Jumat, 07 September 2012

Untukmu, Ayahku..

sumber: google
Ayah..
mungkin kini lukamu telah kering, namun tanahmu masih basah
dalam tangis ku hantarkan doaku untukmu
telah lama rasanya kau berbaring tanpa daya, kini saatnya kau sampai di lembah pengistirahatanmu
Ayah..
ku kenang kau selalu.
saat kau marah, saat kau senang, dan saat kau tertawa..
tapi, tak pernah sekalipun kulihat kau menangis
meski tak mampu berjalan, kau tetap tersenyum
meski jarum-jarum dengan berbagai ukuran menusuk tubuhmu, kau tetap terlihat bahagia
Ayah...
Tersenyumlah.. doa anak-anakmu akan sampai pada Tuhan dan meringankan siksamu saat kau khilaf.
Ayah..
meski sering ku mengeluh saat menolongmu, yakinlah aku menyayangimu
takkan pernah kulupa saat kau melotot padaku jika kau marah..
Ayah..
ini yang terbaik..kau tinggalkan dunia dan keluargamu saat kami tau kau sedang berbahagia
Ayah..
maaf aku menolak bolos sekolah untuk menemanimu ke rumah sakit..
mungkin jika aku tak menolak, aku akan ada di sana saat kau pergi.
tapi itulah penyesalan Ayah..
Ayah..
masih banyak yang belum kau rasakan terutama dari kami, anak-anakmu
kau pun belum melihatku lulus sekolah
Ayah..
jika bisa kau rasakan betapa besar penyesalan yang kami semua rasakan..
selamat jalan Ayah..
doa kami akan mengiringilangkahmu menujuNya
beristirahatlah Ayah..
Badanmu takkan terasa sakit lagi
deritamu di Dunia sudah berakhir
Tuhan, titip Ayahku ya?
karena kami menyayanginya dengan tulus..
seluruh doa tercurah untukmu, Ayah...










03 Oktober 1941-05 September 2012
Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)