Jumat, 01 September 2017

[RESENSI] Fearless by Queen Rex

“It’s not about being unafraid, it’s about being fearless.”



Judul: Fearless
Pengarang: Queen Rex (wattpad: queenrexx)
Tata Letak: Werdiantoro
Rancang sampul: Sukutangan
Editor: Puput Alvia
Penerbit: Aria Media Mandiri (shiramedia – 2017)
ISBN: 978-602-6657-53-4
Jumlah halaman: viii+468 hlm.

Blurb:
   Tahun 3012. Teknologi telah lenyap. Semua hal yang berbau kecanggihan tak lagi berkembang sejak lahirnya penemuan baru dari seorang professor, yang dengan nekatnya berusaha membangkitkan sistem saraf manusia yang telah mati.
   Mundur ke tahun 2995, di mana bentrok besar-besaran antara warga sipil dan pasukan penjaga perdamaian berlangsung. Namun, semua tahu tragedi tersebut tidaklah terjadi tanpa sebab. Kejadian terjadi mengacu pada keselamatan seorang remaja, yang misteri tentang tahun kelahirannya masih belum terkuak hingga detik ini.
It’s not about being unafraid, it’s about being fearless.


Zapher Shadiev, remaja tujuh belas tahun yang bersekolah di sekolah tanpa nama, terletak di luar gerbang kompleks yang tertutup otomatis ketika waktu menunjukan pukul enam sore. Hal itu dikarenakan tempat yang ditinggalinya, Long Island, terdapat para zombie yang selalu muncul ketika malam hari tiba. Zombie-zombie tersebut adalah hasil eksperimen gila seorang professor di masa lalu, yang akhirnya mengacaukan dunia.

Kisah dimulai dengan Zapher yang dikerjai musuh-musuhnya di sekolah, dia disekap di kelasnya ketika pulang sekolah, hal itu membuatnya nyaris menjadi santapan zombie di malam hari. Beruntung akhirnya dia bisa melepaskan diri, namun terlambat untuknya memasuki gerbang kompleks. Mesin itu sudah tertutup dan dia tertahan di depan gerbang dengan serbuan zombie.

Tidak ingin mati konyol apalagi menjadi zombie, Zap memutuskan untuk melawan, beberapa zombie berhasil dikalahkannya namun kakinya menjadi cedera, di saat itulah pasukan Vysteria (para pemburu zombie) datang secara kebetulan, menyelamatkannya dan membawanya ke dalam markas.

Tanpa mengulur waktu, Zap langsung ditawarkan untuk menjadi anggota Vysteria oleh sang Komandan, Pak Brian, mengetahui bagaimana aksinya saat melawan zombie. Setelah itu, dimulailah petualangan Zap menjadi calon Vysteria. Dia juga berteman dengan banyak anggota lain seperti; Miley, Logan, dan Joanne.

Zap dilatih oleh sosok lelaki yang cuek dan dikenal tidak berempati bernama Leo McZeagler. Leo seringkali membawanya latihan yang begitu rumit, membuat keduanya juga menjadi kian lama kian dekat, membentuk banyak momen baru penuh aksi yang keren.

Puncaknya, terjadi Hari Zom-E atau Zombie Explode Day –Ledakan Zombie, dimana populasi zombie memuncak. Hari itu mereka pergi berburu, hingga suatu kejadian membuat Zap, Leo dan Miley terpisah dan terpaksa melarikan diri ke belakang kompleks perlindungan.

Nahas, kejadian tak mengenakkan terjadi pada Miley, juga Leo yang tergigir zombie. Lalu setelah mereka terjatuh di tebing belakang kompleks, mereka diselamatkan oleh dua orang wanita asing yang mengaku sebagai anggota dari Immoratore, orang-orang yang memutuskan untuk tinggal di luar kompleks peerlindungan. Fakta baru terungkap, tentang siapa sosok Zapher sebenarnya dan kenyataan bahwa Immoratore mempunyai penawar khusus bagi zombie, juga fakta-fakta baru tentang zombie itu sendiri.

Setelah melalui perjalanan panjang sampai menyusup ke istana presiden, hari Operasi Pemusnahan tiba, Vysteria dan Immoratore bekerja sama, namun hal itu justru membawa mereka ke sesuatu yang lebih buruk lagi. Kenyataan bahwa Long Island adalah sarang dari zombie dan Pak Brian harus mengirim sukarelawan untuk ekspedisi bunuh diri ke Hutan Berkabut, tempat yang dicurigai sebagai sarang dari zombie.

Di sanalah momen paling menegangkan terjadi antara Leo dan Zap. Berhasilkah mereka berdua menguak kebenaran tentang para zombie yang kian tidak ada habisnya? Dengan banyak fakta baru yang terkuak dan tipisnya harapan mereka untuk memenangkan pertarungan ini, apa yang akhirnya akan terjadi pada dua remaja itu?

---






Well, terlihat dari blurbnya, cerita ini tentu akan menjadi sesuatu yang serius apalagi berhubungan dengan teknologi, science-fiction yang banyak mengungkap rumus atau tetek bengeknya. Namun jangan salah, novel ini murni novel remaja yang ringan.

Memakai sudut pandang orang pertama yaitu Zapher, dan sifatnya yang boyish membuat narasi yang dibawakannya begitu ringan dan khas humor, cukup mirip terjemahan.

Namun ada yang kurang pas menurutku, soalnya di tengah-tengah POV Zap, terselip POV Leo dan di akhir ada pula POV orang ketiga. Memang membantu banyak dalam memperjelas alur tapi menurutku itu menjadikannya tidak rapi dan kurang konsisten.

Untuk konfliknya, adalah hal yang paling aku suka. Aku menilai sebuah cerita dan memutuskan untuk menyukai sebuah cerita adalah karena konfliknya. Penulisan narasi yang cenderung terlalu cepat, namun santai memang membuat aku tidak bosan saat membacanya namun terkadang ada hal yang menurutku butuh sedikit lebih banyak bagian agar feelnya kerasa.

Aku suka novel tebal dan banyak kejadian yang terjadi. Juga plot twist di bagian akhir tentang penawar milik Immoratore sedikit banyak mengejutkanku. Juga kebenaran tentang kejadian dibalik para zombie di masa lalu dan apa kebenaran di balik yang terjadi sampai saat ini.

Poin yang aku suka dari cerita ini adalah ceritanya yang cepat, banyak kejadian, humor dan penggunaan istilah yang unik seperti Vysteria, Vloender (pasukan khusus yang menjaga warga), Zom-E, Immoratore, Baltimore (kawasan tempat tinggal Presiden). Juga istilah yang dipakai untuk pembedaan para zombie: zombie original, whitebi dan giant.

Dan mengenai karakter, aku sangat suka semua karakternya kecuali...Jack (sahabat Zap di sekolah) oke, dia memang muncul dikit dan yang paling kesel waktu Jack gampang disingkirkan ketika Zap akan dibully. Itu doang sih wkwk. Selebihnya aku suka semua karakter yang ada di sini, terutama Kapten Leo, pemimpin yang hebat, berdedikasi, berani dan sifatnya yang dingin, tapi terkadang sifatnya membuat Zap bahkan aku jadi baper hahahaha.

---

Panjang ya? Oke sekarang lanjut ke shortage-nya yang menurutku agak banyak juga. Daripada soal scifi dan penjelasan tetek bengeknya, kisah ini dominan aksi. Sebab nggak banyak penjelasan apa yang membuat zombie bisa hidup, soal penawar yang terbuat dari apa atau kabut virus di Hutan Berkabut yang ternyata ‘dibuat’ atau bagaimana mereka menciptakan mesin dan bahannya. Penulis hanya menuliskan hal-hal itu agar cerita berjalan sesuai dengan alur yang dibuat.

Aku juga menemukan beberapa typo tapi gak banyak, trus yang paling agak mengganggu adalah penulisan kata ‘kau’ yang banyaaaak sekali digabung dengan kata selanjutnya padahal sepengetahuanku kata kau itu dipisah dengan kata selanjutnya. Contohnya kauyang, kaubegitu, kaumembuat. (bukan dari novel)

Juga plot hole seperti; Elen (sepupu Zap) yang katanya seumuran namun saat flashback ke tahun 2995, ketika Zap baru lahir, orangtua Elen masih berstatus bertunangan. Kecuali yah kau tahulah, pergaulan bebas, mungkin, hm, gak dijelasin sih.

Ah dan yang paling jelas adalah di blurb dikatakan bahwa teknologi telah lenyap dan semua hal yang berbau kecanggihan tak lagi berkembang, oke memang ketika memasuki markas dan menemukan segala kecanggihan, Zap berkata: ternyata teknologi tidak benar-benar musnah. Tapi apa kabar...gerbang otomatis yang mengurung kompleks?....

Banyak juga hal-hal yang membuat aku bertanya-tanya. Misal ketika Logan dan Zap menyusup ke Istana Presiden, kenapa mereka harus lompat dari mobil, kenapa gak mobilnya diberentiin aja toh mereka pas jatuh langsung ditangkap Vloender?

Atau saat Immoratore terkuak, kenyataan bahwa pemimpin Immoratore berselisih dengan pemerintah di masa lalu dan mereka membenci pemerintah yang seenaknya pada warga hingga memutuskan menyimpan penawar untuk diri sendiri membuatku berpikir, apa bedanya mereka dengan pemerintah yang menyengsarakan warga?

Dalam kisah diceritakan ketika Leo memberitahu apa saja yang terjadi pada warga akibat zombie, mereka melunak dan ingin bekerja sama dengan Vysteria, padahal seharusnya mereka sudah tahu sejak lama karena salah satu dari mereka kan... (maaf tapi spoiler)

Lalu yang paling membuatku butuh penjelasan adalah alasan kenapa Joanne masuk sebagai anggota Vysteria!! (mau tau kenapa aku menanyakan hal ini? baca bukunya :p)


Masih ada lagi juga pertanyaan-pertanyaan dalam benakku tapi yah, aku nggak bisa menuliskannya di sini karena selain spoiler, juga kepanjangan hahahaha.

---

Well, sekarang saatnya menunjukan sedikit kesalahan yang aku temukan, dalam bentuk foto ya.


ini lebih ke kesalahan penulisan.

Varey salah ngomong mungkin ya, atau biar kejutan :)
 setelahnya kebanyakan, Say.



 senyum tiga jari aja udah paling lebar, ini senyum lima jari :o gila lebar amat yak mulutnya XD

 
pertama-tama begini, katanya Leo gak pingsan.
 
tapi kayaknya Leo gak kuat ya, jadi pingsan.

Yeah, segitu aja review dariku. Bagi yang masih remaja dan doyan cinta-cintaan mulu, nih baca nihhh novel remaja keren yang gak mulu soal cinta-cintaan. Dan aku seneng pernah baca novel ini, idenya mungkin banyak tapi konflik dan alurnya mantap. Menurutku ini termasuk salah satu novel lokal yang bagus, terutama yang berojolan wattpad. Buat Kapten Leo-ku tersayang aku kasih 3.5 bintang!

Bagi yang penasaran ending ZaLeo shipper beda gak sih sama di wattpad karena aku tahu banyak yang kecewa ending di wattpad ya termasuk aku huhuL tapi maaf aku gak bisa ngasih spoiler di sini^^ HEHEHE *ketawa jahat* bagi yang penasaran dan ngefans banget Queen Rex khususnya Kapten Leo kita bersama, yuk segera cari Fearless di toko buku :)


“Keberanian yang sesungguhnya adalah di mana kau bisa melenyapkan rasa takut terbesarmu, bukannya tidak takut akan apa pun.” – Zapher Shadiev (hlm. 440)

Sabtu, 05 Agustus 2017

[RESENSI] Let Me Be With You by Ria N. Badaria




Judul: Let Me Be With You
Penulis: Ria N. Badaria
Editor: Nuriyah Amalia
Desain cover: Marcel A.W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2015)
Jumlah halaman; 352 hlm.
ISBN: 978-602-1326-9

Blurb:

   Tidak tahan karena terus didesak menikah oleh keluarganya, Kinanti akhirnya menerima ide gila Rivan Arya, sahabat kakaknya yang telah ia kenal sejak SMA. Mereka akan menerima perjodohan yang diatur tersebut, menikah, dan tinggal bersama demi menyenangkan keluarga sambil menjalani aktivitas masing-masing. Tetapi, bila suatu saat salah satu pihak terganggu dan merasa tidak cocok bersama, mereka akan bercerai baik-baik.
   Tak disangka, perjodohan bisa juga menyenangkan. Kebersamaan yang mulanya kaku dan canggung, perlahan mulai menumbuhkan perasaan nyaman, sayang dan saling membutuhkan kehadiran masing-masing.

   Namun sayangnya, bayang kelam masa lalu terus mengendap-endap mengikuti. Satu demi satu rahasia yang disembunyikan Rivan terancam menghancurkan keping-keping perasaan cinta yang pelan-pelan Kinanti serahkan untuk pria itu. Akankah mereka terus bersama, atau berakhir seperti kisah-kisah yang ditulis Rivan Arya, sang penulis novel best seller itu? Terpaksa mengakui bahwa cinta adalah rasa yang selalu mengguratkan luka dan menyisakan air mata.

---

Cerita ini bermula dengan adegan pertunangan kakak dari Kinanti yang bernama Harlan. Keduanya dipertemukan di acara itu meski awalnya Kinanti lupa pada sosok Rivan, cinta monyetnya dulu.

Pertemuan mereka setelah bertahun-tahun itu justru menjadi senjata bagi Kinanti yang sudah sekian lama dituntut untuk segera menikah. Kehadiran Rivan beserta segala ‘kualifikasi’-nya sebagai calon suami membuat keluarga Kinanti dengan senang hati menginginkan pria itu menjadi sosok pendamping Kinanti.

Keduanya mulai sering dipertemukan secara sengaja, Kinanti tentu saja merasa tidak enak hati kepada Rivan atas tingkah laku keluarganya sementara Rivan sendiri, sosoknya yang baik hati itu menyatakan bahwa dia sama sekali tidak terganggu.

Hingga suatu hari Rivan menyatakan keinginannya untuk menerima ‘perjodohan’-nya bersama Kinanti, meski awalnya gadis itu menganggap ide tersebut adalah hal gila, dia tetap menerima tawaran Rivan dengan alasan keduanya saling ‘memanfaatkan’ situasi.

Siapa sangka perjodohan konyol dan tawaran gila itu berubah menjadi hari-hari yang menyenangkan, namun semua berubah karena kehadiran orang lain di antara mereka berdua, juga kehadiran ‘rahasia’ Rivan yang dia sembunyikan rapat-rapat dari Kinanti.

Konflik mulai terjadi, keretakan mulai datang, kesalahpahaman tersebar. Bagaimana Rivan memenangkan kembali hati Kinanti? Apa dia harus merelakan Kinanti demi menjaga gadis itu ataukah jujur dan memulai semuanya dari awal?

---

Jangan anggap ini novel menye dramatis banget, nggak deh! Serius. Aku kira awalnya begitu, apalagi novel ini diterbitkan cukup lama, dua tahun lalu, yang dulu kan ngetren tema begini. Terus, aku juga ‘menuduh’ novel ini klise awalnya dan karakter Rivan yang akan dibuat badboy lalala gitu hahaha taunya, nggak! Serius, banyak ketipu deh :D

Awalnya aku kira novel ini akan berjalan mendayu-dayu dan penuh melow, tapi setelah aku baca bab-bab pertama, wow, aku suka narasinya. Kesannya tuh, narasi ini fresh, mengalir, setiap adegan yang diceritakan itu asik dan nggak monoton. Mirip kejadian sehari-hari. Aku juga suka karena perbandingan narasi dan dialognya seimbang jadi nggak bosan.

Satu lagi yang aku suka adalah pemilihan waktunya, beberapa awal bab baru diceritakan sudah sebulan kemudian, dua bulan kemudian, entah kenapa, aku jadi suka. Ceritanya kerasa panjang dan ini membuatku lebih masuk ke feel ceritanya.

Lalu soal karakter, astaga aku jatuh cinta sama Rivan Arya! Dia ini seorang adopsi, tetapi saat umurnya tujuh belas tahun, orangtua angkatnya bercerai dan dia jadi ikut ayahnya yang bule pindah ke Kanada. Beda dari yang lain, broken home justru nggak membuat Rivan jadi anak badboy yang suka main cewek (apalagi dia ini seorang penulis yang diidolakan banyak cewek karena novel romance-nya).

Rivan ini manis banget, ucapan dan tingkah lakunya. Penulis membuatku merasakan ketulusan seorang Rivan Arya. Meskipun digambarkan dengan sosok baik-baik, senada dengan pasangannya, Kinanti, kisah cinta mereka nggak ‘kaku’.

Memang Rivan adalah sisi kalemnya, dan Kinanti adalah sisi yang ceria, perpaduan yang pas menurutku. Keseharian mereka yang entah kenapa menurutku cukup ‘polos’ di umurnya yang dewasa justru lucu. Interaksi mereka juga bikin senyam-senyum sendiri. Aku paling suka adegan cincin:

“Pasangan cincin.” 
“Iya... pasangan cincin.” Hlm 65.

Lalu hal-hal kecil seperti kenapa Rivan jadi ingin memakai kacamata untuk beberapa hari lagi, itu, duh, kesenangan Rivan jadi kesenanganku juga :D

Tetapi setelah masuk ke konflik utama, kebaikan Rivan justru membuatku ingin ‘menampar’ sosoknya. Rahasia Rivan yang harus hadir di tengah hubungan mereka yang baru akan memasuki tahap mesra harus tertahan. Dan rahasia itu hanya diketahui Sherly, sahabat Rivan, tentu saja akan membuat segala hal yang berhubungan dengan mereka menjadi kesalahpahaman bagi Kinanti.

Mulai dari kebohongan-kebohongan Rivan yang akhirnya diketahui Kinanti, membuatku gemas ingin masuk ke dalam buku dan memberitahu Rivan bahwa yang dia lakukan salah! XD

Namun jangan salah sangka, Sherly bukanlah sosok antagonis. Justru, dialah yang menggantikanku untuk berbicara seperti itu pada Rivan. Reaksi Rivan? Dijamin bikin pengen– argh!

Belum lagi muncul sosok Rino, karyawan baru di kantor Kinanti, yang dijelaskan bahwa dia mirip dengan seseorang di masa lalu Kinanti. Jujur! Aku benar-benar tertipu banyak hal, sesuatu yang udah kutebak bakal begini akhirnya (klisenya sih gitu), ternyata berbeda dari yang kupikirkan.

Kalau bicara soal konflik, memang kurasa fokus utamanya cukup klise, tapi bumbu-bumbu yang diracik lumayan menyegarkan, ditambah lagi tokoh-tokohnya, terutama sang Penulis Bestseller a.k.a Rivan! Aku nggak nyangka dia ternyata konsisten sampai akhir dengan wataknya itu. XD

((cinta tidak semudah itu merubah seseorang guysss)).

Well, kalian nggak akan menemukan antagonis di sini, satu-satunya antagonis dalam novel ini adalah takdir. Ya. Takdir. Endingnya pun, astaga, aku nggak tahu aku harus nangis, senang atau gimana. Aku... frustrasi XD

Ah ya, sejauh ini aku nggak merasa terganggu oleh apa pun, kecuali satu hal ini: halaman 304-305 aku merasa dalam narasinya terlalu banyak nama Kinanti tanpa kata pengganti seperti dia atau gadis itu, atau wanita itu dst. Itu aja sih, yang lain fineeeee :)

Overall, aku ngasih 3.5 bintang untuk novel cukup menguras emosi ini. Percayalah kalau kalian hanya melihat kover dan sinopsis, pasti bakal bilang: ah ketebak. Mungkin memang begitu, tapi jelas kalian akan terkejut dengan isinya HAHA.

---

Terakhir, qoutes-qoutes favoritku~

“Ia tak pernah menduga cerita sedihnya akan disukai banyak orang. Membuatnya bertanya-tanya, begitu menarikkah kesedihan bagi banyak orang?” – hlm 24

“Aku hanya ingin berada di sebuah tempat yang akan mengingatkanku bahwa aku pernah melalui hal yang lebih sulit dari ini semua.” – hlm 269

“Semua tidak pernah berjalan sesuai rencana dalam hidupku.” – hlm 295

Rabu, 19 Juli 2017

[RESENSI] Everything, Everything by Nicola Yoon

“Risiko terbesar adalah tidak mengambil risiko.”



Judul: Everything, Everything
Penulis: Nicola Yoon
Penerjemah: Airien Kusumawardani
Penyunting: Brigida Ruri
Proofreader: Selsa Chintya
Design Cover: Irene Ritonga
Penerbit: Spring (2016)

Blurb:

Penyakitku langka, dan terkenal. 
Pada dasarnya, aku alergi terhadap seluruh dunia. Aku tidak bisa meninggalkan rumahku, dan belum pernah keluar dari rumah selama tujuh belas tahun. Orang yang aku temui hanyalah ibuku dan Carla, perawatku.

Tapi suatu hari, sebuah truk pindahan tiba di rumah sebelah. Aku melongok keluar dari jendela dan aku melihat cowok itu. Dia tinggi, kurus, dan mengenakan baju serba hitam. Dia memergokiku sedang menatapnya dan dia balik memelototiku. Namanya Olly.

Mungkin kita tidak bisa memperkirakan masa depan, tapi kita bisa memperkirakan satu atau dua hal. Seperti misalnya, aku yakin aku akan jatuh cinta pada Olly. Tapi, hal itu hanya akan menjadi bencana.

——★

Everything, Everything bercerita tentang seorang gadis bernama Madeline Whittier, atau Maddy yang mempunyai penyakit langka bernama SCID atau Severe Combined Immunodeficiency (penyakit yang membuat sistem kekebalan tiruan menjadi lumpuh dan mudah terserang penyakit). Hal itu membuatnya harus tertahan di dalam rumahnya selama hampir seumur hidup.

Hanya ibunya, yang sekaligus dokternya, dan Carla sang Perawat yang boleh menemui Maddy. Namun hari itu, sebuah keluarga baru pindah ke depan rumahnya. Di sana ada Olly, cowok seumurannya yang hanya bisa dilihatnya dari jendela kamar.

Olly yang juga sering melihat Maddy entah dari halaman rumah atau jendela kamarnya yang bersebrangan dengan jendela kaar Maddy mulai penasaran kenapa Maddy tidak pernah keluar. Pertama-tama dia mencoba memberikan kue bundt sebagai tanda kepindahannya, namun jelas Maddy tidak bisa menemuinya.

Perlahan, komunikasi lewat tulisan di kaca jendela masing-masing membuat mereka akhirnya bertukar e-mail, hubungan keduanya pun dimulai dari sana. Namun kedekatan itu pula yang membuat Maddy ingin menemui Olly secara langsung, dengan bujuk rayunya kepada Carla, mereka akhirnya dipertemukan.

Tapi memang Maddy sudah tahu, bahwa semuanya hanya akan jadi bencana.

——★

Ketika membaca blurb dan kata bencana, aku benar-benar menemukan bencana itu. Well, kita bahas dari awal. Aku suka kovernya yang cantik, seriously pertama beli nggak bisa ngelepasin mata dari kovernya yang menawan. Blurb yang seru dan memang keseluruhan cerita ini luar biasa.

Ide cerita yang unik dan belum lagi berbagai ilustrasi lucu yang ada dalam novel ini membuatnya terlihat begitu segar, ringan, dan menyenangkan. Gaya bahasa yang dipakai Nicola Yoon mengalir serta humor ringan yang khas.

Aku sangat menikmati membaca buku ini dari halaman awal sampai akhir. Sama sekali nggak bosan dan aku menamatkan buku ini sekali duduk. Tidak heran kalau akhirnya novel ini akan difilmkan.

Konflik ringan yang awalnya disuguhkan Maddy selaku pemegang sudut pandang membuat cerita ini terasa kesan remajanya, bagaimana dia membunuh kebosanannya justru membuatku tidak bosan membacanya, lalu seringkali konflik batin yang memaksanya untuk keluar dari zona nyamannya membuatku ikut sedih. Bab yang menurutku paling emosional adalah bab dengan subjudul ‘Kisah Dua Maddy’ halaman 120.

Karakter Maddy jelas adalah kekuataannya. Aku suka dia dan dia cukup menyenangkan untuk ukuran gadis yang tidak pernah keluar dari rumah dan bersosialisasi selama hampir tujuh belas tahun. Begitupun dengan Olly, latar keluarganya yang keras tetapi mampu membentuknya jadi cowok idaman yang humoris membuatku jatuh cinta.

Juga dengan Carla yang hampir sepanjang cerita membuat Maddy bahkan para pembaca mengambil makna dari cerita ini dan selalu menasihati dengan kata-katanya yang menohok. Serta sosok sang Ibu yang meski tidak terlalu banyak mendapat porsi, tetapi cukup untuk menggambarkan rasa sayang yang luar biasa kepada Maddy. Aku sempat dibuat menangis ketika Maddy marah pada Ibunya.

Well, sampai lagi ke kata bencana. Ya, sejujurnya aku memang bisa menebak apa yang terjadi pada Maddy, tapi aku tetap menikmati alur yang dibuat Nicola Yoon karena memang setiap kejadian dibuat menyenangkan. Tentang masa lalunya juga petualangan kecil Maddy dan Olly membuatku merasa hangat. Seperti jargon novel ini: risiko terbesar adalah tidak mengambil risiko.

Apakah akhir keputusan Maddy adalah mengambil risiko atau tidak? Yah, silakan cari tahu lewat novelnya dan aku pastikan kalian akan terkejut ketika membacanya. High recommended buat kepengin bacaan remaja yang unik, ringan dan menyentuh.

Overall, aku sangat suka cerita ini terutama gambarnya HAHA (psst, salah satu gambar yang membuatku syok tapi pengin ketawa juga). And then, 4 of 5 stars untuk novel yang menyebutkan nama ikan humuhumunukunukuapua’a ini. XD

———★
Qoutes

Oh ya dan novel ini juga banyak qoutesnya lho, beberapa yang kusukai;

“Mungkin aku memupuk harapan bahwa suatu hari nanti, entah kapan, keadaan akan berubah.” – Maddy (hlm 19)
“Kukira hanya masalah waktu sebelum depresi mengalahkanmu.” – Carla (hlm. 40)
“Hidup ini berat, Sayang. Tapi semua orang bisa menemukan jalannya.” – Carla (hlm 41)
“Laut adalah Ibu Alam–menakjubkan, indah, tak memiliki kehendak, dan berbahaya. Pikirkan saja: meski ada air sebanyak itu, kau masih bisa mati kehausan. Dan tujuan utama ombak adalah untuk menarik kakimu agar kau tenggelam lebih cepat. Laut akan menelanmu utuh lalu memuntahkanmu lagi, tapi sama sekali tidak peduli bahwa kau ada di sana.” – Olly (hlm  83)
“Menginginkan satu hal hanya akan membawa ke lebih banyak lagi keinginan. Keinginan itu tidak pernah ada ujungnya.” – Maddy (hlm 91)
“Aku tahu Carla hanya berusaha melindungiku, sama seperti aku berusaha melindungi diriku sendiri beberapa minggu yang lalu, tapi kata-kata Carla membuatku menyadari bahwa jantung di dalam dadaku adalah otot yang sama seperti yang lainnya. Jantungku bisa terluka.” Maddy (hlm 122)
“Mungkin menjadi dewasa artinya mengecewakan orang-orang yang kita cintai.” – hlm 237
“Aku tidak punya kesabaran untuk membaca buku-buku yang berpura-pura bahwa hidup itu berarti.” – Maddy (hlm 270)
“Hatiku terlalu terluka dan aku ingin menyimpan rasa sakit itu sebagai pengingat. Aku tidak mau hatiku disinari matahari lagi. Aku tidak mau hatiku sembuh. Karena kalau itu terjadi, mungkin aku akan tergoda untuk menggunakannya lagi.” – Maddy (hlm 273)
“Otakku adalah ruang asing dengan pintu jebakan di mana-mana.” Maddy (hlm 291)

Banyak banget ya? Ya, karena novel ini memang benar-benar keren!! 

Selasa, 18 Juli 2017

[RESENSI] The Italian Protector by Cherry Zhang

"Kalau ada orang yang bisa menaklukanku, aku tahu orang itu adalah kau."



Judul: The Italian Protector
Penulis: Cherry Zhang
Editor: Cicilia Prima
Desain Kover: Dyndha Hanjani P
Penata Isi: Putri Widia Novita
Penerbit: Grasindo (2017)

Blurb:

Pergi mengunjungi Italia adalah impian terbesar Isabella—ia mencintai tempat itu hampir seumur hidupnya. Ketika akhirnya keinginan itu terpenuhi, Isabella pun berangkat dengan segudang rencana. Namun, pemikiran untuk menggoda pria-pria di sana? Oh, ia sama sekali tidak tertarik.

Sampai ia bertemu dengan pria Italia bertubuh tinggi besar yang memancarkan aura menggoda sekaligus berbahaya. Isabella sama sekali tidak menyukai pria itu sejak pertemuan pertama mereka yang meresahkan.

Isabella tidak pernah mengira kalau mereka dipertemukan kembali dalam situasi kacau dan menyulitkan. Situasi yang membuat Isabella harus bergantung kepada pria itu demi melindungi nyawanya dari ancaman orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya.

Dalam sekejap, liburan yang sudah dirancangnya dengan sempurna telah berubah menjadi bencana. Sungguh, Isabella tidak tahu apakah ia akan pernah kembali ke Jakarta dengan tubuh dan hati yang utuh seperti sediakala.
----

Cerita dimulai dengan pertengkaran Isabella dan Karin, sang Kakak yang tidak mengizinkannya pergi ke Italia sendirian karena dia masih terlalu muda. Tapi dengan usaha bujuk rayu Isabel, dia akhirnya mendapatkan izin tersebut dan terbang ke Italia dengan syarat dari Karin bahwa dia harus berhati-hati pada pria Italia karena mereka adalah perayu ulung.

Isabella menepati janjinya, dia hanya sibuk berjalan-jalan dan memotret setiap sudut tempat yang dikunjunginya. Hingga ketika berada di Trevi Fountain, dia bertemu seorang pria bernama Sergio de Luca, sosok pria tampan, tinggi, berotot dan tangguh. Jelas jelmaan pria yang sempurna pada deskripsinya.

Sejak awal bertemu, Sergio sudah tertarik dengan Isabella yang terlihat manis dan tidak peduli kepada sekelilingnya  Seolah membenarkan kata-kata Karin, Sergio berusaha menggoda Isabella namun gadis itu tidak menghiraukannya. Ketika Sergio pergi sebentar, Isabella sudah kabur ketika dia kembali.

Pertemuan kedua mereka tidaklah semenyenangkan yang pertama. Isabella tengah tersesat dan tidak menyadari bahwa dia baru saja bertemu kawanan penjahat ulung di Roma dan mengalami kejadian yang mengerikan.

Sejak saat itulah, Sergio yang seorang pendiri kantor investigator pribadi jelas mengenal para penjahat itu. Dia dan temannya, Emilio, yang merupakan seorang polisi sudah mencari keberadaan kelompok itu sejak lama.

Ketika dia tahu Isabella terseret dalam kasus yang membahayakan nyawanya, Sergio menawarkan dirinya untuk menjadi pelindung gadis itu, bahkan mereka harus tinggal bersama karena Isabella kehilangan tasnya yang berisi barang-barang berharganya pada malam itu menyebabkan dia tidak bisa pulang ke Indonesia.

---

Aku menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap novel ini sejak awal membaca blurbnya. Juga karena seri ini bernama Dark Love Series yang tentunya akan disuguhkan cerita kelam di balik kisah-kisah romance yang memikat. Dari kovernya yang elegan pun aku sudah suka.

Gaya bahasa yang dipakai penulis tidak terlalu simpel namun mudah dicerna, mirip novel-novel terjemahan. Belum lagi pengentahuan soal kota-kota dan objek wisata Roma yang diceritakan sangat mengalir, tidak membosankan.

Karakter Isabella menurutku hampir bisa kita temukan di novel romance kebanyakan. Wanita naif yang galak. Namun menurutku ada yang berbeda dari Sergio. Entah mungkin karena memang menyesuaikan dengan kebanyakan sifat pria Italia? Yang jelas aku suka karakter Sergio.

Alur yang digunakan tidak cepat  atau lambat, mengalir begitu saja. Namun aku sangat menyayngkan terlalu banyak adegan romance daripada sisi 'dark'-nya sendiri. Penekanan ada pada kisah romantisme dan kurang berasa ketika Sergio dan Emilio mengungkap kasus.

Dalam konfliknya pun, aku merasa kenyataan bahwa nyawa Isabella terancam itu kurang kuat. Apalagi dengan penyelesaian yang seolah diberi pov tersendiri hanya untuk melancarkan konflik batin antar tokoh utama.

Soal feel, dapet banget, aku suka kisah romancenya yang tidak berhenti membuatku tersenyum sepanjang cerita, tidak lebay dan tidak seperti drama. Manis dan memabukkan. Dan aku beri tahu juga, bahwa novel ini adalah novel dewasa ya!

Overall, aku suka novel ini karena menyelipkan konflik 'dark' meskipun tidak diberi porsi yang cukup banyak. Juga kelihatannya konflik antara Sergio - Emilio dan para penjahat yang kurasa belum selesai.

*semoga ada sequel*

*yang lebih banyak aksi*

Terakhir, 3.5 ★ buat novel The Italian Protector!
Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)