Tampilkan postingan dengan label Aksara Plus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aksara Plus. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Februari 2018

[RESENSI] Athala by Maharani

Dok.pribadi


Judul: Athala
Penulis: Maharani
Penyunting Naskah: Sissy Atmadja
Penyelaras Akhir: Fenny
Penata Letak Naskah & Olah Grafis: Kirskey
Desain Sampul: Mariane
Penerbit: Aksara Plus+ (Penebar Plus+ Grup)
Cetakan: 1, Jakarta 2017
Jumlah Halaman: 439 hlm.

Blurb:
Galak dan cerewet. Setidaknya itu yang ada di pikiran Kavi saat pertama kali bertemu dengan Athala. Mereka teman satu angkatan di sekolah, namun tidak pernah sekali pun bertegur sapa. Hingga akhirnya, sebuah kecelakaan kecil membuat Kavi harus berurusan setiap hari dengan cewek galak itu.

Meskipun Kavi terbilang ganteng, namun Athala tidak begitu saja tertarik karena hatinya masih terikat dengan mantannya, Reno. Apalagi, Kavi dikenal bandel dan tukang bolos.

Kebersamaan mereka selama beberapa waktu, membuat Athala perlahan membuka hatinya untuk Kavi. Tanpa Athala sadari, bahwa cowok itu menyimpan sebuah rahasia besar. Rahasia yang kan membuat Athala paham tentang arti kesetiaan dan cinta sejati.

---

Summary:
Benci jadi cinta, itulah kiranya tagline yang pas untuk kisah ini. Cerita dimulai ketika Kavi tidak sengaja menabrak Athala, membuat gadis itu kesulitan berjalan. Mau tak mau, Kavi menyanggupi tawaran untuk menjadi asisten Athala selama gadis itu sakit.

Kavi bertugas mengantar jemput gadis itu, meskipun setiap kali mereka bertemu, selalu saja diwarnai adegan humor karena mereka bertengkar. Lama kelamaan, Kavi mulai mengenal sifat Athala yang sebenarnya, begitupula sebaliknya.

Athala berpikir Kavi tidak senakal yang dia pikirkan dan selalu ada untuk menolongnya. Sejak saat itu, dia memutuskan untuk memaafkan Kavi atas insiden kecelakaan dan Kavi tidak perlu lagi jadi asistennya karena dia juga sudah sembuh. Kavi yang justru sudah merasa nyaman, tidak ingin berhenti jadi asisten Athala.

Kemudian mereka berdua berteman,  –teman tapi mesra XD, mereka sering jalan-jalan, sekelompok di kelas bahasa Indonesia, serta hal-hal lain. Namun setelah kedekatan itu, justru beberapa masalah muncul. Mulai dari kedua mantan Kavi yang datang, serta gangguan dari seorang adik kelas bernama Hanna.

Bukan hanya itu, Athala mulai menyadari ada sesuatu yang berbeda pada Kavi setiap kali mereka jalan bareng. Kavi terlihat sakit dan badannya tampak lesu. Athala tahu ada yang salah, namun Kavi bilang dia baik-baik saja.
Kemunculan Hanna rupanya berkaitan dengan sebuah rahasia yang disimpan Kavi. Hal itu membuat Athala salah paham dan mereka berdua banyak bertengkar setelahnya. Bagian-bagian ini penuh dengan emosi antara pasangan ini, hingga akhirnya Athala tahu apa yang membuat Kavi berubah..





--- Review
Udah ngikutin ObrolinBuku di akun instagramku @arthms12? Sekarang giliran aku ngupas semuanya di blogku ya!

Awal aku liat kover buku ini, satu kata: cantik! Aku suka ngelus-ngelus kovernya XD tapi ternyata, gambar perempuan yang sedang memunggungi ini terlihat begitu dalam setelah aku selesai membaca novel ini.

Plot:
Premis cerita yang digunakan memang kedengaran klasik; benci jadi cinta. Tapi konflik tidak berhenti sampai di situ. Dan aku salut kepada penulis yang berani mengangkat tema yang berat, bukan hanya sekadar benci menjadi cinta.

400+ halaman untuk novel remaja kiranya memang terlalu panjang, tapi jujur aku menikmati setiap kemana penulis membawa Athala dan Kavi. Plotnya nggak membosankan, tapi nggak bikin semangat juga (kecuali menuju ending HAHA).

Aku menemukan beberapa plot hole, bahkan masih pada awal cerita!
1. Dikatakan kalau insiden saat Athala kecelakaan, dia baru saja memarkir mobilnya di lahan kosong di samping sekolah. Tapi, saat dia tertabrak Kavi, dia justru lagi nyebrang(?)
2. Donna datang menemui Kavi buat ngasih undangan pertunangan.(hlm 202) tapi di halaman 227, Kavi dibilang dateng ke pernikahannya Donna(?)
3. Halaman 229 tiba-tiba ada nama Fauzy(?) padahal maksudnya Reno, mantan Athala.
4. Halaman 335 Intan dibilang masuk ke akademi kepolisian, tapi di halaman 351 tiba-tiba dia berubah jadi pramugari:”
Well, mungkin cukup segitu aja.

Gaya bahasa/ide cerita:
Beralih ke gaya bahasa, aku memang nggak menemukan keunikannya, hanya gaya bahasa yang dipakai to the point dan tidak bertele-tele. Malah cenderung tidak terlalu banyak narasi, dialog mendominasi sebagian besar isi novel. Tapi ada bagian yang paling aku suka yaitu chat gengnya Kavi di grup. Bikin ngakak XD. Aku juga suka bagaimana penulis menggambarkan interaksi mereka semua. Dialog yang segar dan penuh humor.

Namun ada satu hal yang bikin aku kurang srek, yaitu latar belakang para tokoh. Aku mungkin nggak terbiasa menemukan gaya hidup seperti itu apalagi yang dilakukan anak SMA. Seperti bawa mobil ke sekolah, mabuk, free s*x (sorry), narkoba dan lain lain yang buat aku risih (ngerokok dan bolos masih masuk akal dilakukan anak SMA).

Jadi buat yang mau baca, harap bijak ya, novel ini bukanlah novel teenlit menurutku tapi young-adult. Meski banyak hal negatif yang dilakukan tokoh, novel ini juga mengandung dampak yang akan terjadi.

Tapi ada satu poin plus buat penulis, aku suka bagaimana dia menyampaikan perasaan para tokoh. Dapet banget feel-nya. Percaya gak percaya, aku nangis baca novel ini (juga ikut mengumpat, guling-guling, gereget dll). Seriuosly. Novel ini bikin emosi dan perasaanku teraduk-aduk. ARGH.

Karakter:
Dari awal, aku nggak suka Athala. Dia galak, bener kata blurb. Namun, tanpa alasan yang jelas. Kadang ikut kesel juga, Kavi udah baik tapi dimarah-marahin mulu. Tapi lama-lama Athala jadi manis kok.

Kavi. Aku suka dia dari awal. Apalagi kalau udah gabung sama temen-temennya. Beneran boyfriend material kids jaman now XD. Tapi ketika konflik mulai klimaks, aku jengkel setengah mati sama dia. HAHA. But, he’s still my favourite.

Hanna. Our bit*h. HAHA. Karena aku paling benci tokoh ketiga cewek, aku benci dia:)
Reno. Sang Mantan. Karena aku suka tokoh ketiga cowok, Reno oke juga.

Tetapi ada poin-poin yang kurang dapet juga soal tokoh. Seperti: saat mereka SMA, aku merasa mereka berpikir sudah terlalu dewasa. Namun, saat mereka sudah dewasa, aku merasakan mereka masih berpola pikir seperti anak kecil. Saranku untuk penulis, coba lebih gali dan perbanyak riset untuk mengenal pola pikir manusia berdasarkan umurnya. :)

Favourite scene:
Aku suka penggunaan kata handicraft dari Deny buat Kavi yang mau ke sekolah. KERAJINAN XD
Aku suka tiap Athala sama Kavi lagi ngobrol yang nggak serius. Bikin ngakak XD

Overall:
Aku suka bagaimana novel ini mengaduk-aduk perasaanku sampe rasanya ingin pingsan aja, nggak tahan sakit hatiny. Meski ada beberapa point yang aku kurang srek seperti yang kubilang di atas, secara keseluruhan novel ini bagus.

Bahkan mungkin lebih bagus dari semua novel remaja keluaran wattpad yang pernah aku baca sejauh ini, banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan dari novel ini:’) Dan buat yang mau baca, recommended bagi kalian yang berjalan menuju kedewasaan alias YA (young-adult) inget yaaa! Terakhir, 3.5 bintang untuk Athala. Aku siap menunggu novel Maharani selanjutnya. Good job!

Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)