Tampilkan postingan dengan label tulisanku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tulisanku. Tampilkan semua postingan

Minggu, 27 September 2020

Bahaya Membeli E-book Murah!


Kalian yang suka baca buku, pasti sering banget nemu penjual e-book dengan harga miring alias lima ribu rupiah aja per e-book. Pernah kan? Pernah dong pastinya. Pernah tergoda atau pernah beli ini?

Bayangkan..

Buku murah itu buku dari penulis favorit kalian.

Harga buku fisiknya mahaaal, mana masih sekolah, duit jajan cuma seupil.

Ini novel favorit kalian di wattpad, penulisnya nggak tamatin di watty eh langsung terbit. Kepo dong??

Lah ini ada yang jual lima ribu doang? Mau nangisss gak sih??

Sebelum kalian terpedaya oleh rayuan maut sang seller dan dorongan hasrat untuk membeli ebook itu, ada hal-hal yang harus kalian tau. Ini nih bahayanya beli ebook dengan harga murah bayar via pulsa:

EBOOK murah yang kalian temuin di medsos itu ILEGAL!

Bahayanya beli buku ilegal? Kalian secara langsung dan tidak langsung merugikan penulis favorit kalian. Merugikan penerbit dan seluruh staff yang bekerja untuk terbitnya buku tersebut. Kalian juga membantu penjahat yang suka kloning buku makin kaya. Jahat banget kan? Dosa tau! Bahaya lah.

Lebih bahaya lagi karena sebenarnya kalian bisa baca buku itu gratisssss di aplikasi perpustakaan online. Gila sih lima ribu bisa gue pake beli seblak daripada ebook, mending kalau legal, lah ini ilegal. Dihhh!

Gimana cara baca gratis kak?

Cari aja di playstore aplikasi iPusnas, iJakarta, iJogja atau i i lainnya sesuai domisili kalian terserahhh asal ada, unduh pake wifi sekolah biar gratisnya poll, tinggal cari buku kemauan kalian, beres.

Belum, nggak sampai di situ. Lanjut baca!

Oke, gue nggak mau nasehatin yang gimana gitu, bawa-bawa rejeki orang itu berat. Tapi gini deh. Berdasarkan logika gue yang nggak seberapa nih ya. Sebagai pecinta buku, demen banget baca buku, gue nggak suka dan anti banget sama yang namanya buku ilegal baik itu fisik atau ebooknya.

Pertama, duit gue nanti kebuang sia-sia buat buku kloningan yang kualitasnya jelek. Kedua, gue malu sama temen-temen gue kalau nanti mereka minjem dan tau buku gue bajakan... ketiga, gue malu aja gitu bahas dan nge-hype buku bareng fans lain tapi gue nggak turut serta ngasih duit gue ke penulis kesayangan.

Beneran deh, ada kebanggaan sendiri punya buku yang legal, apalagi profesi gue itu bookstagrammer yang meskipun lagi hiatus suka foto-foto buku asli lah daripada buku bajakan.

Tapi kan bukunya mahal kak, mana aku masih sekolah, nggak punya uang.

Gue yang udah nggak sekolah aja masih nggak punya uang kok, santai. Tapi gue orangnya emang nggak pernah maksain sesuatu sih. Nggak tau kalau kalian. Kalau gue ada di posisi kalian, gue tetep bakalan nabung seberapa lama pun itu sampe duit gue kekumpul, caw ke gramedia dan tebar uang depan kasir. Sumpah itu satisfying banget tauk. Yang suka beli buku ilegal via pulsa nggak akan bisa rasain dah tuh.

Udah kepo banget sama endingnya! Digantung penulis ngeselin gegara mau diterbitin! Nggak mau beli mahal-mahal soalnya udah kecewa sama penulisnya!

HAHA! I feel you. Mau tau gimana triknya? Nah kalian pergi tuh ke gramedia, cari buku lucknut itu, CARI SAMPELNYA! Baca dah tuh ending-nya doang. Beres. Tapi inget, jangan pernah sekali pun kalian buka segel buku di gramedia, pokok’e jangan!!

Tapi kak, buku itu lama banget masuk ke iPusnas, iJak, i i i i, jadi mau baca kelamaan!

Daripada ngeluarin duit goceng buat satu ebook palsu, gue saranin kalian mending ngeluarin duit 18k buat baca ebook gratis sepuasnya. Nah tuh, nggak cuma dapet satu buku tapi bisa dapet puluhan buku, kan? Dah langsung aja cus unduh Gramedia Digital, patungan sama lima orang temen kalian, beres.

MALAHAN, kalian bisa patungan cuma 10 RIBU DOANG kalau kalian cuma kepengin baca novel fiksi. Sumpah ya ini tuh udah murah banget kenapa masih ada yang mau beli ebook bajakan sih?

Ih, buku-buku yang aku mau baca bukan di penerbit kompas gramedia, gak bakalan masuk ke GD atau iPusnas atau iJak atau atau atau deh kak!

Kalian banya banget alesannya, pengen banget dibolehin beli ebook ilegal ya? Cara teraman yang bisa gue kasih sih cuma:

NABUNG ya kalian pastiiii bisa, kalau sebegitu demen dan keponya sama si buku, nabung ya sayangku.. Atau, bisa patungan bukunya sama temen kalian yang suka juga. Bisa juga kalian baca ulang di wattpadnya dan baca ending-nya di sampel di toko buku. Atau kalian bisa juga baca si sampel dari awal sampe akhir dah tuh nongkrong aja seharian di gramedia. Musiknya enak kok.

Nah barangkali segitu aja tips and tricks ala-ala dari gue buat kalian yang suka baca buku. Diinget baik-baik ya temen-temen, beli buku ilegal itu jahat.

Justru, kalau kalian nemu akun yang jualan ilegal kayak gitu, yuk laporin ke penerbit dan penulisnya! Bantu dunia literasi Indonesia tetap bersih dan semakin berkembang! Siapa tau kalian nanti dapet reward dikasih buku yang kalian mau secara gratis HAHA.

 

Have a nice day, cheers!

Eksa <3

 

 

 

 

 


Senin, 07 September 2020

Rekomendasi Teenlit (agak) Jadul Part 2!


 


Hi guys how are youuuu? I hope y’all are doing well! mulai bulan ini aku berencana buat rutin ngonten minimal seminggu sekali, maksimal dua hehe mudah-mudahan terlaksana:)

By the way, masih inget rekomendasi teenlit jadul yang pernah aku posting Februari lalu? Di sana ada lima judul buku teenlit karya penulis-penulis Indonesia berbakat loh. Kalau belum baca, klik dulu di sini biar afdol. Soalnya di part dua ada rekomendasi yang nggak kalah seru, malah jauh lebih seru, yang ini kalian beneran deh, wajib, kudu, harus, banget baca novel-novel di bawah ini kalau kalian pecinta teenlit lokal sejati. HEHE.

Sebelumnya aku mau tanya, siapa yang pernah bercita-cita jadi agen rahasia atau mata-mata? Sejujurnya aku sendiri nggak pernah kepikiran punya pekerjaan kayak gitu, aku dulunya mau jadi dokter! Apalah daya akhirnya cuma jadi penulis konten di blog pribadi.

Biasanya kalian bakal nemuin cerita tentang agen rahasia di novel atau film-film luar negeri, yang plotnya keren, tegang, banyak plot-twists, kekerasan bla bla, kayak si James Bond itu lah. Tapi sesungguhnya kalian nggak perlu jauh-jauh karena kita semua punya penulis lokal, asli Indonesia, yang bikin novel tentang agen rahasia dan bagaimana cara mereka beroperasi dengan segala macem detail tentang organisasinya loh!

Yup, siapa lagi kalau bukan Clio Freya dan series Fay’s Adventure-nya yang super duper keren. Jujur, aku kurang banyak nemu artikel tentang betapa kerennya series ini, apa karena udah agak jadul? Atau underrated? Padahal nih ya, coba deh cek goodreads dan liat rating series ini. Ketiga bukunya meraih rating di atas 4 bintang loh, masih ragu buat baca?

Dan terlebih lagi, novel ini adalah novel teenlit. IYA, TEENLIT, kalian nggak salah baca. Novel teenlit, tokoh-tokohnya remaja, main agen rahasia T_T segitu aja harusnya udah cukup buat kalian kepo sama ceritanya, iya nggak sih?

Tenang aja, jangan dulu mikir:

“Ah, bukan terjemahan pasti ceritanya mainstream.”

“Paling nanti agen rahasianya cuma disebut-sebut doang, nggak ada penjelasan.”

“Teenlit lokal bikin konflik agen rahasia? Paling versi simpelnya doang.”

“Wah temanya berat, jangan-jangan nanti nggak masuk akal, asal tempel.”

No, no, no, big NO. Kalian salah besar. Meskipun aku juga sebenernya bego dan nggak ngerti apa-apa sama tetek bengek agen rahasia, tapi aku jamin kalian bakal menemukan detail yang memuaskan, nggak asal tempel, dan pastinya riset yang oke. Aku juga mikir mungkin beberapa hal ada yang fiksi tapi setidaknya, penjelasannya masuk akal kok.

Kalau gitu, siap kenalan sama Fay? Lanjut baca biar makin kepo :p

Series Fay’s Adventure dengan buku pertamanya yang berjudul “Eiffel, Tolong!” terbit tahun 2009. Waktu itu aku pertama kali baca sekitar tahun 2014. Dilihat dari kovernya yang maaf, nggak eye-catching, dan judulnya yang kurang menarik, aku nggak berekspektasi apa-apa sama novel ini. Cuma dikasih pinjam temanku lalu aku baca aja kata dia seru. EALAH taunya, aku bucin sendiri, tergila-gila sama ceritanya T_T

Buku satu bercerita tentang Fay Regina Wiranata yang tadinya bakal menghabiskan liburan sekaligus kursus bahasa Perancis seminggu penuh di Paris, sendirian, soalnya ada misscom sama kerjaan orangtuanya. Siapa sih yang nggak seneng? Ide itu sendiri bikin aku seneng setengah mampus pas baca.

Tapi ternyata, baru satu hari di sana, Fay diculik! Penculiknya adalah om-om keren bernama Andrew McGallaghan aku ngetik namanya aja sambil senyam-senyum guys sumpah. Seorang direktur dari perusahaan bernama Llamar Corp. Tentunya, Direktur cuma posisi di luar, di dalem, dia adalah pemimpin agen rahasia sebuah organisasi bernama COU di bawah Llamar Corp juga. Untuk keterangan lebih lanjut silakan baca novelnya.

Next

Fay diancam dan dipaksa untuk melakukan tugas dari Andrew untuk berpura-pura menjadi gadis Malaysia bernama Senna dan menyusup ke rumah seorang milliader bernama Alfred. Sebelum melakukan tugasnya, tentu saja Fay harus dilatih dulu sedemikian rupa, literally sEdEmIkiAn rUPa yang dipenuhi kekerasan T_T

Pagi ikut kursus malem disiksa. Itulah yang akan Fay jalani selama di Paris. Tapi untungnya, ada Kent, pemuda tampan berambut pirang dan bermata biru yang nemenin Fay ngelewatin hari-harinya yang berat, dan ada Reno yang menemaninya di tempat kursus.

Ughhh. Masih belum penasaran juga sama ceritanya??

Oke masuk ke review, berhubung aku udah baca ulang bukunya tahun lalu, ini pendapat aku yang bukan remaja SMA lagi setelah bertahun-tahun baca buku satu: aku masih tetap cinta. Cerita ini nggak gagal bikin aku senyum, kangen, tegang, dan heboh sendiri pokoknya. Cuma satu yang menurutku kurang srek, yaitu eksekusinya yang agak drama gitu, tapi tetep aja keren woy. Nggak banyak yang bisa aku komentarin soalnya: SECINTA ITU aku sama novelnyaaaa. Ratingnya aku kasih 4,5 bintang.

Setahun kemudian, tahun 2015 yang pada saat itu aku masih SMA, aku baru baca lanjutannya di buku kedua yang berjudul “From Paris to Eternity” terbit setahun setelah buku pertama yaitu di tahun 2010. Buku kedua ini...makin gila. Sumpah. Nggak paham lagi. Penderitaan Fay makin kejer aja tapi aku suka banget HUEE.

Ceritanya, Fay kembali ke Indonesia horeee. Abis ujian kelas 3 pula, siap-siap mau kuliah, eh taunya ada telepon dari institute di Paris yang bilang Fay menang lomba essay waktu kursus di Paris setahun yang lalu. Hadiahnya, dia bisa liburan lagi ke Paris! Horeee!

Tapi tentu saja itu cuma khayalan. Soalnya, itu semua cuma kedok Andrew, pertanda bahwa Fay harus kembali ke Paris untuk ngejalanin misi lagi. Fay sih jadi lemes lutut dengernya, tapi aku tetep bersorak: HORE makin kenceng guys.

Di sana, dia kembali ngejalanin latihan berat. Tapi kali ini, yang melatih bukan Andrew, melaikan sosok kakek sihir (julukan dari Fay) yang bernama Philippe Klaan. Paman yang satu ini 100000x lipat lebih mengerikan dari Andrew, aku bener-bener dibuat takut sendiri sama sosok Philippe.

Aku udah baca ulang novel ini bulan ini. Kebencianku ke Philippe masih 100% segar tanpa berkurang sedikitpun. Aku juga agak lumayan lupa sama eksekusi novel ini, dan sempet aku pengen protes, mikir ini terlalu drama, mau ilfeel tadinya, tapi semua itu aku telan lagi bulat-bulat waktu baca endingnya.

Rasanya malu sendiri udah mau ngomel-ngomel sama konfliknya, kalau ada kak Clio di depanku, udah aku kubur diri sendiri dah saking malunya XD tentu saja di sini ada plot twist yang sudah disusun Andrew dengan sangat rapi.

Meskipun pada akhirnya aku tetap merasa hal-hal sebelumnya jadi terkesan buang-buang waktu dan misinya jadi berlebihan, tapi aku nggak bisa protes karena aku sangat menikmatinya. Belum lagi, romance di sini makin kental loh, siapa yang kalau baca buku harus ada romance-nya? Nah tuh puas-puasin di buku dua, romansanya bikin ngiri puol. Tentunya aku kasih 5 bintang buat novel kedua ini.

Aku bersyukur aku baru baca novel ketiga pertama kalinya (bukan reread) kemarin. Soalnya kalau aku ikutin on-going pada masanya, buku ketiga yang berjudul “Traces of Love” baru terbit empat tahun kemudian dari buku keduanya yaitu pada tahun 2014.

Aku lebih bersyukur lagi karena aku nggak harus nunggu selama enam tahun buat nunggu kabar buku ke-empatnya seri Fay ini. Meskipun sekarang statusku berubah jadi salah satu penunggu buku empat terbit, setidaknya aku nggak nunggu dari enam tahun yang lalu haha.

Traces of Love masih bercerita tentang Fay, aku mungkin nggak akan cerita banyak-banyak karena ending buku dua tuh GILA banget aku nggak mau ngasih clue apa pun yang bisa ngurangin kenikmatannya haha. Intinya, ya, Fay pasti di Paris lagi. Namun kali ini ada yang berbeda dari statusnya. Apa hayo?

Di sini, nuansa romance-nya makin kerasa, konfliknya makin keren, Andrew makin tampan sj di pikiranku. Ada banyak karakter-karakter baru yang muncul. Andrew dan Philippe bukan cuma dua orang paman gila, tapi mereka ada lima guys, LIMA.

Lalu, selain Kent dan Reno, kali ini Fay nambah satu satelit: cowok seksi dari Venezuela bernama Enrique. Stok cowok ganteng Fay nggak cuma empat paman (Philippe nggak diitung) dan tiga cowok perhatian, tapi masih ada lagi loh haha. Dan Fay ini akan jadi satu-satunya cewek di “dunianya.”

Review-ku buat novel ini, karena ini pertama kalinya aku baca buku ketiga, rasa penasaran dan senengku makin berlipat-lipat. Aku belum tau apa yang bakal terjadi, nggak tau bakal gimana. Awal-awal aku ngerasa novel ini cukup ‘tenang’ dan ‘menyenangkan’ lah ya, Fay masih disiksa tapi nggak kayak dulu.

Ketika akhirnya aku masuk ke konflik yang sebenarnya, aku nyaris pengen berenti baca karena takut sama apa yang bakal terjadi. Ini beneran, aku sempet tutup bukunya, gak mau tau apa yang terjadi, tapi tentu saja aku kalah sama rasa kepo. Meskipun nggak ada aksi yang cukup intens kayak di buku sebelumnya, konflik ketiga ini lebih nusuk di hati.

Satu hal yang aku sadari: aku ternyata nggak begitu suka karakter Fay karena dia kadang ngeselin banget pengen getok, pantes Andrew gemes. Tapi justru perasaan itulah yang bikin aku makin suka sama seriesnya, keliatan banget kalau Fay itu masih separuh manusia biasa yang bisa ngeselin, bukan heroin yang tanpa cela.

Di novel ini pula, aku makin suka sama Kent. Dan yang mengherankan, ternyata karakter favoritku nomor satu adalah Andrew McGallaghan T_T aku kasih 5 bintang! setelah baca ketiga buku ini, pilihan kalian cuma ada dua: gak suka bukunya atau bucin banget sama McGallaghan family!

Seriously, aku bisa ngabisin berlembar-lembar ms.word kalau aku nggak berenti fangirling sekarang! Padahal aku belom nulis quote guys gimana dong. Dah, udah stop, kalian nanti bosen dan capek bacanya.

Overall, yang masih mau diyakinkan buat baca series ini silakan komen di bawah. Tapi masa sih masih perlu diyakinkan?! Series ini adalah series lokal pertama, teenlit lokal pertama yang bisa bikin aku bucin level 999. Biasanya aku selalu jatuh cinta sama series western dan nggak nyangka aja aku ternyata bisa ditaklukan sama novel lokaaaal. Bener deh, you should give it a shot, dijamin nggak nyesel.

Terakhir, kabar bahagia buat kalian yang keracunin habis baca curhatan fangirl ini: ketiga buku Fay’s Adventure bisa kalian baca GRATIS di iPusnas! Hip hip horeee!

p.s: dari sebuah artikel aku baca katanya series ini bakal berakhir di buku 4 dan kalau nggak ya paling banyak sampe buku 5. Buku keempat tadinya bakal terbit Agustus tahun ini tapi lagi-lagi hilang kabar, katanya sih gegara pandemi :(

Mari berdoa supaya aku (dan kalian yang sekiranya baru mulai baca) nggak harus nunggu bertahun-tahun buat baca lanjutannya ya. Sekian.. happy reading, and see you in another post!

Kamis, 13 Februari 2020

Rekomendasi Teenlit Jadul Buat Remaja Masa Kini

REKOMENDASI TEENLIT JADUL BUAT REMAJA MASA KINI



Haii! Udah lama banget nggak buka blog ini dan rasanya udah berdebu dan banyak sarang laba-labanya. Maklum, aku lagi disibukin sama tugas-tugas kampus yang makin lama nggak manusiawi. Tapi meskipun blognya berdebu, baca buku tetep jalan donggg.

Salah satu buku yang aku tamatin bulan desember lalu adalah novel teenlit jadul yang baru cetak ulang, judulnya Little White Lie karya Titish A.K. Setelah aku baca novel itu, aku jadi mikir...novel remaja yang lagi booming sekarang itu jauhhhhh beda dari novel ini loh.

Nggak kayak novel-novel sekarang yang bertebaran badboy-goodgirl atau badgirl-coolboy, novel ini nggak menunjukan sifat mencolok itu. Tokoh-tokoh di sini ya...apa adanya. Remaja biasa, ada nyebelinnya, ada kocaknya, ada polosnya hehe. Setelah suka banget sama novel ini, aku mutusin buat minta rekomendasi ke temenku tentang novel-novel teenlit lain yang temanya kayak gini; polos-polos gemes.

Nah, sekarang ini setelah cukup lama nggak nulis di blog, aku bacain dah tuh semua rekomendasi dari temenku dan ternyataaaa....novel-novel teenlit itu sebagus itu guys T____T aku sudah cukup muak dicekokin badboy, dan baca novel jadul ini bikin aku seger lagi dan terutama relate banget sama masa remajaku dulu hahaha.

Daripada aku simpen sendiri, mending aku bagiin aja deh ke kalian. Buat kalian yang sama kayak aku, muak dicekokin badboy dan novel teenlit lain yang terlalu 'berbobot' *halah mending bacain novel-novel jadul ini, biar tau gimana gemesnya kisah cinta jaman dulu sebelum badboy menyerang *eaaa

pertama-tama aku mau cerita dulu nih, menurut aku nih ya ada dua jenis teenlit jaman sekarang, yang pertama teenlit klise: udah mah banyak tema yang sama, terus kayak alur kisah cintanya gitu-gitu aja, ditambah kadang ada yang lebay udah kayak novel cinta seumur hidup bla bla, pokoknya kemodern-annya tuh kerasa banget dan kadang bikin aku jenuh. Terlalu klise. Dan yang paling utama, nggak lengkap kalau si tokoh utama nggak punya kisah kelam yang membentuk kepribadiannya yang sekarang. Hahaha.

Tapi, nggak semua kok. Ada juga novel teenlit yang beda dan berbobot malah jatuhnya menurutku terlalu berbobot. Yaitu novel teenlit yang isinya dicampuradukin dari berbagai aspek, aspek persahabatan, keluarga, ekonomi, kewarganegaraan, bisnis bla bla haha bercanda deng. Pokoknya, novel tipe kayak gini itu selalu ingin memberikan nilai moral dari setiap aspek, sampai-sampai kisah utamanya itu nggak ngena di hati. Eaaa. 

Kadang kalau aku baca novel kayak gini, udah bacanya tuh aku bingung sendiri ini novel ceritanya apa sih, dan jatohnya nggak ada yang spesial karena terlalu banyak nilai moral.

IMO, terlalu banyak pesan moral yang pengen disampaikan pun nggak bagus buat teenlit, aku malah lebih suka novel teenlit yang fokus aja di satu konflik. Ini mah, udah punya musuh di sekolah, eh emak bapaknya juga bikin masalah. Apa tidak pusing..

Dan daftar novel yang bakal kusebutin ini bener-bener sederhana dan polos, satu konflik dan pastinya ceritanya bener-bener ngena, serta karakter-karakternya yang beneran ‘remaja’ banget hehe.





Mon maap kebanyakan cingcong, ini dia daftarnya.....

1. Little White Lie karya Titish A.K

source: google

 
Nggak heran dong, kenapa novel ini masuk di daftar pertama hehe. Novel ini memang sebagussss itu. Selain kisahnya yang anti-mainstream sama novel-novel jaman sekarang, tokoh-tokohnya pun polos-polos gitu. Lebih dari itu, novel ini bikin flashback jaman belum ada smartphone kayak sekarang. Lucu deh, sumpah. FYI, novel ini udah cetak ulang ganti kover sebanyak 3 kali loh. Dan kover yang ini adalah kover favoritku.

Ceritanya tentang Ocha yang sebel banget sama Adit, idola di sekolahnya yang sering bikin dia sial. Akhirnya Ocha sengaja jailin Adit lewat SMS dengan nama samaran Ayu. Eh taunya Adit malah suka sama Ayu. Ocha jadi kelabakan sendiri deh.. Buat yang mau baca resensiku soal novel ini, baca aja di sini.

Tertarik buat baca dan beli sendiri? Psst hati-hati novel bajakan! Beli yang original di sini yuk!

2. MatemaCinta karya Razy Bintang Argian


source: google


Pertama-tama, urutan ini nggak menentukan rating ya hehe. Novel MatemaCinta ini sebenernya kurang menarik buatku, pertama karena kover jadulnya yang udah nggak menarik di mataku dan yang kedua karena aku kurang suka trope murid-guru meskipun jarak umurnya deket. Aku sengaja nggak bikin resensi novel ini karena novel ini udah jadul banget, beda sama Little White Lie yang baru terbit dengan kover baru.

Ceritanya tentang Rin yang suka memanfaatkan alam sekitar dengan cara nyolong mangga mateng di halaman orang dan berakhir ketauan sama ponakan pemilik rumah. Ternyata, si ponakan itu bernama Rio dan dia adalah guru matematika dan wali kelas pengganti di kelas Rin. Sejak itu, Rin selalu kena hukuman sama Rio, tapi lama-lama kebencian itu juga ilang sendiri, ya tau lah ya dari judulnya.

Kesannya sih memang klise, tapi setelah baca ini, novel ini pun sama polos dan gemesinnya karena novel ini belum terkontaminasi keklisean yang kayak sekarang ini banyak di mana-mana hehe. Buat yang suka trope guru-murid coba kalian baca novel ini.

Mau koleksi novel MatemaCinta? Klik di sini!

3. Miss Cupid karya Mia Arsjad


source: google


Telaaaat banget karena sepertinya aku mulai ngefans sama Mia Arsjad. Novel-novelnya bagusss. Salah satunya novel Miss Cupid ini. FYI, novel ini menang lomba kategori penulis berbakat. Awal baca buku ini aku merasa buku ini heboh banget, dari gaya penulisannya. Tapi lama-lama aku terbiasa juga, justru gaya penulisan gini bisa bikin aku lebih ngena sama ceritanya dan lebih menghayati, kesannya kayak nggak formal gitu deh.

Novel ini bercerita tentang Tinka, si makcomblang tokcer di sekolahnya. Semua yang dicomblangin Tinka sukses besarrr. Tapi kemudian datanglah Rocky, cowok b aja yang pada suatu hari berubah jadi cowok keren (pas main bola doang) tapi kayaknya cewek-cewek di sekolah Tinka udah kekunci sama penampilan Rocky yang keren itu, makanya mereka jadi ngejar-ngejar Rocky dan minta Tinka buat nyomblangin mereka sama Rocky. Salah satunya si Maya, sahabat Tinka yang super feminin. Tapi, ternyata Tinka malah jadi tertarik sendiri sama Rocky gara-gara nerima orderan Maya. Duh, pusing deh, Tinka.

Beli novel Miss Cupid di sini yaaa!

4. Satria November karya Mia Arsjad


source: google

Another from Mia Arsjad! Sesungguhnya karena novel ini lah aku jadi suka banget sama tulisan Kak Mia. Satria November masuk jadi salah satu novel remaja favoritku nyusul si Little White Lie. Gimana nggak, novel ini berlatar sesuatu yang nggak biasa di dunia remaja alias ada sisi kriminalnya, which is my type bangetttt T_T Gaya penulisannya masih sama hebohnya sama Miss Cupid, tapi cocoklah sama karakter ceweknya yang memang bawel nggak ketulungan.

Novel ini bercerita tentang Mima, cewek bawel yang harus menerima kenyataan kalau bakal ada orang asing ikut tinggal di rumahnya. Dia lah Inov, anak sahabat mamanya Mima. Inov ini kesannya nyeremin buat Mima, soalnya Inov baru keluar rehabilitasi narkoba. Hiii. Tapi setelah Inov masuk ke sekolah Mima, Mima jadi tau rahasia besar apa yang lagi dijalanin Inov. Mima takut tapi toh dia nyebur juga, hehe.

Sumpah novel ini rekomen bangetttt dehhhh. Emang sih tentang kriminal, tapi isinya sederhana kok, dan seru juga. Aku sampai mikir kalau aja novel ini difilmin dan dipoles dikit, pasti bagus. Inov juga bukan badboy gimana gitu. Pokoknya mereka ini bener-bener remaja biasa, ditambah sifat sok heroik dan sok bertanggungjawab gini bikin mereka bener-bener kerasa remajanya.


5. Satria November 2 karya Mia Arsjad

source: google

Udah baca SN 1 ya nggak lengkap kalau nggak baca SN 2. IMO, ending di SN 1 ini bener-bener gemesss. Aku nggak tau gimana jadinya kalau SN 2 nggak ada, mungkin kusudah ngamuk. Di novel ini, ceritanya lebih keren lagi loh. Dan tingkat kebucinannya naik jadi 100%. Jadi kalau pada suka novel jaman sekarang karena banyak bucin, novel ini juga banyak bucinnya hahaha. 

Nggak usah khawatir karena nggak lebay juga kok, cuma memang kadarnya tinggi banget. Aku yang memang lagi pengen bucin, bahagia banget baca kisah Mima dan Inov di sini. Meskipun latar kriminal di sini bikin agak hah hah keong, tapi aku menikmati,

Ceritanya masih tentang Mima dan Inov, susah ngasih sinopsis karena takutnya spoiler SN 1 bagi yang belum baca. Tapi yang pasti, lebih mencekam dan lebih menantang. Lebih gereget dan lebih bikin ngumpat. Di sini, Kak Mia juga cukup tega sama karakternya huhu. Seru deh!

FYI, setelah SN 2 lahir, SN 1 juga cetul alias cetak ulang pake kover baru biar serasi sama kover yang kedua. Ini nih kovernya buat kalian yang mo ngoleksi hehe.

Inov 1 dan Inov 2 bisa didapetin di sini looh!


source: google


-----

Nah, itu dia 5 novel jadul yang boleh lahh dibaca sama remaja-remaja jaman sekarang. Dan rasakan sensasinya sendiri hahaha. Pasti ada yang bertanya-tanya kemana novel legendaris Jingga dan Senja kok nggak masuk??! Ya karena aku belum baca JDS hehe dan nanti bakal ada rekomendasi part 2 dan part part selanjutnya jadiiii tenang ajaaa.

See you in another post and keep reading yhaa!~

Minggu, 13 Mei 2018

Bookstagram yang Dulu, Bukanlah yang Sekarang~


*First of all, I don’t blame anyone, this post is just my opinion^^ ((udah lama banget pengin nulis ini >.<))

© 2018 by @arthms12


Kamu kenal komunitas Bookstagram di instagram? Atau malah nggak tau sama sekali apa itu Bookstagram?

So, Bookstagram adalah suatu istilah untuk mereka para pencinta buku yang sekaligus hobi fotografi. Di instagram, mereka fotoin buku sedemikian rupa dan di caption biasanya mengandung review dari buku tersebut. Tapi banyak juga kok yang cuma ngobrol basa-basi nyapa followers-nya atau nyantumin qoute doang.

Aku sendiri, udah kenal dunia bookstagram kira-kira akhir tahun 2016, mulai jadi bookstagrammer awal tahun 2017. Dan menurut pengamatanku, di Indonesia sendiri belum banyak bookstagrammer (jangan dipercaya). Awal mula aku kenalnya, karena dulu sering banget ikutan giveaway blogtour, tapi anehnya lama-lama syarat giveaway ada yang harus follow IG segala (biasanya twitter) trus lama-lama share banner-nya (info GA) harus repost di IG dan akhirnyaaaa review-nya pun pindah dari blog ke instagram.

Dulu, aku cuma suka ikutan giveaway-nya aja, tapi lama-lama liat postingan buku para host, aku jadi kepikiran buat bikin foto buku-bukuku juga. Setelah itu, aku jadi ketagihan ngambil foto yang bagus (meskipun gak pernah bagus, abis susahhhhh).

Fenomena giveaway inilah yang membuat para pencinta buku bermunculan dengan label bookstagram. Dan juga, karena biasanya syarat giveaway adalah mengharuskan pemenangnya untuk meresensi bukunya. Gak tanggung-tanggung, lima hari!

Setelah itu, aku mulai banyak mengenal para bookstagrammer dari yang dulunya foto abal sampai fotonya cakep, bahkan ternyata ada yang udah sejak lama jadi bookstagrammer cuma karena baru booming jadi ya aku baru tau heu.

Bookstagram yang dulu, bukanlah yang sekarang?

Yap, ini yang aku sering aku pikirin akhir-akhir ini. Akun-akun yang dulu sama-sama newbie denganku, sekarang udah jadi pemain lama; followers-nya banyak, dikenal editor, penerbit dan penulis, dikenal banyak orang, dan sering dapet nge-host suatu buku yang baru terbit.

Dulu, penerbit suka buka lowongan peresensi buat buku yang baru terbit, biasanya diminta ngadain giveaway juga selain posting daily review selama lima hari. Dan aku pun pernah ngerasain gimana jadi host yang cukup mengemban tanggung jawab yang berat.

Dulu aku berpikir, nggak ada yang salah dengan meresensi buku yang sama selama lima hari, sekarang pun gak ada yang salah sebenarnya, tapi aku sekarang jadi mikir.. apa followers-ku nggak bosen cuma liatin foto buku yang sama selama lima hari? Karena aku juga tau, jarang banget ada orang yang rajin bacain caption. Yegak? :D

Aku pun mulai malas kalau harus meresensi buku selama lima hari, takutnya followers-ku bosan WKWK. (malas bukan berarti aku menolak loh, kalau ada yang ngajak kerja sama sih, aku dengan senang hati©)

Tapi tidak buat share banner!

Aku bener-bener nggak mau share banner (bukannya songong XD), alasannya cukup sederhana, aku nggak mau merusak tujuan awalku gabung di komunitas ini. Aku nggak mau kehilangan kenyamanan diriku di dunia bookstagram. Aku ada di sini, buat mem-posting buku-buku, bukan banner. Feed-ku–yang aku coba susun dengan rapi (meskipun gak bisa rapi)–hanya aku khususkan untuk buku saja. Aku lebih suka membantu penerbit mempromosikan bukunya dengan mem-posting foto buku tersebut, bukan banner.

Nah, inilah yang baru-baru ini sedang terjadi di komunitas bookstagram Indonesia. Penerbit/editor bukan hanya sekadar meminta mereka merensensi bukunya, melainkan meminta mereka mem-posting banner promosi sebelum bukunya terbit. Aku sih, masih anggap wajar kalau banner-nya cuma lima atau sepuluh, tapi rasanya.. kalau ada 30...?

Kebanyakan following-ku adalah bookstagram lama yang sudah berbakat meresensi buku di instagram, mereka juga sering kali diajak bekerja sama untuk share banner. Jadi, sekarang coba bayangkan rasanya jadi aku: pada jam yang sama, lima bookstagrammer mengunggah satu banner yang sama, dan mereka melakukannya kurang lebih sebulan (atau sesuai kebutuhan) belum lagi lima bookstagrammer lainnya yang share banner novel yang beda lagi.

Timeline-ku isinya banner semuaL

Dan karena adanya algoritma instagram, aku juga jadi kesulitan melihat postingan bookstagrammer lain yang bukan promosi. Jadi agaknya.. aku mulai sedih melihat timeline-ku XD

Nah, sekali lagi, di sini aku nggak nyalahin siapa pun. Nggak nyalahin temen-temenku yang dapet amanah dari penerbit ataupun nyalahin penerbit yang kalau minta share banner gak kira-kira XD

Toh semuanya demi marketing, alhamdulillah juga kalau memang banyak yang tertarik dengan dunia literasi karena promosi besar-besaran ini. Aku ikut senang kalau makin banyak yang suka baca buku apalagi gabung menjadi bookstagrammer dan mencoba mengapresiasi penulis dengan meresensi bukunya. (daripada ngelakuin hal yang gak bermanfaat, mending jadi peresensi, yegak?)

That’s all! So, guys, ini murni cuma keluh-kesahku sebagai seorang pengguna instagram hehe. Cuma agak sedih aja gitu :D tapi aku tetap suka jadi bagian dari komunitas ini dan kenal banyak orang yang suka baca buku juga, terutama ketemu sama fandom yang sama. Rasa-rasanya aku jadi punya dunia kedua :’)

Buat kalian yang mau coba gabung di bookstagram, jangan ragu! Mulai coba foto-foto aja dulu, resensinya belakangan (karena nggak semua bookstagrammer yang peresensi juga sih), atau bisa juga belajar liatin resensi dari para senior di sana :D

Kalian juga jangan ragu untuk berteman sama aku di instagram hehe, aku orangnya emang agak sinting tapi gak gigit kok, aku suka temenan sama banyak orang :D akun instagram-ku sama kayak nama blog ini: @arthms12

Jadi, tunggu apa lagi? Aku tunggu kehadiran kalian :D

Rabu, 08 Maret 2017

Ikutan BookCrossingID Yuk!

Halo semuanya!

Kali ini aku mau ceritain pengalaman aku kemarin, tepatnya tanggal 2 Maret 2017 yang menjadi salah satu tempat pemberhentian Book Crossing ke-2.



Oke, apa itu Book Crossing? Belum pernah denger? Pernah denger tapi nggak peduli?

Dunia literasi adalah dunia yang berpengaruh untuk kehidupan kita. Banyak membaca buku adalah salah satu cara untuk menambah ilmu dan wawasan kita. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan rasa cinta kita terhadap dunia literasi.

Ya, salah satunya adalah dengan Book Crossing ini. Memang, istilah ini sangat awam keberadaannya di Indonesia. Istilah ini sendiri pertama kali digagas oleh situs BookCrossing.com yang berpusat di Sandpoint, Idaho, Amerika Serikat. Info lengkap bisa dilihat di www.bookcrossing.com/about.

Nah, orang Indonesia sendiri (maksudnya, aku) tahu istilah ini dari salah satu novel yang pertama kali kurensensi di blog ini. Yap, novel The Girl On Paper-nya Penerbit Spring adalah sumber pertama yang mengenalkanku pada Book Crossing.

Setelah novel itu terbit, aku melihat ada sebuah Giveaway bertemakan BookCrossing, jadi aku menduga kalau semuanya berawal dari novel TGOP. (maaf kalau daku salah XD)
Sebuah komunitas berpusat di Ponorogo, Jawa Timur, bernama Mocco Bukku (IG: moccobukku) adalah pencetus istilah BookCrossingID, kegiatan Book Crossing versi Indonesia. Aku dapet informasi ini langsung dari instagram Moccobukku:








Paham? :D Kalau nggak paham langsung meluncur ke IG-nya Moccobukku aja yaaaa!

Untuk permulaan, Moccobukku menyediakan 4 buah novel cikal bakal BookCrossingID dengan jalur giveaway. Waktu itu, aku ikut gelombang pertama, dari keempat novel (So I Married The Antifan, Cinderella Teeth, Serendipity, dan Cheeky Romance) aku pilih Serendipity-nya Penerbit Inari. Alasannya, aku sudah baca kedua buku K-Iyagi-nya, dan novel
Serendipity bikin aku penasaran :D

Sayangnya di gelombang pertama aku gagal dapetin Serendipity. Dan yang memenangkan novel itu adalah Kak Vina ( IG: orybun ). Setelah itu aku langsung follow Kak Vina untuk standby kalau-kalau ada pengumuman estafet selanjutnya.

Dan syukur, Alhamdulillah, rejeki anak sholehah nggak kemana, aku berhasil memenangkan GA dari Kak Vina dan menjadi pemegang kedua novel Serendipity. Selama tiga hari menunggu, akhirnya novel sampai dengan selamat dari Solo ke Bandung. (Nggak bosan kubilang, terima kasih paket++ nya ya, Kak Vina :D)

Suatu kebanggaan tersendiri bisa ikut berpartisipasi. Booklovers pasti tahu rasanya, deh. BookCrossing ini masih baru dan informasinya belum menyebar luas. Mungkin kalau aku adalah tangan ke-100 yang pegang novel ini pasti lebih kerasa senangnya. Secara, buku ini pernah jalan-jalan ke berbagai kota, dari tangan ke tangan!

Mencoba hal-hal baru juga sebenarnya sangat ingin aku lakukan dan aku selalu penasaran. Book Crossing ini menurutku adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. Kayak perpustakaan keliling. Kita juga jadi bisa kenal sama banyak orang karena kita berurusan langsung sama pemegang buku sebelumnya, begitupun sama calon-calon tuan baru si buku yang mendadak nangkring di IG kita buat nungguin info GA! Hihi seru kan? :D

Kedepannya aku harap BookCrossingID bisa menyebar luas di seluruh Indonesia dan bukan lagi hal baru. Semakin banyak buku yang dilabeli stiker BookCrossing dan semakin banyak yang tertarik untuk ikutan kegiatan ini.

*Jangan mau kalah sama orang luar* Sebenarnya aku lebih tertantang kalau harus meninggalkan buku itu di sembarang tempat, mengunggah info terakhir buku itu di situs web daripada harus lewat GA dan kirim paket.

Tapi apa daya, karena tidak banyak orang yang bisa dipercayakan untuk meneruskan buku yang tergeletak begitu saja tanpa nama pemilik. Salah-salah, nanti dijadiin bahan buat bakar-bakaran di tong sampah, jadiin ganjelan pedagang kaki lima, atau dikilo sama orang yang kurang ngerti apa fungsi buku itu. Hihi :D

Tapi tentu lebih serem sama orang yang ngerobek stikernya… dan membawa pulang buku itu untuk
diri sendiri. Hiiii~ (Salah satu adegan di novel TGOP).

Nah, buat kalian yang penasaran gimana sih BookCrossingID dan pengin jadi salah satu tempat pemberhentian, boleh deh kalian follow IG moccobukku buat informasinya. Soalnya setiap pendonor baru ataupun pemegang buku yang terakhir diharuskan memposting foto buku tersebut ke IG dan men-tag moccobukku hingga bisa direpost oleh moccobukku.

Sejauh ini sudah lumayan banyak pendonor baru untuk kegiatan BookCrossingID. Tunggu apa lagi? Siap bersenang-senang dengan buku yang sudah jalan-jalan ke sana-sini? Yuk, ikut BookCrossingID!

*penampakan novel Serendipity yang sedang ada di tanganku*




Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)