Tampilkan postingan dengan label divapress. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label divapress. Tampilkan semua postingan

Selasa, 28 Maret 2017

[RESENSI] Carlos by Erin Cipta

“Seekor Anjing, Sebuah Kehidupan”

sumber:google





Judul: Carlos
Penulis: Erin Cipta
Penyunting: Gunawan Tri Atmodjo
Tata Sampul: Ferdika
Tata Isi: Ika Setiyani
Pracetak: Antini, Dwi, Wardi
Penerbit: Diva Press
Jumlah Halaman:152 hlm
Rating: 3.5 of 5 stars



Blurb:

   CARLOS adalah anjing ras akita yang diadopsi oleh Ye Feng semenjak masih bayi. Di rumah ini Carlos bukan sekadar hewan piaraan. Ia adalah anggota keluarga yang semenjak tiga belas tahun yang lalu menemani Ye Feng tumbuh dan melalui hari-harinya. Kedekatan Ye Feng dengan Carlos melebihi kedekatannya dengan anggota keluarga yang lain. Cinta telah melampaui segala sekat antara keduanya.
   Anda bayangkan!
   Maka, sungguh tak masuk akal ketika di suatu hari, dalam papah dan lelahnya, ada anggota keluarga yang mengusulkan agar Carlos dieutanasia. Sungguh kejam –seperti tidak muncul dari lidah manusia yang disebut-sebut menyimpan hati!
   Kisah Carlos bukan sekadar kisah tentang seekor anjing, melainkan kisah tentang sebuah cinta, 
sebuah hubungan batin yang tak tepermanai, sebuah keagungan yang denyar-denyarnya mampu mengguncang jiwa manusia yang masih merawat kelembutan hatinya.
   Bacalah, dan tahanlah air mata Anda bila mampu!

dok.pribadi




Dulu, saat aku masih SD, aku pernah mempunyai marmut. Sepasang. Kakak perempuanku mencap si betina sebagai miliknya, aku merengek, aku juga ingin yang betina. Tapi kakakku tidak mau mengalah, dan orangtuaku juga tidak ada yang membelaku.

Tapi aku bersyukur karena itu, aku bisa merasakan cinta yang begitu besar pada marmut jantanku. Awalnya, aku menolak menyukai marmut itu, tapi lama-kelamaan rasa sayangku tumbuh dan Ref (nama marmutku) menjadi satu-satunya sahabat yang kusayangi.

Seperti Carlos dan Ye Feng, aku dan Ref seperti mempunyai ikatan batin yang tak kasat mata. Tapi sayangnya, setelah aku benar-benar mencintai Ref, dia sakit. Kata ibuku, dia memakai rumput yang beracun. Ketika betina dan anak-anak marmut makan, Ref-ku diam saja. Ketika yang lain sibuk mondar-mandir di kandang, kepala Ref malah terkulai lemah.

Sakit sekali melihat Ref dalam kondisi seperti itu. Aku pernah menangisinya. Suatu hari, ibuku bilang padaku bahwa lebih baik Ref disembelih saja daripada harus menderita akan sakitnya. Tentu saja aku menolak! Aku bahkan marah kepada ibuku tentang gagasan itu.

Tapi, tanpa persetujuanku, ketika pulang sekolah aku sudah mendapati tubuh Ref yang sudah dipotong-ptong dan dibersihkan bulunya ada di dalam ember kecil di dapur,

Aku berteriak, memanggil-manggil ibuku. Lalu menangis seharian di dalam kamar. Hampir seminggu lamanya, setiap pulang sekolah aku selalu menangisi Ref. Sampai malam, tak peduli bahwa mataku akan sembap dan besoknya harus masuk sekolah.

Ibuku menyesal melihat bocah kecil sepertiku kelihatan merana seperti itu, dan mengatakan andai saja Ref tidak pernah disembelih dan dibiarkan saja mati dengan sendirinya kalau memang dia akan mati. Tapi siapa yang tahu kalau Ref akan sembuh? Dulu aku selalu mempercayainya.
Ref akan baik-baik saja. Ref akan bertahan di sampingku. Tapi semuanya sudah terlambat.

---

Sejujurnya berat menulis resensi novel ini, kepalaku jadi penuh dengan Ref. Kejadian itu memang sudah bertahun-tahun yang lalu, dan aku sudah move-on. Tapi membaca cerita ini, khususnya bagi pecinta binatang, akan kupastikan kalian semua akan kembali merasakan kerinduan pada binatang piaraan kalian di masa lalu, seperti aku.

Tidak disangka, ternyata Carlos juga sakit. Seorang dokter hewan keluarga Ye Feng menyarankan agar Carlos dieutanasia (suntik mati tanpa rasa sakit) agar dia tidak terus-terusan menanggung derita akibat sakitnya diusia tua itu. (Benar-benar kisah yang mirip dengan Ref-ku! Hiks!)

Umur Carlos 13 tahun, biasanya anjing ras akita paling tua itu berumur 12, tapi karena Carlos dibesarkan dengan cinta dan kasih sayang berlebih dari Ye Feng, dia mampu bertahan lebih dari itu.
Ye Feng sendiri adalah pemuda berusia dua puluh enam tahun yang menyandang down syndrome. Dia tinggal bersama kedua orangtua, nenek, serta perawat neneknya yang bernama A Ling di Taiwan. Dia juga mempunyai adik lelaki yang bekerja sebagai polisi.

“Seorang anjing yang senang bermain dan seorang dengan jiwa bocah yang abadi, apa lagi yang lebih manis dari ini?” – hal18

Meski dia mempunyai kekurangan, tidak satupun keluarganya yang berhenti memberikannya kasih sayang. Ye Feng tumbuh menjadi pemuda baik hati, penyayang dan berbakat. Ia bisa memainkan piano dengan baik meski tidak pernah hafal not balok. Dia bahkan mengajar piano untuk anak-anak sepertinya setiap hari Rabu.

Cerita ini memakai sudut pandang orang ketiga, dari sisi Ye Feng, tetapi kebanyakan adalah dari sisi A Ling sang Perawat Ama (neneknya). Hal yang membuatku sadar bahwa Kak Erin Cipta adalah sosok A Ling. Kisah ini adalah kisah nyata. Carlos pernah ada dan kesedihan yang terjadi adalah murni.

Itulah mengapa butuh waktu lebih daripada yang kuprediksi untuk menamatkan novel tipis ini. Aku begitu terhanyut pada setiap kalimat yang Kak Erin rangkai. Jika biasanya aku mencerna sebuah novel dengan otak dan hati, tapi kisah Carlos seutuhnya kucerna dengan hatiku.
Gaya bahasa yang dipakainya agak mirip terjemahan, dan aku menyukainya. Seolah-olah aku benar-benar membaca cerita terjemahan Taiwan. Beberapa dialog dalam bahasa cina pun turut ada di novel ini, aku suka membaca bahasa asing, aku suka mencoba melafalkannya sendiri. *olahraga lidah*

“Tui ni shen re khuai le, Champion!” (selamat ulang tahun, Champion!) – hlm 38

Ditulis dari penulis yang memang benar-benar tinggal di sana dan merasakannya sendiri, aku cukup bisa membayangkan latarnya. Rumah-rumah di pesisir pantai, dermaga, dan badai Soudelor di khayalanku terasa nyata.

Kisah ini benar-benar lekat dengan kehidupan sehari-hari, aku setuju novel ini dibuat tipis. Karena disitulah letak keistimewaannya. Kesan yang disampaikan jadi pas dan tidak berlebihan. Cara bagaimana Ye Feng begitu mengasihi Carlos, pun dengan keluarganya yang sangat mencintai binatang, menganggapnya sebagai bagian dari keluarga cukup manis bagiku.

Seperti yang kubilang, aksi lucu dan kenakana Ye Feng bersama Carlos harus berhenti mewarnai keseharian di rumahnya karena Carlos sakit. Lambung dan paru-parunya sudah tidak bekerja dengan baik.

Aku dibuat terharu ketika Ye Feng menemani Carlos menghabiskan makanannya yang lebih lama dari biasanya. Bahkan membawanya masuk ke dalam rumah setiap malam, tidur di sofa sambil berpelukan. Aku jadi teringat bagaimana aku memaksa Ref makan tetapi dia bahkan tidak mau membuka mulutnya.

“Banyak perumpamaan yang bisa digunakan untuk mengibaratkan ikatan antara Ye Feng dan Carlos. Sejak dipertemukan, mereka laksana jantung dengan degupnya, api dengan panasnya. Mereka adalah cinta. Cinta tanpa syarat yang menebarkan kebahagiaan bukan saja untuk mereka berdua, melainkan juga pada orang-orang di sekitarnya.” – hlm 52

“Ia punya cinta yang sangat besar pada sahabat anjingnya. Cinta yang membuatnya mampu menerobos batas-batas kemampuan diri. Cinta yang membuatnya mampu melakukan hal-hal yang tak terbayangkan.” – hlm 58

Hingga soal kabar euthanasia itu sampai kepada Ye Feng, dia memutuskan untuk kabur dari rumahnya membawa Carlos. Tentu saja dia tidak setuju soal itu, aku juga! Tindakan yang benar-benar tidak binatangwi.

Selanjutnya adalah cerita-cerita penuh air mata saat membacanya, aku ikut menangis ketika dengan tertatih-tatih Ye Feng menggendong Carlos yang sudah kurus dan kumal. Berdoa di sebuah kuil, di sana Ye Feng meminta yang terbaik apapun untuk Carlos.

Juga bagaimana ikatan keluarga yang terbentuk membuatku terharu. Semua orang peduli, semua orang saling menyayangi. Bahkan A Ling, pekerjaan menjadi perawat di negeri orang, aku sangat menyukai karakternya karena kebanyakan sudut pandang melalui dia.

---

Overall, aku sangaaaaat menyukai kisah ini. Penuh kesedihan yang mendalam. Tapi sedikit banyak novel ini agak membuatku bosan dengan kisah sendu mengalirnya, juga tipis sekali, membuatku tidak puas membacanya tapi kalau lebih panjang dari ini, tentu saja aku akan sangat kebosanan. Berhubung kisah ini adalah kisah nyata, aku juga nggak mungkin mengharapkan ada kejadian ‘unik’ yang hadir mewarnai.

Ada dua hal yang membuatku paling terenyuh dalam novel ini yaitu:

Kak Erin Cipta memberiku sebuah pesan di atas tanda tangannya pada halaman pertama buku ini
:



Kedua, sebuah lagu yang dinyanyikan Ye Feng untuk Carlos

“Jangan takut, sakitmu akan hilang
Tidur saja, aku akan memelukmu
Esok pagi, matahari akan datang
Berlari, melompat, bermainlah lagi dengan gembira.” – hlm 82

P.s Bagi kalian yang juga punya hewan peliharaan atau sayang banget sama hewan, wajib banget baca novel ini. high recommended!
Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)