Tampilkan postingan dengan label All About Books. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label All About Books. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 Oktober 2023

The Privileged Ones by Mutiarini (sebuah resensi?)

 



source : goodreads

                                            



Judul : The Privileged Ones

Penulis : Mutiarini

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (2022)

Jumlah halaman : 248 hlm

Baca via : Gramedia Digital

 

Agak degdegan dikit nulisnya karna novel ini ratingnya bagus di Goodreads, bintang 4++ padahal di sini aku cuma bakal ngasih 3 bintang.

Udah jelas sebagus apa kan novel ini? Dari premisnya yang tentang orang miskin vs orang kaya. Isu privileged yang sering banget kita temuin di mana-mana...

Tapi baiklah, biar aku ceritain dikit dari sudut pandangku sebagai pembaca yang statusnya ga jauh jauh beda sama main character kita yaitu Rara.

Disclaimer: this will be gonna a very very subjective opinion!

Novel ini bercerita tentang Rara yang you know, miskin, tapi pintar dan sangat ibu kita kartini sekali, berjuang buat jadi perempuan yang berpendidikan. Nekat kuliah meski dilarang ortu kolot yang cuma taunya cewek mah nikah aja gausah sekola. Di kampusnya ini ada orang kaya bernama Diva yang mau apa pun tinggal jentikin jari kek punya jin voila langsung terkabul.

Di mata kuliah publisis, sang Dosen ngasih tugas ke mereka untuk buat channel YouTube yang berkualitas karna belio dah eneg liat konten-konten sampah tapi banyak yang minat.

Dan begitulah persaingan antara Rara yang modalnya dikit vs Diva yang modalnya gacor untuk bikin konten YT.

---

Sulit untuk ngga spoiler tipis karna ini termasuk tema utama novelnya, tapi yup, selain tentang privileged si miskin dan si kaya yang kontras, novel ini juga mengangkat isu mental health. Bisa tebak lah ya kenapa tiba-tiba ada isu ini?? Kalo ga ya syukurlah aku ngga spoiler amat.

Sebenernya nyaris mau drop pas tau ada isu mental health dibahas, seriously, aku lagi ngga berminat banget untuk baca novel motivasi dan baca cerita penderitaan orang lain (meskipun fiksi), tapi aku tetep lanjut aja sekalian karena reading challenge-ku udah ketinggalan jauh HAHA.

Sebelum kita masuk ke main course (ketawa jahat), aku sedikit terganggu dengan pemilihan POV di novel ini yaitu orang ketiga. Tapi pada akhirnya seluruh novel ini hanya tentang Rara. Sampe scene-scene tertentu aja masih dijabarin pake sudut pandang Rara meskipun novel ini POV ke-3? Kek? Why?

“Rara juga sepenuhnya yakin, Diva tak pernah perlu membonceng ojek seumur hidupnya.” - Hlm sekian.

Sotoy.

Menurutku sih ya enaknya pake POV orang pertama aja kalo mau judging orang lain kayak gitu. Hehe.

Kalo secara gaya bahasa, standard lah ya ok ok aja buatku. Bisa dipahami dengan baik dan jelas. (jempol)

Alurnya maju, dan seperti yang bisa ditebak dari novel motivasi ala Young-Adult, plot dikemas sangat rapi, ngga melenceng, tapi bisa masukin berbagai isu-isu panas soal mental health. Sepertinya poin ini yang banyak bikin orang-orang suka sama novel ini.

Aku juga salut sama plotnya yang cakep ini. Kemungkinan besar untuk orang-orang yang belum tau pahitnya dunia (ciat) bakal nemu cerita-cerita sedih, perasaan-perasaan yang mungkin bisa bikin mata hati terbuka, pandangan baru tentang orang lain, bahkan mungkin bikin kita tau alasan-alasan kenapa seseorang bisa bersikap begitu di dunia nyata.

Tapi buatku pribadi, ini bukan pengalaman baru (bukan curhat). So, nothing is new for me. Alasan ini juga yang bikin aku ga bisa terlalu larut dalam ceritanya. But still, ceritanya BAGUS (jempol jempol) banyak juga hal-hal yang dialami Rara yang relate banget sama aku sampe aku ingin menangis ingat diri sendiri (haha).

The biggest turn off, yang sebelumnya udah aku share di IG, adalah karakter Rara itu sendiri.

Jujur, karna terlalu sering muncul narasi Rara yang bandingin dirinya sendiri sama Diva, aku jadi punya mindset isi pikiran dia selalu sinis. Sampe-sampe ada satu scene yang nunjukin cewe cantik yang penampilannya stylish aja si Rara bisa-bisanya bilang “Masalah mental apa yang mungkin dimiliki perempuan seperti ini?”

SUMPAH LO RA.

Meski kenyataannya mungkin Rara nggak ngucapin itu secara sinis tapi aku yang bacanya kek kesel banget??

Sorry MC, you got zero sympathy from me. The main char is definitely, 100%, unlovable. Selain suka ngambil kesimpulan seenaknya dengan sifat bitter-nya, Rara juga insecure parah, iri dengki. Haduh.

Aku sadar tiap orang yang mengalami apa yang Rara alami dan bahkan aku juga (or maybe everyone) pasti punya waktu-waktu di mana dia ngerasa terpuruk dan bitter ke semua orang, iri dengki ke orang lain, tapi i think it’s better to keep those bitter thoughts alone. Jadinya jujur deh, baca sikap dan sifat Rara yang ini bikin aku ga nyaman.

Aku tau karna ini novel YA jadi MC sengaja dibuat kayak gitu lalu ada klimaks dan cahaya ilahi di ujung jalan, tapi ya ga gini juga ...

It’s kinda tiring baca kelakuan si Rara dan isi pikirannya, tbh. Setidaknya aku butuh MC yang bisa dicintai biar aku bisa terus penasaran dan pengen lanjut baca novelnya T_T Ya, aku juga sadar dia ada bagusnya dikit, kek sayang keluarga, peduli orang lain, gigih berusaha, tapi bagiku yang gitu doang bare minimum hehe.

Satu lagi yang bikin aku berada di puncak ketegangan rasa kesal ke Rara adalah ketika dia ada masalah sama temen-temennya. That. That *peep*. I give up AAAA!!




Well, setelah ketegangan selesai dan cahaya ilahi muncul, hatiku juga ikutan tenang. Eksekusinya cuakep. Kata-katanya dirangkai dengan bagus, anak smp juga bisa paham (jempol). Kecuali bagian si Giri dan Rara di akhir got me WhAaAaT? A little turn off yang aneh dan salah tempat. Sisanya, BAGUS. 

Yup, begitulah, akhirnya aku cuma bisa kasih 3 bintang buat TPO. And the last, cuma mau bilang Diva ! Diva ! you do really deserve to be the privileged ones! Gara-gara POV 3 rasa POV 1 nih ceweku jadi kayak orang jahat.

Oh ya, buat yang suka baca novel penuh pesan moral, cerita tentang mental health yang dikemas dengan story telling, mau belajar banyak tentang pahitnya dunia, yes this book is for you!!

Segitu aja, bye.




Minggu, 21 November 2021

Resensi – A Sky Full of Stars by Nara Lahmusi

 

source: goodreads


Judul: A Sky Full of Stars

Penulis: Nara Lahmusi

Penyunting: Irna Permanasari

Penyelaras aksara: Vania Adinda

Desain sampul: Bella Ansori

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2019)

Jumlah halaman: 240 hlm.

Baca via: Ipusnas

 

Hi! Udah lama yaa nggak nulis di blogku. Setahun ini aku sibuk banget jadi nggak terlalu banyak baca buku. Kalau baca pun nggak ada niat buat bikin resensi hehe.

Tapi kali ini aku mau banget nulis review buat novel teenlit terbitan GPU yang baru aja aku selesain beberapa waktu lalu. Karena menurut aku buku ini bagus banget isinya.

A Sky Full of Stars bercerita tentang Raya, seorang anak yatim yang cerdas dan pekerja keras. Demi nambah-nambah uang buat keluarganya, Raya yang udah kelas 3 SMA ini bela-belain ngelamar kerja jadi tutor private.

Dari situ, akhirnya dia ketemu sama Dika, cowok yang berusia setahun di bawahnya untuk jadi muridnya. Nggak cuma Dika, ternyata Raya juga harus berurusan sama Dirga, kakak Dika yang bandel dan terkenal di sekolahnya. Ditambah lagi, ternyata Raya dan Dirga satu sekolah.

Dikelilingi oleh dua kakak beradik yang diam-diam tertarik sama Raya, nggak bikin Raya balik tertarik sama mereka karena sebenarnya Raya sendiri udah punya cinta pertamanya. Cowok yang beliin dia buku waktu SMP.

Tapi, apa jadinya kalau cinta pertama Raya ternyata adalah salah satu dari kakak beradik itu?

Ini pertama kalinya aku baca novelnya Nara Lahmusi, dari novel-novel beliau, aku paling tertarik sama A Sky Full of Stars ini karena cover-nya cakeeep. Meskipun sebenarnya aku sangka novel ini bakal bertema agak kelam dan diakhiri dengan acceptance tokoh utamanya. Emang guenya aja yang pikirannya kemana-mana.

Ternyata novel ini hanya teenlit biasa dengan bumbu romance dan nilai moral yang baik. Aku berharap cover-nya bisa lebih unyu aja gitu haha.

Dari gaya penulisannya, aku suka karena nggak terlalu berat dan mengalir. Konfliknya ringan dan disampaikan dengan baik, nggak bertele-tele, nggak loncat-loncat, pokoknya padet. Ini salah satu hal yang bikin aku betah bacanya.

Selain konflik cinta Raya yang masih teka-teki, di sini pun ada konflik tentang bahaya merokok buat remaja, hubungan orangtua-anak, dan pentingnya belajar serta cita-cita. Aku bersyukur karena konfliknya nggak ditambah-tambahin ini itu lagi, jadi ceritanya bener-bener fokus. Alurnya juga dibuat maju dan sederhana dengan POV orang ketiga.

Penokohan yang paling penting di sini cuma ada 4. Yaitu Raya, Dika, Dirga, dan Rila (adik Raya). Sesekali bapaknya double D muncul, ibu Raya, trus sama ada side story dua guru di sekolah yang aku skip ceritanya karena nggak penting menurutku haha jangan ditiru.

Tokoh favorit aku hmm..siapa ya. Kayaknya nggak ada. Semua peran berbeda-beda dan unik, tapi nggak ada yang sampe bikin aku nge-crush. Pada akhirnya mereka semua cuma remaja biasa.

Menurut dan seinget aku, Raya ini terlalu dewasa. Bahkan bisa dibilang dia hampir nggak punya kesalahan di sini. Dia baik, cantik, pinter, tegas, penyayang, peduli sesama, bla bla. Tapi ada satu sih yang bikin aku nggak terlalu suka, dia ini tukang ikut campur urusan orang.

Alasan kenapa aku bilang dia hampir nggak punya kesalahan..? Karena sifat ikut campurnya ini punya output yang bagus bagi tokoh-tokoh di sekitarnya, dan bikin konfliknya mengarah ke arah yang lebih baik.

Tapi bagi aku pribadi, sorry to say, ngeselin banget kalau sampe segala macem dikomenin Raya. Kalau blurb aslinya bilang Raya terpaksa terlibat, errr I disagreed. Just mind your own business deh Rayyy!

Lalu ada Dirga, cowok yang paling keliatan character development-nya. Ofc. Not surprised lah ya. Dirga ini selain punya father-issue, dia juga punya karakter yang ngeselin-gemesin, tukang ngerokok dan bolos jam pelajaran. Tapi di balik itu semua dia orang baik sie.

Lain Dirga, lain juga adeknya, Dika. Dika ini cowok manis yang sakit-sakitan. Dia orangnya tulus dan baik. Ah prince charming deh ya. Minor character development. Lalu ada Rila, sifatnya jauh dari kakaknya si Raya. Rila ini tipe yang lebih aktif dan ceria. No character development.

Bisa dibilang, novel ini adalah paket lengkap teenlit deh buat remaja-remaja yang mau nyari bacaan ringan gemes sekaligus metik hal yang berharga.

Anyway, karena aku bukan anak sekolahan lagi yang butuh edukasi kayak gini *ea* bagian favorit aku di novel ini tentunya kisah cinta Raya. Cinta segitiga emang paling ngeselin tapi menantang.

Di antara dua kapal ini, jujur aku bingung pilih siapa. Sebagai orang yang sering kena sub-complex, aku sebenarnya cenderung ada di pihak calon sadboy HAHA.

Pas lagi baca bener-bener dukung Dika, tapi ternyata..aku nggak bisa kena sub-complex karena aku ngerasa di sini semuanya nggak ada yang berhak jadi sadboy aaaak. Bener-bener terombang-ambing deh dibikin sama novel ini T_T Apalagi menuju ending, dahlah nyerah aku main kapal-kapalan, mending nyebur aja ke laut hiks.

Overall, novelnya cukup memuaskan. Hanya satu yang kurang bikin aku sreg, yaitu endingnya. Aku udah siap gagal move-on tauk! Hmm. Nggak ada yang salah sebenarnya di endingnya cuma aku prefer nggak usah dibikin tiba-tiba berubah haluan aja gitu. Akan lebih baik kalau dipelanin kayak alur keseluruhan.

3 dari aku buat nambah-nambahin bintang di langit mereka.

 

 

 

Minggu, 27 September 2020

Bahaya Membeli E-book Murah!


Kalian yang suka baca buku, pasti sering banget nemu penjual e-book dengan harga miring alias lima ribu rupiah aja per e-book. Pernah kan? Pernah dong pastinya. Pernah tergoda atau pernah beli ini?

Bayangkan..

Buku murah itu buku dari penulis favorit kalian.

Harga buku fisiknya mahaaal, mana masih sekolah, duit jajan cuma seupil.

Ini novel favorit kalian di wattpad, penulisnya nggak tamatin di watty eh langsung terbit. Kepo dong??

Lah ini ada yang jual lima ribu doang? Mau nangisss gak sih??

Sebelum kalian terpedaya oleh rayuan maut sang seller dan dorongan hasrat untuk membeli ebook itu, ada hal-hal yang harus kalian tau. Ini nih bahayanya beli ebook dengan harga murah bayar via pulsa:

EBOOK murah yang kalian temuin di medsos itu ILEGAL!

Bahayanya beli buku ilegal? Kalian secara langsung dan tidak langsung merugikan penulis favorit kalian. Merugikan penerbit dan seluruh staff yang bekerja untuk terbitnya buku tersebut. Kalian juga membantu penjahat yang suka kloning buku makin kaya. Jahat banget kan? Dosa tau! Bahaya lah.

Lebih bahaya lagi karena sebenarnya kalian bisa baca buku itu gratisssss di aplikasi perpustakaan online. Gila sih lima ribu bisa gue pake beli seblak daripada ebook, mending kalau legal, lah ini ilegal. Dihhh!

Gimana cara baca gratis kak?

Cari aja di playstore aplikasi iPusnas, iJakarta, iJogja atau i i lainnya sesuai domisili kalian terserahhh asal ada, unduh pake wifi sekolah biar gratisnya poll, tinggal cari buku kemauan kalian, beres.

Belum, nggak sampai di situ. Lanjut baca!

Oke, gue nggak mau nasehatin yang gimana gitu, bawa-bawa rejeki orang itu berat. Tapi gini deh. Berdasarkan logika gue yang nggak seberapa nih ya. Sebagai pecinta buku, demen banget baca buku, gue nggak suka dan anti banget sama yang namanya buku ilegal baik itu fisik atau ebooknya.

Pertama, duit gue nanti kebuang sia-sia buat buku kloningan yang kualitasnya jelek. Kedua, gue malu sama temen-temen gue kalau nanti mereka minjem dan tau buku gue bajakan... ketiga, gue malu aja gitu bahas dan nge-hype buku bareng fans lain tapi gue nggak turut serta ngasih duit gue ke penulis kesayangan.

Beneran deh, ada kebanggaan sendiri punya buku yang legal, apalagi profesi gue itu bookstagrammer yang meskipun lagi hiatus suka foto-foto buku asli lah daripada buku bajakan.

Tapi kan bukunya mahal kak, mana aku masih sekolah, nggak punya uang.

Gue yang udah nggak sekolah aja masih nggak punya uang kok, santai. Tapi gue orangnya emang nggak pernah maksain sesuatu sih. Nggak tau kalau kalian. Kalau gue ada di posisi kalian, gue tetep bakalan nabung seberapa lama pun itu sampe duit gue kekumpul, caw ke gramedia dan tebar uang depan kasir. Sumpah itu satisfying banget tauk. Yang suka beli buku ilegal via pulsa nggak akan bisa rasain dah tuh.

Udah kepo banget sama endingnya! Digantung penulis ngeselin gegara mau diterbitin! Nggak mau beli mahal-mahal soalnya udah kecewa sama penulisnya!

HAHA! I feel you. Mau tau gimana triknya? Nah kalian pergi tuh ke gramedia, cari buku lucknut itu, CARI SAMPELNYA! Baca dah tuh ending-nya doang. Beres. Tapi inget, jangan pernah sekali pun kalian buka segel buku di gramedia, pokok’e jangan!!

Tapi kak, buku itu lama banget masuk ke iPusnas, iJak, i i i i, jadi mau baca kelamaan!

Daripada ngeluarin duit goceng buat satu ebook palsu, gue saranin kalian mending ngeluarin duit 18k buat baca ebook gratis sepuasnya. Nah tuh, nggak cuma dapet satu buku tapi bisa dapet puluhan buku, kan? Dah langsung aja cus unduh Gramedia Digital, patungan sama lima orang temen kalian, beres.

MALAHAN, kalian bisa patungan cuma 10 RIBU DOANG kalau kalian cuma kepengin baca novel fiksi. Sumpah ya ini tuh udah murah banget kenapa masih ada yang mau beli ebook bajakan sih?

Ih, buku-buku yang aku mau baca bukan di penerbit kompas gramedia, gak bakalan masuk ke GD atau iPusnas atau iJak atau atau atau deh kak!

Kalian banya banget alesannya, pengen banget dibolehin beli ebook ilegal ya? Cara teraman yang bisa gue kasih sih cuma:

NABUNG ya kalian pastiiii bisa, kalau sebegitu demen dan keponya sama si buku, nabung ya sayangku.. Atau, bisa patungan bukunya sama temen kalian yang suka juga. Bisa juga kalian baca ulang di wattpadnya dan baca ending-nya di sampel di toko buku. Atau kalian bisa juga baca si sampel dari awal sampe akhir dah tuh nongkrong aja seharian di gramedia. Musiknya enak kok.

Nah barangkali segitu aja tips and tricks ala-ala dari gue buat kalian yang suka baca buku. Diinget baik-baik ya temen-temen, beli buku ilegal itu jahat.

Justru, kalau kalian nemu akun yang jualan ilegal kayak gitu, yuk laporin ke penerbit dan penulisnya! Bantu dunia literasi Indonesia tetap bersih dan semakin berkembang! Siapa tau kalian nanti dapet reward dikasih buku yang kalian mau secara gratis HAHA.

 

Have a nice day, cheers!

Eksa <3

 

 

 

 

 


Rabu, 25 Juli 2018

June Wrap-Up!

© 2018 by me @arthms12


 
Haii! Udah lama nggak nulis blog karena aku lagi males nge-review, nggak ada mood, tapi bulan Juni malah baca banyak buku. Kebanyakan juga e-book Gramedia Digital, jadi makin males buat nge-review WKWK.
Jadi aku mau bikin wrap-up aja biar sekalian, juga bukan review sih semacam kesan-kesan aja dan rekomendasi. Dan, ini memang telat banget astaga, abisan baru kepikiran aja bikin ginian di blog -_-
Mungkin yang bulan Juli juga aku bakal bikin wrap-up kayak gini juga, aku posting awal Agustus biar masih seger ceritanya di otak XD
So.. let’s start:
1.      Stories for Rainy Days by Naela Ali

Aku baca ini di awal Juni. Nyelesainnya pun bentar banget, beberapa jam aja tapi dibagi ke dua hari yang berbeda XD
Novel ini adalah novel grafik, ceritanya ditulis dalam bahasa Inggris. Aku suka gambar-gambarnya. Jujur agak sulit memahami ceritanya, apakah ini cerita bersambung atau gimana aku juga nggak paham XD trus ceritanya juga agak cheesy gimana gitu. Mendayu-dayu(?) kayak dongeng, dan dalem banget gitu maknanya tuh. Aku cuma kasih 3ó aja. Recommended gak nih? Menurut aku sih rekomen buat orang yang lagi jatuh cinta atau nggak, doyan liatin gambar-gambar ucul, instagramable banget loh :D
Anyway, aku baca di ini di iJakarta.

2.      Purple Eyes by Prisca Primasari.

Baca buku ini udah lamaaa banget, tapi waktu itu nggak sampai selesai. Nah, setelah langganan GD, aku lanjut baca buku ini dan SUKAK :’)
Latarnya di luar negeri, kisahnya tentang hantu cewek namanya Lyre yang jadi asisten Hades, Dewa Kematian. Mereka pergi ke bumi karena ada suatu masalah yang harus diselesaikan. Mereka pura-pura jadi manusia dong pas ke bumi, eh Lyre (yang namanya diganti jadi Solveig) malah ketemu sama Ivarr di bumi, mereka jatuh cinta trus eaaa baca sendiri deh, dijamin nggak nyesel :D Aku kasih rating 4ó karena menurutku cerita ini bagussss cuma kurang tebel HAHA.
High recommended!

3.      Sayap-Sayap Kecil by Andry Setiawan

Karena lagi menyesuaikan diri buat tahan baca e-book, aku pilih novel yang tipis-tipis. Setelah Purple Eyes, aku lanjut baca buku ini. Novel ini bercerita tentang Lana yang korban broken home gitu, dan kekerasan sama ibunya sendiri. Trus ketemu Surya yang ternyata adalah kakak kelasnya, anak baru, tetangganya pula. Lana ini jadi ngerasa punya temen semenjak kenal Surya. Aku sebenernya udah pernah denger cerita ini ada twist-nya jadi ya aku udah sejak awal ‘nebak’ plot twist-nya apa. Kalian yang nyoba nebak pasti sama pikirannya kayak aku, tapi apa pun tebakan kalian, pasti meleset! Karena twist novel ini kece abis. Novelnya memang simpel dan emang dibuat kayak diarinya Lana gitu sih. Rekomen buat yang nyari novel ringan.

4.      Thank You by Adara Kirana

Well, aku udah nulis kesan-kesan di GR tapi karena terlalu ‘emosional’ selesai bacanya jadi aku tandai sebagai spoiler deh ;( abisan beneran deh gereget banget endingnya, bukan gereget dalam arti baik wkwkw dd kzl pokoknya.
So, buat ceritanya sendiri simpel banget. Sekelompok remaja, bersahabat, mainin truth or dare gitu tapi mereka harus ngambil kertas tod-nya di kaleng thank you. Setelah selesai ngelakui tod-nya, mereka harus bilang makasih. Nah konfliknya juga banyak, perlahan satu-satu anggota mereka mulai menjauh karna konflik cinta. Ringannnn banget, aku harap cerita kek gini yang digandrungi para remaja zaman now tapi sepertinya kurang nendang aja gitu. 3ó

5.      Parade Para Monster by Eva Sri Rahayu

Fantasi lokal! Berhubung genre fav-ku adalah fantasi, aku cukup excited banget waktu baca novel ini. Belum lagi karena judul dan kavernya cute abis. Ceritanya kayak dongeng, dan lumayan menghibur sih. Ada romance-nya juga tapi dikit dan aku gak suka soalnya kayak dipaksain gitu. Ceritanya tentang Weena yang dijauhi temen-temennya karena dianggap monster. Eh kok bisa? Baca aja XD Dia cuma punya satu temen namanya Jack. Suatu hari mereka dapet undangan gitu buat dateng ke tempat namanya Far-Far Away. Katanya sih di sana itu tempat berkumpulnya para monster. Tentu Weena seneng banget dong mau ketemu satu ‘spesiesnya’, tapi ternyata ada sesuatu yang ganjil di Far-Far Away...3ó

6.      Long Way Down by Jason Reynolds

Aku seneng banget kalau baca e-book trus cepet abis XD nah, Long Way Down ini bikin aku suka karena cepet abisnya. Novel ini dibentuk kayak puisi gitu, ceritanya tentang seorang cowok yang kakaknya baru saja meninggal karena dibunuh. Dia mau bales dendam, tapi dia harus keluar dulu dari apartementnya buat nyamperin si pembunuh kan? Nah selama di lift turun itulah setting cerita ini :D setting waktunya cuma 60 detik doang dong. Tapi cukup kelam dan agak sulit dimengerti karena bagiku kesannya tuh kayak diari orang yang agak gangguan mental gitu. Kelam dan suram~ 3ó
Baca kesan-kesan lengkapku di sini.

7.      135 Hours  by Stefiani Emasurya

Dark Love Series ketiga yang aku baca. Menurutku cerita ini lebih seru dari dua lainnya. Tentang Zoe yang mau nikah karena suatu perjanjian(?) ternyata calon suaminya ini gak beres, dia dikasih tau tentang rahasia itu oleh cowok misterius bernama Eros. Eros janji mau bantu Zoe asalkan Zoe harus bilang ‘tidak’ pas janji pernikahan. Ya terus Zoe ini ternyata diajak kabur buat kerjasama demi jatohin si mantan calon suami. Trus benih-benih cinta tumbuh~
Tapiiii seru asli ceritanya, nggak sesimpel itu kok, banyak hal-hal yang menarik. Coba cek review singkatku di Goodreads: di sini.
Recommended 4ó

8.      Please Be Mine by Eugenia Rakhma

Aku baca novel ini karena tipis XD
Ceritanya tentang Friendzone gais. Klise ya? Eits jangan dulu bilang klise kalau belum baca utuhnya! Secara garis besar cerita ini tentang Kiara yang baru putus dari pacarnya, tapi ada Evan kok, temennya dari kecil yang selalu jagain Kiara. Di masa-masa baru masuk SMA, Kiara banyak banget dapat masalah, tapi ada Evan yang selalu jadi superhero-nya, berharap Kiara bisa ngeliat kesungguhan dia. Huhu. Ada twistnya. Dijamin bikin kaget :D ringan dan wow di akhir. 3ó baca kesan-kesanku selebihnya tentang novel ini di sini.

9.      #TentangDiaku by Hani Widiani

Another graphic novel guys. Aku baca ini karena...tipis! hehe. Isinya semacam curhatan sang Authornya sendiri dan dibuat dalam bentuk gambar. Honhon punya pacar namanya Dam. Mereka ketemu pas ospek kuliah dan Dam bantuin Hon gitu, trus muncul benih-benih cinta. Dam ini orangnya cuek tapi makin cuek makin gemesin, ye gak? Grafiknya lucuk. Cocoklah buat hiburan ringan, kisah cintanya juga manis. 4ó karena aku sukaaa banget grafiknya XD

10.  Siluet by Resti Dahlan

Buku kedua Kak Resti yang aku baca. Aku bacanya mundur, dari karya paling terbarunya Departure, aku langsung sukak sama gaya bercerita dan ide konflik yang dibuat Kak Resti. Lalu aku baca ini, dan masih sama kesannya sama Departure, buku ini keren. (dan ketika aku mau baca Mahardikans, entah kenapa dari bab awalnya aja aku udah ngerasa nggak cocok sama konfliknya jadi gak lanjut).
Well, ceritanya tentang Rea yang pinter tapi sombong. Ngerasa nggak perlu bantuan siapapun. Dia sekolah sambil kerja. Rea juga sering digangguin sama adek kelas perenang namanya Kaley. Belum lagi ada Galen, kakak Kaley yang dapet misi dari seseorang buat ngedeketin Rea sampe disuruh pindah ke sekolah mereka. Konfliknya agak complicated sih, aku juga agak bingung harus ngeringkasnya gimana XD pokoknya kakak-beradik itu gigih banget deketin Rea. Dan kesimpulannya aku suka banget konfliknyaaaa 4ó
Kesan-kesan selengkapnya bisa di baca di sini.

11.  Take Me For Granted by Nureesh Vhalega

Tipis dan keliatannya manissss jadi alasan kenapa aku baca novel ini, terus karena udah follow-followan sama penulisnya di instagram, terus juga karena novel ini berseliweran di IG hehe. Ternyata emang manis banget gais. Ceritanya tentang Ellya yang dilamar sama pacarnya, Fathan. Mereka udah pacaran selama 7 tahun, wajar dong Fathan ngajak nikah? Tapi ternyata Ellya justru jadi bingung. Dia ada masalah tapi nggak berani cerita ke Fathan, akhirnya mereka cuma bisa berantem mulu jadinya. Berantem karena dilamar pacar sendiri;’)
Novelnya tipis dan pastinya Kak Nureesh ini jago banget bikin suasana jadi melow dengan kata-katanya. Cakep deh bikin baper! 3.5ó review lengkap cek goodreads yuk! di sini.
(jangan heran kalau banyak emot yang aku pakai, soalnya novel ini sungguh sangat menguras emosiku;’))

12.  Resign! by Almira Bastari

Siapa sih yang nggak tahu novel populer ini? dari PO-nya aja udah ludes ribuan, udah beberapa kali cetak ulang. Sedihnya aku baru bisa baca novel ini bulan Juni dan itupun lewat GD XD rencananya mau beli versi cetaknya saking sukanya aku sama novel ini! Nyesel dulu nggak ngikutin di wattpad hiks.
Ceritanya tentang para cungpret atau kacung kampret. Ada 4 orang, salah satunya Alranita atau Rara dan seorang bos bernama Tigran. Tigran ini ganteng tapi resek. Para cungpret bikin challenge gitu siapa yang berani resign duluan dia yang menang, tapi Tigran juga kayak punya indera ke-6 gitu lah jadi bisa mengendus bau-bau resign bikin cungpret gak maju-maju. Trus, Tigran malah jadi semena-mena sama Rara, ngerese-in Rara terus, bikin Rara jengkel, tapi mereka banyak sweet-nya juga:’) nah, menurut kalian siapa nih di antara keempat cungpret yang berani ngajuin resign duluan? Twist-nya bagus loh;) 4ó high recommended!

13.  A Hole in The Head by Annisa Ihsani

Awalnya aku kira novel terjemahan, ternyata bukan, lokal rasa terjemahan! Sebenernya bercerita tentang anak-anak, tapi aku kepo sih soalnya blurbnya menarik. Misteri-misteri gimanaaa gitu. Ceritanya tentang Ann yang liburan ke Swiss, tempat ayahnya tinggal sama ibu tirinya. Di sana dia kenalan sama Jo. Mereka main detektif detektif-an gitu soalnya katanya penginapan punya ibu tirinya itu angker di kamar 303.
Jujur penyelesaian konfliknya bikin aku agak gak ngeh mungkin karena aku otaknya cetek wkwkwk XD
Tapi aku suka banget konflik dan ceritanya keren. 4.5ó recommended bagi penyuka kisah misteri kecil-kecilan. Juga pecinta fisika.

14.  Seventeen Once Again by Handi Namire

Sekilas info guys, Handi Namire itu cewek XD aku baru tau, katanya Mbak Handi ini juga penulis dari dulu tapi aku nggak tahu karyanya hehe, jadi pertama kali baca ya Seventeen Once Again ini. SOA novel lahiran dari Gramedia Writing Project, juara kedua. Semenjak baca blurbnya, aku langsung penasaran setengah mati sama cerita ini.
Kisahnya tentang Brianna yang jadi perebut pacar temen sendiri XD, saat hubungannya mau diperjelas sama si pacar, dia malah kecelakaan di India dan ada beberapa ingatannya yang hilang. Sialnya, setelah pulang ke Jakarta, Mamanya malah mindahin dia ke sekolah di Bandung, padahal dia kangen si pacar kan. Trus di Bandung malah ada cowok tengil yang deketin dia mulu.
Well, cerita ini sukses bikin menghibur. Banyak leluconnya juga yang kayaknya gak disengaja tapi jadi lucu XD
Konfliknya gemesssin. Bener-bener sukaaak! Sayangnya aku nggak suka endingnya. Tadinya mau ngasih 4 bintang tapi nggak jadi deh, 3.5ó aja. Selebihnya silakan cek kesan-kesanku di sini
Anywayyyy, recommended nihh ceritaya segerrrr.

15.  Daily Dose of Shine by A. Fuadi

Baca ini karena novel grafik, novel grafik cepet beres makanya suka XD
Tapi ternyata novel grafik ini bagus di grafiknya aja, sementara isinya hanya qoutes-qoutes dari tokoh-tokoh muslim gitu. Udah deh. Aku cuma ngasih 2ó hehe.

16.  Carisa & Kiana by Nisa Rahmah

Aku baca ini karena kavernya lucukkk. Tapi ceritanya nggak lucuk. Tentang Carisa yang tipe cewek aktif, suka sama Rama calon ketua OSIS dan bahkan Carisa jadi timsesnya. Tapi ternyata Rama suka sama Kiana, cewek genius yang pendiem. Bukan, bukan tentang rebutan Rama kok, tapi nanti ada konflik serius (agak halu dan drama banget) yang melibatkan orangtua mereka. Yah.. ceritanya mayan menghibur lah. Amanatnya juga bagus. Tapi karakternya banyak yang nyebelin, apalagi ortunya. Yang pengen coba-coba baca memulai untuk mencintai dunia perbukuan, Carisa & Kiana ini mungkin cocok :D but I only gave 2.75ó for this book.

Well! Selesai sudah wrap-up-ku buat bulan Juni! 16 buku dalam sebulan, wow, rekor buatku! Apalagi semuanya e-book!

Kalau gitu, cukup sekian aja kesan-kesan singkat ini semoga ada yang bikin kalian tertarik buat baca ya!

Sampai ketemu di wrap-up Juli!

Tapi kalau aku lagi mood baca buku fisik, kalian bakal ketemu resensinya kok sebelum wrap-up Juli di-publish XD Sejauh ini aku udah baca 7 e-books, bakal lebih sedikit dari bulan Juni hiks. Bagusnya adalah, banyak buku yang aku kasih ratingnya tinggi di bulan Juli. Jadi, stay tune aja yaaa! :D


Minggu, 13 Mei 2018

Bookstagram yang Dulu, Bukanlah yang Sekarang~


*First of all, I don’t blame anyone, this post is just my opinion^^ ((udah lama banget pengin nulis ini >.<))

© 2018 by @arthms12


Kamu kenal komunitas Bookstagram di instagram? Atau malah nggak tau sama sekali apa itu Bookstagram?

So, Bookstagram adalah suatu istilah untuk mereka para pencinta buku yang sekaligus hobi fotografi. Di instagram, mereka fotoin buku sedemikian rupa dan di caption biasanya mengandung review dari buku tersebut. Tapi banyak juga kok yang cuma ngobrol basa-basi nyapa followers-nya atau nyantumin qoute doang.

Aku sendiri, udah kenal dunia bookstagram kira-kira akhir tahun 2016, mulai jadi bookstagrammer awal tahun 2017. Dan menurut pengamatanku, di Indonesia sendiri belum banyak bookstagrammer (jangan dipercaya). Awal mula aku kenalnya, karena dulu sering banget ikutan giveaway blogtour, tapi anehnya lama-lama syarat giveaway ada yang harus follow IG segala (biasanya twitter) trus lama-lama share banner-nya (info GA) harus repost di IG dan akhirnyaaaa review-nya pun pindah dari blog ke instagram.

Dulu, aku cuma suka ikutan giveaway-nya aja, tapi lama-lama liat postingan buku para host, aku jadi kepikiran buat bikin foto buku-bukuku juga. Setelah itu, aku jadi ketagihan ngambil foto yang bagus (meskipun gak pernah bagus, abis susahhhhh).

Fenomena giveaway inilah yang membuat para pencinta buku bermunculan dengan label bookstagram. Dan juga, karena biasanya syarat giveaway adalah mengharuskan pemenangnya untuk meresensi bukunya. Gak tanggung-tanggung, lima hari!

Setelah itu, aku mulai banyak mengenal para bookstagrammer dari yang dulunya foto abal sampai fotonya cakep, bahkan ternyata ada yang udah sejak lama jadi bookstagrammer cuma karena baru booming jadi ya aku baru tau heu.

Bookstagram yang dulu, bukanlah yang sekarang?

Yap, ini yang aku sering aku pikirin akhir-akhir ini. Akun-akun yang dulu sama-sama newbie denganku, sekarang udah jadi pemain lama; followers-nya banyak, dikenal editor, penerbit dan penulis, dikenal banyak orang, dan sering dapet nge-host suatu buku yang baru terbit.

Dulu, penerbit suka buka lowongan peresensi buat buku yang baru terbit, biasanya diminta ngadain giveaway juga selain posting daily review selama lima hari. Dan aku pun pernah ngerasain gimana jadi host yang cukup mengemban tanggung jawab yang berat.

Dulu aku berpikir, nggak ada yang salah dengan meresensi buku yang sama selama lima hari, sekarang pun gak ada yang salah sebenarnya, tapi aku sekarang jadi mikir.. apa followers-ku nggak bosen cuma liatin foto buku yang sama selama lima hari? Karena aku juga tau, jarang banget ada orang yang rajin bacain caption. Yegak? :D

Aku pun mulai malas kalau harus meresensi buku selama lima hari, takutnya followers-ku bosan WKWK. (malas bukan berarti aku menolak loh, kalau ada yang ngajak kerja sama sih, aku dengan senang hati©)

Tapi tidak buat share banner!

Aku bener-bener nggak mau share banner (bukannya songong XD), alasannya cukup sederhana, aku nggak mau merusak tujuan awalku gabung di komunitas ini. Aku nggak mau kehilangan kenyamanan diriku di dunia bookstagram. Aku ada di sini, buat mem-posting buku-buku, bukan banner. Feed-ku–yang aku coba susun dengan rapi (meskipun gak bisa rapi)–hanya aku khususkan untuk buku saja. Aku lebih suka membantu penerbit mempromosikan bukunya dengan mem-posting foto buku tersebut, bukan banner.

Nah, inilah yang baru-baru ini sedang terjadi di komunitas bookstagram Indonesia. Penerbit/editor bukan hanya sekadar meminta mereka merensensi bukunya, melainkan meminta mereka mem-posting banner promosi sebelum bukunya terbit. Aku sih, masih anggap wajar kalau banner-nya cuma lima atau sepuluh, tapi rasanya.. kalau ada 30...?

Kebanyakan following-ku adalah bookstagram lama yang sudah berbakat meresensi buku di instagram, mereka juga sering kali diajak bekerja sama untuk share banner. Jadi, sekarang coba bayangkan rasanya jadi aku: pada jam yang sama, lima bookstagrammer mengunggah satu banner yang sama, dan mereka melakukannya kurang lebih sebulan (atau sesuai kebutuhan) belum lagi lima bookstagrammer lainnya yang share banner novel yang beda lagi.

Timeline-ku isinya banner semuaL

Dan karena adanya algoritma instagram, aku juga jadi kesulitan melihat postingan bookstagrammer lain yang bukan promosi. Jadi agaknya.. aku mulai sedih melihat timeline-ku XD

Nah, sekali lagi, di sini aku nggak nyalahin siapa pun. Nggak nyalahin temen-temenku yang dapet amanah dari penerbit ataupun nyalahin penerbit yang kalau minta share banner gak kira-kira XD

Toh semuanya demi marketing, alhamdulillah juga kalau memang banyak yang tertarik dengan dunia literasi karena promosi besar-besaran ini. Aku ikut senang kalau makin banyak yang suka baca buku apalagi gabung menjadi bookstagrammer dan mencoba mengapresiasi penulis dengan meresensi bukunya. (daripada ngelakuin hal yang gak bermanfaat, mending jadi peresensi, yegak?)

That’s all! So, guys, ini murni cuma keluh-kesahku sebagai seorang pengguna instagram hehe. Cuma agak sedih aja gitu :D tapi aku tetap suka jadi bagian dari komunitas ini dan kenal banyak orang yang suka baca buku juga, terutama ketemu sama fandom yang sama. Rasa-rasanya aku jadi punya dunia kedua :’)

Buat kalian yang mau coba gabung di bookstagram, jangan ragu! Mulai coba foto-foto aja dulu, resensinya belakangan (karena nggak semua bookstagrammer yang peresensi juga sih), atau bisa juga belajar liatin resensi dari para senior di sana :D

Kalian juga jangan ragu untuk berteman sama aku di instagram hehe, aku orangnya emang agak sinting tapi gak gigit kok, aku suka temenan sama banyak orang :D akun instagram-ku sama kayak nama blog ini: @arthms12

Jadi, tunggu apa lagi? Aku tunggu kehadiran kalian :D

Rabu, 08 Maret 2017

Ikutan BookCrossingID Yuk!

Halo semuanya!

Kali ini aku mau ceritain pengalaman aku kemarin, tepatnya tanggal 2 Maret 2017 yang menjadi salah satu tempat pemberhentian Book Crossing ke-2.



Oke, apa itu Book Crossing? Belum pernah denger? Pernah denger tapi nggak peduli?

Dunia literasi adalah dunia yang berpengaruh untuk kehidupan kita. Banyak membaca buku adalah salah satu cara untuk menambah ilmu dan wawasan kita. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan rasa cinta kita terhadap dunia literasi.

Ya, salah satunya adalah dengan Book Crossing ini. Memang, istilah ini sangat awam keberadaannya di Indonesia. Istilah ini sendiri pertama kali digagas oleh situs BookCrossing.com yang berpusat di Sandpoint, Idaho, Amerika Serikat. Info lengkap bisa dilihat di www.bookcrossing.com/about.

Nah, orang Indonesia sendiri (maksudnya, aku) tahu istilah ini dari salah satu novel yang pertama kali kurensensi di blog ini. Yap, novel The Girl On Paper-nya Penerbit Spring adalah sumber pertama yang mengenalkanku pada Book Crossing.

Setelah novel itu terbit, aku melihat ada sebuah Giveaway bertemakan BookCrossing, jadi aku menduga kalau semuanya berawal dari novel TGOP. (maaf kalau daku salah XD)
Sebuah komunitas berpusat di Ponorogo, Jawa Timur, bernama Mocco Bukku (IG: moccobukku) adalah pencetus istilah BookCrossingID, kegiatan Book Crossing versi Indonesia. Aku dapet informasi ini langsung dari instagram Moccobukku:








Paham? :D Kalau nggak paham langsung meluncur ke IG-nya Moccobukku aja yaaaa!

Untuk permulaan, Moccobukku menyediakan 4 buah novel cikal bakal BookCrossingID dengan jalur giveaway. Waktu itu, aku ikut gelombang pertama, dari keempat novel (So I Married The Antifan, Cinderella Teeth, Serendipity, dan Cheeky Romance) aku pilih Serendipity-nya Penerbit Inari. Alasannya, aku sudah baca kedua buku K-Iyagi-nya, dan novel
Serendipity bikin aku penasaran :D

Sayangnya di gelombang pertama aku gagal dapetin Serendipity. Dan yang memenangkan novel itu adalah Kak Vina ( IG: orybun ). Setelah itu aku langsung follow Kak Vina untuk standby kalau-kalau ada pengumuman estafet selanjutnya.

Dan syukur, Alhamdulillah, rejeki anak sholehah nggak kemana, aku berhasil memenangkan GA dari Kak Vina dan menjadi pemegang kedua novel Serendipity. Selama tiga hari menunggu, akhirnya novel sampai dengan selamat dari Solo ke Bandung. (Nggak bosan kubilang, terima kasih paket++ nya ya, Kak Vina :D)

Suatu kebanggaan tersendiri bisa ikut berpartisipasi. Booklovers pasti tahu rasanya, deh. BookCrossing ini masih baru dan informasinya belum menyebar luas. Mungkin kalau aku adalah tangan ke-100 yang pegang novel ini pasti lebih kerasa senangnya. Secara, buku ini pernah jalan-jalan ke berbagai kota, dari tangan ke tangan!

Mencoba hal-hal baru juga sebenarnya sangat ingin aku lakukan dan aku selalu penasaran. Book Crossing ini menurutku adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. Kayak perpustakaan keliling. Kita juga jadi bisa kenal sama banyak orang karena kita berurusan langsung sama pemegang buku sebelumnya, begitupun sama calon-calon tuan baru si buku yang mendadak nangkring di IG kita buat nungguin info GA! Hihi seru kan? :D

Kedepannya aku harap BookCrossingID bisa menyebar luas di seluruh Indonesia dan bukan lagi hal baru. Semakin banyak buku yang dilabeli stiker BookCrossing dan semakin banyak yang tertarik untuk ikutan kegiatan ini.

*Jangan mau kalah sama orang luar* Sebenarnya aku lebih tertantang kalau harus meninggalkan buku itu di sembarang tempat, mengunggah info terakhir buku itu di situs web daripada harus lewat GA dan kirim paket.

Tapi apa daya, karena tidak banyak orang yang bisa dipercayakan untuk meneruskan buku yang tergeletak begitu saja tanpa nama pemilik. Salah-salah, nanti dijadiin bahan buat bakar-bakaran di tong sampah, jadiin ganjelan pedagang kaki lima, atau dikilo sama orang yang kurang ngerti apa fungsi buku itu. Hihi :D

Tapi tentu lebih serem sama orang yang ngerobek stikernya… dan membawa pulang buku itu untuk
diri sendiri. Hiiii~ (Salah satu adegan di novel TGOP).

Nah, buat kalian yang penasaran gimana sih BookCrossingID dan pengin jadi salah satu tempat pemberhentian, boleh deh kalian follow IG moccobukku buat informasinya. Soalnya setiap pendonor baru ataupun pemegang buku yang terakhir diharuskan memposting foto buku tersebut ke IG dan men-tag moccobukku hingga bisa direpost oleh moccobukku.

Sejauh ini sudah lumayan banyak pendonor baru untuk kegiatan BookCrossingID. Tunggu apa lagi? Siap bersenang-senang dengan buku yang sudah jalan-jalan ke sana-sini? Yuk, ikut BookCrossingID!

*penampakan novel Serendipity yang sedang ada di tanganku*




Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)