Senin, 20 Maret 2017

[Book Tour] Une Personne Au Bout De La Rue by Yayan D



Aku sedang tidak ingin berdakwah.

Serius nih, lupakan soal nasihat-nasihat bijak atau gelombang positif yang mencekokimu soal makna dari masa lalu.

Sekarang, aku mau bertanya, apa kau menyukai masa lalumu?
Konsepnya adalah kejujuran, meski temanya adalah ‘Cerita-cerita masa lalu’. Aku tidak akan menghakimi siapapun yang mengatakan: aku benci masa laluku!

Ayolah. Sejenak kita mengeluarkan sisi kekanakan kita, berubah menjadi seorang bocah yang bisa dengan gamblang menyebutkan suka atau tidak suka pada suatu hal. Sebentar saja, keluarkan emosi terpendammu yang tidak ingin dikoreksi, seluruh emosi yang kau simpan rapat-rapat karena otakmu sudah mengetahui mana hal yang salah dan yang benar.

Lepaskanlah sesuatu yang menekan jiwamu bahwa ada yang salah tentang perasaanmu pada masa lalu.

Terlepas dari pelajaran yang kau dapat, aku hanya menginginkan kau mengeluarkan emosimu, bahwa kau menyesali beberapa hal yang terjadi, bahwa keadaan hidupmu yang sekarang mungkin akan berbeda jika kau memilih pilihan lain di masa lalu.

Misalnya, kau menyesal tidak pernah begitu menikmati masa muda? Tidak pernah berbuat kekacauan yang akan membuatmu tersenyum ketika mengingatnya sekarang? Atau banyak kegagalan yang mengusik hatimu?

Aku sendiri, aku tidak menyukai masa laluku. Banyak hal-hal yang kusesali meski aku sudah tahu apa yang kudapatkan dari semua itu. tetapi ego itu selalu ada, bersembunyi, tak mau disalahkan.

Salah satu masa lalu yang paling kubenci adalah kenyataan bahwa aku tidak punya sesuatu yang menakjubkan untuk kuceritakan, dan bahwa aku tidak menjadi sesuatu yang menakjubkan karena masa lalu itu.

Bahkan, alasan aku membahas tulisan yang seperti ini adalah karena aku bukanlah orang yang pandai mengekspresikan luapan emosiku yang paling dalam, aku sering bertanya-tanya apakah ada orang yang sama sepertiku?

Masa lalu adalah paradoks. Kau bebas untuk mengingat atau melupakan, tapi kau nggak pernah bebas dari konsekuensinya atas dua pilihan itu.

Daiva di dalam buku ini, ia tidak menyukai masa lalunya yang pernah mencampakkan seseorang dan ditinggal menikah seseorang yang dicintainya. Lalu Tristan yang tidak menyukai masa lalunya juga; ia pernah membawa racun ke dalam keluarganya dengan tangannya sendiri.

Tapi masa lalu tidaklah benar atau salah. Yang perlu dinilai adalah pilihan kita. Jadi tidak apa kalau kau tidak menyukai masa lalumu, kau hanya memilih jalan yang salah. Namun saat itu, jalan itulah yang membuatmu merasa benar. Hidup terus berlanjut dan pilihan-pilihan semakin banyak.

Dan tentunya, aku sangat menyukai perjalanan mereka, aku menyukai pilihan-pilihan mereka, aku senang menampung kisah Daiva-Tristan sebagai bagian dari memoriku suatu hari nanti. Kisah yang membuatku tidak bisa berhenti tersenyum bahkan ketika baru membaca prolognya saja.

Kak Yayan benar-benar hebat dalam menciptakan suasana yang hidup. Daiva yang sudah terlalu lama melajang, bossy, dan sejuta tingkah konyolnya dipertemukan dengan sosok Tristan yang tenang, dan tampan, tentu saja.

Kekuatan kedua karakter yang saling melengkapi membuatku betah lama-lama membaca novel ini. Juga judulnya yang terkesan begitu dalam: Seseorang di Ujung Jalan. Daiva mengajak kita untuk menanti dengan senyuman meski masa lalu yang dialaminya begitu pahit. Tapi dia percaya.

Tristan sendiri merupakan sosok yang menurutku sangat lovable. Dia penyayang dan perhatian, tipe atasan yang didambakan semua karyawan. Tapi bahkan bisa terlihat begitu kekanakan jika sedang jatuh cinta.

Masa lalu menyatukan mereka berdua. Sebagai bos dan sekretaris, mereka membagi banyak hal, termasuk masa lalu. Tapi, kemudian seseorang dari masa lalu Daiva muncul, sementara Tristan juga sudah menantinya.

Siapakah sebenarnya sosok yang menunggu Daiva di ujung jalannya?

Seandainya saja aku sudah hidup lebih lama dari ini, mungkin aku lebih bisa menuliskan masa lalu yang lebih berarti, seperti kisah Daiva dan Tristan.





---GIVEAWAY TIME---
Kesempatan terakhir kamu yang belum dapet novel UPABDLR dari GA sebelumnya!

banner BookTour


Oke sebelumnya aku bakal bilang kalau novel ini adalah novel dewasa yhaa! Kesadaran sendiri bagi yang merasa di bawah umur. Kecuali penasaran, nggak apa-apa sih, hal lumrah. (konsekuensi ditanggung masing-masing). *ketawa jahat*

Ada satu orang beruntung yang bakal mendapatkan satu eks novel Une Personne Au Bout De La Rue. 

Persyaratannya:

1. Memiliki alamat pengiriman di Indonesia

2. Follow blog ini via GFC atau E-mail (liat paling bawah)

3. a. Follow twitterku @Arthms12 dan penerbit @KataDepan_
           atau
        b. Follow instagramku @Arthms12, penulis @yzacx dan penerbit @penerbitkatadepan

4. Share/repost info GA ini lewat:
        a. Twitter: share link BookTour ini, tag akun-akun di atas, dan tambahkan hastag
                 #BookTourKataDepan dan #CeritaMasaLalu
           atau
        b. Instagram: repost banner, tag akun-akun di atas, dan tambahkan hastag
                #BookTourKataDepan dan #CeritaMasaLalu

5. Jawab tantangan ini:

Apa kamu menyukai masa lalumu?

6. Tulis nama akun tempat kalian share info GA ini (twitter/IG), link share, beserta jawaban di
        kolom komentar.


Giveaway berlaku dari tanggal 20 Maret 2017 sampai 22 Maret 2017 pukul 23.59. Pengumuman pemenang sehari setelahnya, yang bakal aku umumin di IG, Twitter dan blog.



Tambahan: Yang baca tulisanku di awal pasti ngerti bagaimana jawaban yang aku mau dari kalian. Jawaban paling emosional menjadi poin utama penilaian. Mau perasaan kesal, sedih, atau bahagia, tulislah dengan hati yang paling dalam.


Good luck!

29 komentar:

  1. Instagram: linaern
    Link share:
    https://www.instagram.com/p/BR1rWENFBJQ/

    Apa kamu menyukai masa lalumu?

    Jawabannya adalah iya. Kenapa? Karena masa lalu memberikan saya banyak pelajaran hidup dimasa sekarang. Masa lalu saya ini cukup nano-nano, mulai dari yang menyenangkan, berkesan, bahkan ada juga yang mengenaskan. Tapi saya menyukainya, karena bagaimana pun kehidupan yang sedang saya jalani saat ini tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya proses di masa lalu. Seburuk apa pun masa lalu saya, saya tidak akan pernah merasa benci atau pun menyesalinya. Masa lalu saya anggap sebagai motivasi untuk merubah diri menjadi lebih baik lagi, dan juga sebagai motivasi hidup dimasa depan.

    BalasHapus
  2. Twitter : @rdfdosy
    Link share : https://twitter.com/rdfdosy/status/843622827668336642

    Apakah kamu menyukai masa lalu?
    Jujur aku tidak bisa memastikannya secara tepat apa aku menyukainya atau malah membenci. Yang aku tau dan aku rasakan hingga saat ini adalah aku yang menerima segala yang terjadi di masa lalu itu. Mungkin ini klise dan banyak diucapkan tokoh dalam cerita maupun film-film romantis, bahwa seburuk apapun yang terjadi di masa lalu, jika diberikan pilihan pun aku akan tetap memilih seperti apa yang kualami di masa lalu. Percayalah hal ini benar-benar kurasakan bukan karena suntikan-suntikan emosi dari cerita romance itu, tapi karena aku benar-benar mengalami dan perasaan itu terjadi padaku.

    BalasHapus
  3. Twitter : fannyrmdni
    Link share : https://twitter.com/fannyrmdni/status/843664851654201344

    Jawaban :
    Tidak! Sekarang ini aku benci karena pada kenyataannya aku membenci masa laluku sendiri.
    Banyak sekali hal bodoh dan menyedihkan saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar.
    Mungkin aku bisa menyebutkaon beberapa peristiwa yang membuatku membenci masa laluku sendiri, ini dia:

    Saat kelas 5 SD, handphoneku diambil oleh orangtuaku agar aku fokus sampai lulus UN SD, tanpa hp aku nyaman-nyaman saja. Pada suatu hari, hp temanku tidak sengaja terbawa olehku di tas. Sungguh, bukan aku berniat mencurinya, bahkan aku tidak ingat mengapa hp itu ada di tas-ku. Saat aku ingin menjelaskan, temanku malah berkata bahwa aku sendiri lah yang menaruh hpnya di tasku. Aku malu, aku marah, namun aku hanya diam dan menangis saat itu.

    Lalu, saat SD kedua orangtuaku sering sekali bertengkar, ribut besar setiap hari terjadi di rumahku. Mungkin jika aku tidak mengcontrol diriku saat itu, aku bisa hilang kewarasan.

    Banyak hal lain yang membuatku merasa aku tidak bahagia seperti teman-temanku di masa lalu. Hari-hariku tidak seindah kini.

    Namun, saat ini aku sadar. Yang selalu menguatkanku adalah masa laluku ini. Saat aku ada masalah, aku selalu ingat bahwa dulu ada puluhan masalah yang lebih berat yang pernah kuhadapi.

    #curcol:')

    BalasHapus
  4. Nama : Izza Azzurini
    Instagram : @izzazzrn
    Link share : https://www.instagram.com/p/BR2Yzi9Aizc/

    Jawaban :

    Saya tidak begitu menyukai masa lalu saya. Karena ada beberapa hal yang belum saya lakukan di masa lalu untuk membuat seseorang yang sangat saya sayangi bahagia karena saya. Saya menyesal, karena pada saat itu saya baru berumur 11 tahun. Terkadang timbul pemikiran, kenapa saat itu saya masih kecil? Saya juga sangat menyesal, karena pada saat itu saya tidak begitu menikmati waktu saya bersama beliau.

    Kalau saja saya sudah dewasa, mungkin saya bisa membahagiakan beliau dan bisa berpikir lebih bijak, kalau saya tidak boleh menyia-nyiakan waktu yang Tuhan berikan setiap detiknya. Tapi, mau bagaimana lagi, kalau takdir sudah berjalan seperti itu. Saya belum sempat membahagiakan beliau, sampai akhirnya beliau dipanggil Tuhan. Sungguh, saya sangat sedih sekaligus kecewa pada diri saya sendiri, tapi di sisi lain saya bersyukur, karena saya bisa belajar dari masa lalu yang pernah saya alami.

    Meski masa lalu saya tidak begitu saya sukai, saya menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran dan saya tidak akan melupakan masa lalu saya, karena saya pernah hidup dan juga pernah bahagia di masa itu. Saya nenjadikan kegagalan di masa lalu sebagai peringatan bagi saya, kalau saya harus bisa menjadi lebih baik di masa depan.

    Seperti yang saya katakan di awal, saya tidak begitu menyukai masa lalu saya, bukan membenci masa lalu saya. Masa lalu saya adalah bagian dari diri saya dan saya tidak ingin membenci sesuatu terlalu dalam.

    BalasHapus
  5. Nama : Amalia
    Instagram : @ailamaa__
    Link share :
    https://www.instagram.com/p/BR2ZDo6jORD/

    Jawaban ;

    Sebelum saya menjawab, saya sangat suka dengan penyampaian review kakak yang diawal. Tentang penyesalan masa lalu. Jujur, saya tersentuk membacanya,dan saya juga mengalami hal tersebut. menyesali masa lalu karena tidak pernah melakukan hal2 yang menakjubkan untuk dituliskan dan dikenang dengan berarti untuk masa depan.

    Terkadang saya menyesal dan menyalahkan diri sendiri. Kenapa saya dulu tidak melakukan ini? Mungkin tidak akan menjadi seperti ini?

    Hal yang paling aku sesali dari masa lalu ku adalah ketika aku tidak berani, penakut dan pesimis akan sesuatu.. Ahh, aku benci fakta itu. Kenapa aku dulu seperti itu? Dan sampai sekarang pun, mungkin masih?

    Aku terlalu lama berdebat dengan ego ku sendiri, nyaliku udah ciut duluan kalo udah ketemu orang yang belum dikenal, aku gak pandai bicara,apalagi berekspresi memperlihatkan segala emosi.

    Untuk yang gak kenal mungkin aku terlihat sombong, tapi nggak kok aku selalu enjoy dg siapapun.

    Tapi walaupun begitu, tidak semua masa lalu yang tidak aku sukai, adakalanya aku menyukai masa laluku,menikmati masa laluku dan menerima masa laluku. Aku hanya bisa mengambil hikmah dari setiap masa lalu, menjadikannya sebuah cerminan untuk hidup lebih baik lagi di masa depan.

    Intinya, aku sebagai manusia biasa, dalam menyikapi masa lalu terkadang mengalami benci, menyesal,pasrah dalam suatu fase tertentu. Tapi adakalanya saya juga mersa senang, puas, bangga dan menerima cerita masa lalu itu.

    Maaf ya kak jadi curhat colongan, hehe..

    BalasHapus
  6. Twitter : @raniwidiyansyah
    Link Share : https://twitter.com/raniwidiyansyah/status/843718645339512832

    Kalau aku ditanya apakah aku menyukai masa laluku, jawabannya adalah ya dan tidak.

    Bukan berarti aku plin plan atau apa. Hanya saja, memang ada beberapa kejadian di masa lalu yang ingin aku kenang seterusnya dan ada juga yang ingin aku buang jauh-jauh, bahkan tidak pernah aku harapkan pernah terjadi dihidupku.

    Hidup kan memang penuh warna, ada hitam ada putih. Begitu juga masalalu, yang nggak selamanya selalu buruk ataupun selalu manis. Pasti keduanya ada, saling melengkapi.

    Munafik kalau aku bilang nggak ada yang aku sesali dari masalaluku, atau aku menyukai masa laluku sepenuhnya.

    Dulu, aku pernah merasakan titik terendah dalam hidupku. Dimana sekarang aku sangat menyesalinya, karena dulu aku begitu mudah jatuh dan sangat rapuh. Dan, ada juga kenangan masa lalu yang membuat aku semakin kuat hingga bisa bertahan sampai sekarang, bahkan ada juga masa lalu yang membuat aku ingin kembali ke masa itu.

    Walaupun sebenarnya dari masa lalu yang aku benci pun pasti ada hikmahnya, karena aku jadi belajar, tetap saja, aku benci dan berharap itu tidak pernah terjadi. Dan, untuk masa lalu yang menyenangkan pun ada hikmahnya, yang membuat aku ingin kembali merasakannya lagi, hingga aku berjuang sampai sekarang.

    Jadi, ya, aku menyukai masa laluku dan ya juga, untuk pertanyaan aku membenci masa laluku.

    BalasHapus
  7. Nama: Puja Sindia
    Akun ig: @blckaddck
    Domisili: Jakarta Selatan
    Link Share: https://www.instagram.com/p/BR2YntzASAp/

    Apakah kamu menyukai masa lalumu?

    Kalau dibilang suka sih enggak. Siapa sih yang suka masa lalu? Walau saya menyukai masa lalu saya, saya hanya bisa mengenangnya. Saya gak suka masa lalu saya. Tapi saya menyukai bagaimana masa lalu telah mengubah saya menjadi wanita yang lebih tangguh, lebih bisa menerima kenyataan walau pahit, lebih bisa berpikir sebelum bertindak. Tapi, terkadang masa lalu itu terus berkeliaran membisikkan saya kata-kata menakutkan, membuat saya ragu untuk melangkah ke depan. Namun, dengan segala keberanian yang telah saya bangun kembali, maka saya akan tetap melangkah maju. Karena masa lalu hanyalah pondasi yang harus saya simpan untuk masa depan.

    BalasHapus
  8. Akun: @san_fairydevil
    Link: https://twitter.com/san_fairydevil/status/843706258163085312

    Apa kamu menyukai masa lalumu?

    Ada yang aku suka dan ada yang enggak aku suka. Aku suka masa laluku ketika SD dan SMA tapi enggak saat SMP. Kenapa? Karena ada masa dimana aku merasa selama 3 tahun hanya datang-duduk-pulang tanpa ada memori yang bisa aku ingat.
    Sedangkan, masa-masa paling tidak terlupakan itu saat SD dan SMA.

    BalasHapus
  9. Q: Apa kamu menyukai masa lalumu?

    A: Tergantung dulu ya, ini masa lalu yang bagaimana. Kalo masa lalu yg jalan ceritanya hepi n fun, terus terang aku nggak bakal mau melupakannya begitu saja. Bagiku semua memori tersebut terlalu berharga untuk di singkirkan. Karena masa lalu yg bahagia itu terlalu mengesankan hingga akan selalu di ingat tiap detail alur ceritanya di tiap detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan serta tahunnya.

    Namun, kalo pun itu masa lalu yang kelam, mungkin aku juga nggak akan pernah melupakannya. Maksudku, aku akan belajar untuk tetap mengingatnya meski itu terasa menyakitkan. Karena menurutku, masa lalu buruk atau baik pun memang tidak seharusnya di lupakan. Seperti pelajaran sejarah yg terus di jadikan pembelajaran di sekolahan, meski sejarahnya buruk atau pun baik, sejarah itu tetap di tulis dan di abadikan, iya kan?. Begitu pula dengan masa laluku yg kelam itu juga bakal aku simpan sebagai pembelajaran bagi diriku sendiri untuk berusaha menjadi lebih baik, sebagai pengalaman yang mengingatkanku supaya tidak mengulang masa lalu yang sama tetapi lebih ke memperbaikinya. Pepatah mengatakan, "pengalaman adalah guru yang terbaik". Pengalaman dari kejadian masa lalu, maksudku.

    Jadi inti dari penjelasanku di atas. baik untuk masa lalu baik atau pun buruk, keduanya adalah bagian dari pengalaman yang 'tidak' akan pernah aku lupakan dan terus aku sukai dalam bentuk kerelatifan hati. (Karena masa lalu itu relatif)

    Nama: Rinita
    Akun Twitter: @Rinitavyy
    Link share: https://mobile.twitter.com/RinitAvyy/status/843762867811700743?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C6225111236

    BalasHapus
  10. Instagram: Nursyamsuduha_adam
    Link share: https://www.instagram.com/p/BRhttps://www.instagram.com/p/BR19OMehDL-/19OMehDL-/

    Apakah kamu menyukai masa lalu?

    Are u kidding me? Absolutly yes, aku menyukainya, menyukai semua proses di dalamnya, menikmati setiap waktu yang terasa amat singkat tapi menyenangkan, menyukai setiap moment meski tak selalu indah, menyukai semua sesak akan rindu akan pengharapan dan sebuah keinginan untuk masa depan yang indah. Meskipun hanya sebuah masa lalu, tapi tak pernah sedikitpun ada niat untuk melupakannya,seperti yg kakak bilang sebelumnya masa lalu adalah paradoks setiap orang punya penilaian masing-masing, dan bagiku masa lalu adalah sebuah bekal untuk menikmati masa depan yang tak akan kita tau bagaimana jalannya, suatu masa yang akan selalu ku syukuri hingga saat ini, suatu rasa yang tak akan pernah tergantikan, karena sejujurnya hati ini masih tetap tertambat untuk sebuah masa lalu yang selalu ku semogakan

    BalasHapus
  11. nama : Khaerunnisa
    akun tempat kalian share info GA ini twitter : @nhisaminoz75
    link share : https://mobile.twitter.com/NhisaMinoz75/status/843798792356970498?p=v
    Apa kamu menyukai masa lalumu? Entahlah terlalu munafik jika aku mengatakan iya, karena terlalu banyak rasa yang hadir jika mengingat masa lalu. Di saat mengingatnya ada tawa sekaligus tangis yang hadir, di saat membicarakannya ada senyum gembira, senyum malu serta senyum getir yang terlihat. Di satu sisi aku menyukai masa lalu itu dan sisi lain juga aku membencinya. Menyukai kenangan yang dihabiskan bersama dia, teman masa kecilku. Tingkah konyol ala anak kecil tertawa kesana kemari tanpa beban, saling melempar ledekan, ngelakuin hal-hal yang bikin malu tapi anak sepolosku waktu itu hanya kesenangan yang dirasakan bukan rasa malu. Membenci masa lalu? Aku membenci masa lalu dan diriku di saat bersamaan. Karena suatu alasan aku harus meninggalkan sosok teman kecil seperti dia, dan ketika bertemu kembali saat mulai beranjak dewasa, suatu alasan itu yang membuatku malu untuk bertemu dengan dia kembali. Bahkan untuk sekedar melihat wajahnya secara langsung dan menegurnya aku tidak sanggup padahal disisi lain aku sangat ingin, ingin menanyakan kabarnya dan ingin bercerita banyak hal yang telah ku alami selama dia tidak disampingku, tapi sayang, saat dia menegur ku yang ku lakukan hanya berjalan terus tanpa menggubrisnya. Aku membenci diriku yang mengabaikannya tanpa alasan. . Hingga pada suatu hari aku ingin memperbaiki segalanya, meminta maaf kepadanya dan kembali menjadi teman kecilnya lagi, tapi sayang semuanya sudah berubah, keadaan malah terbalik, dia yang pergi dan mengacuhkan ku bahkan sampai saat ini. Rasanya aku pengen memutar waktu kembali, waktu saat pertama kali berjumpa dengannya lagi setelah aku meninggalkannya, seharusnya yang kulakukan saat itu adalah berteriak gembira ala teman yang baru berjumpa lagi stelah sekian lama, bercerita tentang apa-apa saja yang kita lewati selama ini, dan tertawa saat mengenang masa kecil kita, tapi yang kulakukan malah mengabaikannya dan karena tindakanku itu sampai saat ini hanya ada penyesalan di dalam diri saya. Merindukannya? Tentu saja, saat rasa rindu itu datang yang selalu kulakukan adalah tertawa kecil dan menangis secara bersamaan karena mengenang masa kecil saat bersama dia. Sekarang yang bisa saya lakukan adalah menerima keadaan yang seperti ini. Menyesal? Tentu saja, ada banyak kata seandainya yang terucap untuk menggambarkan penyesalan itu. Duh maaf mbak, saya malah curcol.

    BalasHapus
  12. Akun ig : pggyryeongg
    Link share : https://www.instagram.com/p/BR2xM1Wl7Wh/

    Apa kamu menyukai masa lalu mu?

    Untuk masa lalu yang membahagiakan,jelas jawabannya iya, saya menyukainya.
    Tapi sayangnya sebagian besar dari masa lalu saya, adalah hal yang buruk. Siapa yang akan suka dengan masa lalu, ketika kedua orang tuanya sibuk bekerja dan melupakan anak yang harusnya mereka didik dan perhatikan. Sampai anaknya tumbuh besar dan menjadi anak yang kurang kasih sayang. Siapa juga yang akan suka dengan masa lalu, ketika seorang anak yang sudah mengerti arti berkhianat mendapati bapaknya ketahuan selingkuh dengan wanita lain. Sedangkan mama nya setiap malam manangis. Siapa yang akan menyukai masa lalu seperti itu? Tidak ada. Dan sayapun tidak menyukainya. Itu adalah masa yang sulit dan entah kenapa melupakan semua ternyata sama sulitnya.

    BalasHapus
  13. IG : @zellmhyzz
    Link Share : https://www.instagram.com/p/BR3p6t-hgqB/
    Jawaban :

    Masa lalu adalah salah satu dari fase kehidupan. Seperti halnya ada hitam dan putih, dalam fase tersebut juga ada kebahagiaan dan kesedihan. Masa lalu yang menyenangkan cenderung tetap bertahan dalam ingatan. Sedangkan masa lalu yang menyakitkan cenderung ingin dilupakan. Walaupun sejatinya yang benar-benar membekas tak bisa sepenuhnya dihilangkan.
    Apakah aku menyukai masa laluku?. Tentu saja menyukai, tapi untuk masa lalu yang menyenangkan. Dimana rasa senang mendominasi perasaan. Desahan nafas diselimuti bongkahan kebahagiaan. Saat mengenang tiba-tiba menerbitkan senyuman. Terkadang membuat larut dalam lamunan. Yang memunculkan rasa bahagia meski sudah terlewatkan.
    Sedangkan masa lalu yang menyakitkan menimbulkan kebencian. Di dada terasa menyesakkan. Dia yang pernah memberi kebahagiaan. Yang pernah menemani menciptakan senyuman. Kini meninggalkan luka yang menyakitkan. Untuk sakit yang ditorehkan, luka yang digoreskan tak bisa benar-benar dihapuskan. Masih terasa nyeri saat muncul dalam ingatan. Perih menjalar yang masih ku rasakan.

    BalasHapus
  14. Twitter: @bety_19930114
    Linkshare: https://mobile.twitter.com/bety_19930114/status/843838491079262208?p=v

    Aku akan selalu berusaha menyukai dan menerima masa lalu seburuk apapun dia karena masa lalu adalah guru yg paling bijak, dia lah yg membimbing dan membentukku menjadi wanita yg kuat seperti sekarang ini. Dia lah yg mengajarkanku untuk bangkit dari keterpurukan dan tidak menyesali apapun yg telah terjadi dalam hidupku sehingga ketika mengingatnya pun aku akan tersenyum tanpa beban.


    Bukankah masa kini adalah refleksi dari masa lalu? Jika tidak ada masa lalu, tidak mungkin ada masa sekarang.

    BalasHapus
  15. Nama: Didi Syaputra
    Twitter: @DiddySyaputra
    Link: https://twitter.com/DiddySyaputra/status/843968288535191552

    Sulit. Sangat-sangat sulit. Ketika dihadapkan pada pilihan menyukai masa lalu atau tidak. Sebab ya aku tidak tahu pasti. Hanya saja yang benar-benar aku yakini bahwa akan selalu ada bagian dari masa lalu yang memaksa untuk dikenang. Sekalipun, kenangan itu lebih baik dilupakan.

    Sama sekali tak pernah terlintas bahkan hanya dalam angan bahwa diri ini mampu mengenang ribuan memori tentang masa lalu, terlepas indah atau tidaknya, menyenangkan atau bahkan membuat diri ini semakin terpuruk karena telah dengan berani mengenangnya. Sama sekali tak semudah itu. Namun dengan penuh kesadaran aku percaya, sepenggal kisah menyakitkan dari masa lalu sudah begitu cukup untuk menjadikan pemiliknya belajar untuk tidak kembali mengulang hal sama, meski senyatanya akan selalu ada celah untuk kembali tersalah. Begitu pun dengan beberapa cuplikan kisah yang hendak diwujudkan pada saat itu, terserah apakah itu tentang hal-hal yang belum terlakukan, atau hanya sekedar ingin kembali dan kembali melakukannya. Sungguh, itu selayaknya menjadikan yang berkeinginan, untuk lebih benar-benar memanfaatkan dengan baik sisa-sisa kehidupan yang sedang dan akan dilaluinya. Lakukan yang ingin dilakukan. Penuhi yang hendak dipenuhi. Karenanya menentukan kisah kehidupan dikemudiannya. Dan penyesalan bukanlah hal yang bisa dimintai pertanggungjawaban untuk memulangkan kembali masa-masa itu.

    Tak dipungkiri memang, hidup tak selalu berotasi pada jalur yang sama. Akan ada hal-hal baru, cerita-cerita baru, juga memori-memori baru dalam perjalanannya. Ya, benar, aku tidak bisa dengan sungguh-sungguh menyatakan menyukai masa laluku. Walau dengan beragam kenangan manis yang bisa saja cukup untuk menjadikannya kisah yang selalu layak untuk disukai. Akan tetapi juga tidak bisa dengan mudah kuabaikan segelintir kenangan menyakitkan yang karenanya seringkali membuatku sesegera mungkin ingin mengemasi dan menguburnya dalam-dalam. Itulah. Terkadang hidup ... bukan. Bukan terkadang. Tapi lebih pada kepastian bahwa pada hakikatnya hidup akan selalu dibebani dengan dilema-dilema yang seringkali cukup mempersulit keadaan. Melelahkan memang. Namun demikian, terlepas semenyenangkan atau justru semenyakitkan apapun itu, masa lalu tetaplah masa lalu, bagian kisah kehidupan yang pernah mengantarkanku pada kebahagiaan, juga sekaligus menitipkan beberapa penggalan kisah kesedihan untuk diresapi dan tentunya untuk persiapan kedepan. Sebab hidup bukan saja perkara menyenangkan atau menyedihkan, namun lebih pada intisari apa yang dapat digali dari keduanya, melenakan atau justru semakin menguatkan. Karenanya dengan alasan tersebut aku menyukai masa laluku, sebahagian kisah yang pernah dengan suka rela mewarnai perjalanan hidupku di masa silam.

    BalasHapus
  16. Nama : Syerly Sindi
    Nama akun ig : @syerlysnd_
    Link share ig : https://www.instagram.com/p/BR5MYgHAJhm/


    Apa kamu menyukai masa lalumu?

    Jawabanku adalah tergantung masa lalu yang seperti apa dulu. Memang terbilang labil, tapi aku juga gamau munafik karena ada masa lalu yang aku suka dan ada masa lalu yang aku ga suka. Bagiku, masa lalu itu peristiwa yang sudah terlewati dan ga bisa balik lagi. Masa yang sudah dilewati bisa dipelajari olehku. Aku jadi tau mana yang terbaik untukku. Tapi, dominannya aku ga suka sama masa lalu. Masa lalu yang aku ga suka, saat aku harus masuk ruang operasi. Aku terkena penyakit yang mengharuskan aku untuk operasi dibagian perut. Keadaanku sangat rapuh, aku down selama satu minggu full dan tak bisa melakukan aktifitas apapun. Aku sadar, aku tak bisa menyalahkan siapa-siapa. Tuhan pun tak bisa aku salahkan. Mungkin ini memang sudah menjadi takdirku. Aku tak ingin kembali ke ruangan ber-ac itu, aku benci ruangan itu. Sejak saat itu, sampai sekarang pun aku tak bisa full menjalankan aktifitas, selalu saja pada saat tertentu rasa sakit itu menghampiri. Aku tidak membenci takdir. Tapi aku membenci diriku sendiri yang dulu lalai dalam menjalankan aktifitas. Jika saja aku tidak egois dan selalu mengutamakan kesehatan, aku tidak akan terkena penyakit itu. Cacat? bisa dibilang seperti itu. Aku harus selalu memantau kesehatanku sendiri. Lelah? Pasti. Tapi aku harus menjalaninya dengan penuh kesabaran. Aku tau Tuhan punya rencana spesial untukku.

    BalasHapus
  17. Instagram: rikafbrynti
    Link share: https://www.instagram.com/p/BR5iZf0B8LN/

    Aku sangat menyukai masa lalu yang pernah aku lalui selama hidupku, karena masa lalu adalah cerminan untuk masa depan. Mengapa aku katakan begitu? Karena sejatinya, masa lalu adalah penilaian dari diri sendiri untuk berubah lebih baik lagi untuk di masa depan.

    Masa lalu juga bisa menilai aku untuk menjadi lebih dewasa, dan berubah lebih baik lagi untuk yang positif, dan berubah menjadi yang lebih baik untuk yang negatif.

    Tidak bisa dipungkiri bahwa semua orang mempunyai masa lalu. Baik itu masa lalu yang manis, atau masa lalu yang pahit. Jika masa lalu yang manis, kenanglah selalu dan buatlah masa lalu manis itu menjadi gairah semangat untuk menuju masa depan. Tapi jika masa lalu yang pahit, tidak usah dikenang, tapi jadikanlah pelajaran untuk menjadi lebih baik dan lebih sukses lagi dari masa lalu tersebut.

    Memang banyak yang bilang bahwa masa lalu itu pahit, masa lalu itu menyakitkan. Memang aku pribadi juga pernah merasakan masa lalu seperti itu, tapi bukankah masa lalu memang sudah ditakdirkan oleh Allah? Allah membuat setiap manusia mempunyai masa lalu, karena Allah ingin semua umatnya memiliki penilaian dan kesadaran diri untuk lebih baik lagi di masa depan.

    Karena semua manusia memiliki masa lalu untuk dikenang, karena waktu memang sejatinya berjalan ke depan. Karena masa lalu bisa diubah di masa yang akan datang, tapi tergantung bagaimana setiap individu menyikapinya.

    Masa lalu juga mengajarkan aku untuk memanfaatkan waktu yang ada, dan tidak membuang-buang waktu. Karena jika kenangan itu sudah menjadi sebuah masa lalu, pasti ada saatnya aku akan merindukan masa-masa itu. Masa-masa yang hanya bisa dikenang, karena waktu memang sudah tidak akan berjalan ke belakang.

    Aku bisa menjadikan masa lalu itu sebagai pelajaran hidup, ujian hidup, dan cobaan hidup agar berubah jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Karena semua makhluk yang hidup akan merasakan bagaimana rasanya berada di keadaan suka, maupun di keadaan duka. Karena aku juga harus sadar bahwa hidup tidak akan semulus seperti jalan tol, pasti ada liku-likunya untuk mencapai tujuan yang benar dan tidak tersesat.

    Intinya adalah aku sangat-sangat mencintai masa laluku, apa pun kenangannya, baik dan buruk, aku tetap mencintai masa laluku. Masa lalu yang bisa membuat aku menjadi lebih baik di masa sekarang dan di masa depan, dan juga membuatku lebih menghargai waktu yang berputar :)

    bismillah, ini kesempatan terakhir dan semoga rezeki aku di sini. Aamiin :')

    BalasHapus
  18. IG : putrirosmarina
    Link Share : https://www.instagram.com/p/BR57FI1lnXB/

    Apa saya menyukai masa lalu saya?

    Awalnya saya tidak bisa menerima cobaan yang menghampiri saya pada tahun itu, bagaimana tidak, berada dalam satu tahun penuh dengan cobaan dan hambatan membuat saya cengeng dan iri terhadap teman-teman saya yang lancar dengan perkuliahannya. Saya merasa apa yang terjadi ini diluar batas kemampuan saya. Waktu itu saya adalah seorang mahasiswa Diploma III di sebuah politekknik kesehatan negeri. Tepatnya diawal tahun, 10 bulan menjelang wisuda kedua orangtua saya meninggal disaat yang hampir bersamaan hanya berbeda 4 hari saja, dalam waktu kurang dari seminggu saya menjadi yatim piatu, Ibu saya meninggal karena gagal ginjal kronik dan ayah saya yang sehat walafiat tiba-tiba juga meninggalkan saya, saya sangat menyesal karena tidak ada di samping mereka ketika mereka menghembuskan nafas terakhirnya.

    Sebenarnya satu hari setelah ayah saya meninggal, saya harus mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) kunjungan ke beberapa pabrik makanan di luar daerah, namun karena orangtua saya meninggal saya tidak kuat untuk ikut serta. Akhirnya para dosen memberikan keringanan untuk saya dengan menggantikan kunjungan tersebut dengan mengunjungi pabrik yang ada di daerah sendiri. Namun hal ini saya lakukan hanya dengan seorang teman saya yang juga tidak bisa ikut PKL karena sakit, jadi kami harus mencari pabrik berdua, mengurus izin berdua, melakukan kunjungan berdua dan membuat laporan serta mempresentasikannya, padahal bagi mereka yang ikut PKL bisa membuat laporan dengan anggota kelompok mencapai 40 orang atau satu kelompok sama dengan satu kelas, sedangkan kami hanya berdua, pada saat itu saya sempat khawatir apakah kami bisa melakukannya atau tidak, karena kalau tidak bisa-bisa kami tidak lulus mata kuliah tersebut dan harus mengulang di semester depan dan Alhamdulillah kami bisa.

    Cobaan itu datang lagi, 4 bulan setelah orang tua saya meninggal, saat saya sedang mengikuti PKL di rumah sakit saya mengalami kecelakaan hingga pingsan dan menerima 12 jahitan di bagian kepala sebelah kanan akibat benturan. Kecelakaan itu terjadi karena teman yang memboncengi saya tidak melihat adanya gundukan tanah di tengah jalan sehingga saya jatuh dari motor, apalagi saya tidak memakai helm dan si teman saya itu sendiri tidak apa-apa Cuma saya yang terluka. Jadilah 3 minggu sisa PKL tidak bisa saya teruskan. Jangankan untuk berfikir untuk berjalan saja saya tidak bisa, kepala saya masih sakit dan terasa seperti berputar-putar sehingga saya harus memegang orang lain atau dinding agar bisa berjalan dengan seimbang. Setelah istirahat selama 3 minggu saya kembali mengikuti jadwal PKL yang kali ini berada di desa dan puskesmas. Saat itu saya menyadari setiap kali saya berfikir kepala saya terasa sakit dan daya berfikir saya jadi lambat efek kepala saya yang terbentur di situ saya merasa tidak percaya diri. Setelah masa PKL desa dan puskesmas selesai lagi-lagi saya harus mengganti PKL rumah sakit jika ingin di wisuda pada tahun ini, jika tidak saya harus wisuda tahun depan. Pergantian PKL itu terjadi pada bulan puasa, dan saya harus PKL di rumah sakit seorang diri tidak ada teman sama sekali. Di hari pertama saya PKL begitu selesai dan sampai di rumah saya menangis, rasanya saya tidak sanggup untuk melewati 3 minggu yang mengerikan itu, harus PKL sendirian tidak ada teman tempat berbagi, tidak ada teman untuk saling bertanya, tidak ada teman untuk bercanda, rasanya PKL sendian itu sepi dan ilmu yang saya dapatkan tidak banyak apalagi pembimbing di rumah sakit sangat sibuk dan sempat keluar kota selama seminggu saya merasa terbengkalai, rasanya tidak adil, dan rasa saya tidak bisa menerima itu semakin besar, ingin rasanya saya berhenti. Namun saya lanjutkan demi keluarga saya walaupun setelah tiba di rumah sakit saya sangat ingin cepat-cepat untuk pulang. Awalnya saat kecelakaan itu saya menerima keadaan ini, tetapi saat melihat tingkah laku teman yang memboncengi saya itu saya jadi tidak bisa menerima.

    BalasHapus
  19. Lanjutan...

    Saya sangat kesal sekali dengan teman yang memboncengi saya itu, dia sama sekali tidak membantu saya, jangankan untuk membantu sekedar bertanya saja apa yang saya butuhkan saja tidak pernah, malah menertawakan status doa saya dimedia sosial, dia mengetahui bahwa saya harus mengganti PKL itu tetapi dia hanya diam saja seolah tidak terjadi apa-apa pada saya. Saat itu sebenarnya dialah orang yang saya harapkan untuk membantu saya (padahal Laporan PKL dan KTI nya saat itu sudah selesai terlebih dahulu ketimbang saya), dikarenakan kebanyakan teman-teman yang lain sibuk dengan urusannya masing-masing entah itu dengan Karya Tulis Ilmiah (KTI) atau berbagai Laporan PKL yang harus diselesaikan. Di saat orang lain sudah mengejar KTI dan Laporan PKL saya masih saja berkutat dengan PKL, saya sangat kecewa dengan dia. Pernah suatu hari ketika saya selesai mengganti PKL di rumah sakit dan sedang mengerjakan laporan ada salah seorang teman saya yang lainnya menawarkan bahan-bahan laporannya kepada saya sambil memberikan flasdisk, di situ saya merasa... ugh... kenapa orang lain lebih simpati kepada saya bukannya dia yang secara tidak langsung telah menyebabkan saya kecelakaan. Laporan PKL rumah sakit ini adalah laporan yang paling terakhir selesai bahkan saya menyelesaikannya setelah wisuda, hal ini karena saat membuat laporan ini hati saya selalu saja menolak untuk menyelesaikannya lagi-lagi saya merasa tidak adil karena saya harus merasakan kesakitan akibat kecelakaan itu dan mengganti PKL sedangkan teman yang memboncengi saya itu tidak mengalami apa-apa, tidak harus mengganti apa-apa, rasanya saya ingin marah tetapi tidak tahu harus kepada siapa, saya juga tidak bisa menyalahkan dia karena saya tidak ingat detik-detik saat kecelakaan itu, saya terfikir bisa saja saya yang salah tetapi saya tidak ingat akibar benturan di kepala itu. Apalagi dia selalu menghindar jika saya bertanya kenapa kecelakaan itu bisa terjadi.

    BalasHapus
  20. Lanjutan...

    Setelah meyelesaikan PKL rumah sakit, cobaan itu datang lagi yaitu masalah KTI. Seperti jatuh tertimpa tangga berulang kali pula. Teman-teman yang lain kebanyakan sudah menyelesaikan berbagai laporan PKL dan sudah naik sidang. Sedangkan saya masih mengerjakan berbagai laporan PKL dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing KTI dan beliau tahu mengapa saya agak telat melakukan bimbingan dikarenakan mengganti PKL rumas sakit. Saat itu syarat agar bisa mendaftar sidang di kampus kami adalah dengan menyelesaikan berbagai laporan PKL jadilah saya mengejar laporan ketimbang KTI, hingga sisa laporan PKL rumah sakit yang belum selesai padahal saya sudah melakukan penelitian dan tinggal melakukan konsultasi hasil dan pembahasan kepada dosen pembimbing. Dosen pembimbing saya ini adalah dosen paling killer di kampus saya, dari 6 orang anak bimbingannya baru satu saja yang sudah naik sidang. Jadi saat itu tinggal satu setengah minggu lagi deadline mendaftar dan naik sidang, dosen pembimbing saya menyuruh saya menghadap beliau, di situ saya ketakutan sekali karena Hasil dan Pembahasan KTI saya belum selesai, beliau bertanya kepada saya mana hasil dan pembahasannya mengapa tidak berkonsultasi, padahal saya telah selesai melakukan penelitian, dan beliau berkata “Kamu mau wisuda tahun depan” dan yang paling parah kami berada di ruang staff tenaga kependidikan bukan di ruangan beliau sehingga banyak orang yang mendengarkan kemarahan beliau, dengan gemetar saya menjawab bahwa laporan PKL saya belum selesai jadi saya menyelesaikan laporan tersebut lebih dahulu daripada KTI, mendengar itu beliau agak luluh dan memberikan waktu 2 hari untuk menyelesaikannya dan menyuruh saya untuk berkonsultasi ke rumahnya di hari minggu untuk mengejar waktu. Lalu setelah itu saya kerjakan hasil dan pembahasan KTI itu 2 hari 2 malam dengan sungguh-sungguh apalagi keluarga dan teman-teman dekat saya sangat mendukung dan membantu. Tiba di rumah beliau saya berkonsultasi dan banyak mendapatkan saran dan nasehat, disitu saya melihat sosok lain dari dosen killer tersebut yang ternyata baik. Selama ini jika ingin berkonsultasi dengan beliau kami para anak bimbingannya selalu saja saling dorong untuk siapa yang terlebih dahulu masuk ke dalam ruangannya dan dengan perasaan yang deg deg gan. Setelah beberapa kali melakukan konsultasi dan perbaikan, KTI saya selesai dan bisa didaftarkan untuk naik sidang dengan syarat saya harus membuat surat pernyataan untuk menyelesaikan dan mengumpulkan Laporan PKL rumah sakit setelah sidang. Hal ini bisa terjadi karena diusulkan oleh dosen pembimbing saya kepada pihak akademik. Akhirnya setelah bergadang hampir satu minngu full saya bisa naik sidang di 2 hari terakhir batas deadline. Saya senang sekali apalagi bisa mendapatkan nilai A, setelah sidang dan bersalaman serta mengucapkan terima kasih kepada pembimbing dan dosen-dosen penguji saya berniat untuk berfoto namun belum sempat saya meminta izin tiba-tiba sang dosen pembimbing menyentuh dan mengusap lengan saya sambil berkata “Saya tahu kamu sungguh-sungguh” langsung saja saya menangis. Saat itu memori saya seperti kaset memutar lagi ujian-ujian yang telah saya lewati dan rasanya beban berat di punggung saya terangkat jadi lebih ringan. Rasanya perjuangan saya tidak sia-sia. Saya juga sedih teringat dengan ibu dan ayah yang sudah tidak ada disaat saya sudah akan menyelesaikan kuliah saya. Saya juga tidak menyangka ada dosen yang memperhatikan saya dan saya bisa selesai kuliah tepat waktu. Setelah itu teman-teman dekat saya memeluk dan menenangkan saya serta mengucapkan selamat. Saya ingat sekali setelah sidang hari itu saya seperti orang linglung yang masih tidak percaya bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu, dan teman-teman saya menyadarkan saya bahwa itu adalah kenyataan. Dan Alhamdulillah saya bisa menjadi lulusan terbaik ke-4 di jurusan.

    BalasHapus
  21. Lanjutan lagi...

    Selanjutnya setelah wisuda, saat saya sedang mengurus revisi KTI (Terlambat karena saya sidang di waktu-waktu akhir) tiba-tiba tidak disangka dosen pembimbing tersebut menawarkan saya pekerjaan sementara di jurusan sebagai tenaga teknisi akreditasi dan ya dengan senang hati saya menerimanya. Hal ini sangat membantu saya yang baru saja lulus Kuliah. Selama bekerja itu juga laporan PKL rumah sakit saya bisa selesai. Rasanya seperti mimpi bisa bekerja di kampus tempat kita kuliah dulu, walaupun itu hanya 6 bulan.
    Jadi apakah saya menyukai masa lalu saya?
    Jawabannya adalah... ya saya suka, walaupun harus merasa kesulitan tetapi setelah melalui berbagai peristiwa tersebut saya menyadari bahwa cobaan-cobaan yang terjadi pada masa lalu saya tersebut membuat saya lebih kuat dan dewasa dalam menjalani kehidupan, dari peristiwa-peristiwa tersebut saya tahu mana teman yang mendukung dan ada di saat saya susah dan mana teman yang hanya ada di saat kita senang. Setelah beberapa bulan melewati berbagai macam peristiwa di tahun itu akhirnya saya bisa menerima dan berdamai pada masa lalu saya, ternyata disetiap kesulitan itu ada kemudahan, dan yang dapat saya ambil hikmahnya adalah jangan pernah berharap kepada manusia karena kita akan kecewa, berharaplah kepada Allah. Bersabarlah, semua akan indah pada waktunya. Hasil tidak akan pernah mengkianati proses.

    Ps : maafkan saya yang jadinya curhat disini, aslinya lebih panjang lagi.

    BalasHapus
  22. twitter: @nunaalia
    link share: https://twitter.com/nunaalia/status/844371730793611264

    Apa kamu menyukai masa lalumu?

    Dalam hidup selalu ada yg disukai dan tidak disukai. Begitu juga dengan masa lalu. Ada bagian dari masa lalu yg aku sukai, biasanya hal/momen yg membahagiakan dan membanggakan hingga menjadi kenangan yg selalu ingin di ingat, bahkan ingin kembali terulang. Dan ada juga momen/cerita dari masa lalu yg tidak aku sukai, tentunya kebanyakan yg membuat sedih dan kecewa, sehingga tidak ingin lagi mengingatnya dan bersikeras melupakannya. Namun baik masa lalu yg disukai ataupun yg tidak disukai semuanya memiliki pelajaran yg bisa diambil untuk masa depan. Yang baik bisa dijadikan contoh atau diterapkan dalam hidup yg kita jalani. Dan yang tidak baik bisa kita hindari hingga tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.


    BalasHapus
  23. Nama: Fara Astryani
    Akun Twitter: @FaraAstryani
    Domisili: Bogor
    Link Share: https://twitter.com/FaraAstryani/status/844486763447955456

    Jawaban:
    Suka karena masa lalu itu adalah sebuah pembelajaran untuk setiap hidup aku setiap kejadian di masa lalu memiliki hikmahnya walaupun begitu ada beberapa kejadian yang mungkin harus dilupakan olehku untuk melangkah kedepan agar tidak menjadi batu sandunganku di masa depan. Aku menerima semua masa lalu yang terjadi karena masa lalulah yang memberikan aku pembelajaran agar tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk menyakiti diri sendiri.

    BalasHapus
  24. Nama : Mega Anggraeni
    Ig:megaanggraeni16
    Link share: https://www.instagram.com/p/BR8GAfvgbyq/

    Mungkin jawaban untuk masa lalu ku bukan menyenangkan atau tidak karena cerita masa laluku ada senang ada sedih. Lebih tepatnya apa yang aku rasakan adalah penyesalan. Menyesal karena tidak banyak hal yang aku ingat dengan masa laluku.
    Menyesal karena dari sekian banyak kenangan, kenangan pahitlah yang banyak aku ingat. Bahkan Mungkin membekas di hati.
    Tetapi Masa lalu tetaplah masa lalu, semua telah terjadi. Sayangnya jika boleh, aku ingin kembali ke masa lalu. Dimana aku akan mengambil langkah kekanakanku dulu dengan sikap yang lebih dewasa. Mengukir lebih banyak lagi kenangan indah tanpa perlu merasa malu dan berkata "aku bukan siapa-siapa".
    Tetapi tetap langkahku diMasa lalu mengantarkan aku pada langkahku saat ini. Dimana aku bisa berjalan dengan percaya dirinya dan berkata "lihatlah aku".

    From: bandung

    BalasHapus
  25. Twitter: @Kikii_Rye
    Link share: https://twitter.com/Kikii_Rye/status/844551438285991941

    masa lalu? antara iya dan tidak.
    seimbang dalam porsi masing2.
    jika untuk urusan keluarga aku memilih tidak menyukainya.
    well, siapa sih yg suka dg keadaan keluarga yg enggak utuh? terlebih lagi perpecahan karena khianat terjadi waktu aku masih kecil. masih belum mengerti apa itu kata pisah yg sebenarnya. gadis kecil yg selalu membutuhkan kasih sayang utuh yg gak pernah dia dapatkan. yang bahkan masih inget dulu, bagaimana irinya aku melihat teman2 yg waktu pengambilan rapot di antar oleh kedua orang tuanya, yang ketika berekreasi bisa menggenggam tangan mama dan papa di kedua sisinya.
    aku gak munafik dg bilang aku tegar, aku kuat dan aku hebat.
    nyatanya di setiap ingatan ttg masa yg menurutku sangatlah buruk itu, aku membencinya. aku membencinya sekuat aku mengingatnya.

    well, mungkin saat itu memang keputusan yg tepat. dan siapa sangka dg kejadian itu mendidik aku menjadi wanita yg cenderung dewasa meski belum wktunya. mendidikku menjadi pribadi yg tertutup, pribadi yg keras dan haus akan kasih sayang.
    tp aku tidak menyesal jika mengingat masa lalu, karena aku percaya, bahwa masa lalu hadir utk dijadikan pelajaran dan tonggak ukur untuk menata masa depan. dan dari masalalu pula aku belajar utk berhati2 dlm melangkah. menjadikanku sosok yg terlalu sensitif dg rasa percaya akan suatu hubungan yg terbentuk.
    miris memang, tp itulah aku dan masa laluku. masa lalu yg mungkin bagi bbrp orang wajar, tp tidak dgku..
    karena dalam hidupku, aku pernah mencicipi rasa khianat dua kali. keluarga dan sahabat.
    hal terpenting dalam hidup, yang sering ku peluk dalam dekap kasih, yg memiliki ruang memori dalam perjalanan hidupku, orang yg menjadi saksi bagaimana aku terjatuh dan bangkit, malah berbalik arah, memelukku dengan erat, menancapkan sebilah pisau sedalam eratan di pelukan.
    disinilah aku berdiri. menjadi remaja bebas yg memiliki sedikit rasa percaya diri dan percaya pada orang lain, remaja yg sulit utk bersosialisasi dan terbuka kpd orang lain. seseorang yg bahkan tak berani lagi memeluk teman seerat dulu. seseorang yg berjalan sendiri ditengah jalan di dampingi dengn cemoohan orang yg terkadang memekakkan.

    BalasHapus
  26. Nama : Siti Fatimah
    Twitter : @st_fatimah1004
    Link share : https://twitter.com/st_fatimah1004/status/844565881321537536

    Apa kamu menyukai masa lalumu?

    Ya, saya menyukainya walaupun masa lalu saya kelam. Tapi bagi saya masa lalu ada bukan untuk disesali. Sekelam apapun masa lalu saya, saya tetap patut bersyukur. Tanpa ada masa lalu, tak akan pernah ada saya yang sekarang. Masa lalu menempatkan saya menjadi sosok yang baru. Dan menjalani hidup dengan semangat baru pula. Oleh karena itu, sekelam apapun masa lalu saya, saya tak perlu menyesalinya terus-terusan. Sebaliknya saya justru hanya perlu bersyukur. Menyesali masa lalu yang bagi saya kelam, tak akan pernah membuat hidup saya sekarang menjadi lebih baik. Hal yang perlu saya lakukan hanya ikhlas menerimanya, sembari menjadikannya pelajaran untuk menjalani hidup sekarang, besok, dan nanti.

    BalasHapus
  27. Nama: Nihlatul Fauadah
    Domisili: Tangerang
    Instagram: @nihlafuadah
    Link Share: https://www.instagram.com/p/BR5F4G3gEht/

    Jawaban:
    Aku tak menyukai masa laluku tidak juga membenci atau kecewa pada masa lalu. Hanya saja, sebenarnya aku bosan. Bosan pada kisah masa laluku yang terkesan datar. Entah memang akunya yang kurang bersyukur, atau memang kenyataannya hidupku yang terlalu stabil. Tak ada yang mewah yang harus aku genggam lewat kenangan. Tak ada yang buruk rupa yang harus kuenyahkan dari tiap bayangan. Yah jadi, aku hanya mengikuti waktu dan takdir yang menentukan. Hanya saja, aku masih bisa sedikit tersenyum ketika mengenang masa lalu yang menyenangkan. Mengernyitkan dahi bahkan sedikit haru pada masa lalu yang aku fikir sedikit memilukan.

    BalasHapus
  28. Akun Twitter : @RaaChoco
    Link Share : https://mobile.twitter.com/RaaChoco/status/844520047557074945?p=v

    Apa kamu menyukai masa
    lalumu?


    Aku gak bisa bilang menyukainya, karena ada beberapa hal yang tidak aku sukai dari masa laluku. Aku juga gak bisa bilang tidak menyukainya, karena ada banyak hal-hal menyenangkan yang terjadi saat itu. Dan 2 hal tersebut tak dapat dipisahkan, mereka selalu berjalan berdampingan. Tapi dari sekian banyak yang terjadi aku mungkin memilih memasukan masa laluku dalam kategori "sedikit membencinya". Mungkin bila bisa diumpamakan ini seperti "karena nila setitik rusak susu sebelanga", karena satu hal di masa lalu yang aku lakukan, aku merasakan penyesalannya sampai saat ini hingga aku melupakan segala hal menyenangkan yang terjadi di masa lalu. Sering kali berpikir "seandainya aku tak melakukan hal tersebut, mungkin tidak akan seperti ini jadinya". Banyak kata 'seandainya' ketika aku mengingat kenangan masa lalu tersebut, tapi aku sadar, apa yang aku lakukan saat ini pun tak akan pernah bisa merubah dan menghapuskan apa yang sudah terjadi. Saat itu terjadi yang aku lakukan hanya berupa penyangkalan dan menyalahkan orang lain sebagai penyebabnya. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak pelajaran dan pengalaman hidup yang aku dapatkan, juga terbukanya pemikiranku, aku sadar. Aku sadar jika sepenuhnya kesalahan ada padaku, pada pemikiran dan cara pandang yang keliru. Aku tahu jika masa lalu tak pernah salah, masa lalu akan menjadi bagian semua orang termasuk aku. Dan, karena masa lalu pula aku berdiri di sini seperti sekarang ini.

    Masa lalu itu sebuah sejarah yang membentuk aku hingga bisa seperti sekarang ini. Masa lalu itu adalah sebuah bayangan, yang akan mengikuti kemanapun aku berjalan hingga ke masa depan. Masa lalu itu seperti sebuah cermin, yang selalu membuatku berkaca pada masa lalu agar tak melakukan kekeliruan lainnya. Masa lalu juga merupakan guru terbaik dalam menjalani kehidupan. Dan seburuk-buruknya masa lalu, aku tahu itu menjadi bagian terpenting saat puzzle kehidupanku disusun.

    Yang saat ini aku lakukan hanya belajar dan berdamai. Belajar menerima dan menjadikannya pelajaran berharga yang tak terlupakan. Memetik hikmah dan menelisiknya lebih jauh, agar segala tindakan yang aku ambil ke depannya sudah aku pikirkan baik-baik dan sangat matang.

    Karena tanpa masa lalu, masa kini dan masa depan tak akan pernah terjadi.

    BalasHapus
  29. Twitter: @justlynn23
    Link share: https://mobile.twitter.com/justlynn23/status/844555215336460288

    Apa kamu menyukai masa lalumu?
    Aku menyukai masa lalu walaupun masa lalu tak selalu indah. Aku menyukai masa lalu bukan karena aku susah move on atau nggak bisa move on, tetapi karena banyak sekali pembelajaran dalam hidup ini yang ku dapatkan dari masa lalu, sesuatu yang sudah berlalu. Memang terkadang ada rasa sedih ketika aku mengingat sesuatu hal yang menyedihkan, namun disisi lain aku juga merasa gembira dengan semua itu. Masa lalu memang tak selalu menyenangkan tetapi dari masa lalu aku terbentuk. Aku suka rindu dengan masa kecilku dulu, seandainya aku bisa kembali kemasa kecil yang sangat menggembirakan, aku akan kembali kesana, aku bisa bermain dan terus bermain tanpa beban. Banyak sekali pembelajaran di masa laluku yang dapat ku ambil hikmahnya untuk kehidupan di masa sekarang dan di masa mendatang.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)