Sabtu, 29 Februari 2020

[RESENSI] Bukan Nikah Biasa by Maeta

source: goodreads


Judul: Bukan Nikah Biasa
Penulis: Maeta
Penyunting: Afrianty P. Pardede
Penata Letak: Divia Permatasari
Penerbit: Elex Media Komputindo (2020)
ISBN: 978-623-00-1318-8
Jumlah halaman: 260 hlm.
Baca via: Gramedia Digital

Blurb: Bagi Dishi, cinta tak pernah menjadi syarat penting dalam pernikahan. Itulah mengapa ketika Dimas menawarkan pernikahan, Dishi menerimanya dengan tangan terbuka. Dimas yang baik, humoris, juga tampan, membuat Dishi mengira akan lebih mudah jatuh cinta kepada lelaki itu. Nyatanya, cinta ataupun debar-debar istimewa itu tak pernah muncul.

Lonjakan hormon cinta Dishi justru bereaksi kepada Ditya, bos di kantor barunya. Dishi harus berjuang mengendalikan hatinya, terlebih ketika ia tahu rahasia terbesar Ditya. Dishi merasa bersalah. Pernikahannya, walaupun tidak didasari cinta, bukanlah pernikahan main-main. Sah di hadapan hukum dan agama.

Bagaimana Dishi membangun pertahanan anti-selingkuh untuk tetap setia kepada Dimas?

---

Jujur nih, aku senyam-senyum sendiri tauuuk ngetik blurb novel ini!! Nggak tau harus mulai dari mana tapi mungkin kalimat ini boleh juga; AKU SUKA NOVELNYA!

Bercerita tentang Dishi dan Dimas, teman sejak SMA, yang sama-sama udah diteror buat nikah, akhirnya mutusin buat nikah. Dua-duanya baik, dari keluarga baik-baik, cuma satu yang kurang; cinta. Dishi dan Dimas nggak saling mencintai, tapi meskipun gitu, rumah tangganya baik-baik aja. Mungkin juga efek udah kenal dari SMA gitu ya.....Masalah datang saat Dishi kerja di kantor barunya, dia ketemu cowok novelable bernama Ditya yang bikin euforia jatuh cinta dirasakannya lagi.





Nah, jujur lagi nih, kover BNB ini bukan tipe kover yang bakal menarikku buat baca bukunya...biru muda..terang, sepasang sepatu yang nggak serasi, kesannya kayak novel b aja dan kayak bercandaan buat ukuran le marriage-nya elex. Hmmm..pendapat pribadi doang sih ini. Tapi semua berubah begitu baca blurbnya T_T

Sumpah ya blurbnya bikin aku nggak mikir dua kali buat baca novel ini dari sekian banyak novel yang aku donlot setelah sehari aktif GD! Sekepo itu aku sama blurbnya! Tapi ternyata, isinya beda dari ekspektasi aku, aku kira bakal ada sesuatu yang wow antara Dishi dan Ditya, atau malah Dimas bakalan jadi korban yang bikin hati tercabik-cabik haha ternyata engga guys dan yang aku suka adalah..novel ini memang gak sesuai ekspektasiku awalnya tapi ternyata lebih dari ekspektasi aku!!

Dari halaman pertama sampai akhir, aku nggak pernah berhenti senyam-senyum karena tingkah Dimas. Cowok satu ini berhasil bikin aku betaaaaah banget baca novel ini. Sesuai sama yang tercantum di blurb, Dimas ini cowok baik, humoris, dan ganteng (meskipun ngga keliatan tapi kerasa wkwk).

Nyaris semua unsur yang ada di novel ini aku suka semuaanyaaa. Gaya bahasanya ringan, page turnerrrrr banget, nggak ngebosenin, gak banyak narasi, dialog banyak tapi nggak bikin bosen malah tiap ada dialog tuh ada aja yang bikin ngakak. SELERA HUMOR-nya nomor satu buatku...aku cocok banget! Karakternya OKE semua hahaha.

Konfliknya sederhana banget tapi nyampe point-nya. Pernah sekali aku baca novel yang melibatkan kegalauan tokoh-tokohnya sampe aku kesel sendiri (judulnya moon and her sky), nah di sini tuh hampir sama..Dishi, Dimas dan segala pikiran mereka yang saling awut-awutan tapi bedanya aku suka banget di sini, nggak bikin kesel apalagi pusing. Menurutku, tokoh Dishi dan Dimas ini loveable banget, meskipun mereka curiga sana sini galau sana sini, tapi hubungan mereka berdua di mana pun mereka berada tetep manis...aaaaa sukaaaa.....

Kukira Dishi ini bakal jadi tokoh yang nyebelin, apalagi semenjak ketemu Ditya, tapi sama kayak Dimas, aku sendiri heran sama tingkah ajaibnya Dishi. Apalagi Dimas, ini emaknya ngidam apa sampe lahirin karakter se-loveable dia sih???? Bikin mupeng taukkk pengen punya partner kayak Dimas! T_T

Dan...yang paling enak adalah nggak ada karakter antagonis, nggak ada drama-drama klise ngga jelas, nggak ada– aaaah udah nanti malah spoiler hahaha XD

Overall, novel ini highly recommended banget ya buat yang suka karakter Dimas seperti yang aku jabarin di atas, buat yang suka romcom sweet sweet-an ala Dimshi, dan tentunya buat yang suka novel sederhana tanpa konflik drama. Tapi sayangnya, aku kurang suka endingnya, menurutku masih banyak hal yang belum kelar tapi kayak tiba-tiba di-cut aja gitu huhu sedih banget. Ending inilah yang bikin aku gak kasih full stars dan cuma masuk ke shelf favorites-level-2 di akun goodreads-ku. Hehe.

Tambahan, novel ini ada nuansa islaminya gitu, aku dari dulu nggak terlalu suka sih kalau baca novel yang nyinggung ajaran agama tertentu (kalau dikit-dikit sih gapapa) dan di novel ini lumayan banyak, tapi anehnya aku nggak terganggu sama sekali, penulis pinter banget nyempilin sisi islaminya heheheh~

“Karena bagiku jauh lebih mudah mencintai apa yang kita miliki dibandingkan memiliki apa yang kita cintai.” – Dimas (hlm119)
“Maksudku, kalian emang seakrab itu? Aku pikir kalian cuma temenan biasa.”
“Emang sekarang kami lagi temenan luar biasa?” (hlm 203)
“Siapa bilang ungkapan cinta itu nggak penting? Lu tahu kagak Allah Maha-tahu, elu nggak bilang apa-apa aja Allah tahu. Tapi kita masih perlu mengungkapkan cinta kita ke Allah, lewat surat Al Fatihah setiap kita salat misalnya. Apalagi sama suami yang nggak maha-tahu. Kalau bukan bininya yang bilang cinta, lu mau cewek lain yang bilang cinta ke doi?” – hlm 245

Yang baca novel ini gegara resensiku, aku doain dapet cowok kayak Dimas yaa hehe (kalau dia tipe kalian sih). See you in the next review!


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)