source: google |
Judul: A Conjuring of Light – Pemanggil Cahaya (Darker Shade
of Magic #3)
Penulis: V.E Schwab
Alih bahasa: Angelic Zaizai
Editor: Nadya Andwiani
Desain sampul: Narendra Bintara Adi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2020)
ISBN: 9786020637259 (Digital)
Jumlah halaman: 768 hlm.
Baca via: Gramedia Digital
Blurb: Holland berhasil pergi ke London Merah membawa
Osaron, London Merah diserang, untuk itu, Kell, Lila dan Alucard bersama-sama
menjalani misi untuk menghentikan Osaron.
----
Kira-kira begitu saja inti dari cerita ini. Simpel, tapi
banyak yang terjadi. Gimana nggak, 700 halaman. Aku sempat meragukan novel ini,
takutnya sama kayak AGoS, tapi karena konflik di novel kedua dilanjut di sini
dan sebagai penutup, aku berusaha positive
thinking XD
Awal novel ini sudah tegang soalnya hasil cut dari novel
sebelumnya. Dan aku merasa bisa mulai kembali menikmati ceritanya. Pertempuran
yang sebenarnya dimulai. Tapi baru kira-kira di halaman 300an petualangan Kell,
Lila dan Alucard dimulai. Sebelumnya, masihl liat-liat sikon dulu di Arnes
heuheu.
Belum lagi, aku merasa di novel ini banyaaak banget sudut
pandang. Selain ketiga pelaku utama, ada Holland serta masa lalunya yang cukup
panjang, ada Emira sang Ratu, ada Rhy, ada Maxim sang Raja, banyak opini dah
pokoknya. Plotnya memang masih agak lambat, tapi setidaknya yang ini nggak
separah agos. Walaupun menurutku masih sama aja buang-buang detail, harusnya
bisa agak dipersingkat gitu yaaa.
Awalnya kukira petualangan mereka nyari benda yang bisa
menjadi rencana mengalahkan Osaron bakal wow banget tapi ternyata biasa aja,
lumayan doang menurutku, tegang tapi nggak setegang adsom, entah mungkin karena
aku masih terpengaruh sama agos.
Untuk karakternya, aku agak sebel sama cara author bikin
karakter Kell, aku merasa dia kurang banget porsinya dan bukan pusat lagi. Lila
lebih menonjol meskipun tetap aja aku nggak terima Kell kayak terasingkan wkwk.
Kayaknya semua masalah datengnya ke Kell, tapi bukan dia yang nyelesain. Hufff.
Yang paling bikin aku jatuh cinta sama novel ini adalah
bagian klimaks dan antiklimaksnya!! Rasanya aku mendadak nggak nyesel pokoknya
udah baca agos wkwk, novel ini bener-bener seru, tegang, sedih, segala macem
lah pokoknya.
Meskipun bagian raja dan ratu entah kenapa menurutku rada
maksa. Tapi sedih juga sih. Yang paling bikin perasaanku mulai tertaut sama
novel ini dimulai dari situ, terus pas Alucard tinggal di kapal, pas Holland
juga.....oh no i was a little bit sobbing
here. Dan mendadak aku sukaaaa banget sama Rhy, dalam artian aku simpati
banget sama dia.
Kell masih tersingkirkan, tapi mereka semua jadi lebih kuat
perannya buatku. Pokoknya novel ini seruuuuu dan penuh rasa nyesek. Aku pengen
banget protes buat apa banyak flashback
Holland kalau akhirnya.....i ran out of
words. Skip.
Overalllllll, i loved this book so much! Aku suka
feelnya, suka konfliknya, suka karakternya, suka endingnya :’))))) terharu aku
tuh sampe nangis :’)))) kesan yang ditinggalkan bener-bener ngena di aku. Aku
sayang Kell dan Lila bagaimanapun akhirnya :’)) ADSOM series bakal jadi salah
satu series favoritku. Aku kasih 5 bintang!
“...tapi kepengecutan datang lebih mudah dibandingkan harapan.” – hlm 14
“Terkadang kau harus berpura-pura, semua tahu itu. Berpura-pura bahagia. Berpura-pura berani. Berpura-pura kuat. Kalau kau berpura-pura cukup lama, akhirnya itu akan menjadi kenyataan.” – hlm 169
“Sebab, ide buruk itu favoritku.” – Lila (hlm 250)
“Kadang-kadang lebih mudah menjadi sosok yang diremehkan, dilupakan, diabaikan.” – hlm 385
“Tapi satu-satunya cara menghindari kehilangan adalah menghindari cinta. Dan betapa menyedihkannya dunia yang seperti itu.” – Tieren (hlm 462)
“Orang mati tidak bisa menyimpan dendam.” – hlm 465
“Dari berbagai cara untuk mati, hanya orang bodoh yang memilih harga diri.” – hlm 468
“Kita tidak memilih siapa kita, tapi kita memilih apa yang kita lakukan.” – hlm 571
“Kau benar, banyak yang harus membayar keputusan yang diambil segelintir orang. Tapi penguasalah yang memutuskan, dan kamilah yang membayar untuk itu.” – hlm 650
“Dan strategi hanya istilah canggih untuk jenis akal sehat yang spesial, kemampuan untuk melihat pilihan-pilihan, menciptakannya bila tidak ada. Itu bukan soal mengetahui aturan. Tapi soal mengetahui cara melanggarnya.” – Lila (hlm 688)