Rabu, 03 Juli 2019

[RESENSI] Shea by Asri Aci

source: google




Judul: Shea
Penulis: Asri Aci
Perancang sampul: Penelovy
Ilustrasi isi: Penelovy
Penyunting: Essa Putra, Dila Maretihaqsari
Pemeriksa Aksara: Mia Kusuma, Rani Nura
Penata Aksara: Nuruzzaman, Petrus Sonny
Digitalisasi: Rahmat Tsani H.
Penerbit: Bentang Belia
Jumlah halaman: 378 hlm
Baca via: e-book di Google Play Books

Blurb:

Shea terjerat pesona Adnan, kakak kelas yang jago bermain musik, ganteng dan baiiiik banget. Fix, gadis itu maju mendekati Adnan. Sayangnya, sejak mengincar Adnan, Shea jadi mengenal Gara, bule nyebelin yang juga sahabat Adnan.

Mau nggak mau, Shea minta bantuan Gara untuk tahu segala informasi tentang Adnan. Berat. Shea harus rela tiap saat perang mulut dengan Gara. Belum lagi Adnan yang ternyata menebar sikap manis ke cewek-cewek lain. OMG!

Hidup Shea yang sudah ruwet karena cita-citanya menjadi pianis, makin kusut karena dua cowok itu. Dua sosok yang ternyata juga nggak seperti bayangan Shea sebelumnya. Banyak rahasia besar yang mengguncang Shea, membuat hati dan hidupnya jungkir balik tak tentu arah.

-------

Well, nggak pernah kepikiran bakal baca buku ini, tapi mumpung google play books lagi error(?) dan ebook ini dijual murah, ya mari kita.

Udah beberapa hari ini lagi nggak demen teenlit, karena kisahnya yang gitu-gitu aja, pelajaran hidup menjadi remaja dan segala tetek bengek relatable teenage situations. But, i still gave a try for this one.
Ajaib, nyatanya buku ini lumayan aku suka. Kenapa? Salah satu yang aku sukai dari novel-novel wattpad adalah humornya. Meskipun apa boleh buat aku tetap akan bilang, konfliknya dan karakternya nggak akan jauh-jauh dari wattpad kebanyakan.

Belum pernah baca tulisan Asri Aci sebelumnya, dan novel remaja ini memang cukup ringan narasi dan gaya bahasanya. Khas banget lah, nggak usah mikir dua kali, ceritanya lancar jaya kayak jakarta pas lebaran. Narasinya juga lumayan menyenangkan dan menghibur. Tapi, tetep aja i needed 2 days for finishing this light novel. Karena...bosen.

Meskipun narasinya menyenangkan, aku rasa alurnya lambat, cenderung dilama-lamain, buat bangun kemistri sih menurutku, dan untungnya akhirnya bagus juga buat kemistrinya. Mereka tuh kayak muter di situ-situ aja, aku udah penasaran mau gimana alurnya, tapi ... ya.. please..378 halaman buat novel romance remaja yang konfliknya biasa aja, this is too many for me.

Lanjut ke karakter, hal yang paling mudah dibaca. Cewek petakilan ketemu cowok petakilan juga dan jatuh cinta sama cowok baik-baik. Kapal mana yang bakal berlayar? Tentu kapal yang paling banyak kemistrinya haha. Tokoh yang paling aku nggak suka adalah Shea, karena meskipun dia ini cewek menyenangkan dan ceria, tapi aku ngerasa kesel sama dia yang sering banget ngegas. Ditambah di bab-bab akhir rasanya pengen nyekek Shea dah ampun.





Tokoh favorit aku: Gara. Tapi cuma sisi terangnya, cowok petakilan, nakal, duo gaje sama si Rangga wkwk sebenernya sayang sama Gara tapi aku agak ilfeel karena lagi-lagi karakter kayak Gara ini dibuat punya masa lalu kelam. Kenaaaapaaaa yaaaa. But i know that’s how the writer gained sympathy for Gara from readers. I hope someday i’ll find bad guy with good past hahaha. Aku udah bosen sama karakter badboy-badpast.

Adnan...welllllll, ngeri banget sama dia hahah. Pertama, i am not interested in good guy in the novel, kurang menarik, kurang menantang, apalagi karakter Adnan ini kurang menonjol. Meskipun punchline novel ini ada di dia sih. Sumpah, i am wondering, am i the only one who laughed when i read Adnan’s letter? Cara dia jauhin Shea...ugh. dan alasan dia ngelakuin itu...ugh. Could this story become more dramatic????

Nggak paham juga kenapa harus sampe sebegininya novel remaja hauahuah. Tapi setelah baca review katanya banyak yang nangis, well, ive been through the same feeling so i know...adegan ini diperlukan biar novelnya punya kesan mendalam. Cuma intinya aku bukan salah satu dari mereka yang nangisin ini, it sounded too dramatic for me so i just laughed.

DAN TAU apa yang justru bikin aku nangis????? Waktu Shea berhasil naikin nilai dan temen-temennya ngasih dia piagam penghargaan ditandatangin pula sama Jess, Gara dan Orion!! That was just......heartwarming! Ketika aku baca part itu, ya tuhan, bisa ngga ya cerita ini tetap kayak gini aja manisnya, sampe-sampe aku nitikin air mata yhaa:’) the kind of friendship i need.

Overall, pelajaran tentang loyalitas, remaja, cinta, keluarga, persahabatan bla bla udah pasti aku dan semua orang pernah ngalamin dan udah sering nemu yang beginian. Jadi, hal ini menurutku bukan daya tarik lagi. Semua teenlit ngajarin beginian. Yang bikin beda, konfliknya aja. Dan konflik di novel Shea ini pun, bukan daya tarik buatku. (((Gara badboy-badpast pewaris tunggal perusahaan? Nah.)))

Kisah perjalanan cinta Shea dramatis sekali, but i enjoyed it somehow. Gemes sama interaksi Shea dan Gara, humornya, cringe-nya kadang bikin ngakak juga (Granny akan datang bersama Shamira nanti kamu ajak Shea dan Amara ketemu Granny, jadi Granny bisa memilih mana yang terbaik buat kamu. – Granny-nya Gara), momen-momennya juga manis. Intinya, cukup menghibur meski kepanjangan juga yha 378 halaman baca ini dua hari tetep aja aq digantung akhirnya. Kzl nggak sih hahah. Gak, ceritanya gak gantung, tapi ada hal kecil yang bikin kzl.

Rekomen deh buat kamu-kamu yang lagi bersantai dan butuh bacaan ringan ala remaja...perjalanan cinta...nangis-nangisan..baper-baperan hehe. I liked it. Dramatic-simple-entertaining-teenage-story. 3.5 stars.

“Emang, ya, cewek masih aja mencari hal yang membuat mereka sakit hati.” – Gara (pages 260)
“I’m afraid of being the only one that falls. While the other one pretends.” – Gara (pages 362)
“What do you mean you’re sorry? You’re sorry you broke me? You’re sorry broke our trust? You’re sorry for pushing me down at my highest? What are you sorry for exactly? Because saying those words can’t fix everything.” – Gara (pages 362)

((Quotes diambil dari Gara semua, abisnya Shea resek))


Sabtu, 29 Juni 2019

[RESENSI] Mawar Merah: Mosaik by Luna Torashyngu (Mawar Merah #1)

source: Gramedia Digital




Judul: Mawar Merah: Mosaik
Penulis: Luna Torashyngu
Cover: Yutisea
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 304 hlm.
Cetakan kedua: Maret 2010
ISBN: 978-979-22-4413
Baca via: Gramedia Digital

Penasaran sama novel ini setelah liat postingan GPU yang mau cetak ulang novel ini. Semuanya ada 4 buku (tapi gatau kalau nambah) ehe. Kenapa aku kepo? Karena blurbnya :)

Pernah sekali aku baca karya Luna Torashyngu itu yang judulnya Victory. Novel remaja agak-agak drama gitu, aku baca waktu SMP dan lumayan suka sama ceritanya. Nah sekarang nemu novel Luna yang blurbnya lebih menantang dari sekadar novel remaja biasa.

Kira-kira ceritanya kayak gini: Riva adalah seorang cewek periang yang berkuliah di Bandung, tiba-tiba aja dia penasaran sama sosok Elsa, teman seangkatannya yang pendiem banget. Riva jadi pengen kenal lebih deket sama Elsa. Bukan cuma Riva, tetapi ternyata cowok yang udah lama Riva taksir, Arga, juga penasaran sama sosok Elsa ini. Lalu tiba-tiba muncul Saka, sepupu Riva yang bekerja sebagai interpol, dia bilang ke Riva kalau sebenernya Elsa ini adalah buronan seluruh dunia karena dia adalah seorang pembunuh bayaran berkedok Mawar Merah aka double M.

Nah, sebenernya aku juga kurang paham ini cerita jadinya tentang Riva atau tentang Elsa? Dan setelah baca, part Elsa di sini lebih banyak.

Kita pertama mulai dari tema: oke ini temanya kece banget sumpah!! Pembunuh bayaran? Buronan FBI? Bener-bener poin yang aku suka, ditambah novel ini novel lokal, aku jadi makin kepo ceritanya bakal gimana. Penasaran alurnya. Sejujurnya, premis cerita ini sungguh menarik, tapi isinya...meh. Sorry to say.

Narasi/gaya bahasa: narasinya ngalir dan enak banget, aku baca ini cuma sehari aja. Jujur cocok banget buat dibaca para remaja, dan tentunya biar para remaja tuh nggak melulu baca cinta-cintaan, kali kali baca yang konfliknya agak berat kayak gini kan bagus.

Alur: alurnya menarik beneran dah!! Mulai dari kemunculan sosok Rachel, seseorang yang koma di rumah sakit, double M yang aksinya keren, penculikan presiden Amerika(!!!), perburuan musuh demi balas dendam, ada romance-nya juga(!!), persahabatan, wuih komplit sumpah!

Tapi, ibarat kaleng khong guan yang isinya rengginang, novel ini membuatku tertipu. Tampaknya memang seru, dikemas dengan baik, tetapi waktu aku baca isinya, astaga, plot hole di mana-mana.....lebih ke out of logic sih menurutku, gak masuk akal, di luar nalar!! Dan ini yang bikin aku kesel banget waktu baca buku ini. Dan ini banyakkkk banget!

Seharusnya aku udah bisa nebak sih isinya bakal kayak gimana, mungkin penulis ingin membuat ide cerita yang berbobot tetapi juga sesuai dengan porsi remaja yang mungkin penulis anggap nggak mau repot-repot mikir. But i am a teenage too (lol), and this book is completely zonk for me.

Awal-awalnya aku merasa bosan karena aksi yang muncul gitu doang, gak ada keren-kerennya, malah ada satu scene yang bikin aku heran (out of logic ke1), tapi aku masih kepo mau dibawa kemana ceritanya. Lalu aku maksain lanjut, makin ke belakang lumayan aku lancar bacanya karena gaya bahasanya asik, ditambah, aku mulai ngakak sama ketidakmasukakalan yang bertebaran di mana-mana.

Dari mulai double M baru ngebunuh orang, turun gedung disaksiin banyak orang, trus dia ngelepas baju samarannya, dan melenggang pergi gitu aja. Aku juga terganggu sama Rachel yang pake kata ganti dirinya sendiri pake namanya sendiri. Contoh: Rachel tau Rachel salah Ma, Rachel nggak seharusnya melakukan hal yang Rachel lakukan sekarang, rachel...........rachel...rachel. Hadeh.

Hal lain yang bikin ngeselin tapi ngakak: kabur dari RS saat RS itu dikelilingi FBI. Apa segitu ngga gunanya FBI... Nyulik Presiden Amerika dari lantai 40 hotel yang dijaga ketat dan digotong entah kemana(?), tahanan yang kabur dari penjara pake pemeran pengganti, tapi sirinenya langsung bunyi :v,  romance-nya bikin enek (tapi mungkin tahun 2009an jenis ini masih disukai~), plot hole; DNA dikirim ke markas di Perancis, tapi hasil akhirnya cuma Saka dan rekannya yang tau :v, oke kayaknya segitu aja, sebenernya masih banyak tapi kalau ditulis semua takutnya malah jadi spoiler besar-besaran :v

Tapiii satu lagi yang bikin paling gemes: double M bisa pura-pura mati suri, bikin seluruh organnya gak berfungsi selama beberapa menit. And i was like....wtf. Part inilah yang paling bikin aku pengen ngamuk!

Nah, setelah selesai baca buku ini, aku mikir, mungkin emang penulisnya nggak mau repot-repot riset atau bikin narasi yang masuk akal buat setiap tindakan si double M. Tau-tau jadi aja, gak dijelasin gimana prosesnya. Kek sulap aj. Dan aku cukup kecewa sama buku ini. Seandainya buku ini dibuat lebih serius lagi, narasi yang bagus dan cerdas buat double M, kayaknya buku ini bakal jadi series favorit deh.

Nah  udah segitu aja, aku nggak mau dianggap ngejelekkin(?) mungkin novel ini memang bukan my cup of tea. Aku butuh alasan logis dari setiap motif. Buat kamu-kamu yang nggak terlalu pusingin soal out-of-logic, novel ini punya alur yang menarik loh! Daripada baca romens-romens gaje mending coba novel ini!

I almost gave this book 3 stars bcs i thought there was a plot-twist in the end, but there was no plot-twist. So i gave only 2 stars.

Kamis, 13 Juni 2019

[RESENSI] One of Us Is Lying by Karen M. McManus







source: goodreads

Judul: One of Us Is Lying (Satu Pembohong)
Penulis: Karen M. McManus
Penerjemah: Angelic Zaizai
Penyunting: Mery Riansyah
Penyelaras Aksara: Midya N. Santi
Perancang Sampul: sofianiartworks@gmail.com
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 408 hlm
Baca via: Gramedia Digital (@gramediaebooks)

Blurb:

Senin sore, lima murid memasuki ruang detensi.

Bronwyn, si genius, nilai akademis sempurna dan tidak pernah melanggar peraturan.
Addy, si cewek populer, gambaran sempurna pemenang kontes kecantikan.
Nate, si bandel, dalam masa percobaan karena transaksi narkoba.
Cooper, si atlet, pelempar bola andalan tim bisbol dan pangeran di hati semua orang.
Dan Simon, si orang buangan, pencipta aplikasi gosip terdepan mengenai kehidupan Bayview High.

Namun, sebelum detensi berakhir, Simon tewas. Menurut para penyidik, kematiannya disengaja. Apalagi kemudian ditemukan draft artikel gosip terbaru untuk ditayangkan pada Selasa, sehari setelah kematian Simon. Gosip heboh tentang empat orang yang berada dalam ruangan detensi bersamanya.

Mereka berempat dicurigai, dan semuanya punya rahasia terpendam. Salah satu di antara mereka pasti ada yang berbohong.

-----

Alasan kenapa tertarik sama novel ini awalnya karena judul. Dari judul aja, novel ini udah keliatan penuh misteri dan teka-teki, dan pas baca blurbnya aku langsung mikir: omg i’d love this book!

Nyatanya, setelah diterbitkan versi Indonesianya, aku hanya mampu baca dua bab aja waktu itu, tapi sekarang aku udah baca ulang semuanya dan damn, i really loved this book.

Bercerita tentang Simon, cowok yang berusaha ‘terlihat’ di lingkungannya, dia membuat situs bernama About That, dan di sana dia memasang gosip tentang orang-orang di sekolahnya, Bayview High. Banyak yang benci pada Simon karena About That merusak kehidupan mereka.

Suatu hari Simon, Bronwyn, Addy, Cooper dan Nate dipanggil ke ruang detensi (kalau di Indo sih ruang BK kayaknya) karena ketauan bawa hp di tas. Mereka yakin mereka dijebak, hp itu bukan milik mereka.

Sebelum hukuman nulis essay 500 kata selesai, Simon meninggal karena meminum air di gelas ruang detensi yang ternyata mengandung minyak kacang yang menyebabkan dia alergi. EpiPen milik Simon tidak ada di tasnya, bahkan di UKS pun tidak ada.

Setelah kematian Simon, muncul sebuah tumblr yang dikirim ke ponsel warga Bayview High berisi pengumuman yang menyatakan bahwa pelaku pembunuh Simon adalah satu dari keempat orang yang didetensi bersamanya. Salah satu di antara mereka menuturkan narasi bohong.

---

Dimulai dari narasi, ada 4 narasi di novel ini: Bronwyn si cewek cerdas, Nate si berandal ganteng, Cooper si atlet baik hati dan Addy si cewek imut populer. Narasi mereka menuturkan kejadian apa yang terjadi pada mereka setelah dituduh membunuh Simon. Menurutku, gaya bahasa yang dipakainya cukup simpel dan memang menjelaskan tentang kondisi serta lingkungan anak SMA. 

Anehnya, aku cukup berat membaca narasinya, menurutku terjemahannya kurang halus.
Hal itu yang bikin aku males baca OoUIL, tetapi lama kelamaan, rasa penasaran itu balik lagi, akhirnya aku memaksakan lanjut baca, meskipun bosen setengah mati. Penyelidikan..masa lalu..rahasia..bla bla..perasaan tertekan..bla bla. Nggak ada rasa degdegan, bingung, merinding, tebak-tebakan wow, pokoknya clueless banget.

Tetapi aku suka settingnya, karena mencerminkan kehidupan remaja yang cukup real dan aku bisa dengan mudah membayangkannya. Alur yang dipakai maju, dengan penuh tebak-tebakan kecil doang rahasia yang nggak bikin kepo. B aja.

Sejujurnya, aku selalu terdistraksi sama karakter badboy, maka dari itu aku suka sama narasinya Nate, terutama karena dia jadi dekat lagi sama Bronwyn (teman masa kecilnya). Narasi Nate dan Bronwyn bikin aku betah bacanya meskipun sama aja pengennya cepet terungkap, gemes banget. 

Sementara narasi Addy terlalu lembek, sesuai karakternya yang cengeng barangkali. Kalau Cooper, well, aku memang nggak tertarik sama dia, meskipun diceritain dia itu atlet ganteng yang dipuja banyak orang, i had no feeling for him. Dia b aja. Dan setelah rahasianya terbongkar....aku makin b aja hahaha.

Ada romance nggak di novel ini?
Buat kalian yang sama kayak aku, selalu cari-cari sisi keromantisan di genre apa pun, tenang, one of us is lying ada romancenya! Ada dua pasangan di cerita ini dan favoritku itu relationship antara Nate dan Bronwyn XD

Setelah berbosan-bosan 300an halaman, novel ini baru seru di seratus halaman terakhir. Sumpah. Semuanya mulai dipertanyakan. Kayak..300an halaman sebelumnya tuh cuma basa basi ga jelas wkwk. Setelah lewat halaman 300, clue mulai bertebaran, rahasia mulai terungkap, banyak yang ganjil. Sampe aku mikir: ini yang aku butuhin, ini ekspektasiku soal buku ini!

Dan plot twistnya mantap! Aku nggak bisa berenti bengong selama dua menit XD apalagi ada kejadian yang bikin aku mulai merasa ‘konek’ sama feel novel ini. Pokoknya semua yang aku inginkan ada di 100 halaman terakhir. Sempet harap-harap cemas sama endingnya, yang bener-bener ngaduk emosi.

Well, aku tadinya cuma mau ngasih 3 bintang karena 300 hlm yang membosankan tapi karena ending dan plot di akhir, aku kasih 4 bintang. Bener-bener mind-blowing!! Aku rekomen buat kalian yang suka nebak-nebak cerita hahaha dan suka tema-tema detektif lumayan sih ini.

Sebelum mulai baca novel ini, aku udah nebak duluan siapa di antara mereka yang bohong. Pas lagi baca novel ini, dugaanku semakin kuat. Setelah baca novel ini: tebakanku ‘bener’ ;)

Udah baca one of us is lying? Tebakan kalian bener ga?
Belum baca one of us is lying? Coba tebak siapa yang bohong!

"Tapi aku tahu seperti apa rasanya sering mengucapkan suatu kebohongan kepada diri sendiri sehingga kebohongan itu menjadi kebenaran." - hlm 256

Senin, 26 November 2018

[RESENSI] The Last Star by Rick Yancey (The 5th Wave #3)



Judul: The Last Star
Penulis: Rick Yancey
Alih bahasa: Angelic Zaizai
Editor: Mery Riansyah
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2017)
Jumlah halaman: 400 hlm.
ISBN: 9786020361208

Blurb:

Makhluk Lain itu musuh kita. Kitalah musuh kita.
Mereka ada di bawah ini, di atas sana, di mana-mana. Mereka menginginkan Bumi, mereka meginginkan kita menempatinya. Mereka datang untuk memusnahkan kita, mereka datang untuk menyelamatkan kita.

Namun di balik teka-teki ini ada satu kebenaran: Cassie dikhianati. Begitu juga Ringer. Zombie. Nugget. Dan 7.5 miliar manusia yang tadinya hidup di planet kita. Mula-mula dikhianati oleh Makhluk Lain, sekarang oleh sesamanya. Pada hari-hari terakhir, para penghuni Bumi yang tersisa harus memutuskan apa yang lebih penting: menyelamatkan diri sendiri...atau menyelamatkan apa yang menjadikan kita manusia.

----

Buku terakhir dan aku sama sekali nggak kehilangan semangat meski agak kecewa di buku kedua. Dan ya, aku menemukan kembali ‘nyawa’ seri ini di buku ketiga, hampir sama sesemangat aku ketika membaca buku pertama.

Bicara soal gaya bahasa, di buku ketiga ini masih sama, berat, tapi tidak terlalu banyak, soalnya bagian yang kusuka ada banyak di buku ini. Pov Cassie dan Pov Ben yang menyenangkan. Akhirnya aku bisa membedakan lagi mana Cassie dan mana Ringer.

Konflik dimulai ketika Razor, orang yang ditugaskan menjaga Ringer selama ‘perawatan’ di pangkalan baru menyuruh gadis itu kabur. Namun, Ringer melakukan yang sebaliknya. Dia bertahan. Karena dia berpikir akan bisa menyelesaikan Vosch jika dia menurut. Satu-satunya yang diinginkan Vosch, harus dibunuhnya, yaitu: Evan Walker.

Evan sendiri masih bersama Cassie, menyusun rencana. Lalu Ben, pergi menyusul Ringer yang dia kira sudah berada di utara bersama Teacup. Sayangnya, menuju utara bukan hal yang mudah. Ada dua peredam yang menanti Ben dan Dumbo dalam perjalanan.

Full action! Inilah yang buat aku makin semangat. Aku merasa setiap membuka halamannya, aku selalu merasa tertantang. Meskipun bagian Cassie terasa sedikit di bab-bab awal, aku sudah terhibur dengan petualangan Ben, yang bertemu lagi dengan Ringer yang sudah berbeda di utara.
Mereka semua, tanpa sadar, saling mengkhianati. Dan ketika mereka semua kembali berkumpul, aku sangat menikmati alur yang dibuat Rick Yancey. Seru, menegangkan dan keren!

Mungkin akan sulit menjelaskan secara panjang lebar, yang jelas, novel ini sangat memenuhi ekspektasiku. Tidak ada karakter yang sia-sia, semua tokoh ditempatkan dalam porsi yang pas dengan posisi yang baik.

Akhirnya setelah berbosan-bosan di Infinite Sea, Last Star menyajikan penutup yang mendebarkan. Aku suka cara penulis mendeskripsikan setiap aksi dan rencana-rencana di novel ini. Namun memang narasi masih mendominasi novel ini, dialognya sedikit :’)
Aku juga masih merasakan capek ketika membaca pov Ringer dan pov Ben (tapi Ben kebantu sama petualangannya yang seru XD )

Selain itu, ada hal-hal yang agak mengganjalku di novel ini. Yaitu penokohannya, aku merasa, mungkin karena terlalu banyak berganti pov dan porsi yang sama besar untuk tiap karakter, aku kurang menyatu dengan kemistri para tokoh. Aku merasa novel ini hanya fokus kepada konfliknya: menghancurkan Vosch. Sementara tokoh-tokohnya hanya seolah wayang yang tidak berpengaruh apa-apa buatku.

Overall, novel ini baguss. Serunya setara sama buku pertamanya. Aku suka semuanya, kecuali enedingnya HAHA. Yang jujur sampai saat ini aku masih nggak paham! Siapa pun yang udah baca novel ini dan mau sukarela berdiskusi, tolong komentar:’)

Satu hal yang aku kerasa banget dapetin sesuatu dari novel ini adalah bahwa aku sekaran trauma sama judul buku yang ada kata ‘star’nya HAHA. Kenapa? Silakan baca series The Young Elites-nya Marie Lu dan seri ini. Kalian akan paham :’)
“Bagi sebagian orang, kematian adalah bidan pembantu lahirnya keimanan. Bagi yang lain, kematian adalah algojo keimanan.” – hlm 17
“Aku tidak mau membuang-buang lebih banyak waktu untuk mencemaskan semua hal yang tak kuketahui.” – Ben (hlm 53)
“Mereka takkan berhenti sampai semua orang tewas. Tuhan membiarkan itu terjadi karena Tuhan ingin itu terjadi. Dan tak ada yang bisa melawan Tuhan. Dia kan Tuhan.” – hlm 78
“Hidup berarti mengambil risiko atas nyawamu, hatimu, segala-galanya. Kalau tidak, kau cuma mayat berjalan. Kau zombie.” – hlm 386


Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)