Senin, 17 Juli 2017

[RESENSI] Holy Mother by Akiyoshi Rikako





Judul; Holy Mother
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerjemah: Andry Setiawan
Penyunting: Arumdyah Tyasayu
Proofreader: Titish A.K.
Design cover: Pola
Penerbit: Haru (2016)
Jumlah halaman: 284 hlm

Blurb:

Terjadi pembunuhan mengerikan terhadap seorang anak laki-laki di kota tempat Honami tinggal. Korban bahkan diperkosa setelah dibunuh.

Berita itu membuat Honami mengkhawatirkan keselamatan putri satu-satunya yang dia miliki. Pihak kepolisian bahkan tidak bisa dia percayai.

Apa yang akan dia lakukan untuk melindungi putri tunggalnya itu?



Novel dewasa asal Jepang ini aku baca hampir akhir tahun yang lalu, eits, jangan salfok karena novel ini berlabel dewasa dan berasal dari Jepang ya! Dulu, belum aktif blog lagi, dan belum punya akun bookstagram, jadi aku nggak update tentang novel ini. Ah ya, novel ini juga merupakan hadiah giveaway pertamaku dari Haru Grup :) Arigatou gozaimasu dan maaf baru sempet nulis review sekarang :3

Sempet mau nulis, tapi sebagian besar udah lupa ceritanya dan belum ada waktu untuk reread, udah reread, tapi malah bingung harus nulis review seperti apa karena sangat mungkin untuk menyinggung spoiler.

Holy Mother bercerita tentang seorang ibu bernama Honami yang mempunyai seorang anak perempuan. Di daerah tempat mereka tinggal ada kasus pembunuhan anak kecil yang sadis, hampir-hampir dijelaskan secara gamblang dan menjijikan makanya novel ini berlabel dewasa.

Umur Honami tidak lagi muda, dan dia sempat mengalami kesulitan hamil, untuk itu, dia pasti akan melakukan apa saja untuk melindungi putrinya karena dia mengingat betapa besar perjuangannya untuk bisa memiliki seorang anak.

Sebelumnya, ini adalah novel thriller terjemahan Jepang yang pertama kali kubaca, nggak hapal-hapal juga siapa itu Akiyoshi Rikako dan ciri khas dalam tulisan-tulisannya.

Kisah ini mengambil sudut pandang orang ketiga dari beberapa tokoh. Ada Honami, ibu yang khawatir tentang keselamatan putri tunggalnya, lalu ada Tanaka Makoto seorang murid SMA, dan sepasang detektif yang menangani kasus pembunuhan di kota Aiide bernama Sakaguchi dan Tanizaki.

Sejak awal kisah, menceritakan keseharian Honami yang mengurus Kaoru si bocah yang masih TK, lalu disuguhi berita pembunuhan, awal yang membuatku agak berpikir kalau cerita ini ringan, lambat, dan cenderung bergenre keluarga. Tapi ketika memasuki POV milik Makoto, semuanya mendadak berubah menjadi gelap.

Di sisi lain Honami yang kalang kabut memikirkan cara untuk melindungi anaknya dan naluri alamiah sosok keibuan yang terasa sangat nyata, sosok sang pembunuh justru sedang merencanakan berbagai macam niat buruk dipikirannya, menculik dan mempersiapkan calon korbannya untuk dibunuh dan dibuang begitu saja tanpa meninggalkan jejak.

Sementara itu, kita akan disuguhkan dengan suasana kepolisian, hal yang cukup menarik buatku karena jarang membaca novel dengan deskripsi sebuah profesi. Melihat bagaimana kedua detektif itu mengunjungi rumah saksi satu persatu dan cara mereka untuk membongkar pelaku kejahatan itu menurutku keren. Nggak bisa kulupakan, aku sampai menjadikannya salah satu referensi bagi tulisan-tulisanku.

Psst, di sini juga dijelaskan cara-cara membunuh tanpa ketahuan XD tapi, ini berbahaya dan jangan sampai coba di rumah yah! XD

Setelah menikmati dengan ‘anteng’ cara ketiga POV dalam menyelaraskan kisah ini (yang cenderung sendiri-sendiri) meski kadang aku ikut degdegan di beberapa bagian, akhirnya aku dibuat menganga membaca masa lalu yang tersimpan di akhir kisah juga ending-nya.

Kutelusuri tentang sosok penulis ini, ternyata Akiyoshi Rikako adalah penulis yang terkenal dengan twist ending-nya. Merasa ini agak mustahil karena aku benar-benar membaca kisah ini dengan serius, aku merasa sombong dan mencoba kembali lagi membaca ke halaman awal untuk menemukan kesalahan Akiyoshi-sensei. Hasilnya apa? Nol besar. Aku malah jadi merutuki diriku sendiri yang pada bab pertama pun sudah terkecoh, membuatku tidak menduga-duga ending yang seperti ini dan malah santai menikmati ceritanya.

Aku ini tipe pembaca yang senang menebak-nebak suatu kisah, tapi Akiyoshi-sensei begitu apik dan sempurna dalam menyembunyikan clue, membuatnya luput dari otakku, seolah-olah membawaku berlayar di sungai yang tenang dan gelap untuk akhirnya dijatuhkan begitu saja ke dalam air terjun yang suara gemuruhnya tersembunyi.

Untuk beberapa saat selesai membaca buku ini, aku masih terbengong-bengong sambil menatap kover buatan Kak Pola yang kelam ini. Aku bener-bener nggak bisa ngoceh panjang lebar soal jalan ceritanya, yang jelas, jangan ragukan tulisan Akiyoshi-sensei. Membaca Holy Mother membuatku penasaran dua novel sebelumnya yang berjudul Girl in The Dark dan The Dead Return, belum lagi yang terbaru berjudul Schedule Suicide Day. Aku merasa benar-benar harus mengoleksinya.

Untuk hal-hal lain seperti terjemahan atau gaya bahasa, aku tidak menemukan keluhan or anything. Rapi, jelas karena aku membaca novel ini dengan serius, tentu saja terjemahannya begitu apik dan mudah dipahami, tidak ada typo dan lain-lain. kovernya ‘menusuk’, ala-ala lukisan yang keren abis.

High recommended  buat kalian pecinta thriller yang mempunyai twist keren.  Overall, 4 dari 5 bintang buat Holy Mother. Kenapa gak lima? Menurutku, bintang empat itu sudah sangat tinggi bagi genre diluar genre paliing favoritku yaitu fantasi hehe #plak.
Beberapa quote fav-ku dari Holy Mother

“Pintu keluar tidak ada, dasar untuk memijakkan kaki pun tidak ada. Sekali dia memijakkan kaki ke lumpur itu, dia hanya akan tenggelam dan terus tenggelam.” – hlm 9

“Tapi, aku tidak bisa membayangkan bahwa benar-benar ada orang jahat yang tinggal di bawah langit ini.” – hlm 72

“Ada banyak mukjizat yang terlahir di sana sini. namun, mukjizat itu tidak terjadi kepada dirinya….” – hlm 233

8 komentar:

  1. Novel paling bagus menurut kakak apa?

    BalasHapus
  2. Dari seluruh novel yang aku baca? Menurutku paling bagus Six of Crows duology :D

    BalasHapus
  3. 😍😍😍😍😍😍😍 salam sesama pencinta novel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, terima kasih sudah berkunjung💛💛

      Hapus
  4. Aku bener-bener gak mudeng isinya. Jadi si Honami ama Makoto itu ibu-anak? Terus Honami ama Makoto itu tinggal serumah atau enggak? Terus Yasuhiko itu gimana? Ah, aku butuh alur cerita lengkapnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang agak susah ngereviewnya soalnya takut spoiler. Novel ini bener-bener plot twist sih. Udh 3 thn aku baca ini jd agak lupa, tapi kalau mau spoiler sih ini ya:
      Iya bener honami dan makoto itu ibu-anak. (Agak lupa) tapi sepertinya mereka emang tinggal serumah cuma ceritanya gak jelasin supaya plot twist. Sepertinya aku nggak sebut-sebut yasuhiko di review ini tapi setauku dia suami honami/ayah makoto dan dia nggak jadi fokusku makanya aku lupa dia gimana. Thanks udh mampir!

      Hapus
  5. aku baru selesai baca, dan kebingungan di bab terakhir. aku butuh penjelasan atau diskusi singkat. ada akun IG atau apapun? agak frustrasi endingnya, Kaouru anak Honami atau Makoto

    BalasHapus
    Balasan
    1. haii, aku juga udah agak lupa nih kalau untuk diskusi, intinya Kaoru itu anaknya Makoto (cucunya Honami) ^^

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)