Rabu, 03 Juli 2019

[RESENSI] Shea by Asri Aci

source: google




Judul: Shea
Penulis: Asri Aci
Perancang sampul: Penelovy
Ilustrasi isi: Penelovy
Penyunting: Essa Putra, Dila Maretihaqsari
Pemeriksa Aksara: Mia Kusuma, Rani Nura
Penata Aksara: Nuruzzaman, Petrus Sonny
Digitalisasi: Rahmat Tsani H.
Penerbit: Bentang Belia
Jumlah halaman: 378 hlm
Baca via: e-book di Google Play Books

Blurb:

Shea terjerat pesona Adnan, kakak kelas yang jago bermain musik, ganteng dan baiiiik banget. Fix, gadis itu maju mendekati Adnan. Sayangnya, sejak mengincar Adnan, Shea jadi mengenal Gara, bule nyebelin yang juga sahabat Adnan.

Mau nggak mau, Shea minta bantuan Gara untuk tahu segala informasi tentang Adnan. Berat. Shea harus rela tiap saat perang mulut dengan Gara. Belum lagi Adnan yang ternyata menebar sikap manis ke cewek-cewek lain. OMG!

Hidup Shea yang sudah ruwet karena cita-citanya menjadi pianis, makin kusut karena dua cowok itu. Dua sosok yang ternyata juga nggak seperti bayangan Shea sebelumnya. Banyak rahasia besar yang mengguncang Shea, membuat hati dan hidupnya jungkir balik tak tentu arah.

-------

Well, nggak pernah kepikiran bakal baca buku ini, tapi mumpung google play books lagi error(?) dan ebook ini dijual murah, ya mari kita.

Udah beberapa hari ini lagi nggak demen teenlit, karena kisahnya yang gitu-gitu aja, pelajaran hidup menjadi remaja dan segala tetek bengek relatable teenage situations. But, i still gave a try for this one.
Ajaib, nyatanya buku ini lumayan aku suka. Kenapa? Salah satu yang aku sukai dari novel-novel wattpad adalah humornya. Meskipun apa boleh buat aku tetap akan bilang, konfliknya dan karakternya nggak akan jauh-jauh dari wattpad kebanyakan.

Belum pernah baca tulisan Asri Aci sebelumnya, dan novel remaja ini memang cukup ringan narasi dan gaya bahasanya. Khas banget lah, nggak usah mikir dua kali, ceritanya lancar jaya kayak jakarta pas lebaran. Narasinya juga lumayan menyenangkan dan menghibur. Tapi, tetep aja i needed 2 days for finishing this light novel. Karena...bosen.

Meskipun narasinya menyenangkan, aku rasa alurnya lambat, cenderung dilama-lamain, buat bangun kemistri sih menurutku, dan untungnya akhirnya bagus juga buat kemistrinya. Mereka tuh kayak muter di situ-situ aja, aku udah penasaran mau gimana alurnya, tapi ... ya.. please..378 halaman buat novel romance remaja yang konfliknya biasa aja, this is too many for me.

Lanjut ke karakter, hal yang paling mudah dibaca. Cewek petakilan ketemu cowok petakilan juga dan jatuh cinta sama cowok baik-baik. Kapal mana yang bakal berlayar? Tentu kapal yang paling banyak kemistrinya haha. Tokoh yang paling aku nggak suka adalah Shea, karena meskipun dia ini cewek menyenangkan dan ceria, tapi aku ngerasa kesel sama dia yang sering banget ngegas. Ditambah di bab-bab akhir rasanya pengen nyekek Shea dah ampun.





Tokoh favorit aku: Gara. Tapi cuma sisi terangnya, cowok petakilan, nakal, duo gaje sama si Rangga wkwk sebenernya sayang sama Gara tapi aku agak ilfeel karena lagi-lagi karakter kayak Gara ini dibuat punya masa lalu kelam. Kenaaaapaaaa yaaaa. But i know that’s how the writer gained sympathy for Gara from readers. I hope someday i’ll find bad guy with good past hahaha. Aku udah bosen sama karakter badboy-badpast.

Adnan...welllllll, ngeri banget sama dia hahah. Pertama, i am not interested in good guy in the novel, kurang menarik, kurang menantang, apalagi karakter Adnan ini kurang menonjol. Meskipun punchline novel ini ada di dia sih. Sumpah, i am wondering, am i the only one who laughed when i read Adnan’s letter? Cara dia jauhin Shea...ugh. dan alasan dia ngelakuin itu...ugh. Could this story become more dramatic????

Nggak paham juga kenapa harus sampe sebegininya novel remaja hauahuah. Tapi setelah baca review katanya banyak yang nangis, well, ive been through the same feeling so i know...adegan ini diperlukan biar novelnya punya kesan mendalam. Cuma intinya aku bukan salah satu dari mereka yang nangisin ini, it sounded too dramatic for me so i just laughed.

DAN TAU apa yang justru bikin aku nangis????? Waktu Shea berhasil naikin nilai dan temen-temennya ngasih dia piagam penghargaan ditandatangin pula sama Jess, Gara dan Orion!! That was just......heartwarming! Ketika aku baca part itu, ya tuhan, bisa ngga ya cerita ini tetap kayak gini aja manisnya, sampe-sampe aku nitikin air mata yhaa:’) the kind of friendship i need.

Overall, pelajaran tentang loyalitas, remaja, cinta, keluarga, persahabatan bla bla udah pasti aku dan semua orang pernah ngalamin dan udah sering nemu yang beginian. Jadi, hal ini menurutku bukan daya tarik lagi. Semua teenlit ngajarin beginian. Yang bikin beda, konfliknya aja. Dan konflik di novel Shea ini pun, bukan daya tarik buatku. (((Gara badboy-badpast pewaris tunggal perusahaan? Nah.)))

Kisah perjalanan cinta Shea dramatis sekali, but i enjoyed it somehow. Gemes sama interaksi Shea dan Gara, humornya, cringe-nya kadang bikin ngakak juga (Granny akan datang bersama Shamira nanti kamu ajak Shea dan Amara ketemu Granny, jadi Granny bisa memilih mana yang terbaik buat kamu. – Granny-nya Gara), momen-momennya juga manis. Intinya, cukup menghibur meski kepanjangan juga yha 378 halaman baca ini dua hari tetep aja aq digantung akhirnya. Kzl nggak sih hahah. Gak, ceritanya gak gantung, tapi ada hal kecil yang bikin kzl.

Rekomen deh buat kamu-kamu yang lagi bersantai dan butuh bacaan ringan ala remaja...perjalanan cinta...nangis-nangisan..baper-baperan hehe. I liked it. Dramatic-simple-entertaining-teenage-story. 3.5 stars.

“Emang, ya, cewek masih aja mencari hal yang membuat mereka sakit hati.” – Gara (pages 260)
“I’m afraid of being the only one that falls. While the other one pretends.” – Gara (pages 362)
“What do you mean you’re sorry? You’re sorry you broke me? You’re sorry broke our trust? You’re sorry for pushing me down at my highest? What are you sorry for exactly? Because saying those words can’t fix everything.” – Gara (pages 362)

((Quotes diambil dari Gara semua, abisnya Shea resek))


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)