Tampilkan postingan dengan label Fandom. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fandom. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 September 2020

Rekomendasi Teenlit (agak) Jadul Part 2!


 


Hi guys how are youuuu? I hope y’all are doing well! mulai bulan ini aku berencana buat rutin ngonten minimal seminggu sekali, maksimal dua hehe mudah-mudahan terlaksana:)

By the way, masih inget rekomendasi teenlit jadul yang pernah aku posting Februari lalu? Di sana ada lima judul buku teenlit karya penulis-penulis Indonesia berbakat loh. Kalau belum baca, klik dulu di sini biar afdol. Soalnya di part dua ada rekomendasi yang nggak kalah seru, malah jauh lebih seru, yang ini kalian beneran deh, wajib, kudu, harus, banget baca novel-novel di bawah ini kalau kalian pecinta teenlit lokal sejati. HEHE.

Sebelumnya aku mau tanya, siapa yang pernah bercita-cita jadi agen rahasia atau mata-mata? Sejujurnya aku sendiri nggak pernah kepikiran punya pekerjaan kayak gitu, aku dulunya mau jadi dokter! Apalah daya akhirnya cuma jadi penulis konten di blog pribadi.

Biasanya kalian bakal nemuin cerita tentang agen rahasia di novel atau film-film luar negeri, yang plotnya keren, tegang, banyak plot-twists, kekerasan bla bla, kayak si James Bond itu lah. Tapi sesungguhnya kalian nggak perlu jauh-jauh karena kita semua punya penulis lokal, asli Indonesia, yang bikin novel tentang agen rahasia dan bagaimana cara mereka beroperasi dengan segala macem detail tentang organisasinya loh!

Yup, siapa lagi kalau bukan Clio Freya dan series Fay’s Adventure-nya yang super duper keren. Jujur, aku kurang banyak nemu artikel tentang betapa kerennya series ini, apa karena udah agak jadul? Atau underrated? Padahal nih ya, coba deh cek goodreads dan liat rating series ini. Ketiga bukunya meraih rating di atas 4 bintang loh, masih ragu buat baca?

Dan terlebih lagi, novel ini adalah novel teenlit. IYA, TEENLIT, kalian nggak salah baca. Novel teenlit, tokoh-tokohnya remaja, main agen rahasia T_T segitu aja harusnya udah cukup buat kalian kepo sama ceritanya, iya nggak sih?

Tenang aja, jangan dulu mikir:

“Ah, bukan terjemahan pasti ceritanya mainstream.”

“Paling nanti agen rahasianya cuma disebut-sebut doang, nggak ada penjelasan.”

“Teenlit lokal bikin konflik agen rahasia? Paling versi simpelnya doang.”

“Wah temanya berat, jangan-jangan nanti nggak masuk akal, asal tempel.”

No, no, no, big NO. Kalian salah besar. Meskipun aku juga sebenernya bego dan nggak ngerti apa-apa sama tetek bengek agen rahasia, tapi aku jamin kalian bakal menemukan detail yang memuaskan, nggak asal tempel, dan pastinya riset yang oke. Aku juga mikir mungkin beberapa hal ada yang fiksi tapi setidaknya, penjelasannya masuk akal kok.

Kalau gitu, siap kenalan sama Fay? Lanjut baca biar makin kepo :p

Series Fay’s Adventure dengan buku pertamanya yang berjudul “Eiffel, Tolong!” terbit tahun 2009. Waktu itu aku pertama kali baca sekitar tahun 2014. Dilihat dari kovernya yang maaf, nggak eye-catching, dan judulnya yang kurang menarik, aku nggak berekspektasi apa-apa sama novel ini. Cuma dikasih pinjam temanku lalu aku baca aja kata dia seru. EALAH taunya, aku bucin sendiri, tergila-gila sama ceritanya T_T

Buku satu bercerita tentang Fay Regina Wiranata yang tadinya bakal menghabiskan liburan sekaligus kursus bahasa Perancis seminggu penuh di Paris, sendirian, soalnya ada misscom sama kerjaan orangtuanya. Siapa sih yang nggak seneng? Ide itu sendiri bikin aku seneng setengah mampus pas baca.

Tapi ternyata, baru satu hari di sana, Fay diculik! Penculiknya adalah om-om keren bernama Andrew McGallaghan aku ngetik namanya aja sambil senyam-senyum guys sumpah. Seorang direktur dari perusahaan bernama Llamar Corp. Tentunya, Direktur cuma posisi di luar, di dalem, dia adalah pemimpin agen rahasia sebuah organisasi bernama COU di bawah Llamar Corp juga. Untuk keterangan lebih lanjut silakan baca novelnya.

Next

Fay diancam dan dipaksa untuk melakukan tugas dari Andrew untuk berpura-pura menjadi gadis Malaysia bernama Senna dan menyusup ke rumah seorang milliader bernama Alfred. Sebelum melakukan tugasnya, tentu saja Fay harus dilatih dulu sedemikian rupa, literally sEdEmIkiAn rUPa yang dipenuhi kekerasan T_T

Pagi ikut kursus malem disiksa. Itulah yang akan Fay jalani selama di Paris. Tapi untungnya, ada Kent, pemuda tampan berambut pirang dan bermata biru yang nemenin Fay ngelewatin hari-harinya yang berat, dan ada Reno yang menemaninya di tempat kursus.

Ughhh. Masih belum penasaran juga sama ceritanya??

Oke masuk ke review, berhubung aku udah baca ulang bukunya tahun lalu, ini pendapat aku yang bukan remaja SMA lagi setelah bertahun-tahun baca buku satu: aku masih tetap cinta. Cerita ini nggak gagal bikin aku senyum, kangen, tegang, dan heboh sendiri pokoknya. Cuma satu yang menurutku kurang srek, yaitu eksekusinya yang agak drama gitu, tapi tetep aja keren woy. Nggak banyak yang bisa aku komentarin soalnya: SECINTA ITU aku sama novelnyaaaa. Ratingnya aku kasih 4,5 bintang.

Setahun kemudian, tahun 2015 yang pada saat itu aku masih SMA, aku baru baca lanjutannya di buku kedua yang berjudul “From Paris to Eternity” terbit setahun setelah buku pertama yaitu di tahun 2010. Buku kedua ini...makin gila. Sumpah. Nggak paham lagi. Penderitaan Fay makin kejer aja tapi aku suka banget HUEE.

Ceritanya, Fay kembali ke Indonesia horeee. Abis ujian kelas 3 pula, siap-siap mau kuliah, eh taunya ada telepon dari institute di Paris yang bilang Fay menang lomba essay waktu kursus di Paris setahun yang lalu. Hadiahnya, dia bisa liburan lagi ke Paris! Horeee!

Tapi tentu saja itu cuma khayalan. Soalnya, itu semua cuma kedok Andrew, pertanda bahwa Fay harus kembali ke Paris untuk ngejalanin misi lagi. Fay sih jadi lemes lutut dengernya, tapi aku tetep bersorak: HORE makin kenceng guys.

Di sana, dia kembali ngejalanin latihan berat. Tapi kali ini, yang melatih bukan Andrew, melaikan sosok kakek sihir (julukan dari Fay) yang bernama Philippe Klaan. Paman yang satu ini 100000x lipat lebih mengerikan dari Andrew, aku bener-bener dibuat takut sendiri sama sosok Philippe.

Aku udah baca ulang novel ini bulan ini. Kebencianku ke Philippe masih 100% segar tanpa berkurang sedikitpun. Aku juga agak lumayan lupa sama eksekusi novel ini, dan sempet aku pengen protes, mikir ini terlalu drama, mau ilfeel tadinya, tapi semua itu aku telan lagi bulat-bulat waktu baca endingnya.

Rasanya malu sendiri udah mau ngomel-ngomel sama konfliknya, kalau ada kak Clio di depanku, udah aku kubur diri sendiri dah saking malunya XD tentu saja di sini ada plot twist yang sudah disusun Andrew dengan sangat rapi.

Meskipun pada akhirnya aku tetap merasa hal-hal sebelumnya jadi terkesan buang-buang waktu dan misinya jadi berlebihan, tapi aku nggak bisa protes karena aku sangat menikmatinya. Belum lagi, romance di sini makin kental loh, siapa yang kalau baca buku harus ada romance-nya? Nah tuh puas-puasin di buku dua, romansanya bikin ngiri puol. Tentunya aku kasih 5 bintang buat novel kedua ini.

Aku bersyukur aku baru baca novel ketiga pertama kalinya (bukan reread) kemarin. Soalnya kalau aku ikutin on-going pada masanya, buku ketiga yang berjudul “Traces of Love” baru terbit empat tahun kemudian dari buku keduanya yaitu pada tahun 2014.

Aku lebih bersyukur lagi karena aku nggak harus nunggu selama enam tahun buat nunggu kabar buku ke-empatnya seri Fay ini. Meskipun sekarang statusku berubah jadi salah satu penunggu buku empat terbit, setidaknya aku nggak nunggu dari enam tahun yang lalu haha.

Traces of Love masih bercerita tentang Fay, aku mungkin nggak akan cerita banyak-banyak karena ending buku dua tuh GILA banget aku nggak mau ngasih clue apa pun yang bisa ngurangin kenikmatannya haha. Intinya, ya, Fay pasti di Paris lagi. Namun kali ini ada yang berbeda dari statusnya. Apa hayo?

Di sini, nuansa romance-nya makin kerasa, konfliknya makin keren, Andrew makin tampan sj di pikiranku. Ada banyak karakter-karakter baru yang muncul. Andrew dan Philippe bukan cuma dua orang paman gila, tapi mereka ada lima guys, LIMA.

Lalu, selain Kent dan Reno, kali ini Fay nambah satu satelit: cowok seksi dari Venezuela bernama Enrique. Stok cowok ganteng Fay nggak cuma empat paman (Philippe nggak diitung) dan tiga cowok perhatian, tapi masih ada lagi loh haha. Dan Fay ini akan jadi satu-satunya cewek di “dunianya.”

Review-ku buat novel ini, karena ini pertama kalinya aku baca buku ketiga, rasa penasaran dan senengku makin berlipat-lipat. Aku belum tau apa yang bakal terjadi, nggak tau bakal gimana. Awal-awal aku ngerasa novel ini cukup ‘tenang’ dan ‘menyenangkan’ lah ya, Fay masih disiksa tapi nggak kayak dulu.

Ketika akhirnya aku masuk ke konflik yang sebenarnya, aku nyaris pengen berenti baca karena takut sama apa yang bakal terjadi. Ini beneran, aku sempet tutup bukunya, gak mau tau apa yang terjadi, tapi tentu saja aku kalah sama rasa kepo. Meskipun nggak ada aksi yang cukup intens kayak di buku sebelumnya, konflik ketiga ini lebih nusuk di hati.

Satu hal yang aku sadari: aku ternyata nggak begitu suka karakter Fay karena dia kadang ngeselin banget pengen getok, pantes Andrew gemes. Tapi justru perasaan itulah yang bikin aku makin suka sama seriesnya, keliatan banget kalau Fay itu masih separuh manusia biasa yang bisa ngeselin, bukan heroin yang tanpa cela.

Di novel ini pula, aku makin suka sama Kent. Dan yang mengherankan, ternyata karakter favoritku nomor satu adalah Andrew McGallaghan T_T aku kasih 5 bintang! setelah baca ketiga buku ini, pilihan kalian cuma ada dua: gak suka bukunya atau bucin banget sama McGallaghan family!

Seriously, aku bisa ngabisin berlembar-lembar ms.word kalau aku nggak berenti fangirling sekarang! Padahal aku belom nulis quote guys gimana dong. Dah, udah stop, kalian nanti bosen dan capek bacanya.

Overall, yang masih mau diyakinkan buat baca series ini silakan komen di bawah. Tapi masa sih masih perlu diyakinkan?! Series ini adalah series lokal pertama, teenlit lokal pertama yang bisa bikin aku bucin level 999. Biasanya aku selalu jatuh cinta sama series western dan nggak nyangka aja aku ternyata bisa ditaklukan sama novel lokaaaal. Bener deh, you should give it a shot, dijamin nggak nyesel.

Terakhir, kabar bahagia buat kalian yang keracunin habis baca curhatan fangirl ini: ketiga buku Fay’s Adventure bisa kalian baca GRATIS di iPusnas! Hip hip horeee!

p.s: dari sebuah artikel aku baca katanya series ini bakal berakhir di buku 4 dan kalau nggak ya paling banyak sampe buku 5. Buku keempat tadinya bakal terbit Agustus tahun ini tapi lagi-lagi hilang kabar, katanya sih gegara pandemi :(

Mari berdoa supaya aku (dan kalian yang sekiranya baru mulai baca) nggak harus nunggu bertahun-tahun buat baca lanjutannya ya. Sekian.. happy reading, and see you in another post!

Sabtu, 11 Juli 2020

Series Horror-Fantasy yang Wajib Dibaca: “Lockwood & Co.”- June Fav-read.



source: google
                                    

Siapa pecinta horor? Apalagi yang latarnya fantasi?? Kombinasi hebat memang cuma ada di series Lockwood & Co.!!

Ok guys, ini bukan resensi, soalnya pasti capek kalau aku harus nulis lima resensi sekaligus, jadi aku jadiin satu aja di sini; intinya, series Lockwood & Co., adalah series favorit aku di bulan Juni kemarin. Percaya nggak, saking ketagihan keseruan berburu hantu, aku sampe marathon series ini, tiga buku terakhir aku selesain 6 hari aja dan rata-rata tebelnya hampir 500.

Nah sekarang kenalan dulu ya, Lockwood & Co., ditulis oleh Jonathan Stroud. Buku pertamanya diterbitkan tahun 2013, setahun kemudian, Gramedia Pustaka Utama membeli hak cipta terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Lockwood & Co., buku 1: Undakan Menjerit versi Indonesia terbit pada tahun 2014. Diterjemahkan oleh Poppy D. Chusfani, dieditori oleh Barokah Ruziati dan sampulnya didesain oleh Martin Dima. Buku selanjutnya? Aku nggak catat, tapi sepertinya masih pake penerjemah yang sama^^

Lockwood & Co., terdiri atas 5 buku dan satu cerpen. Buat kalian yang kepo, perhatikan dan catat kalau perlu urutannya ya haha

1.      Lockwood & Co. – The Screaming Staircase (Undakan Menjerit)

1.5.Lockwood & Co. – The Dagger in The Desk (Short-story, tidak diterjemahkan, bisa baca gratis di kindle)

2.      Lockwood & Co. – The Whispering Skull (Tengkorak Berbisik)

3.      Lockwood & Co. – The Hollow Boy (Pemuda Berongga)

4.      Lockwood & Co. – The Creeping Shadow (Bayangan Mengendap)

5.      Lockwood & Co. – The Empty Grave (Makam Tanpa Penghuni)

Next, lanjut ke ceritanya. Suatu hari, Inggris kedatangan Masalah, terjadi wabah hantu berkeliaran di seluruh Inggris. Waktu itu, hanya ada dua orang yang mampu mengatasi Masalah, mereka adalah Marissa Fittes dan Tom Rotwell. Dan di masa kini, terbentuklah agensi-agensi yang biasa menangangi kasus supranatural. Tentunya diprakarsai dua agensi besar; agensi Fittes dan Rotwell.

Bagian uniknya, agensi-agensi yang menangani hantu ini adalah anak kecil, mulai dari usia 8 (cmiiw) sampe akhir usia 19. Inilah yang membuat aku terkesan dengan ceritanya, bisa dibilang novel ini bisa juga termasuk middle-grade karena memakai tokoh anak/remaja yang ikut andil dalam melakukan suatu kejadian yang butuh tanggungjawab.

Di buku ini diceritakan kalau hanya anak-anak dan remajalah yang mempunyai kemampuan khusus untuk mendeteksi keberadaan hantu. Ada beberapa kemampuan khusus yang dimiliki mereka, yaitu: daya dengar, daya sentuh, dan daya lihat. Ketika mereka dewasa, kemampuan tersebut melemah bahkan hilang sama sekali. Dan, tidak semua anak punya bakat khusus ini.

Semua buku ini memiliki pov atau sudut pandang orang pertama yaitu, Lucy Carlyle. Sejak kecil, Lucy mempunyai daya dengar yang bagus. Hingga suatu saat dia merantau dari desa kecilnya ke London dan melamar pekerjaan ke Lockwood & Co., yang saat itu baru memiliki dua anggota, Anthony Lockwood dan George Cubbins. Segera saja Lucy menjadi anggota ketiga mereka,


source: google


Daya dengar Lucy, daya lihat Lockwood, dan daya riset yang nggak termasuk ke dalam bakat George membuat tim mereka menjadi tim yang hebat. Satu persatu kasus diselesaikan dengan baik, mereka menjadi terkenal, tapi kasus-kasus besar yang mengerikan pun tak luput ambil bagian dari petualangan mereka.

Jangan matikan lampu saat membacanya... Stroud memang genius,” kata Uncle Rick Riordan yang merupakan penulis favoritku di buku pertama Lockwood & Co.

DAN memang bener, kalian jangan pernaaaah baca series ini malam-malam, saranku. Karena meskipun hanya tulisan, novel ini jelas bisa bikin aku parno dan kebayang yang aneh-aneh seharian. Tapi kalau kalian suka tantangan, kalian bisa ngikutin jejakku baca buku ini malem-malem, merindingnya lebih kerasa.

Petualangan mereka dalam menyelesaikan kasus sebenarnya cukup menarik, aku suka meski nggak terlalu menggilai. Petualangannya jelas seru, tegang, dan bikin merinding. Yang membuatku nggak terlalu dive-into ke series ini seperti aku menggilai karya RR dan LB, karena aku kurang suka detail deskripsinya, menurutku gak cukup baca sekali, tapi aku terlalu malas buat baca ulang haha. Kadang aku ngantuk kalau Lucy lagi bermonolog ahahahsksksk.

Yang paling penting dan tidak boleh terlewat adalah karakter-karakternya. Lucy Carlyle adalah cewek berani, baik hati, tangguh dan kadang slengekan. Anthony Lockwood jenis cowok cool, berani sekaligus gegabah, dan pemimpin yang super karismatik. George Cubbins, sebagaimana roda ketiga lainnya di seluruh cerita adalah tipe yang kocak dan kikuk, tapi dia kutubuku jenius.

Dan yang paling penting nomor wahid adalah kehadiran Skull si hantu dalam toples, bener-bener jadi satu-satunya alasan kuat kenapa aku rela marathon series ini. Skull adalah tokoh favoritku, kalau dia bisa dibilang tokoh. Karakternya yang sinis dan nyablak bikin aku betaaaah banget baca cerita ini dan bodo amat sama deskripsinya yang entah kenapa selalu bikin aku ter-distract.

Setiap baca novel ini, aku selalu nunggu bagian Skull bicara. Aku selalu seger tiap baca bagian dia. Sekejap ngantuk ilang pokoknya XD setiap Skull bicara, yang keluar cuma sarkas dan ngatain orang HAHA.

Nah, daripada jadi curhat Skull-lovers, mending aku udahan sampai di sini aja, takutnya juga malah jadi kepanjangan dan spoiler. Yang jelas, series ini highly recommended!! Aku gak suka-suka banget novel horor, tapi aku suka fantasi. Dan series ini bener-bener memenuhi ekspektasiku. Tapi jujur aku....ada satu hal yang membuatku kecewa berat dan berakhir hangover seminggu, tapi aku gak bisa jelasin haha pokoknya kalian baca aja dan dijamin nggak akan nyesel deh ;))))

Tambahan, series ini bisa kalian baca gratis di iPusnas loh, tapi...buku kedua yang Whispering Skull nggak ada. Bahkan di Gramedia Digital yang berbayar pun nggak ada. Jadi, usahakan kalian nyari dulu buku keduanya ya, minjem perpus atau pinjem temen asal jangan nyolong aja. Habis itu kalian bisa nikmatin Lockwood & Co., gratis di iPusnas^^ lebih bagus lagi kalau kalian mulai koleksi aja fisiknya, rencananya aku pun mau koleksi fisiknya karena kadang-kadang aku kangen Skull :(

Well, bagi kalian yang tertarik dan berencana mau marathon Lockwood & Co., kayak aku....HAPPY READING and byeeee!!



Minggu, 19 Maret 2017

[RESENSI] PERCY JACKSON’S GREEK GODS BY RICK RIORDAN

(GreekGodsChallenge with Noura Books and iJakarta)

Peringatan: tulisan ini ditulis oleh seorang fangirl.


***


“The book was fiction, but the feels were not.”


sumber: google




Judul: Percy Jackson’s Greek Gods
Penulis: Rick Riordan
Penerbit: Noura Books
Ilustrasi: John Rocco




dok.pribadi




Pertama-tama, aku ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Noura Books dan iJakarta yang telah membuatku bisa membaca buku ini dengan gratis… *saya terharu* *yang baik-baik untuk kalian semua*


Jadi gini, teman, aku ini udah jadi demigod selama kurang lebih empat tahun. Semuanya berawal dari temenku ketika SMP yang ‘ngefangirl’ juga, dia bikin status di facebook dan bertanya-tanya apakah dia adalah salah satu dari 7 pahlawan yang disebutkan ramalan?

Oke, jadi aku tertarik dengan statusnya, dan aku menanyakan padanya di sekolah lalu TADA! Dia meminjamkanku buku ajaib itu untuk pertama kalinya, judulnya adalah The Lost Hero.
Sebagai pencinta kisah fantasi, tidak butuh waktu kurang dari satu detik untuk mencintai buku itu. Aku mampu menyelesaikan buku itu dalam satu hari, dan langsung berubah jadi gila (bahkan aku menahan buku itu beberapa hari lebih lama agar bisa memeluknya setiap malam) Apa? Aku gila? Katakan saja begitu. *untuk Rere, maafkan aku menahan TLH begitu lama*

Setelah masuk SMA pun aku benar-benar tidak bisa melupakan kisah paling menakjubkan yang pernah kubaca seumur hidup menjadi seorang reader. Sampai-sampai aku putus asa untuk bisa mengetahui kelanjutan ceritanya. (uang jajan pas-pasan, boro-boro nabung, main ke tokbuk aja jarang).

Tapi Tuhan maha mendengar bukan? Akhirnya aku bisa meneruskan seri buku-buku itu dan syukur, aku sama sekali tidak menyesal menjadi tambah gila atau semacamnya.





Kisah ini diambil dari sudut pandang Percy Jackson yang ceritanya dia itu lagi disuruh penerbit untuk menceritakan kisah-kisah dewa-dewi Yunani. Bab-bab awal dibuka dengan pembukaan, cerita soal dewa pertama di semesta bernama Chaos. Dari dia, muncullah Gaea sang Ibu Bumi lalu Ouranus, Tartarus dan lain-lain.

Setelah itu, satu bab berikutnya diisi para Titan yang sempat memimpin dunia. Aksi saling bunuh anggota keluarga pun terjadi dan akhirnya Zeus-lah yang menjadi Raja Semesta. Bab-bab selanjutnya baru Percy akan menceritakan semua dewa-dewi utama di Olympus.



Bahkan jauh sebelum buku Percy Jackson’s Greek Gods ditulis oleh Paman Rick *sotau banget*, aku telah lebih dulu mencari-cari seluk beluk mitologi Yunani lewat google. Aku membaca semuanya, menyimpannya dalam otakku dan men-copasnya ke dalam hati.

Aku hapal betul (secara garis besar) bagaimana awal mula semuanya terjadi, pada Ibu Bumi dan Ouranus. Bagaimana Kronos mencincang ayahnya dan mengambil alih kekuasaan ataupun tentang menelan para dewa.

sumber: google


Namun di buku ini aku menemukan versi paling lengkap dan versi paling lucu. Dengan semua kejadian gila yang dilakukan makhluk-makhluk di mitologi Yunani, Paman Rick bisa menyampaikannya lewat Percy menjadi suatu kisah yang mudah dicintai dan jauh dari kata ‘mengerikan-yang-terjadi-pada-kisahnya’.

Tidak peduli seberapa tidak masuk akal dan keanehannya, aku selalu bisa jatuh cinta pada kisahnya berkali-kali ketika membacanya. Apalagi versi yang ditulis di buku ini langsung dari pakar utamanya.

Rick Riordan selalu tahu bagaimana cara menyenangkan para pembacanya dan aku suka dengan gaya bahasanya. Segala humor-humornya adalah faktor paling tinggi kenapa aku bisa begitu mencintai tulisannya. Rick Riordan (bahkan ketika aku hanya baru membaca satu bukunya) telah kunobatkan menjadi satu-satunya penulis luar favoritku.



Omong-omong, aku ini adalah penggemar dewi Arthemis (bisa lihat, kan, nama blog ini?) tapi merupakan salah satu demigod cabin 3 bersama kakakku, Percy, meski dia nggak mengetahuinya. Satirku belum datang, dan aku keburu tua, jadi aku sengaja memakai medsos.

sumber: fanspage PJO


Sebenarnya aku ini lebih memfavoritkan Paman Hades ketimbang Poseidon. Di seri PJO dan HoO, Hades diceritakan bukan sebagai dewa yang menyenangkan seperti di PJGG ini, dunia kelamnya dan titel ‘Dewa Kematian’ mengusikku untuk menyukainya.

Dan setelah membaca PJGG, aku semakin jatuh cinta saja sama dewa paling kurang beruntung itu.

(meanwhile Uncle Rick be like)


Tapi di lain waktu, aku juga merasa mungkin sebenarnya aku ini anak Zeus. Bukan apa-apa, aku ini tidak lancar berenang (meskipun aku sangat suka laut) tetapi aku juga mengagungkan langit dan aku penyuka angin (bukan Aelous atau Boreas atau saudara-saudaranya, percayalah, ini semua karena Zeus!)

Dan di buku ini, jelas saja Zeus paling menghiburku karena paling sering muncul di setiap bab (maksudku, ayolah, dia itu raja langit! Semua dewa-dewi bersangkut paut dengannya). Namun, aku ternyata aku lebih suka kisah Hades dan Poseidon.

Hades itu, kalau dia manusia, pasti akan terlihat seperti pria ‘setia’ yang lucu. Dia mencintai Persephone sampai-sampai menculiknya tanpa tahu kalau itu adalah gagasan yang huruk (tahu siapa yang menyuruhnya begitu? Ya, ayah Persephone sendiri, si Zeus).

Bagaimana cara dia berusaha menyenangkan Persephone dengan kegelapan dunia bawahnya membuatku mencurahkan segala bentuk rasa simpatiku pada Hades. Dia pria lucu yang sangat lovable!

Lalu ada Poseidon, si Tengah. Aku suka saat posisi dia memang selalu setengah beruntung dan setengah-setengah yang lainnya. Adegan favoritku ketika dia berseteru dengan Athena untuk mendapatkan kota Athena. Kayak, yah, Percy bilang dia itu tidak sehebat Zeus tapi dia lebih baik dari Hades.

Aku juga suka ketika membahas soal istrinya, Amphitrite, dia adalah salah satu sosok cewek dengan sikap yang paling hebat, menurutku. Dan betapa beruntungnya Poseidon bisa mendapatkannya. Dia mau menikahi Poseidon hanya jika Poseidon tidak mengekangnya.

Mereka pasangan favoritku setelah Zeus dan Hera (tentunya favorit karena terlalu seringnya adegan selingkuh-balas dendam-selingkuh-balas dendam yang terjadi. Dan itu ngakak, tahu?)
Tapi sejujurnya, dari kedua belas kisah para dewa-dewi Olympia, sebenarnya adalah sosok Aphrodite yang ada di urutan pertama di hatiku.

Kenapa?

Kenapa tidak?

Dia membuatku hampir ngakak sepanjang waktu ketika membaca kisahnya. Sebelas-dua belas dengan kehidupan Zeus-Hera yang menggelikan. Ilustrasinya paling cantik, dan aku suka karakternya yang meledak-ledak seperti anak ABG. Cocok sekali dengannya.

sumber: fanspage PJO



Baru beberapa puluh menit yang lalu menyelesaikan buku Percy Jackson’s Greek Gods dan langsung menuliskan resensi ini dengan sedikit, um, sedih, dan.. sedikit menggila.



Pertama-tama, aku nggak mengaitkan ini dengan lomba tapi, aku benar-benar mencintai kisah Percy Jackson dan berterima kasih untuk semua ini.

Membaca buku ini adalah kesenangan lain buatku, pertama bahwa ini adalah tulisan Rick Riordan dan sedang sudut pandang Percy (yang membuatku kangen dia) dan kedua, kisah dewa-dewi di buku ini diceritakan dengan humor khas Rick dalam setiap buku-bukunya (sejauh ingatanku), membuatku sangat menikmati setiap halaman demi halaman buku ini.

Aku membaca buku ini dengan segenap perasaanku, jadi ketika membaca halaman pertama pun, rasa rindu langsung menyeruak, membuatku tidak bisa berhenti tersenyum sampai halaman terakhir. Di bagian penutup, rasa rindu itu makin menjadi-jadi karena aku merasa akan ditinggalkan lagi.

(Rick Riordan be like)



Untuk kekurangannya ketika membaca lewat aplikasi iJakarta, aku menemukan beberapa kalimat yang muncul lagi di halaman berikutnya (nggak tahu hapeku yang eror atau gimana). Tapi serius, pertama kalinya kenal aplikasi keren ini karena GreekGodsChallenge. Setelah ini aku pasti bakal ketagihan baca-baca novel di iJakarta. (Gretong pula). *Yang belum tahu iJak, cepet download!*
Dan untuk kelebihannya, aku bahkan nggak tahu harus pakai kalimat pujian yang mana lagi. Tulisan-tulisan Rick Riordan selalu sempurna di mataku.

Kisah ini sudah berakhir.. dan aku tidak tahu kapan lagi bisa membaca buku-buku karya Rick Riordan. Seolah-olah aku tidak ingin semuanya tamat begitu saja dan ingin terus membacanya tanpa henti.

(aku merasa ingin menangis sekarang)


Kalau seluruh jariku bisa kujadikan jempol, akan kuberikan semuanya kepada Rick Riordan yang mampu menghadirkan kisah-kisah mereka dengan cara yang unik dan menyenangkan hati. Ah, terima kasih untuk segala-galanya. Aku cinta kisah ini untuk sekarang dan selamanya. Aku bahkan akan beri rating seluruh bintang di galaksi dari seluruh bintang di galaksi yang ada.[]


Salam sayang untuk semua Demigod di seluruh dunia!

sumber: google

 - Dari demigod kabin 3^^

Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)