ending. Ini sih bukannya nggak suka, tapi kecewa aja. Ending di web itu yaaaa sumpahhhhh gereget banget. Bener-bener ciri khas JA. Bener-bener ‘hitam’, sempurna, daebak, uwu banget lah. Tapi sayang di versi buku ini malah nggak dimasukin. Yang mau baca ending daebak versi aku, cek ekstra part-nya di web kalau ngga salah haha.

Nah, segitu yang aku kurang suka dari TGW versi cetak ini. Selebihnya aku tetep suka banget sama ceritanya!!! Bener-bener kecanduan sama TGW! Suka karakter-karakternya. Nggak ada karakter menye. Si JA juga beneran sadis agak gore gitu serem lah haha.

Apalagi Letnan Paris, dia menggoda iman dicara yang berbeda dari JA. Duo maut banget kalau JA sama LP digabungin haha. Sayangnya novel khusus LP tidak sesuai seleraku jadi aku nggak baca versi dia.

Alurnya lambat, ditambah narasinya yang panjang-panjang gitu, tapi aku betah-betah aja bacanya soalnya menyenangkan. Dan setiap moment yang berkaitan itu menurutku worth it banget, nggak ada adegan klise gimana gitu. Plotnya bener-bener keren banget! Mind-blowing haha.

Bab favoritku itu yang judulnya Muslihat Dua-Sisi ini beneran dah nggak ngerti lagi kenapa authornya bisa bikin jadi begini ditambah emang settingnya fantasi dan masuk akal aja sih alurnya jadi begini huhu beneran cerdas dan badass T_T

Trus ditambah lagi feel-nya dapet banget. Penulis-penulis ini pinter banget nyusun kata-kata yang jleb dan ngena banget di hati. Kisah cinta Asia-Akira ini dilatari berantem terus tapi mereka ngga bisa pisah sebenernya saling butuh satu sama lain huhu. Dalem banget pokoknya.

Bagian favoritku dari novel ini itu banyak, tapi cuma satu yang bisa bikin aku nangis: waktu Cesar ketemu Asia. Sumpah ini ya aku langsung nangis pengen meluk Cesar T_T

Genre utamanya memang tentang cinta, tapi konflik utamanya lebih ke keberlangsungan After Earth yang melibatkan cinta eaa haha. Dan aku suka banget konfliknya. Bukan konflik pencarian cinta dan trope hater-to-lover biasa, tapi melibatkan perang kedua kubu dan perbedaan ideologi XD

Malah aku sendiri sampe bingung sebenernya bagusan ideologi JA apa ideologi Cesar sih.... :’) tapi kalau ada kesempatan boleh pindah ke After Earth, aku bakal dengan senang hati pindah kewarganegaraan haha.

Overall, nggak terlalu cocok sebenernya dibilang novel fantasi doang. Karena ini dominan romance, jadi harusnya romance-fantasy. Dan bisa dibilang ratednya sama kek ACOTAR series, nggak sevulgar acotar tapi di sini tersebar tiap bab jadi hati-hati dengan hatimu.

Sebagai fantasi lokal, aku menilai cerita ini cukup berhasil. Karena seru banget konfliknya. Mungkin jadi romance lokal yang paling aku cintai sejauh ini haha. Recommended tapi mending baca di web aja mwahaha.

Last but not least, aku nggak suka kover versi cetak ini. Terlalu wah dan makan tempat banget. Lebih suka kover versi web yang simpel dan elegan. Seandainya pake kover web aja....

4ó buat The General’s Wife versi cetak! Dan TGW akan selalu ada di hatiku selamanya <3





Kamis, 18 Juli 2019

[RESENSI] Dark Matter by Blake Crouch

Resensi Dark Matter karya Blake Crouch




Judul: Dark Matter
Penulis: Blake Crouch
Penerjemah: Jia Effendi
Penyunting: Maria Lubis
Penyelaras Aksara: Nunung Wiyati
Penata Aksara: CDDC
Perancang Sampul: Fahmi Ilmansyah
Digitalisasi: Elliza Titin
Penerbit: Noura Publishing
Baca via: Google Playbooks

Blurb: Suatu malam, Jason Dessen diculik. Sesuatu disuntikan ke tubuhnya. Dia mendapati dirinya terbangun di dunia yang berbeda. Di sana istrinya bukanlah istrinya dan anaknya tak pernah terlahir sama sekali. Di sana dia bukanlah dosen fisika biasa, melainkan genius terkenal yang telah melakukan hal-hal istimewa. Di sana segalanya tampak sama, sekaligus berbeda. Ke mana kehidupannya yang lama? Bagaimana caranya agar dia bisa kembali?

Hanya itulah yang Jason inginkan: kembali ke keluarga yang dicintainya, tempat dia merasa bahagia. Namun, perjalanan menuju ke sana demikian berliku dan menakutkan, melebihi imajinasi terliarnya.

----

Satu kata buat novel ini: KEREN. Oke, dua deh: KEREN BANGET!

Aku baca ini tanpa tau apa-apa soal novel ini, cuma denger-denger katanya novel ini thriller dan seru bangetttt. Cuma emang kurang nge-hype yaa nggak tau kenapa. Ternyata pas aku baca isinya, novel ini adalah novel sci-fi! Dan aku seneng hahah. Suka gabungan scifi/thriller/suspense/bla bla kayak gini!

Awal baca bukunya itu masih enak dibaca, masih belum bertanya-tanya, dan enaknya tuh langsung masuk ke konflik gak pake intro lama-lama. Trus, ketika Jason bangun di laboratorium itu otakku langsung digerus dipaksa bekerja terus menerus haha

Narasinya apa ya, dibilang nggak enak sih nggak, dibilang enggak enak juga nggak. Tapi emang agak berat, soalnya kebanyakan isinya pikiran-pikiran Jason yang emang lagi bingung. Secara harfiah. Oke gak tau juga. Pokoknya narasinya tuh kayak berbelit-belit, belum lagi penjelasan situasi yang lumayan detail. Jujur aku capek bacanya haha.

Ditambah penjelasan soal fisika-fisika, mekanika kuantum dan multiverse yang bikin kepala nyut-nyutan, tapi hasilnya, aku jadi lumayan paham soal teori multiverse. Seengggaknya ya haha.

Dan dari dulu aku selalu suka tema-tema yang gini, bahwa dunia kita tuh nggak sesederhana kelihatannya. Bahwa masih banyak rahasia-rahasia yang belum terpecahkan soal semesta ini. Tema-tema kayak ginilah yang menggelitik otakku. Meski banyak bingung dan capek, aku menikmati kisahnya.

Cukup gemes karena alurnya agak lambat menurutku, udah kepo akut tapi ampul senyawa yang Jason dan Amanda pake buat kembali ke dunia sebenarnya masih 44, dan aku yakin ini pasti nggak bakalan ketemu sampe ampulnya abis hahaha. Mungkin karena narasinya yang bikin capek makanya alurnya jadi kerasa lambat, who knows.





Karakternya, menurutku karakternya nggak terlalu menonjol ya. Jason cuma pria baik-baik yang sayang keluarga. Amanda wanita baik yang suka nolong. Gitu doang. Karena emang ceritanya tuh menekankan banget di konflik yaaaa.

Orang-orang bilang novel ini ada plot twistnya, tapi aku udah bisa nebak plot twistnya di halaman 180an yeaaaay, dan malah menurutku novel ini gak ada plot twistnya sih, secara kayak..gampang banget loh nebak apa yang terjadi sama Jason. Malah aku aja sebel kok baru ngeuh di halaman 180an sih hahaha.

Dan buat endingnya!! Ahhh bete banget mau nangissss!! Setelah baca endingnya perasaaan aku terbagi dua antara aku bener-bener suka konfliknya, suka temanya, suka alurnya, suka ketegangannya, tapi aku sebel kenapa endingnya begituh ahahhsdfd yang bikin aku mulai bertanya-tanya tentang karakter lain. akhir dari mereka tuh gimana?!! Berharap nemu ekstra part tapi ngga ada!! Pengen jambak rambut rasanya!

Aku penasaran gimana Amanda, gimana Leighton, dan pas ngelawan si palsu juga gitu doang ternyata hadehh, bahkan aku penasaran sama ending itu sendiri. Sumpah bikin emosi jiwa bacanya!1!

Overall, aku bener-bener rekomen novel ini bagi kalian yang suka scifi dan suka tema multiverse atau pengen tau multiverse itu kayak gimana. Ini novelnya worth it banget!! Keren abis 4.5ó


“Kita semua hidup hari demi hari tanpa benar-benar mengetahui fakta kalau kita adalah bagian dari realitas yang lebih besar dan lebih aneh daripada semua yang bisa kita bayangkan.” – hlm 144
“Hal paling indah yang bisa kita alami adalah yang misterius.” – hlm 219
“Sungguh sebuah anugerah memiliki orang-orang yang menunggumu pulang setiap hari. Dicintai. Diharapkan.” – hlm 324
“Hidup tidak berjalan seperti itu. Kau hidup dengan pilihan-pilihanmu dan mempelajari sesuatu dari itu. Kau tidak menipu sistem.” – hlm 452
“Jika kau pergi dengan ketakutan, ketakutanlah yang akan kau temukan.” – hlm 469


Sabtu, 13 Juli 2019

[RESENSI] My Ice Boy by Pit Sansi

Resensi My Ice Boy karya Pit Sansi
source: goodreads


Judul: My Ice Boy
Penulis: Pit Sansi
Penyunting: Essa Putra, Dila Maretihaqsari
Sampul: Nocturvis
Ilustrasi isi: Penelovy
Pemeriksa Aksara: Achmad Muchtar, Rani Nura
Penata Aksara: Nuruzzaman, Petrus Sonny
Digitalisasi: Dityasa
Penerbit: Bentang Belia (2018)
Jumlah halaman: 384 hlm
Baca via: Google Play Books

Sinopsis ala-ala: Sejak kecil, Salsa punya seseorang yang selalu mengabulkan doa-doanya saat sedang kesulitan, dia menamainya Miracle. Biasanya Miracle memberi Salsa tulisan-tulisan lewat pesawat kertas, tapi sekarang tiba-tiba Miracle menghubunginya lewat LINE.

Miracle bilang kalau dia mau ketemu Salsa dengan satu syarat; Salsa harus menjalani misi mencairkan ‘gunung es’ yang ada di dekatnya.

Salsa dan dua sahabatnya berusaha memecahkan misi itu, tentang siapa sosok yang harus Salsa luluhkan. Akhirnya mereka sepakat bahwa Galen adalah cowok paling dingin di sekolah. Setelah itu, Salsa berusaha mendekati Galen dengan berbagai cara, namun Galen hanya menanggapinya sinis dan kejam.

Bisakah Salsa bertemu dengan Miracle-nya?

---





Nah, kira-kira gitulah sinopsisnya. Jujur aku nggak nyangka bisa suka cerita ini loh, aku pikir bakal biasa aja, syukur-syukur nggak dnf, aku lagi pengen banget baca novel remaja yang manis akhir-akhir ini setelah gagal karena If Only-nya Innayah Putri yang bucin banget aku jadi agak sangsi mau baca cerita roman remaja haha

Akhirnya aku coba baca My Ice Boy dan wihhh, enak juga gaya bahasanya ringan, jadi bacanya ngalir banget. Ditambah lagi cara penulis bikin konfliknya aku suka banget, jadi nggak ada kesan ‘memaksa’kan hubungan keduanya biar terus-menerus ketemu dan berurusan gitu.

Salsa sengaja deketin Galen karena pengen tau siapa Miracle-nya. Sementara Galen juga punya rahasia sendiri kenapa selama ini dingin dan jauhin Salsa. Interaksi keduanya bikin gemessssss. Ditambah lagi karena Salsa malah jadi suka sama Arnan wkwk kocak banget lah hubungan ketiganya :v

Di sini yang paling berpotensi bucin itu si Galen sendiri, padahal dia ice-boy nya, tapi untungnya nggak parah-parah banget lah, masih bisa diterima tingkat kebucinannya.

Alurnya di sini nggak kecepetan atau lambat sih, tapi menurutku terlalu banyak mengulur-ngulur, udah kepo berat sama si Miracle tapi diulur terus jadinya berasa kepanjangan meskipun nggak bosen juga sih, tetep aja ada yang ngegemesin, entah itu adegan atau pas penulisnya sengaja bikin makin kepo. Sebel deh tapi suka :p

Aku juga suka kemistri yang dibuat antara Salsa dan Galen, nggak dipaksain dan ngena. Terutama karena karakter Salsa yang ‘kalem’, nggak meledak-ledak, suka banget sama Salsa deh!

Aku juga suka dia karena nggak ngegalauin si Galen pas *tuuuut*, malah tetep bingung sama si Miracle hahah Salsa, aku padamu. Meskipun tetep aja ada saat-saat Salsa sedih pas liat Galen sama Cherry. Suka! Porsinya pas banget!

Makin kebelakang aku makin kepo dan mencak-mencak sendiri gegara banyak drama. Aku mikirnya mungkin bakal lebih bagus kalau dramanya cukup sampe si Miracle ketauan. Karena ada plot-twist juga dan senenggggg banget sama plot-twist Miracle haha bisa aja doi ngerjain Salsa dan Galen sekaligus :v

Salsa dan Galen punya drama-nya masing-masing, tapi aku prefer dramanya Salsa sih, nggak terlalu lebay dan meskipun berbelit-belit (si ini tuh sebenernya itu hubungan sama si itu tapi akhirnya sama keluarganyasnabfhjenff) tapi okelah. Nah, beda lagi sama dramanya Galen yang bener-bener ew!!
Tapi gapapa lah, toh drama Galen nggak bikin aku panik, malah kesel sambil ketawa-tawa juga saking ew-nya hahaha.

Well, akhirnya nemu juga cerita romansa remaja yang pas buat kadar kebutuhan bucinku. Suka novelnya, interaksi Galen-Salsa bikin gemes dan senyum-senyum sendiri. Kelakuan remaja dasar ada2 aj.

Scene favorit aku waktu Salsa jadi Putri Salju dan ending pementasannya itu jadi kocak karena Ken. Lucuuuu banget gemes!! Scene yang aku kurang suka waktu Galen ngomongin perasaannya itu menurutku lebay banget dah orang dewasa aja nggak kayak gitu banget hahaha

Plus....yang paling bikin aku suka adalah ilustrasi isinya yeeee!! Thank you kaka Penelovy, gambarnya cakep banget, lebih cakep dari imajinasi aku dan kadang aku suka kaget takjub liat ilustrasinya setelah baca adegannya, mirip, beyond perfect malah hahaha aku suka ilustrasi waktu Galen teriak ke Salsa:

My Ice Boy by Pit Sansi


Nah, segitu aja, aku rekomen cerita ini buat kalean yang mau baca cerita manis yang ringan tapi gak terlalu bucin, dan anggap saja drama-nya hanya drama komedi hahaha. Cerita ini manisnya pas. 3.8ó

Tertarik buat baca dan beli My Ice Boy? Psst hati-hati sama buku bajakan, mending beli yang ori nih klik di sini!

“Bila kata ‘suka’ akan menjauhkan Salsa darinya, Galen akan mengucap ‘tidak suka’ setiap hari agar tidak kehilangan gadis itu.” – hlm 87
“Anti tikung-menikung, kecuali dapat lampu ijo.” – Jerry (hlm 274)
“Hal yang paling menyakitkan adalah bersandiwara dengan hati sendiri.” – hlm 355


Rabu, 10 Juli 2019

[RESENSI] The Life We Bury by Allen Eskens

source: goodreads



Judul: The Life We Bury
Penulis: Allen Eskens
Penerjemah: Hilmi Akmal
Penyunting: Yuli Pritania
Penyelaras Aksara: Nunung Wiyati
Penata Aksara: CDDC
Desain sampul: Fahmi Ilmansyah
Digitalisasi: Elliza Titin Gumalasari
Penerbit: Noura Books
Baca via: ebook google play.

Blurb:

Seorang gadis pemandu sorak 14 tahun diperkosa dan dibakar hidup-hidup di sebuah gudang di rumah tetangganya. Sang tetangga, Carl Iverson, seorang veteran Peran Vietnam, dijadikan tersangka dan divonis puluhan tahun penjara.

Tiga puluh tahun kemudian, Joe Talbert, seorang mahasiswa, mendapat tugas Bahasa Inggris untuk menuliskan biografi seseorang. Tujuannya adalah panti jompo, di mana dia tanpa sengaja mendengar tentang Carl, sang pembunuh yang tengah sekarat karena kanker pankreas.

Kesempatan untuk mewawancarai Carl adalah tantangan yang tidak adakn Joe lewatkan. Namun, tidak ada penjahat yang mau mengaku. Carl pun begitu. Sejujur apa seorang pria yang hampir mati? Bisakah Joe percaya?

-----





OKE mari potong blurbnya sampai situ aja karena menurutku lanjutannya itu spoiler endingnya haha.

Satu kalimat yang tepat untuk menggambarkan novel ini: tugas kuliah membawa bencana.

Waktu liat kover, judul dan genre-nya yang thriller, aku nggak tau apa aku bakal sanggup baca novel ini. Takutnya berat kayak The Girl on The Train, soalnya aku lagi pengen bacaan ringan tapi berbobot.

Pas baca ini, jeng jeng, ternyata pake pov orang pertama yaitu Joe, mahasiswa 20 tahun. Dan itu bikin aku bersyukur. Enak banget narasinya, penerjemahannya juga bagus. Betah bacanya dan tentunya gak berat :p meski kadang aku ngerasa bosen dan pengen cepet-cepet tau kisah Carl.

Ternyata lagi, aku salah nebak, aku kira novel ini bakal kebanyakan diisi sama Carl yang nyeritain semuanya, makanya pas ditunggu-tunggu, kok ngga ada. Dan malah kebanyakan nyeritain hidup Joe. 

Makin ke tengah makin jelas lah kalau Carl nggak bakal banyak main peran di sini. Justru Joe, Jeremy (adiknya yang autis) dan Lila (cewek kamar sebelah) yang bakal menguak semuanya.
Semakin ke belakang aku semakin menikmati alurnya yang bagus banget T_T apalagi waktu bagian filosofisnya Carl soal Tuhan. Rasanya pengen nulisin semua di sini tapi tar kepanjangan haha.

Dan yang paling aku sukai di sini adalah, aku suka semua tokoh yang ada di sini. Karakternya kuat banget menurutku. Joe itu abang yang hebat, meski rasa bersalah mengikutinya, Jeremy dan kepolosannya bikin aku pengen nangis, Lila dan masa lalunya yang bikin lutut lemes, sementara Carl yang paling nggak bisa dijabarin, dia...such a deep-hearted(?) ahaha gatau dah!

Alurnya juga seimbang, gak lambat dan gak cepet, passs banget dan sekali lagi aku bilang aku enjoy banget baca buku ini!!!! Dikemas secara ringan tapi topiknya pembunuhan, banyak adegan yang bikin degdegan juga, seru banget pokoknya!

Jangan lupakan plot twistnya hahaha meskipun tergolong bacaan ringan-mencekam, novel ini juga punya plot twist yang bikin merinding. Sampe-sampe rasanya aku lagi ikutan kabur sama Joe dan Lila dari rumah tersebut. Lutut lemes banget sumpah.

Dan buat endingnya, sumpah pengen nangis, terharu, sedih, syok, bla bla, novel ini ninggalin kesan yang dalem buat aku bener deh. Suka thriller tapi heartwarming? Baca The Life We Bury!

Overall, aku rekomen banget buku ini umumnya buat yang suka genre thriller, khususnya sama yang pengen-coba-thriller-tapi-males-takut-bahasanya-berat. Novel ini worth it banget! Aku kasih 4 bintang!

Pesan yang aku dapat setelah baca novel ini adalah, jangan pernah takut berbuat kebaikan, karena setiap kebaikan akan mendapat balasan yang setimpal. Nggak ada kebaikan yang sia-sia.

“Tak peduli seberapa keras usahamu, ada hal-hal yang tidak bisa kau hindari.” – hlm 265
“Tapi, pada akhirnya, ternyata tidak ada lubang yang cukup dalam untuk menguburkan semuanya.” – hlm 265

Rabu, 03 Juli 2019

[RESENSI] Shea by Asri Aci

source: google




Judul: Shea
Penulis: Asri Aci
Perancang sampul: Penelovy
Ilustrasi isi: Penelovy
Penyunting: Essa Putra, Dila Maretihaqsari
Pemeriksa Aksara: Mia Kusuma, Rani Nura
Penata Aksara: Nuruzzaman, Petrus Sonny
Digitalisasi: Rahmat Tsani H.
Penerbit: Bentang Belia
Jumlah halaman: 378 hlm
Baca via: e-book di Google Play Books

Blurb:

Shea terjerat pesona Adnan, kakak kelas yang jago bermain musik, ganteng dan baiiiik banget. Fix, gadis itu maju mendekati Adnan. Sayangnya, sejak mengincar Adnan, Shea jadi mengenal Gara, bule nyebelin yang juga sahabat Adnan.

Mau nggak mau, Shea minta bantuan Gara untuk tahu segala informasi tentang Adnan. Berat. Shea harus rela tiap saat perang mulut dengan Gara. Belum lagi Adnan yang ternyata menebar sikap manis ke cewek-cewek lain. OMG!

Hidup Shea yang sudah ruwet karena cita-citanya menjadi pianis, makin kusut karena dua cowok itu. Dua sosok yang ternyata juga nggak seperti bayangan Shea sebelumnya. Banyak rahasia besar yang mengguncang Shea, membuat hati dan hidupnya jungkir balik tak tentu arah.

-------

Well, nggak pernah kepikiran bakal baca buku ini, tapi mumpung google play books lagi error(?) dan ebook ini dijual murah, ya mari kita.

Udah beberapa hari ini lagi nggak demen teenlit, karena kisahnya yang gitu-gitu aja, pelajaran hidup menjadi remaja dan segala tetek bengek relatable teenage situations. But, i still gave a try for this one.
Ajaib, nyatanya buku ini lumayan aku suka. Kenapa? Salah satu yang aku sukai dari novel-novel wattpad adalah humornya. Meskipun apa boleh buat aku tetap akan bilang, konfliknya dan karakternya nggak akan jauh-jauh dari wattpad kebanyakan.

Belum pernah baca tulisan Asri Aci sebelumnya, dan novel remaja ini memang cukup ringan narasi dan gaya bahasanya. Khas banget lah, nggak usah mikir dua kali, ceritanya lancar jaya kayak jakarta pas lebaran. Narasinya juga lumayan menyenangkan dan menghibur. Tapi, tetep aja i needed 2 days for finishing this light novel. Karena...bosen.

Meskipun narasinya menyenangkan, aku rasa alurnya lambat, cenderung dilama-lamain, buat bangun kemistri sih menurutku, dan untungnya akhirnya bagus juga buat kemistrinya. Mereka tuh kayak muter di situ-situ aja, aku udah penasaran mau gimana alurnya, tapi ... ya.. please..378 halaman buat novel romance remaja yang konfliknya biasa aja, this is too many for me.

Lanjut ke karakter, hal yang paling mudah dibaca. Cewek petakilan ketemu cowok petakilan juga dan jatuh cinta sama cowok baik-baik. Kapal mana yang bakal berlayar? Tentu kapal yang paling banyak kemistrinya haha. Tokoh yang paling aku nggak suka adalah Shea, karena meskipun dia ini cewek menyenangkan dan ceria, tapi aku ngerasa kesel sama dia yang sering banget ngegas. Ditambah di bab-bab akhir rasanya pengen nyekek Shea dah ampun.





Tokoh favorit aku: Gara. Tapi cuma sisi terangnya, cowok petakilan, nakal, duo gaje sama si Rangga wkwk sebenernya sayang sama Gara tapi aku agak ilfeel karena lagi-lagi karakter kayak Gara ini dibuat punya masa lalu kelam. Kenaaaapaaaa yaaaa. But i know that’s how the writer gained sympathy for Gara from readers. I hope someday i’ll find bad guy with good past hahaha. Aku udah bosen sama karakter badboy-badpast.

Adnan...welllllll, ngeri banget sama dia hahah. Pertama, i am not interested in good guy in the novel, kurang menarik, kurang menantang, apalagi karakter Adnan ini kurang menonjol. Meskipun punchline novel ini ada di dia sih. Sumpah, i am wondering, am i the only one who laughed when i read Adnan’s letter? Cara dia jauhin Shea...ugh. dan alasan dia ngelakuin itu...ugh. Could this story become more dramatic????

Nggak paham juga kenapa harus sampe sebegininya novel remaja hauahuah. Tapi setelah baca review katanya banyak yang nangis, well, ive been through the same feeling so i know...adegan ini diperlukan biar novelnya punya kesan mendalam. Cuma intinya aku bukan salah satu dari mereka yang nangisin ini, it sounded too dramatic for me so i just laughed.

DAN TAU apa yang justru bikin aku nangis????? Waktu Shea berhasil naikin nilai dan temen-temennya ngasih dia piagam penghargaan ditandatangin pula sama Jess, Gara dan Orion!! That was just......heartwarming! Ketika aku baca part itu, ya tuhan, bisa ngga ya cerita ini tetap kayak gini aja manisnya, sampe-sampe aku nitikin air mata yhaa:’) the kind of friendship i need.

Overall, pelajaran tentang loyalitas, remaja, cinta, keluarga, persahabatan bla bla udah pasti aku dan semua orang pernah ngalamin dan udah sering nemu yang beginian. Jadi, hal ini menurutku bukan daya tarik lagi. Semua teenlit ngajarin beginian. Yang bikin beda, konfliknya aja. Dan konflik di novel Shea ini pun, bukan daya tarik buatku. (((Gara badboy-badpast pewaris tunggal perusahaan? Nah.)))

Kisah perjalanan cinta Shea dramatis sekali, but i enjoyed it somehow. Gemes sama interaksi Shea dan Gara, humornya, cringe-nya kadang bikin ngakak juga (Granny akan datang bersama Shamira nanti kamu ajak Shea dan Amara ketemu Granny, jadi Granny bisa memilih mana yang terbaik buat kamu. – Granny-nya Gara), momen-momennya juga manis. Intinya, cukup menghibur meski kepanjangan juga yha 378 halaman baca ini dua hari tetep aja aq digantung akhirnya. Kzl nggak sih hahah. Gak, ceritanya gak gantung, tapi ada hal kecil yang bikin kzl.

Rekomen deh buat kamu-kamu yang lagi bersantai dan butuh bacaan ringan ala remaja...perjalanan cinta...nangis-nangisan..baper-baperan hehe. I liked it. Dramatic-simple-entertaining-teenage-story. 3.5 stars.

“Emang, ya, cewek masih aja mencari hal yang membuat mereka sakit hati.” – Gara (pages 260)
“I’m afraid of being the only one that falls. While the other one pretends.” – Gara (pages 362)
“What do you mean you’re sorry? You’re sorry you broke me? You’re sorry broke our trust? You’re sorry for pushing me down at my highest? What are you sorry for exactly? Because saying those words can’t fix everything.” – Gara (pages 362)

((Quotes diambil dari Gara semua, abisnya Shea resek))


Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)