Senin, 20 Maret 2017

[Book Tour] Une Personne Au Bout De La Rue by Yayan D



Aku sedang tidak ingin berdakwah.

Serius nih, lupakan soal nasihat-nasihat bijak atau gelombang positif yang mencekokimu soal makna dari masa lalu.

Sekarang, aku mau bertanya, apa kau menyukai masa lalumu?
Konsepnya adalah kejujuran, meski temanya adalah ‘Cerita-cerita masa lalu’. Aku tidak akan menghakimi siapapun yang mengatakan: aku benci masa laluku!

Ayolah. Sejenak kita mengeluarkan sisi kekanakan kita, berubah menjadi seorang bocah yang bisa dengan gamblang menyebutkan suka atau tidak suka pada suatu hal. Sebentar saja, keluarkan emosi terpendammu yang tidak ingin dikoreksi, seluruh emosi yang kau simpan rapat-rapat karena otakmu sudah mengetahui mana hal yang salah dan yang benar.

Lepaskanlah sesuatu yang menekan jiwamu bahwa ada yang salah tentang perasaanmu pada masa lalu.

Terlepas dari pelajaran yang kau dapat, aku hanya menginginkan kau mengeluarkan emosimu, bahwa kau menyesali beberapa hal yang terjadi, bahwa keadaan hidupmu yang sekarang mungkin akan berbeda jika kau memilih pilihan lain di masa lalu.

Misalnya, kau menyesal tidak pernah begitu menikmati masa muda? Tidak pernah berbuat kekacauan yang akan membuatmu tersenyum ketika mengingatnya sekarang? Atau banyak kegagalan yang mengusik hatimu?

Aku sendiri, aku tidak menyukai masa laluku. Banyak hal-hal yang kusesali meski aku sudah tahu apa yang kudapatkan dari semua itu. tetapi ego itu selalu ada, bersembunyi, tak mau disalahkan.

Salah satu masa lalu yang paling kubenci adalah kenyataan bahwa aku tidak punya sesuatu yang menakjubkan untuk kuceritakan, dan bahwa aku tidak menjadi sesuatu yang menakjubkan karena masa lalu itu.

Bahkan, alasan aku membahas tulisan yang seperti ini adalah karena aku bukanlah orang yang pandai mengekspresikan luapan emosiku yang paling dalam, aku sering bertanya-tanya apakah ada orang yang sama sepertiku?

Masa lalu adalah paradoks. Kau bebas untuk mengingat atau melupakan, tapi kau nggak pernah bebas dari konsekuensinya atas dua pilihan itu.

Daiva di dalam buku ini, ia tidak menyukai masa lalunya yang pernah mencampakkan seseorang dan ditinggal menikah seseorang yang dicintainya. Lalu Tristan yang tidak menyukai masa lalunya juga; ia pernah membawa racun ke dalam keluarganya dengan tangannya sendiri.

Tapi masa lalu tidaklah benar atau salah. Yang perlu dinilai adalah pilihan kita. Jadi tidak apa kalau kau tidak menyukai masa lalumu, kau hanya memilih jalan yang salah. Namun saat itu, jalan itulah yang membuatmu merasa benar. Hidup terus berlanjut dan pilihan-pilihan semakin banyak.

Dan tentunya, aku sangat menyukai perjalanan mereka, aku menyukai pilihan-pilihan mereka, aku senang menampung kisah Daiva-Tristan sebagai bagian dari memoriku suatu hari nanti. Kisah yang membuatku tidak bisa berhenti tersenyum bahkan ketika baru membaca prolognya saja.

Kak Yayan benar-benar hebat dalam menciptakan suasana yang hidup. Daiva yang sudah terlalu lama melajang, bossy, dan sejuta tingkah konyolnya dipertemukan dengan sosok Tristan yang tenang, dan tampan, tentu saja.

Kekuatan kedua karakter yang saling melengkapi membuatku betah lama-lama membaca novel ini. Juga judulnya yang terkesan begitu dalam: Seseorang di Ujung Jalan. Daiva mengajak kita untuk menanti dengan senyuman meski masa lalu yang dialaminya begitu pahit. Tapi dia percaya.

Tristan sendiri merupakan sosok yang menurutku sangat lovable. Dia penyayang dan perhatian, tipe atasan yang didambakan semua karyawan. Tapi bahkan bisa terlihat begitu kekanakan jika sedang jatuh cinta.

Masa lalu menyatukan mereka berdua. Sebagai bos dan sekretaris, mereka membagi banyak hal, termasuk masa lalu. Tapi, kemudian seseorang dari masa lalu Daiva muncul, sementara Tristan juga sudah menantinya.

Siapakah sebenarnya sosok yang menunggu Daiva di ujung jalannya?

Seandainya saja aku sudah hidup lebih lama dari ini, mungkin aku lebih bisa menuliskan masa lalu yang lebih berarti, seperti kisah Daiva dan Tristan.





---GIVEAWAY TIME---
Kesempatan terakhir kamu yang belum dapet novel UPABDLR dari GA sebelumnya!

banner BookTour


Oke sebelumnya aku bakal bilang kalau novel ini adalah novel dewasa yhaa! Kesadaran sendiri bagi yang merasa di bawah umur. Kecuali penasaran, nggak apa-apa sih, hal lumrah. (konsekuensi ditanggung masing-masing). *ketawa jahat*

Ada satu orang beruntung yang bakal mendapatkan satu eks novel Une Personne Au Bout De La Rue. 

Persyaratannya:

1. Memiliki alamat pengiriman di Indonesia

2. Follow blog ini via GFC atau E-mail (liat paling bawah)

3. a. Follow twitterku @Arthms12 dan penerbit @KataDepan_
           atau
        b. Follow instagramku @Arthms12, penulis @yzacx dan penerbit @penerbitkatadepan

4. Share/repost info GA ini lewat:
        a. Twitter: share link BookTour ini, tag akun-akun di atas, dan tambahkan hastag
                 #BookTourKataDepan dan #CeritaMasaLalu
           atau
        b. Instagram: repost banner, tag akun-akun di atas, dan tambahkan hastag
                #BookTourKataDepan dan #CeritaMasaLalu

5. Jawab tantangan ini:

Apa kamu menyukai masa lalumu?

6. Tulis nama akun tempat kalian share info GA ini (twitter/IG), link share, beserta jawaban di
        kolom komentar.


Giveaway berlaku dari tanggal 20 Maret 2017 sampai 22 Maret 2017 pukul 23.59. Pengumuman pemenang sehari setelahnya, yang bakal aku umumin di IG, Twitter dan blog.



Tambahan: Yang baca tulisanku di awal pasti ngerti bagaimana jawaban yang aku mau dari kalian. Jawaban paling emosional menjadi poin utama penilaian. Mau perasaan kesal, sedih, atau bahagia, tulislah dengan hati yang paling dalam.


Good luck!

Minggu, 19 Maret 2017

[RESENSI] PERCY JACKSON’S GREEK GODS BY RICK RIORDAN

(GreekGodsChallenge with Noura Books and iJakarta)

Peringatan: tulisan ini ditulis oleh seorang fangirl.


***


“The book was fiction, but the feels were not.”


sumber: google




Judul: Percy Jackson’s Greek Gods
Penulis: Rick Riordan
Penerbit: Noura Books
Ilustrasi: John Rocco




dok.pribadi




Pertama-tama, aku ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Noura Books dan iJakarta yang telah membuatku bisa membaca buku ini dengan gratis… *saya terharu* *yang baik-baik untuk kalian semua*


Jadi gini, teman, aku ini udah jadi demigod selama kurang lebih empat tahun. Semuanya berawal dari temenku ketika SMP yang ‘ngefangirl’ juga, dia bikin status di facebook dan bertanya-tanya apakah dia adalah salah satu dari 7 pahlawan yang disebutkan ramalan?

Oke, jadi aku tertarik dengan statusnya, dan aku menanyakan padanya di sekolah lalu TADA! Dia meminjamkanku buku ajaib itu untuk pertama kalinya, judulnya adalah The Lost Hero.
Sebagai pencinta kisah fantasi, tidak butuh waktu kurang dari satu detik untuk mencintai buku itu. Aku mampu menyelesaikan buku itu dalam satu hari, dan langsung berubah jadi gila (bahkan aku menahan buku itu beberapa hari lebih lama agar bisa memeluknya setiap malam) Apa? Aku gila? Katakan saja begitu. *untuk Rere, maafkan aku menahan TLH begitu lama*

Setelah masuk SMA pun aku benar-benar tidak bisa melupakan kisah paling menakjubkan yang pernah kubaca seumur hidup menjadi seorang reader. Sampai-sampai aku putus asa untuk bisa mengetahui kelanjutan ceritanya. (uang jajan pas-pasan, boro-boro nabung, main ke tokbuk aja jarang).

Tapi Tuhan maha mendengar bukan? Akhirnya aku bisa meneruskan seri buku-buku itu dan syukur, aku sama sekali tidak menyesal menjadi tambah gila atau semacamnya.





Kisah ini diambil dari sudut pandang Percy Jackson yang ceritanya dia itu lagi disuruh penerbit untuk menceritakan kisah-kisah dewa-dewi Yunani. Bab-bab awal dibuka dengan pembukaan, cerita soal dewa pertama di semesta bernama Chaos. Dari dia, muncullah Gaea sang Ibu Bumi lalu Ouranus, Tartarus dan lain-lain.

Setelah itu, satu bab berikutnya diisi para Titan yang sempat memimpin dunia. Aksi saling bunuh anggota keluarga pun terjadi dan akhirnya Zeus-lah yang menjadi Raja Semesta. Bab-bab selanjutnya baru Percy akan menceritakan semua dewa-dewi utama di Olympus.



Bahkan jauh sebelum buku Percy Jackson’s Greek Gods ditulis oleh Paman Rick *sotau banget*, aku telah lebih dulu mencari-cari seluk beluk mitologi Yunani lewat google. Aku membaca semuanya, menyimpannya dalam otakku dan men-copasnya ke dalam hati.

Aku hapal betul (secara garis besar) bagaimana awal mula semuanya terjadi, pada Ibu Bumi dan Ouranus. Bagaimana Kronos mencincang ayahnya dan mengambil alih kekuasaan ataupun tentang menelan para dewa.

sumber: google


Namun di buku ini aku menemukan versi paling lengkap dan versi paling lucu. Dengan semua kejadian gila yang dilakukan makhluk-makhluk di mitologi Yunani, Paman Rick bisa menyampaikannya lewat Percy menjadi suatu kisah yang mudah dicintai dan jauh dari kata ‘mengerikan-yang-terjadi-pada-kisahnya’.

Tidak peduli seberapa tidak masuk akal dan keanehannya, aku selalu bisa jatuh cinta pada kisahnya berkali-kali ketika membacanya. Apalagi versi yang ditulis di buku ini langsung dari pakar utamanya.

Rick Riordan selalu tahu bagaimana cara menyenangkan para pembacanya dan aku suka dengan gaya bahasanya. Segala humor-humornya adalah faktor paling tinggi kenapa aku bisa begitu mencintai tulisannya. Rick Riordan (bahkan ketika aku hanya baru membaca satu bukunya) telah kunobatkan menjadi satu-satunya penulis luar favoritku.



Omong-omong, aku ini adalah penggemar dewi Arthemis (bisa lihat, kan, nama blog ini?) tapi merupakan salah satu demigod cabin 3 bersama kakakku, Percy, meski dia nggak mengetahuinya. Satirku belum datang, dan aku keburu tua, jadi aku sengaja memakai medsos.

sumber: fanspage PJO


Sebenarnya aku ini lebih memfavoritkan Paman Hades ketimbang Poseidon. Di seri PJO dan HoO, Hades diceritakan bukan sebagai dewa yang menyenangkan seperti di PJGG ini, dunia kelamnya dan titel ‘Dewa Kematian’ mengusikku untuk menyukainya.

Dan setelah membaca PJGG, aku semakin jatuh cinta saja sama dewa paling kurang beruntung itu.

(meanwhile Uncle Rick be like)


Tapi di lain waktu, aku juga merasa mungkin sebenarnya aku ini anak Zeus. Bukan apa-apa, aku ini tidak lancar berenang (meskipun aku sangat suka laut) tetapi aku juga mengagungkan langit dan aku penyuka angin (bukan Aelous atau Boreas atau saudara-saudaranya, percayalah, ini semua karena Zeus!)

Dan di buku ini, jelas saja Zeus paling menghiburku karena paling sering muncul di setiap bab (maksudku, ayolah, dia itu raja langit! Semua dewa-dewi bersangkut paut dengannya). Namun, aku ternyata aku lebih suka kisah Hades dan Poseidon.

Hades itu, kalau dia manusia, pasti akan terlihat seperti pria ‘setia’ yang lucu. Dia mencintai Persephone sampai-sampai menculiknya tanpa tahu kalau itu adalah gagasan yang huruk (tahu siapa yang menyuruhnya begitu? Ya, ayah Persephone sendiri, si Zeus).

Bagaimana cara dia berusaha menyenangkan Persephone dengan kegelapan dunia bawahnya membuatku mencurahkan segala bentuk rasa simpatiku pada Hades. Dia pria lucu yang sangat lovable!

Lalu ada Poseidon, si Tengah. Aku suka saat posisi dia memang selalu setengah beruntung dan setengah-setengah yang lainnya. Adegan favoritku ketika dia berseteru dengan Athena untuk mendapatkan kota Athena. Kayak, yah, Percy bilang dia itu tidak sehebat Zeus tapi dia lebih baik dari Hades.

Aku juga suka ketika membahas soal istrinya, Amphitrite, dia adalah salah satu sosok cewek dengan sikap yang paling hebat, menurutku. Dan betapa beruntungnya Poseidon bisa mendapatkannya. Dia mau menikahi Poseidon hanya jika Poseidon tidak mengekangnya.

Mereka pasangan favoritku setelah Zeus dan Hera (tentunya favorit karena terlalu seringnya adegan selingkuh-balas dendam-selingkuh-balas dendam yang terjadi. Dan itu ngakak, tahu?)
Tapi sejujurnya, dari kedua belas kisah para dewa-dewi Olympia, sebenarnya adalah sosok Aphrodite yang ada di urutan pertama di hatiku.

Kenapa?

Kenapa tidak?

Dia membuatku hampir ngakak sepanjang waktu ketika membaca kisahnya. Sebelas-dua belas dengan kehidupan Zeus-Hera yang menggelikan. Ilustrasinya paling cantik, dan aku suka karakternya yang meledak-ledak seperti anak ABG. Cocok sekali dengannya.

sumber: fanspage PJO



Baru beberapa puluh menit yang lalu menyelesaikan buku Percy Jackson’s Greek Gods dan langsung menuliskan resensi ini dengan sedikit, um, sedih, dan.. sedikit menggila.



Pertama-tama, aku nggak mengaitkan ini dengan lomba tapi, aku benar-benar mencintai kisah Percy Jackson dan berterima kasih untuk semua ini.

Membaca buku ini adalah kesenangan lain buatku, pertama bahwa ini adalah tulisan Rick Riordan dan sedang sudut pandang Percy (yang membuatku kangen dia) dan kedua, kisah dewa-dewi di buku ini diceritakan dengan humor khas Rick dalam setiap buku-bukunya (sejauh ingatanku), membuatku sangat menikmati setiap halaman demi halaman buku ini.

Aku membaca buku ini dengan segenap perasaanku, jadi ketika membaca halaman pertama pun, rasa rindu langsung menyeruak, membuatku tidak bisa berhenti tersenyum sampai halaman terakhir. Di bagian penutup, rasa rindu itu makin menjadi-jadi karena aku merasa akan ditinggalkan lagi.

(Rick Riordan be like)



Untuk kekurangannya ketika membaca lewat aplikasi iJakarta, aku menemukan beberapa kalimat yang muncul lagi di halaman berikutnya (nggak tahu hapeku yang eror atau gimana). Tapi serius, pertama kalinya kenal aplikasi keren ini karena GreekGodsChallenge. Setelah ini aku pasti bakal ketagihan baca-baca novel di iJakarta. (Gretong pula). *Yang belum tahu iJak, cepet download!*
Dan untuk kelebihannya, aku bahkan nggak tahu harus pakai kalimat pujian yang mana lagi. Tulisan-tulisan Rick Riordan selalu sempurna di mataku.

Kisah ini sudah berakhir.. dan aku tidak tahu kapan lagi bisa membaca buku-buku karya Rick Riordan. Seolah-olah aku tidak ingin semuanya tamat begitu saja dan ingin terus membacanya tanpa henti.

(aku merasa ingin menangis sekarang)


Kalau seluruh jariku bisa kujadikan jempol, akan kuberikan semuanya kepada Rick Riordan yang mampu menghadirkan kisah-kisah mereka dengan cara yang unik dan menyenangkan hati. Ah, terima kasih untuk segala-galanya. Aku cinta kisah ini untuk sekarang dan selamanya. Aku bahkan akan beri rating seluruh bintang di galaksi dari seluruh bintang di galaksi yang ada.[]


Salam sayang untuk semua Demigod di seluruh dunia!

sumber: google

 - Dari demigod kabin 3^^

Rabu, 08 Maret 2017

Ikutan BookCrossingID Yuk!

Halo semuanya!

Kali ini aku mau ceritain pengalaman aku kemarin, tepatnya tanggal 2 Maret 2017 yang menjadi salah satu tempat pemberhentian Book Crossing ke-2.



Oke, apa itu Book Crossing? Belum pernah denger? Pernah denger tapi nggak peduli?

Dunia literasi adalah dunia yang berpengaruh untuk kehidupan kita. Banyak membaca buku adalah salah satu cara untuk menambah ilmu dan wawasan kita. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan rasa cinta kita terhadap dunia literasi.

Ya, salah satunya adalah dengan Book Crossing ini. Memang, istilah ini sangat awam keberadaannya di Indonesia. Istilah ini sendiri pertama kali digagas oleh situs BookCrossing.com yang berpusat di Sandpoint, Idaho, Amerika Serikat. Info lengkap bisa dilihat di www.bookcrossing.com/about.

Nah, orang Indonesia sendiri (maksudnya, aku) tahu istilah ini dari salah satu novel yang pertama kali kurensensi di blog ini. Yap, novel The Girl On Paper-nya Penerbit Spring adalah sumber pertama yang mengenalkanku pada Book Crossing.

Setelah novel itu terbit, aku melihat ada sebuah Giveaway bertemakan BookCrossing, jadi aku menduga kalau semuanya berawal dari novel TGOP. (maaf kalau daku salah XD)
Sebuah komunitas berpusat di Ponorogo, Jawa Timur, bernama Mocco Bukku (IG: moccobukku) adalah pencetus istilah BookCrossingID, kegiatan Book Crossing versi Indonesia. Aku dapet informasi ini langsung dari instagram Moccobukku:








Paham? :D Kalau nggak paham langsung meluncur ke IG-nya Moccobukku aja yaaaa!

Untuk permulaan, Moccobukku menyediakan 4 buah novel cikal bakal BookCrossingID dengan jalur giveaway. Waktu itu, aku ikut gelombang pertama, dari keempat novel (So I Married The Antifan, Cinderella Teeth, Serendipity, dan Cheeky Romance) aku pilih Serendipity-nya Penerbit Inari. Alasannya, aku sudah baca kedua buku K-Iyagi-nya, dan novel
Serendipity bikin aku penasaran :D

Sayangnya di gelombang pertama aku gagal dapetin Serendipity. Dan yang memenangkan novel itu adalah Kak Vina ( IG: orybun ). Setelah itu aku langsung follow Kak Vina untuk standby kalau-kalau ada pengumuman estafet selanjutnya.

Dan syukur, Alhamdulillah, rejeki anak sholehah nggak kemana, aku berhasil memenangkan GA dari Kak Vina dan menjadi pemegang kedua novel Serendipity. Selama tiga hari menunggu, akhirnya novel sampai dengan selamat dari Solo ke Bandung. (Nggak bosan kubilang, terima kasih paket++ nya ya, Kak Vina :D)

Suatu kebanggaan tersendiri bisa ikut berpartisipasi. Booklovers pasti tahu rasanya, deh. BookCrossing ini masih baru dan informasinya belum menyebar luas. Mungkin kalau aku adalah tangan ke-100 yang pegang novel ini pasti lebih kerasa senangnya. Secara, buku ini pernah jalan-jalan ke berbagai kota, dari tangan ke tangan!

Mencoba hal-hal baru juga sebenarnya sangat ingin aku lakukan dan aku selalu penasaran. Book Crossing ini menurutku adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. Kayak perpustakaan keliling. Kita juga jadi bisa kenal sama banyak orang karena kita berurusan langsung sama pemegang buku sebelumnya, begitupun sama calon-calon tuan baru si buku yang mendadak nangkring di IG kita buat nungguin info GA! Hihi seru kan? :D

Kedepannya aku harap BookCrossingID bisa menyebar luas di seluruh Indonesia dan bukan lagi hal baru. Semakin banyak buku yang dilabeli stiker BookCrossing dan semakin banyak yang tertarik untuk ikutan kegiatan ini.

*Jangan mau kalah sama orang luar* Sebenarnya aku lebih tertantang kalau harus meninggalkan buku itu di sembarang tempat, mengunggah info terakhir buku itu di situs web daripada harus lewat GA dan kirim paket.

Tapi apa daya, karena tidak banyak orang yang bisa dipercayakan untuk meneruskan buku yang tergeletak begitu saja tanpa nama pemilik. Salah-salah, nanti dijadiin bahan buat bakar-bakaran di tong sampah, jadiin ganjelan pedagang kaki lima, atau dikilo sama orang yang kurang ngerti apa fungsi buku itu. Hihi :D

Tapi tentu lebih serem sama orang yang ngerobek stikernya… dan membawa pulang buku itu untuk
diri sendiri. Hiiii~ (Salah satu adegan di novel TGOP).

Nah, buat kalian yang penasaran gimana sih BookCrossingID dan pengin jadi salah satu tempat pemberhentian, boleh deh kalian follow IG moccobukku buat informasinya. Soalnya setiap pendonor baru ataupun pemegang buku yang terakhir diharuskan memposting foto buku tersebut ke IG dan men-tag moccobukku hingga bisa direpost oleh moccobukku.

Sejauh ini sudah lumayan banyak pendonor baru untuk kegiatan BookCrossingID. Tunggu apa lagi? Siap bersenang-senang dengan buku yang sudah jalan-jalan ke sana-sini? Yuk, ikut BookCrossingID!

*penampakan novel Serendipity yang sedang ada di tanganku*




Rabu, 01 Maret 2017

[RESENSI] Then She Smiles by Makna Sinatria


“Lo nggak perlu memaksakan senyum di depan gue.”






Judul: Then She Smiles
Penulis: Makna Sinatria
Penyunting: Adeliany Azfar
Proofreader: Titish A.K.
Ilustrasi: Makna Sinatria
Layout Kover: @fadiaaaa_
Penerbit: Haru, 2017
Jumlah halaman: 244 hlm



Blurb:

“Lo nggak perlu memaksakan senyum di depan gue.”

Alena tidak pernah menyangka kata-kata tersebut akan keluar dari mulut Hexa, tetangga barunya.
Lembaran foto mempertemukan mereka. Jepretan shutter sedikit demi sedikit mengikis tembok yang Alena bangun sejak lama.

Lambat laun, kesendirian Alena pun terisi oleh momen-momen baru bersama Hexa.
Alena terbuai, hingga kedekatan mereka membuat Hexa menyadari sebuah rahasia yang Alena sembunyikan di balik senyumnya.

Ketika sisi gelap paling rapuh Alena terkuak, siapkah Hexa untuk tetap berada di samping Alena?





Huah! Setelah ikutan Pre-ordernya dari bulan Januari, aku baru bisa menyelesaikan novel TSS ini tanggal 20an XD hampir sebulan lamanya. Padahal novelnya tipis, dan isinya sangat ringan HEHE. Alasannya dulu masih ada novel yang ngantri, tapi karena bosen, aku coba baca TSS, tapi karena nggak mood juga, aku lanjutin deh yang udah ngantri duluan :D

Tadinya aku pengin ngereview-nya pendek, kayak blogger lainnya yang sempet aku baca. Tapi kayaknya aku emang kebanyakan omong orangnya :( Yauda sih ya...

Nah, pertama, sebenarnya novel-novel lokal bukanlah tipeku. Dulu, waktu masih sering minjem buku temen dan perpus sekolah, aku lahap apapun novel yang ada. Aku menyukainya, beberapa, tapi nggak pernah ada yang sampai ‘jleb’ ke hati. Hanya ada dua penulis lokal yang karyanya kusukai yaitu Ilana Tan yang pertama, aku dibuat nangis kejer karena novelnya yang berjudul Sunshine Becomes You. Yang kedua, adalah Clio Freya. Aku langsung jatuh cinta ketika membaca novel Eiffel, Tolong! Ceritanya bener-bener seru, menantang, idenya hebat, dan yang terpenting di novelnya itu nggak full romance remaja yang menye.

Karena sulitnya aku menyatu dengan cerita-cerita penulis lokal, padahal aku ini juga lagi belajar nulis novel dan penerbit incaranku yaitu Penerbit Haru (eh!) Aku agak malas mencari novel-novel Haru dari penulis lokal, tapi pas waktu Haru ngumumin novel baru yang berasal dari penulis Indo, aku langsung ikut PO-nya. Soalnya aku penasaran dan ingin tahu tipe cerita gimana sih yang Haru mau (aku seringnya baca terjemahan Haru, yang Indo belum pernah sama sekali).
Tapi sayangnya, (meskipun aku tahu nggak cukup cuma nilai dari satu novel), novel TSS ini sangaaaaat jauh dari tipe novel yang aku tulis. Yang memang aku udah pernah kirim, dan ditolak HEHE. Sekarang sepertinya aku nggak bisa kirim ke Haru lagi~ 

***

Berlatarkan di Bandung yang mana adalah kota tempatku tinggal, novel ini bercerita tentang Hexa (namanya artinya enam *anak ipa*), seorang fotografer asal Prancis (blasteran Indo-Prancis) yang baru pindah rumah karena urusan pekerjaannya.

Hexa mempunyai tetangga namanya Alena. Di sanalah kisah mereka dimulai. Alena yang nggak sengaja Hexa liat dari balkon kamarnya dan Alena yang nggak sengaja nginjek foto milik Hexa.
Dimulai dari hal-hal kecil itu, dari situ udah keliatan kalau Hexa tertarik sama Alena, dibilang mirip Louise Bourgoin pula (padahal nggak tahu siapa tuh?) (pas searching: wihhh cantikkk)

Lalu karena kesukaan mereka pada fotografi, Hexa dan Alena pertama kali berinteraksi lebih jauh adalah waktu mereka di Taman Foto Bandung. Hexa nggak sengaja liat Alena lagi foto tanah dari jarak sangat dekat. Hexa nganggep itu lucu dan dia langsung foto Alena dalam posisi begitu XD
Lama-kelamaan, secara tetanggan, dan balkon kamar mereka juga sebrangan, dan sama-sama suka fotografi, jadilah Hexa sering ngajak Alena ngobrol dan ngasih saran-saran gitu.

Cuma ada satu hal yang dicurigai Hexa soal Alena dan ayah tirinya. Tapi Alena menyembunyikan itu semua selama kedekatan mereka. Hexa sering ngajak Alena hunting foto bareng; pertama nyari kamera instan dulu di Braga lanjut foto-foto di New Majestic dan sekitarnya. Terus ada mereka yang ke Saung Angklung Udjo dan Bukit Moko.

Oh ya, di sini Hexa itu serumah sama sepupunya, namanya Riou (dan di ilustrasinya, menurutku dia paling ganteng XD) sementara Alena tinggal bersama Mama, Ayah tiri, dan Kakak tirinya yang bernama Altair (seorang Chef yang punya bistro di Dago; La Cuisine)

Di sini peran mereka nggak terlalu banyak menurutku, bener-bener cuma pendukung konfliknya aja. Kecuali Riou, dia sering muncul. Ih gemes banget sama dia WKWK. Kebanyakan semua bab hanya fokus ke Hexa dan kerjaannya, atau Alena dan kuliahnya, atau mereka berdua. *yaiya orang novelnya tipis*

---

Kita mulai dari hal-hal yang kurang kusukai dari novel ini ya.

♠ Ini yang paling membuatku terganggu. Karena Alena itu orang Bandung, dan sebagai orang Bandung, tentu di sini nggak akan pakai percakapan ‘lo-gue’ sehari-hari. Kecuali di chat mungkin ya, anak sok gaul bilangnya lo-gue (nunjuk diri sendiri). Sementara Hexa pernah tinggal di Jakarta dan dia pakai bahasa lo-gue. Dan satu tokoh yang agak sering muncul (Riou) dia karena orang Prancis tulen, bahasa Indonesianya formal banget.

Aku cuma heran aja kok mereka betah ngobrol campur-campur gitu. Aku punya temen orang Jakarta dan dia biasa pakai lo-gue. tapi kalau ngomong sama orang luar Jkt, dia selalu pakai aku-kamu. Biar klop, biar nyambung gitu loh. Mungkin aku masih bisa tolerir kalau yang ngobrol Alena-Hexa atau Hexa-Riou. Nah, ada scene yang mereka bertiga semua ada. Lah pusing dah tuh XD

♠ Jujur, yang kurang kusukai dari novel lokal adalah cara penulisnya menimbulkan ketertarikan antara dua tokoh yang emang udah dipairing sejak awal. Salah satunya ada di novel TSS hal. 53

“Tiba-tiba dia merasakan sensasi aneh yang membuatnya ingin melompat ke seberang dan menarik gadis itu ke pelukannya.”

Seriously, ini baru di bab 4 dan membuatku agak merinding. Atau mungkin aku (yang masih bocah ini) nggak begitu paham bagaimana cara orang dewasa jatuh cinta. Cuma disenyumin, ngomong beberapa kalimat, nggak kenal-kenal amat pula. Sesungguhnya ini too much, menurutku.

♠ Hal. 90. “Kalau senyum lenyap dari bibirnya, orang-orang akan mulai bertanya macam-macam kepadanya.”

Diceritakan bahwa Alena ini selalu menyembunyikan lukanya dengan cara terus tersenyum. Aduh Kaklen sayang banget punya orang-orang sepeduli itu tapi lebih milih senyumin aja hanya karena males buat nanggepinnya:(. Ng..mungkin yang kurang kusukai adalah alasan yang dipakai Alena XD

♠ Jujur aja, aku nggak begitu penasaran dengan masa lalu Hexa-Alena. Apalagi di bab-bab awalpun aku sudah bisa menebak apa yang terjadi pada Alena. Cuma, sebagai pembaca dengan ekspetasi tinggi yang aneh, aku selalu mikirin hal-hal terburuk yang bisa penulis kasih ke tokohnya, aku mulai mikir macem-macem dan senyum-senyum nggak jelas karena pikiranku. Nyatanya konfliknya sangat biasa menurutku.

♠ Alasan kenapa Alena menyembunyikannya bikin aku pengen nangis kejer karena kesel sumpah WKWK nggak abis pikir aja Alena kok bisa yah punya pikiran kek gitu. Aku suka karakter Alena kecuali alasan dia yang satu itu, nggak masuk akal, dan malah nyakitin diri sendiri. Aah, aku frustrasi baca hal. 113. Aku tahu sih penulisnya emang penginnya bikin karakter Alena kayak begitu, tapi aku nggak suka aja:(

Alena itu menurutku agak polos, udah mau ending, dan dia udah keliatan banget suka sama Hexa, tapi masih bilang ‘perasaan aneh’ #gereget

Hal-hal yang aku sukai:

♠ Sudut pandang orang ketiga dari sudut Alena di halaman 57 sangat nyata dan aku bener-bener dapet feel-nya. Ini ceritanya adegan Hexa-Alena mau kencan pertama uhuy!

♠ Mulai dari halaman 100, aku udah bisa nemu inti dari cerita ini dan bukannya perkenalan awalan hubungan Alena-Hexa yang datar (dan bikin aku bosan). Konflik berat mulai muncul dan aku sangat menikmati tulisan yang menantang di halaman-halaman itu, bikin ikut ngerasa tegang. Aku suka gimana penulisnya bikin suasana, karena emang sejak awal mengalir lancar seperti sungai, jadi pas ada riak sedikit pun kerasa banget.

♠ Ada scene di mana Hexa bikin aku kesel di halaman 106. Tapi aku masukin ini ke hal-hal yang kusukai karena perasaanku bilang: penulisnya hebat bikin pembaca ikut emosi XD

♠ Di halaman 109-110 Aku suka sekaligus gereget sama karakter Alena. Mungkin karena aku keseringan baca fantasi, aku jadi gereget sama karakter cewek yang lemah lembut kayak Alena dan lebih suka yang strong (secara fisik dan mental). Tapi aku udah bilang kan, aku suka karakter Alena meskipun dia bukan tipeku banget (kecuali alasan dia menyimpan rahasia), apalagi pas dia cemburu unchhh gemessss!

♠ Kalau kebanyakan pembaca lain yang kuamati lebih seneng sama Chef ganteng aka Altair (dan minta lebih banyak scene-nya) tapi aku lebih suka Riou! Dia bener-bener bikin cerita yang datar dan penuh cinta (yang lagi-lagi bukan tipeku) antara Alena-Hexa jadi lebih berwarna :)) Jadi pengin nyubit Riou! Jadi pengin banyak scene Riou! Riou aku padamuuuuu *kisskiss*

♠ Mendekati akhir, di halaman 180 lagi-lagi aku dibuat merinding dan ikut ketakutan membaca kisah Alena. Feel ngerinya dapet banget dan aku jadi ngebayangin kalau aku sendiri yang ngalamin kejadian itu. Ya Tuhan~ the best part menurutku. Setelah Riou di beberapa bab sebelumnya.

♠ Yang terakhir...ILUSTRASINYA! Astagaaa nggak nyangka aja itu ilustrasi bikinan penulisnya sendiri. Keren bangeeet. Kebetulan aku juga emang suka menggambar, aku pernah bikin ilustrasi untuk ceritaku sendiri (yang sekarang masih tersimpan rapi dalam dokumen) meskipun gambarnya nggak bagus-bagus amat dan cenderung mengarah ke anime XD



Qoute fav-ku:

"Kerinduan. Hujan selalu mengirimkan kerinduan." - hal 71
"Semakin dia membiarkan dirinya tenggelam, dia bisa menemukan sisi gelap yang anehnya membuatnya diselimuti rasa aman." - hal 72
"Sometimes, it's okay not to be okay."

"Namun, lama-kelamaan pertahanan itu berbalik mencekiknya. Penderitaannya tidak juga berhenti." - hal 144

"Jawaban dari pertanyaan 'mengapa?' lebih mudah dijawab dengan 'karena ini salahku'. Terkadang pemikiran itu muncul begitu saja, membuat segalanya terasa lebih mudah." hal 116



Sekarang aku mau cuap-cuap lagi. Jadi kan novel ini fokus utamanya adalah soal fotografi, dan aku yang nggak tertarik sama dunia itu, kadang dibikin bosen itu karena terlalu banyak scene tentang hobi mereka itu, dan beberapa footnote istilah fotografi yang sama sekali nggak bisa kubayangin. HEHE.

Lalu di bagian blurb ada kalimat yang bilang ‘Ketika sisi gelap paling rapuh Alena terkuak, siapkah Hexa untuk tetap berada di samping Alena?’ Sejujurnya aku sempat menaruh tinggi ekspretasiku pada konfliknya dan sampai nanya ke admin Haru di fb tentang genre novel ini? Sisi gelap gitu kayak yang thriller. Ternyata kata miminnya ini romance. Satu lagi too much. Dan aku sama sekali nggak nemu scene Hexa di mana dia pantas mendapatkan pertanyaan ‘Siapkah?’

Sedikit hal yang aku gagal paham. Di halaman 216 dikatakan: “Altair juga kehilangan ibu kandungnya karena ayahnya.”

Tapi di hal 233 dikatakan kalau ibu kandungnya Altair ada kok, sehat walafiat. Aku kira di kalimat itu ceritanya Ibu Altair meninggal ya, makanya dia terpaksa ikut ayahnya. Tapi kalau ternyata masih ada, kenapa Altair nggak ikut ibunya? .___.

Bagian tipikal banget: Balkon yang bersebrangan XD emang banyak sih, dan baru-baru juga aku baca hal kayak gitu di novel Everything, Everything-nya Nicola Yoon. Terus tipikalnya Alena di hal. 173 “Apa Hexa juga tersenyum seperti itu pada cewek yang dia suka?” Hadeuh XD

Dan untuk endingnya, yup, aku puas sekali. Diakhiri dengan sangat manis semanis covernya. Berharap Alena bisa kedepannya bisa lebih baik menyikapi masalahnya, jangan kek gitu lagi. HEHE.
Terakhir, aku kasih 3 dari 5 bintang untuk Riou novel debut Kak Makna yang sekarang lagi di New York!



P.s ngiri deh liat foto-fotonya Kak Makna di IG. Jadi pengen nyusul. Hihi :D
P.s.s maaf jika masih banyak kekurangan, mohon kritik dan sarannya :D
Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)