Senin, 22 Januari 2018

[RESENSI] Autumn Rhapsody by Amarissa

“Bukankah seharusnya setiap cerita cinta berakhir bahagia?”

Dok.pribadi


Judul: Autumn Rhapsody
Penulis: Amarissa
Editor: Adhista dan Gita Romadhona
Penata Letak: Wahyu Suwarni
Desain Sampul: Dwi Annisa Anindhika
Penerbit: KataDepan (2017)
Jumlah Halaman: 338 hlm.
ISBN: 978-602-6475-39-8

Blurb:

Bagian paling sulit dari mencintai adalah meyakinkan orang yang kau cintai bahwa cinta yang kau miliki benar-benar nyata.

Sepuluh tahun lalu, Keira Schward, gadis rapuh yang kesepian, jatuh cinta pada seorang Damian Alberhart. Pertemuan yang cuma sehari itu, membekas lama, lalu menumbuhkan cinta yang tidak sekadarnya.

Tiba-tiba saja, Damian datang, melamar Keira. Cinta masa remaja yang melekat, membuat Keira langsung menerima lamaran itu. Padahal, dia tidak tahu siapa Damian sebenarnya. Dia tidak tahu apa alasan laki-laki itu menikahinya. Dia hanya percaya, cinta yang dia punya tidak akan mengkhianatinya.

Namun, benarkah itu? Benarkah cinta tidak akan membuatmu kecewa, dan justru membuatmu menangis dalam luka? Damian yang dingin, ketus, dan tak berperasaan membuat perempuan itu pelan-pelan kehilangan harapan. Cukup kuatkah cinta yang dia bawa? Atau, memang sedari awal, dirinyalah yang salah menilai cinta.

Nikmati Autumn Rhapsody, sebuah cerita yang akan membawamu berkelana ke setiap sudut Frolenberg, sebuah kota yang dipenuhi jingganya dedaunan Maple pada musim gugur. Cerita yang membuatmu bertanya-tanya lagi tentang pengkhianatan, permusuhan, persahabatan, dan keberanian untuk terus percaya dan memperjuangkan cinta yang sebenarnya.

---

Novel ini diawali dengan adegan Keira Schward yang memandangi pantai dari balkon rumahnya, bosan dengan tiap orang yang hilir mudik mengunjungi rumahnya untuk melamarnya. Semuanya ia tolak karena hanya ada satu nama di hatinya. Damian Alberhart

Alur mundur ke sepuluh tahun yang lalu, ketika usianya empat belas tahun. Keira mengikuti outbond yang diadakan organisasi pecinta alam bergengsi di negaranya, Valisia, dan diikuti oleh pelajar dari negara lain.

Saat itu, Keira sulit meminta izin karena dia punya penyakit asma, belum lagi dia adalah putri tunggal keluarga Schward. Ketika akhirnya dia diizinkan untuk ikut, di sanalah ia pertama kali bertemu dengan Damian. Sosok itu adalah penyelamat jiwanya ketika dia harus terancam maut di pinggir jurang. Sejak saat itu, meskipun tanpa kabar selama sepuluh tahun kemudian, Keira menyimpan rasa cinta kepada Damian.

Di usianya yang ke-24 ini, tiba-tiba saja salah seorang pelamar membuatnya terkejut. Ayahnya bilang, pria tersebut bernama Damian Alberhart. Ayahnya ragu karena hanya sebagian kecil yang dia ketahui tentang Damian: pebisnis muda yang sukses di negara Frolenberg. Tapi Keira yang kepalang cinta mati, tidak berpikir panjang dan menerima lamaran Damian meski cowok itu mengungkapkan alasan yang tidak cukup kuat.

Setelah pernikahannya digelar, Keira diboyong Damian ke negaranya di Frolenberg. Di sana, Keira mulai menyadari bahwa Damian yang sekarang tidak terlihat seperti Damian yang dulu. Laki-laki itu begitu dingin, ketus dan tidak berperasaan. Hari pertama dia berada di rumah Damian pun, Damian tidak banyak bicara. Mereka bahkan punya kamar masing-masing.

Keira kebingungan dengan sikap Damian. Dia mencoba mencari tahu dari Margareth, pelayan setia Damian namun malah mendapat jawaban “lebih baik kau tidak tahu apa pun”. Kehidupan kelas Damian yang membuatnya bersikap seperti itu bukannya melunturkan rasa cinta Keira, melainkan membuatnya semakin kokoh meski tak jarang Keira menangis dan sakit hati.

Lalu muncul sosok Daniel, sahabat Damian yang ternyata satu kelompok dengan mereka ketika outbond sepuluh tahun lalu. Daniel sahabat yang mengimbangi Damian, jika Damian dingin maka Daniel hangat.

Damian yang tidak mengingat Keira berkebalikan dengan Daniel yang langsung mengenalinya. Sikap bersahabat Daniel membuat Keira sedikit lupa dengan sikap Damian. Daniel pulalah yang mengajak Keira berjalan-jalan untuk menghiburnya. Tetapi sayang, perasaan Daniel tidak terbalas karena Keira tetap menaruh hatinya pada Damian.

Hingga suatu hari Damian menjelaskan alasan kenapa dia memperlakukan Keira seperti itu, mereka menikah hanya karena bisnis. Damian perlu memperluas bisnisnya di Valisia demi membalaskan dendam lama kepada seseorang.

Keira yang sudah sering kali mendengar penekanan alasan itu akhirnya memilih pulang ke negaranya, mengurung diri, namun suatu rahasia kecil yang dibongkar pelayan setianya tentang sikap Damian waktu mereka mengunjungi orangtua Keira sebelum masalah ini akhirnya mengubah keputusan Keira. Dia kembali ke Frolenberg.

Kembalinya Keira membuat kedua hati itu sama-sama menyadari perasaan itu. Tetapi masalah belum selesai. Damian dan masalalunya merupakan inti utama dari cerita ini. Orang dari masalalu Damian terus mengusik hidupnya, dan dia takut Keira terkena imbasnya. Namun pada akhirnya setiap benang merah kusut yang menjadi bagian dari masalalu Damian mulai terurai.

Ending novel ini menjadi satu-satunya bagian yang begitu kompleks dan banyak terdapat kejutan.

---

Well. Novel ini aku selesaikan dalam waktu satu hari💃
Kita mulai dari kovernya, satu kata, cantik😍 sukaaaa.

Kedua, blurb. Oke, aku nggak begitu banyak menaruh ekspetasi pada blurbnya. Kebetulan juga, novel ini waktu masih di wattpad pernah direkomen temen, katanya seruuu. Aku sempat baca, tapi nggak selesai karena keburu sibuk di duta. Yang aku pikirkan setelah baca blurbnya adalah: cewek polos yang cinta mati sama cowok dingin, tapi nanti pasti luluh deh trus happy ending.

Nooo. Ini nggak sesimpel yang aku bayangin.
Halaman awal aku merasa seperti disihir masuk ke negeri dongeng. Tempat-tempat yang diceritakan semuanya fiksi. Negara Valisia dan negara Frolenberg. Keadaan keluarga Keira pun seperti putri raja yang banyak mendapat pinangan dari pangeran negeri seberang.

Yang membuatku agak ganjal adalah ketika Damian tiba-tiba datang melamar Keira, karena Damian pernah menyelamatkan hidup Keira dan Kei jatuh cinta sejak saat itu sampai sepuluh tahun kemudian, dia langsung nerima lamaran Damian tanpa pikir panjang. Menerima alasan simpel Damian. Ini agak..you know. Aku butuh setidaknya alasan yang lebih kuat😆 (Damian bohong juga gapapa)

Lalu Keira yang diboyong Damian ke Frolenberg juga tidak terlalu dieksplor tentang negara itu. Mereka cenderung sibuk masing-masing. Keira diam di rumah, sesekali mengobrol dengan Margaretha (pelayan Damian) dan mencoba mencari tahu tentang kenapa sikap Damian dingin. Sementara Damian diceritakan bekerja bekerja dan bekerja. Satu-satu yang penyegar ditengah dinginnya hubungan mereka adalah Daniel. (aku sukak orang ketiga lelaki😆)

Kebersamaan Kei dan Damian pun hanya ketika mereka saling mengobrol serius, tentang tujuan sebenarnya pernikahan tersebut, tentang bagaimana Kei begitu mencintai Damian.
Yang aku suka di sini adalah narasi yang dibuat penulis enak dibaca serta emosi karakter yang dijelaskan secara detail mudah untuk aku rasakan. Hanya saja aku merasa kurangnya interaksi mendebarkan antara Dam dan Kei sehingga chemistry mereka kurang dapet.

Anyway, aku suka kepolosan Kei yang ngegoogling FWB itu apa *ngakak*😂😂

Aku juga merasa perubahan emosi satu karakter kepada karakter lainnya cukup cepat berubah tanpa alasan yang cukup kuat. Perasaan Daniel, Keira yang makin cinta mati padahal Dam kayak gitu, Dam juga suka tiba-tiba baik tapi tiba-tiba jahat (di ending memang ketauan kenapa, tapi aku kurang srek aja pas bacanya hehe).

Ah ya, aku juga suka setiap penggambaran latar oleh penulis. Narasi yang nyaman bikin aku nggak sulit untuk membayangkannya😍 Namun, seperti negara Frolenberg yang kurang dieksplor, tokoh-tokohnya pun sama. Aku hanya mendapat emosi dari Keira, Damian dan sedikit Daniel. Tapi aku puas dengan flashback-flashback yang cenderung lebih padat.
Tokoh tambahan yang ada hanya benar-benar sebagai figuran saja.

Lalu, aku juga suka bagaimana penjelasan penulis tentang istilah-istilah perusahaan dan bisnis yang banyak diceritakan. Aku semangat membaca konflik perusahaan yang diceritakan cukup detail di novel ini. Meskipun Keira banyak menderita karena sikap Damian, aku mendukung penuh rencana yang sudah disusun Damian, bahkan gak sabar untuk membaca Damian "memulai peperangan".

Menuju ending, adalah bagian yang palingggg aku sukai dari seluruh rangkaian kejadian di hidup Kei dan Dam. Seluruh puncak konflik dipadu-padankan menjadi kejutan-kejutan yang hebat. Meskipun terlalu banyak hal yang terjadi, dan terkesan benang merah diurai sekaligus di akhir tapi aku sangat menikmatinya.😍

Inilah yang membuatku mengatakan bahwa Autumn Rhapsody nggak sesimpel yang kubayangkan. Aku sangat puas membaca ceritanya. Terutama endingnya yang sempurna. Epilognya juga sederhana namun berkesan😍

Overall, aku merekomendasi novel ini bagi para pecinta romance yang ringan namun mendebarkan. Meski awalnya kalian akan merasa klise, tapi semua terbayar dengan endingnya yang tjakep😍 3.5🌟

Sabtu, 23 Desember 2017

[RESENSI] The Forbidden Wish by Jessica Khoury



Judul: The Forbidden Wish
Pengarang: Jessica Khoury
Penerjemah: Mustika
Pemeriksa Bahasa: Orinthia Lee
Penyunting: Novianita
Proofreader: Titish A.K.
Desainer Sampul: Junweise
Penata Sampul: @teguhra
Penerbit: Spring (Maret, 2017)
Jumlah Halaman: 404 hlm.
ISBN: 987-602-60443-3-4

Blurb:

Gadis itu adalah Jinni terkuat dari semua jin.
Pemuda itu adalah pencuri jalanan.

Saat Aladdin menemukan lampu Zahra, 
gadis itu dilontarkan kembali ke dunia 
yang tidak dilihatnya selama ratusan tahun.
Kemerdekaannya yang terikat pada lampu
mengharuskannya untuk memenuhi
tiga permintaan Aladdin.

Namun, saat raja dari para jin
menawarkan kebebasan kepada Zahra,
gadis itu mengambil kesempatan itu,
hanya untuk menyadari bahwa dia jatuh cinta
pada pencuri jalanan itu.

Saat kemerdekaannya hanya bisa diraih
dengan mengkhianati Aladdin,
jalan manakah yang akan dia pilih?
Apakah kebebasannya sepadan
dengan kehancuran hatinya?

-----

Novel retelling pertama yang aku baca! Sejujurnya aku banyak menaruh ekspetasi pada review orang-orang dan ke-hype-an novel ini waktu baru keluar oven(?). Udah lama punya, tapi baru sempet baca sekarang.

Ceritanya bersudut pandang orang pertama yaitu Zahra, ditemukan oleh Aladdin di sebuah reruntuhan kerjaan setelah lima ratus tahun. Di sini Aladdinnya itu pencuri yang punya dendam kepada orang istana karena membunuh orangtuanya di masa lalu.

Sementara itu, Nardhuka, raja jin memberi tugas kepada Zahra untuk memasuki istana dengan imbalannya dia akan dibebaskan. Nah loh. Zahra tentu tergiur, tapi dia terikat dengan Aladdin. Mau nggak mau, Zahra ngebujuk Aladdin untuk balas dendam dengan cara memasuki istana itu.

Tentu saja sebenarnya Zahra cuma mau menuntaskan misinya demi kebebasan.
Namun, siapa sangka, dia malah terjebak oleh pesona Aladdin yang berperan sebagai pangeran di istana itu.

Satu kata: lambat. Adalah kesanku ketika membaca novel ini. Lambat bukan berarti ceritanya nggak seru ya. Tapi jujur aja seratus halaman awal  (atau mungkin lebih) aku dibuat bosan hahaha. Padahal cukup segar sih plotnya, apalagi waktu Aladdin ditawan pasukan cewek tangguh. Mungkin yang membuat aku bosan adalah cara penulis menyampaikan ceritanya a.k.a narasi. Narasinya menurutku terlalu mendayu-dayu dan hampir-hampir mirip rangkaian syair yang kadang bikin aku nggak ngerti.

Plotnya juga lambat. Aku merasa bosan baca satu adegan berlatar sama yang panjangnya sampe berlembar-lembar. Tapi idenya seru. Dari awal sampe akhir bener-bener cerita yang segar seandainya narasi lebih cepat. Mungkin 404 halaman ini bisa bener-bener padat dan mengesankan sampai ending.

Satu-satunya bagian yang bikin aku enjoy saat bacanya adalah ketika Aladdin hampir ketauan dan itu astaga! Bikin degdegan setengah mati hahahaha. Bagian ini juga sampe berlembar-lembar tapi nggak tau deh, enjoy aja bacanya. Mungkin karena suasananya tegang. Tapi anehnya lagi, ketika Zahra bertarung dengan Nardhuka (yang harusnya tegang) aku malah nggak bisa ngikutinnya karena terlaluuuu panjang dan bikin bosan.

Ditambah mungkin karena aku kurang bisa membayangkan rupa dan latar peristiwa itu sendiri. Akhirnya, malah baca tanpa dihayati. Hm:(

Ah ya, aku juga suka hubungan antara Zahra dan Aladdin. Sweeeeet banget sih mereka... Apalagi dengan deskripsi tokoh Aladdin yang bikin ngiler HAHA. Aku suka semua karakter yang ada di novel ini. Khususnya Zahra, apalagi dia bisa dikatakan agak antagonis di sini. Aladdin yang polos-polos-pinter mungkin bukan tipeku sih, tapi okelah karena penggambarannya fisiknya HAHA. Caspida sendiri diceritakan seorang putri penerus takhta yang tangguh, tapi aku nggak terlalu bisa mendapatkan feelnya. Entah kenapa menurutku dia biasa saja.

Sementara tokoh jahatnya, Darian dan sang Ayah nggak sama sekali bikin aku ikut kesel. Kayak..well mereka antagonis dan sudah seharusnya mereka bersikap begitu. Hm. (ini aku yang pengertian apa gemana ya).

Konfliknya sempat membuat aku lupa kalau novel ini adalah kisan retelling tapi endingnya, kesan retelling ini kuat sekali dan mau tak mau bikin aku tersenyum sambil berkata "ohh iya ya" hahahaha.

Well, karena ternyata novel ini nggak begitu berhasil memikatku, aku cuma ngasih 3.5🌟 tapi segini pun aku udah suka sama ceritanya yang seru dan bikin kepikiran Aladdin mulu hahahaha.

Aku juga suka dengan ide penggambaran dunia manusia dan jin di novel ini, kayak, dapet petahuan baru, meskipun fiksi, beberapa ada yang nyata juga.

Dan satu poin penting yang bikin aku SUKA novel ini adalah, TFW mampu bikin aku terhanyut dalam dunia yang dibuat penulis, seolah-olah aku memang tinggal di dunia itu. Dan ketika aku istirahat membaca, aku merasa ada rasa kehilangan (kayak: lah, gua di mana nih? Dunia gua kan di Parthenia!). TFW sukses bikin aku terseret ke dunianya. Buku ini kayaknya mengandung sihir, deh. 😂

Qoute fav-ku cuma ada satu di novel ini (pas baca langsung bikin berkaca-kaca, sumpah.)
"Tidak ada rahasia untuk mencapai kebahagiaan. Karena kebahagiaan itu sendiri adalah sebuah konsep mitos, mimpi yang kalian para manusia ceritakan kepada diri kalian sendiri agar bisa melewati setiap hari." - Zahra (hlm. 260)

Minggu, 10 Desember 2017

[RESENSI] Sabtu Bersama Bapak by Adhitya Mulya




Judul: Sabtu Bersama Bapak
Penulis: Adhitya Mulya
Penyunting: Resita Wahyu Febiratri
Proofreader: Yuke Ratna P. & Mita M. Supardi
Penata Letak: Landi A. Handwiko
Desainer Sampul: Jeffri Fernando
Penerbit: Gagasmedia (2014)
ISBN: 979-780-721-5

Blurb:
“Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang Bapak melambaikan tangan.
“Ini Bapak.
Iya benar kok, ini Bapak.
Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra.
...
Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian.
Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian.
Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian.
Ingin tetap dapat mengajarkan kalian.
Bapak sudah siapkan.
Ketika kalian punya pertanyaan, kalian tidak perlu bingung ke mana harus mencari jawaban.
I don’t let death take these, away from us.
I don’t give death, a chance.
Bapak ada di sini. Di samping kalian.
Bapak sayang kalian.”
-----
Ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan..., tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.

---------------------------------

Sabtu Bersama Bapak menceritakan tentang keluarga Alm. Bapak Gunawan: Ibu Itje yang membesarkan kedua anaknya sendirian tanpa mau merepotkan siapapun sampai dia tua, Cakra yang sudah berumur tiga puluh tahun namun masih tetap single, dan Satya sang Kakak yang sudah mempunyai keluarga dengan tiga anak.

Pertama kali membaca judulnya, aku langsung merasakan ada sesuatu yang menyengat di dada, kesedihan yang menyenangkan serta kerinduan ada di dalam buku ini. Namun setelah aku selesai membaca keseluruhan isinya, aku salah, buku ini lebih dari dua hal itu.

Di awal bab, aku bahkan sudah dibuat menangis dengan kepergian bapak, usahanya untuk tetap menjadi orangtua Satya dan Cakra meskipun sudah berbeda alam sangat menyentuh hatiku. Mungkin ini karena aku pribadi sudah tidak punya ayah, buku ini menyimpan banyak kerinduan. Siapapun yang baca pasti bakal kangen sosok ayah.

Kesedihan itu bertambah ketika membayangkan dua bocah lelaki yang seharusnya bermain di hari Sabtu, memutuskan untuk diam di rumah, karena hari Sabtu adalah hari spesial untuk mereka, video-video yang bapak buat akan diputar setiap hari Sabtu.

---

Lima bintang untuk gaya penulisan novel ini. Indeed! Aku jatuh cinta sama narasi yang penulis buat. Selalu ada titik tertentu yang menohok diri, membuat kita berpikir dan akhirnya mengangguk setuju. Novel ini adalah novel parenting yang dikemas dalam bentuk novel fiksi. Dan aku sangat menyukainya, karena nggak semua orang yang mau nerima nasihat secara langsung atau baca buku-buku formal yang mendiktekan nasihat.

Tapi cerita fiksi yang menghibur sudah jelas bisa diterima banyak orang.

Alur maju-mundur dan berganti-ganti point of view juga merupakan faktor kenapa novel ini tidak membuat bosan. Aku menghabiskan novel ini nyaris satu malam saja (kalau nggak inget besok kelas pagi, abis dah ni novel).

Jujur aku lebih tertarik dengan cerita Cakra yang nyari jodoh dan Satya yang berubah menjadi ayah yang baik bagi keluarganya dibanding cerita Ibu Itje sang Ibu. Dan kalian tahu apa? Penulis seolah memang menuruti seleraku, bagian Ibu Itje hanya sedikit. Tapi meskipun sedikit, paling menyentuh. Dan aku bersyukur cuma sedikit, kalau banyak, habislah airmataku.

Jujur lagi, kalau disuruh memilih bagian Cakra atau Satya yang aku sukai, aku memilih Satya! Meskipun lebih banyak humor yang terselip di bagian Cakra sih.

Cakra seorang Deputy Director di bank asing, 30 tahun, jomblo. Bawahannya sering mengejeknya sekaligus memberi dia banyak saran. Mereka berani berbuat seperti itu karena Cakra adalah sosok pria yang humble. Di sinilah, peran-peran kocak itu muncul. Interaksi Cakra dan rekan-rekannya sukses mengocok perut.

Sementara Satya, 33 tahun, bekerja sebagai engineer di kilang minyak di Denmark. Adalah sosok ayah yang galak dan suka marah-marah. He reminds me of my father, tbh. Banyak kejadian yang membuatku terharu, tersentuh dan baper ketika membaca kisahnya. Satya mencoba belajar menjadi ayah dan suami yang baik setelah email ‘jleb’ dari sang Istri. Pokoknya paling sukaaa bagian Satya:)
Honestly, aku menyukai semua karakter yang ada di novel ini. Mereka semua berbeda dan punya ciri khas masing-masing, kecuali Ibu Itje yang aku rasa sangat fiktif *cry* (emang ada ya ibu sebaik malaikat kayak gitu?:(( ) nggak deng. Mungkin ada, cuma akunya aja yang gak pernah nemu.

Oh ya, jangan lupakan bapak, yang meskipun sudah meninggal, tetap menjadi salah satu tokoh di novel ini berkat video-videonya. Satya dan Cakra selalu menonton video bapaknya jika mereka butuh jawaban atau mereka untuk menuntun mereka menjadi orang yang benar. Wah, aku terharu. Bapak berhasil. Aku selalu terenyuh ketika setiap kali video berakhir, bapak selalu mengatakan: Bapak sayang kalian.

Dan terakhir, aku mau memberitahu sesuatu tentang buku ini berdasarkan apa yang aku rasakan. Buku ini, bisa bikin kamu nangis di halaman pertama, ketawa ngakak di halaman kedua, terharu di halaman ketiga, tersipu di halaman keempat, baper di halaman kelima dan nangis lagi di halaman keenam.

Seriously, novel ini mengaduk-ngaduk perasaan. Baru nangis karena adegan sedih, eh balik halaman langsung ngakak. Such a lovely novel I’ve ever read. Aku suka novel yang bikin emosi naik turun. Terus yang bikin novel ini unik yaitu catatan kaki dari penulisnya, bisa bikin ketawa bermenit-menit! XD

Yes. I really reallyyyy love this novel. Aku pikir buku ini perfect. Setelah sekian banyak baca buku Indo, akhirnya nemu buku ini yang bikin aku happy setelah selesai baca.

Highly recommended. 5/5 stars. Meskipun novel ini terbit 2014, tetapi belum terlambat untuk baca! Ayo baca!!!

Kamis, 26 Oktober 2017

[RESENSI] Yawning is Delicious by Kang Ji Young

Yawning Is DeliciousYawning Is Delicious by Kang Ji Young

My rating: 3 of 5 stars



Judul: Yawning is Delicious
Pengarang: Kang Ji Young
Penerjemah: Putu Pramanka Adnyana
Penyunting: K.P Januwarsi
Proofreader: Arumdyah Tyasayu
Desain Kover: Pola 😍
Layout Kover: @teguhra
---
Blurb:

Lee Kyeong

Aku bermimpi aneh kemarin. Tubuh gemukku menjadi langsing. Wajahku berubah menjadi cantik. Tapi semua kejadian itu terasa nyata. Rasanya bukan seperti mimpi. Aku melihat, mendengar, dan merasakan langsung, seolah memang aku yang terjebak di dalam tubuh itu.

Tanggal di situ menunjukan musim panas tahun lalu.

Da Woon

Aku bermimpi aneh kemarin. Mimpi menjadi perempuan jelek yang gendut dan pendek. Aku pergi bersama beberapa paman ke suatu tempat dan sibuk bersih-bersih. Membersihkan tempat kejadian pembunuhan. Korbannya... apa itu AKU?

Tanggal di situ menunjukan musim dingin tahun depan.
---

Sebenernya 3.5🌟
Aku suka ide ceritanya, paling utama. Tentang Lee Kyeong yang bisa memimpikan masa lalu Da Woon. Sementara Da Woon bisa memimpikan masa depan Kyeong. Tapi ini bukan sembarang mimpi, karena mereka benar-benar "bangun" di tubuh itu. Unik dan menarik. Blurbnya juga keren banget, meskipun sekarang aku berpikir blurbnya agak menipu di satu bagian😂

Novel dibuka dengan adegan Kyeong yang membersihkan tempat kejadian pembunuhan bersama rekan-rekannya, dilanjut dengan pertama kalinya dia memimpikan masa lalu Da Woon, yang tidak lain tidak bukan, korban pembunuhan di tempat yang baru saja dibersihkannya.

Nah di sini agak bingung soal sudut pandang. Sebenarnya sudut pandang di sini adalah orang pertama (Lee Kyeong) tapi ketika Kyeong bermimpi jadi Da Woon, sudut pandang 'aku' jadi bercampur antara Da Woon dan Kyeong. Oke, ini poin paling mengganggu karena meskipun bisa bedain mana akunya Da Woon mana yang akunya Kyeong, tetep aja dibuat nggak nyaman.

Kedua, plotnya, aku suka. Nggak bosenin karena misteri, jadi aku dibuat bertanya-tanya siapa pembunuh Da Woon? Apa yang sebenarnya terjadi? Tiap kali Kyeong tidur dan mimpiin Da Woon, aku selalu semangat buat tau apa yang terjadi di masa lalu Da Woon. Dan ternyata lumayan banyak juga plot twist yang bikin gregetan, benang merah mulai terurai.

Tapi, aku juga merasa ada yang nggak begitu penting untuk diceritakan terlalu panjang. Misalnya ketika Kyeong mau 'mengangkat' telepon di dalam taxi, adegan harus flashback dulu ketika ayahnya mengucapkan mantra agar menang lotre. Dan itu malah bikin pengen skip aja deh, kan lagi tegang si Kyeong bisa ngangkat telepon apa nggak? Yang gini ada beberapa.

Untuk karakternya, aku suka karakter Da Woon. Cantik cantik ngeri😂 nggak bisa nulis banyak banyak takutnya spoiler. Yah, pokoknya aku suka karakter dia yang kelam. Kalau Kyeong sendiri, karakternya biasa aja sih menurutku. Tipe-tipe orang baik kebanyakan.

Menuju ending, ada beberapa bagian yang aku nggak ngerti, mungkin berhubungan dengan latar budaya korea, atau mungkin kurang fokus bacanya. Intinya mah nggak ngerti dah, kejadian yang seharusnya 'wow' malah datar aja karena aku nggak ngerti😂. Karena ketidakmengertian ini, bikin aku pengen cepet-cepet ending soalnya penasaran gimana eksekusinya. Kejadian mengerikan masih bertahan sampe akhir tapi aku nggak begitu menikmatinya, jadi biasa aja nggak heboh. Tapi kalimat terakhir endingnya bikin greget dan merinding.

Soal judul, hm, agak nggak srek karena ternyata judulnya nggak mewakili keseluruhan cerita atau bukan merupakan poin penting dalam ceritanya. Judulnya cuma diambil dari keadaan 'kritis'.

Terakhir, kovernyaaaa😍 yes, suka banget kovernya yang bisa dibolak-balik😚
---
"Kuberi tahu ya, uang itu adalah bukti dari akal sehat. Orang yang kehilangan uang dan tetap menjaga akal sehat... tidak ada di dunia ini." - hlm 45

Orang yang banyak rahasia biasanya punya banyak masalah. - hlm 58

"Aku memang takut akan kematian, tapi aku tidak memikirkan alasan kenapa aku harus hidup." - hlm 232





View all my reviews
Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)