Sabtu, 27 Juli 2019

[RESENSI] The General’s Wife by Saira Akira

source: goodreads

Resensi The General's Wife karya Saira Akira


Judul: The General’s Wife
Penulis: Saira Akira
Redesain Sampul: Wirawinata
Pewajah isi: DewickeyR
Penyunting: Kagita, Rafilus Olenka
Pemeriksa Aksara: Fenti Novela
Penerbit: Fantasious (cetakan kedua Juni 2017)
Jumlah halaman: 714 hlm

Blurb ala-ala: Setelah dunia hancur akibat perang nuklir, mereka yang bertahan membentuk koloni baru, sebuah negara bernama After Earth dan mendirikan ibukota di Marakesh City. Di sanalah Asia terbangun dan mendapati sosok tampan yang mengaku sebagai suaminya, dan bahkan dia sudah mengandung anak dari lelaki tersebut.

Ternyata lelaki tersebut adalah seorang Jenderal Besar bernama Akira, sosok paling ditakuti dan pembunuh keji tanpa perasaan. Asia yang hilang ingatan tidak bisa membantah hal itu karena bukti-bukti terlalu kuat. Bagaimana Asia yang hanya seorang anak panti asuhan bisa berakhir bersama Jenderal Akira? Dan siapa Cesar yang selalu hadir di mimpinya? Ternyata kehamilannya membuat pergolakan antara dua kubu menjadi lebih sengit.

------

Hati-hati baca resensi ini mungkin agak lebih subjektif di banding yang lain karena.... im a big fan of TGW!

Setelah menemukan Azhura’s Bride di wattpad pada zaman dahulu kala, ternyata aku kurang cocok dengan tema dewa dewi-an ini, lalu memutuskan untuk coba cek cerita selain AB di wattpad SairaAkira dan tada..ketemulah sama The General’s Wife.

KLISE banget iya oke tau aku juga. Cewek keras kepala ketemu cowok dingin. Tapi, entah kenapa dari awal part pertama pun aku udah betah baca cerita ini. Kesan pertama emang selalu jadi patokan buat lanjut apa nggak. Dan aku udah langsung suka sama kisah ini!!

Keadaan Asia yang hilang ingatan terus dia iya-iyain aja si Jenderal kutub yang penuh rahasia ini bikin gemes!! Terus pas Asia inget lagi semuanya dan mulai lah trope hater-to-lover yang paling aku suka haha.

Yang paling bikin aku suka itu ide untuk menyatukan Asia dan Akira. Masing-masing dari mereka sebenernya nggak ada yang mau berakhir bersama, tapi karena sistem genetik yang memaksa mereka bersama. Asia nggak akan bisa hamil kalau nggak sama JA. Mereka diciptakan buat satu sama lain haha. Pokoknya aku suka banget ide ini. Keliatan banget JA dan Asia ini saling bencinya tapi nggak bisa apa-apa, nggak ada pilihan lain.

Sebelumnya, aku ikutin cerita ini selagi masih ongoing di web PSA. Aku baca ini seminggu sekali. Panas dingin tiap nungguin part selanjutnya karena di part sebelumnya selalu aja bikin kepo. Selagi masih di web PSA, aku nggak bakal ragu ngasih 100 bintang buat TGW karena memang aku suka banget sama ceritanya dan nggak mikir soal kekurangannya.

Tapi setelah dicetak versi mayor ini....pikiranku berubah.

Mulai dari hal-hal yang aku kurang suka:

- Ketebelan. Sumpah ini tebel banget romance-fantasy 700an halaman menurutku tebel banget mana emang fantasinya tuh latar settingnya aja gitu, selebihnya sih emang dominan romance. Tapi waktu ngikutin masih ongoing sih nggak kerasa tebelnya. Malah masih nagih-nagih extra-part hahaha *plak.

- Fontnya mungiiiiil banget. Beneran capek mata baca ini. Apalagi kalau lagi banyak narasi beuhhh. Capek. Layoutnya padet banget bikin degdegan duluan pas baca. Trus masih ada kesalahan gitu, judul bab yang typo ini mengganggu banget, trus ada bab yang harusnya udah bab baru tapi separo malah nempel ke bab sebelumnya hm. Kurang niat layouternya apa gimana ini wkw. Tapi aku yakin ini karena udah puyeng aja sih ngedit 700an hlm!!





- Romancenya. Iya, serius, aku terganggu sama romancenya haha. Dulu mungkin karena bacanya seminggu sekali, udah seminggu penuh kangen Asia-Akira, aku selalu berharap ada adegan romantis antara mereka. Dan aku selalu suka sama tiap bab yang di-update. Tapi ternyata pas baca bukunya, langsung seabreg gini, aku mulai mengernyitkan dahi karena dikit-dikit romantis, dikit-dikit ciuman, dikit-dikit making love. Hadeh.............(yah, novel ini 17+ ya kawan haha)

- Jenderal Akira. Hahhaha. Dia karakter favoritku sebenernya. Nggak bisa nolak pesona pembunuh keji berhati batu, ganteng, pangkat Jenderal pulak. Tapi yang aku kurang suka dari dia, mesum juga ya haha. Gampang kepancing gitu. S*ng*an (iykwim). Genetik sih genetik. Tapi nggak gini juga kali haha.

- Series. Yah, tau kalau TGW dijadiin series sungguh sebenernya aku cukup kecewa. Karena aku udah suka dia standalone aja. Segitu cukup. Mana konflik utamanya romance gitu. Sekarang setelah endingnya, nggak kepikiran mau dibawa kemana konflik romancenya. Tapi mungkin konfliknya bakal lebih berat mengingat epilog yang gereget. Tapi kan tetep aja ngga ada konflik romance kurang nendang haha.

- Ending. Ini sih bukannya nggak suka, tapi kecewa aja. Ending di web itu yaaaa sumpahhhhh gereget banget. Bener-bener ciri khas JA. Bener-bener ‘hitam’, sempurna, daebak, uwu banget lah. Tapi sayang di versi buku ini malah nggak dimasukin. Yang mau baca ending daebak versi aku, cek ekstra part-nya di web kalau ngga salah haha.

Nah, segitu yang aku kurang suka dari TGW versi cetak ini. Selebihnya aku tetep suka banget sama ceritanya!!! Bener-bener kecanduan sama TGW! Suka karakter-karakternya. Nggak ada karakter menye. Si JA juga beneran sadis agak gore gitu serem lah haha.

Apalagi Letnan Paris, dia menggoda iman dicara yang berbeda dari JA. Duo maut banget kalau JA sama LP digabungin haha. Sayangnya novel khusus LP tidak sesuai seleraku jadi aku nggak baca versi dia.

Alurnya lambat, ditambah narasinya yang panjang-panjang gitu, tapi aku betah-betah aja bacanya soalnya menyenangkan. Dan setiap moment yang berkaitan itu menurutku worth it banget, nggak ada adegan klise gimana gitu. Plotnya bener-bener keren banget! Mind-blowing haha.

Bab favoritku itu yang judulnya Muslihat Dua-Sisi ini beneran dah nggak ngerti lagi kenapa authornya bisa bikin jadi begini ditambah emang settingnya fantasi dan masuk akal aja sih alurnya jadi begini huhu beneran cerdas dan badass T_T

Trus ditambah lagi feel-nya dapet banget. Penulis-penulis ini pinter banget nyusun kata-kata yang jleb dan ngena banget di hati. Kisah cinta Asia-Akira ini dilatari berantem terus tapi mereka ngga bisa pisah sebenernya saling butuh satu sama lain huhu. Dalem banget pokoknya.

Bagian favoritku dari novel ini itu banyak, tapi cuma satu yang bisa bikin aku nangis: waktu Cesar ketemu Asia. Sumpah ini ya aku langsung nangis pengen meluk Cesar T_T

Genre utamanya memang tentang cinta, tapi konflik utamanya lebih ke keberlangsungan After Earth yang melibatkan cinta eaa haha. Dan aku suka banget konfliknya. Bukan konflik pencarian cinta dan trope hater-to-lover biasa, tapi melibatkan perang kedua kubu dan perbedaan ideologi XD

Malah aku sendiri sampe bingung sebenernya bagusan ideologi JA apa ideologi Cesar sih.... :’) tapi kalau ada kesempatan boleh pindah ke After Earth, aku bakal dengan senang hati pindah kewarganegaraan haha.

Overall, nggak terlalu cocok sebenernya dibilang novel fantasi doang. Karena ini dominan romance, jadi harusnya romance-fantasy. Dan bisa dibilang ratednya sama kek ACOTAR series, nggak sevulgar acotar tapi di sini tersebar tiap bab jadi hati-hati dengan hatimu.

Sebagai fantasi lokal, aku menilai cerita ini cukup berhasil. Karena seru banget konfliknya. Mungkin jadi romance lokal yang paling aku cintai sejauh ini haha. Recommended tapi mending baca di web aja mwahaha.

Last but not least, aku nggak suka kover versi cetak ini. Terlalu wah dan makan tempat banget. Lebih suka kover versi web yang simpel dan elegan. Seandainya pake kover web aja....

4ó buat The General’s Wife versi cetak! Dan TGW akan selalu ada di hatiku selamanya <3





Kamis, 18 Juli 2019

[RESENSI] Dark Matter by Blake Crouch

Resensi Dark Matter karya Blake Crouch




Judul: Dark Matter
Penulis: Blake Crouch
Penerjemah: Jia Effendi
Penyunting: Maria Lubis
Penyelaras Aksara: Nunung Wiyati
Penata Aksara: CDDC
Perancang Sampul: Fahmi Ilmansyah
Digitalisasi: Elliza Titin
Penerbit: Noura Publishing
Baca via: Google Playbooks

Blurb: Suatu malam, Jason Dessen diculik. Sesuatu disuntikan ke tubuhnya. Dia mendapati dirinya terbangun di dunia yang berbeda. Di sana istrinya bukanlah istrinya dan anaknya tak pernah terlahir sama sekali. Di sana dia bukanlah dosen fisika biasa, melainkan genius terkenal yang telah melakukan hal-hal istimewa. Di sana segalanya tampak sama, sekaligus berbeda. Ke mana kehidupannya yang lama? Bagaimana caranya agar dia bisa kembali?

Hanya itulah yang Jason inginkan: kembali ke keluarga yang dicintainya, tempat dia merasa bahagia. Namun, perjalanan menuju ke sana demikian berliku dan menakutkan, melebihi imajinasi terliarnya.

----

Satu kata buat novel ini: KEREN. Oke, dua deh: KEREN BANGET!

Aku baca ini tanpa tau apa-apa soal novel ini, cuma denger-denger katanya novel ini thriller dan seru bangetttt. Cuma emang kurang nge-hype yaa nggak tau kenapa. Ternyata pas aku baca isinya, novel ini adalah novel sci-fi! Dan aku seneng hahah. Suka gabungan scifi/thriller/suspense/bla bla kayak gini!

Awal baca bukunya itu masih enak dibaca, masih belum bertanya-tanya, dan enaknya tuh langsung masuk ke konflik gak pake intro lama-lama. Trus, ketika Jason bangun di laboratorium itu otakku langsung digerus dipaksa bekerja terus menerus haha

Narasinya apa ya, dibilang nggak enak sih nggak, dibilang enggak enak juga nggak. Tapi emang agak berat, soalnya kebanyakan isinya pikiran-pikiran Jason yang emang lagi bingung. Secara harfiah. Oke gak tau juga. Pokoknya narasinya tuh kayak berbelit-belit, belum lagi penjelasan situasi yang lumayan detail. Jujur aku capek bacanya haha.

Ditambah penjelasan soal fisika-fisika, mekanika kuantum dan multiverse yang bikin kepala nyut-nyutan, tapi hasilnya, aku jadi lumayan paham soal teori multiverse. Seengggaknya ya haha.

Dan dari dulu aku selalu suka tema-tema yang gini, bahwa dunia kita tuh nggak sesederhana kelihatannya. Bahwa masih banyak rahasia-rahasia yang belum terpecahkan soal semesta ini. Tema-tema kayak ginilah yang menggelitik otakku. Meski banyak bingung dan capek, aku menikmati kisahnya.

Cukup gemes karena alurnya agak lambat menurutku, udah kepo akut tapi ampul senyawa yang Jason dan Amanda pake buat kembali ke dunia sebenarnya masih 44, dan aku yakin ini pasti nggak bakalan ketemu sampe ampulnya abis hahaha. Mungkin karena narasinya yang bikin capek makanya alurnya jadi kerasa lambat, who knows.





Karakternya, menurutku karakternya nggak terlalu menonjol ya. Jason cuma pria baik-baik yang sayang keluarga. Amanda wanita baik yang suka nolong. Gitu doang. Karena emang ceritanya tuh menekankan banget di konflik yaaaa.

Orang-orang bilang novel ini ada plot twistnya, tapi aku udah bisa nebak plot twistnya di halaman 180an yeaaaay, dan malah menurutku novel ini gak ada plot twistnya sih, secara kayak..gampang banget loh nebak apa yang terjadi sama Jason. Malah aku aja sebel kok baru ngeuh di halaman 180an sih hahaha.

Dan buat endingnya!! Ahhh bete banget mau nangissss!! Setelah baca endingnya perasaaan aku terbagi dua antara aku bener-bener suka konfliknya, suka temanya, suka alurnya, suka ketegangannya, tapi aku sebel kenapa endingnya begituh ahahhsdfd yang bikin aku mulai bertanya-tanya tentang karakter lain. akhir dari mereka tuh gimana?!! Berharap nemu ekstra part tapi ngga ada!! Pengen jambak rambut rasanya!

Aku penasaran gimana Amanda, gimana Leighton, dan pas ngelawan si palsu juga gitu doang ternyata hadehh, bahkan aku penasaran sama ending itu sendiri. Sumpah bikin emosi jiwa bacanya!1!

Overall, aku bener-bener rekomen novel ini bagi kalian yang suka scifi dan suka tema multiverse atau pengen tau multiverse itu kayak gimana. Ini novelnya worth it banget!! Keren abis 4.5ó


“Kita semua hidup hari demi hari tanpa benar-benar mengetahui fakta kalau kita adalah bagian dari realitas yang lebih besar dan lebih aneh daripada semua yang bisa kita bayangkan.” – hlm 144
“Hal paling indah yang bisa kita alami adalah yang misterius.” – hlm 219
“Sungguh sebuah anugerah memiliki orang-orang yang menunggumu pulang setiap hari. Dicintai. Diharapkan.” – hlm 324
“Hidup tidak berjalan seperti itu. Kau hidup dengan pilihan-pilihanmu dan mempelajari sesuatu dari itu. Kau tidak menipu sistem.” – hlm 452
“Jika kau pergi dengan ketakutan, ketakutanlah yang akan kau temukan.” – hlm 469


Sabtu, 13 Juli 2019

[RESENSI] My Ice Boy by Pit Sansi

Resensi My Ice Boy karya Pit Sansi
source: goodreads


Judul: My Ice Boy
Penulis: Pit Sansi
Penyunting: Essa Putra, Dila Maretihaqsari
Sampul: Nocturvis
Ilustrasi isi: Penelovy
Pemeriksa Aksara: Achmad Muchtar, Rani Nura
Penata Aksara: Nuruzzaman, Petrus Sonny
Digitalisasi: Dityasa
Penerbit: Bentang Belia (2018)
Jumlah halaman: 384 hlm
Baca via: Google Play Books

Sinopsis ala-ala: Sejak kecil, Salsa punya seseorang yang selalu mengabulkan doa-doanya saat sedang kesulitan, dia menamainya Miracle. Biasanya Miracle memberi Salsa tulisan-tulisan lewat pesawat kertas, tapi sekarang tiba-tiba Miracle menghubunginya lewat LINE.

Miracle bilang kalau dia mau ketemu Salsa dengan satu syarat; Salsa harus menjalani misi mencairkan ‘gunung es’ yang ada di dekatnya.

Salsa dan dua sahabatnya berusaha memecahkan misi itu, tentang siapa sosok yang harus Salsa luluhkan. Akhirnya mereka sepakat bahwa Galen adalah cowok paling dingin di sekolah. Setelah itu, Salsa berusaha mendekati Galen dengan berbagai cara, namun Galen hanya menanggapinya sinis dan kejam.

Bisakah Salsa bertemu dengan Miracle-nya?

---





Nah, kira-kira gitulah sinopsisnya. Jujur aku nggak nyangka bisa suka cerita ini loh, aku pikir bakal biasa aja, syukur-syukur nggak dnf, aku lagi pengen banget baca novel remaja yang manis akhir-akhir ini setelah gagal karena If Only-nya Innayah Putri yang bucin banget aku jadi agak sangsi mau baca cerita roman remaja haha

Akhirnya aku coba baca My Ice Boy dan wihhh, enak juga gaya bahasanya ringan, jadi bacanya ngalir banget. Ditambah lagi cara penulis bikin konfliknya aku suka banget, jadi nggak ada kesan ‘memaksa’kan hubungan keduanya biar terus-menerus ketemu dan berurusan gitu.

Salsa sengaja deketin Galen karena pengen tau siapa Miracle-nya. Sementara Galen juga punya rahasia sendiri kenapa selama ini dingin dan jauhin Salsa. Interaksi keduanya bikin gemessssss. Ditambah lagi karena Salsa malah jadi suka sama Arnan wkwk kocak banget lah hubungan ketiganya :v

Di sini yang paling berpotensi bucin itu si Galen sendiri, padahal dia ice-boy nya, tapi untungnya nggak parah-parah banget lah, masih bisa diterima tingkat kebucinannya.

Alurnya di sini nggak kecepetan atau lambat sih, tapi menurutku terlalu banyak mengulur-ngulur, udah kepo berat sama si Miracle tapi diulur terus jadinya berasa kepanjangan meskipun nggak bosen juga sih, tetep aja ada yang ngegemesin, entah itu adegan atau pas penulisnya sengaja bikin makin kepo. Sebel deh tapi suka :p

Aku juga suka kemistri yang dibuat antara Salsa dan Galen, nggak dipaksain dan ngena. Terutama karena karakter Salsa yang ‘kalem’, nggak meledak-ledak, suka banget sama Salsa deh!

Aku juga suka dia karena nggak ngegalauin si Galen pas *tuuuut*, malah tetep bingung sama si Miracle hahah Salsa, aku padamu. Meskipun tetep aja ada saat-saat Salsa sedih pas liat Galen sama Cherry. Suka! Porsinya pas banget!

Makin kebelakang aku makin kepo dan mencak-mencak sendiri gegara banyak drama. Aku mikirnya mungkin bakal lebih bagus kalau dramanya cukup sampe si Miracle ketauan. Karena ada plot-twist juga dan senenggggg banget sama plot-twist Miracle haha bisa aja doi ngerjain Salsa dan Galen sekaligus :v

Salsa dan Galen punya drama-nya masing-masing, tapi aku prefer dramanya Salsa sih, nggak terlalu lebay dan meskipun berbelit-belit (si ini tuh sebenernya itu hubungan sama si itu tapi akhirnya sama keluarganyasnabfhjenff) tapi okelah. Nah, beda lagi sama dramanya Galen yang bener-bener ew!!
Tapi gapapa lah, toh drama Galen nggak bikin aku panik, malah kesel sambil ketawa-tawa juga saking ew-nya hahaha.

Well, akhirnya nemu juga cerita romansa remaja yang pas buat kadar kebutuhan bucinku. Suka novelnya, interaksi Galen-Salsa bikin gemes dan senyum-senyum sendiri. Kelakuan remaja dasar ada2 aj.

Scene favorit aku waktu Salsa jadi Putri Salju dan ending pementasannya itu jadi kocak karena Ken. Lucuuuu banget gemes!! Scene yang aku kurang suka waktu Galen ngomongin perasaannya itu menurutku lebay banget dah orang dewasa aja nggak kayak gitu banget hahaha

Plus....yang paling bikin aku suka adalah ilustrasi isinya yeeee!! Thank you kaka Penelovy, gambarnya cakep banget, lebih cakep dari imajinasi aku dan kadang aku suka kaget takjub liat ilustrasinya setelah baca adegannya, mirip, beyond perfect malah hahaha aku suka ilustrasi waktu Galen teriak ke Salsa:

My Ice Boy by Pit Sansi


Nah, segitu aja, aku rekomen cerita ini buat kalean yang mau baca cerita manis yang ringan tapi gak terlalu bucin, dan anggap saja drama-nya hanya drama komedi hahaha. Cerita ini manisnya pas. 3.8ó

Tertarik buat baca dan beli My Ice Boy? Psst hati-hati sama buku bajakan, mending beli yang ori nih klik di sini!

“Bila kata ‘suka’ akan menjauhkan Salsa darinya, Galen akan mengucap ‘tidak suka’ setiap hari agar tidak kehilangan gadis itu.” – hlm 87
“Anti tikung-menikung, kecuali dapat lampu ijo.” – Jerry (hlm 274)
“Hal yang paling menyakitkan adalah bersandiwara dengan hati sendiri.” – hlm 355


Rabu, 10 Juli 2019

[RESENSI] The Life We Bury by Allen Eskens

source: goodreads



Judul: The Life We Bury
Penulis: Allen Eskens
Penerjemah: Hilmi Akmal
Penyunting: Yuli Pritania
Penyelaras Aksara: Nunung Wiyati
Penata Aksara: CDDC
Desain sampul: Fahmi Ilmansyah
Digitalisasi: Elliza Titin Gumalasari
Penerbit: Noura Books
Baca via: ebook google play.

Blurb:

Seorang gadis pemandu sorak 14 tahun diperkosa dan dibakar hidup-hidup di sebuah gudang di rumah tetangganya. Sang tetangga, Carl Iverson, seorang veteran Peran Vietnam, dijadikan tersangka dan divonis puluhan tahun penjara.

Tiga puluh tahun kemudian, Joe Talbert, seorang mahasiswa, mendapat tugas Bahasa Inggris untuk menuliskan biografi seseorang. Tujuannya adalah panti jompo, di mana dia tanpa sengaja mendengar tentang Carl, sang pembunuh yang tengah sekarat karena kanker pankreas.

Kesempatan untuk mewawancarai Carl adalah tantangan yang tidak adakn Joe lewatkan. Namun, tidak ada penjahat yang mau mengaku. Carl pun begitu. Sejujur apa seorang pria yang hampir mati? Bisakah Joe percaya?

-----





OKE mari potong blurbnya sampai situ aja karena menurutku lanjutannya itu spoiler endingnya haha.

Satu kalimat yang tepat untuk menggambarkan novel ini: tugas kuliah membawa bencana.

Waktu liat kover, judul dan genre-nya yang thriller, aku nggak tau apa aku bakal sanggup baca novel ini. Takutnya berat kayak The Girl on The Train, soalnya aku lagi pengen bacaan ringan tapi berbobot.

Pas baca ini, jeng jeng, ternyata pake pov orang pertama yaitu Joe, mahasiswa 20 tahun. Dan itu bikin aku bersyukur. Enak banget narasinya, penerjemahannya juga bagus. Betah bacanya dan tentunya gak berat :p meski kadang aku ngerasa bosen dan pengen cepet-cepet tau kisah Carl.

Ternyata lagi, aku salah nebak, aku kira novel ini bakal kebanyakan diisi sama Carl yang nyeritain semuanya, makanya pas ditunggu-tunggu, kok ngga ada. Dan malah kebanyakan nyeritain hidup Joe. 

Makin ke tengah makin jelas lah kalau Carl nggak bakal banyak main peran di sini. Justru Joe, Jeremy (adiknya yang autis) dan Lila (cewek kamar sebelah) yang bakal menguak semuanya.
Semakin ke belakang aku semakin menikmati alurnya yang bagus banget T_T apalagi waktu bagian filosofisnya Carl soal Tuhan. Rasanya pengen nulisin semua di sini tapi tar kepanjangan haha.

Dan yang paling aku sukai di sini adalah, aku suka semua tokoh yang ada di sini. Karakternya kuat banget menurutku. Joe itu abang yang hebat, meski rasa bersalah mengikutinya, Jeremy dan kepolosannya bikin aku pengen nangis, Lila dan masa lalunya yang bikin lutut lemes, sementara Carl yang paling nggak bisa dijabarin, dia...such a deep-hearted(?) ahaha gatau dah!

Alurnya juga seimbang, gak lambat dan gak cepet, passs banget dan sekali lagi aku bilang aku enjoy banget baca buku ini!!!! Dikemas secara ringan tapi topiknya pembunuhan, banyak adegan yang bikin degdegan juga, seru banget pokoknya!

Jangan lupakan plot twistnya hahaha meskipun tergolong bacaan ringan-mencekam, novel ini juga punya plot twist yang bikin merinding. Sampe-sampe rasanya aku lagi ikutan kabur sama Joe dan Lila dari rumah tersebut. Lutut lemes banget sumpah.

Dan buat endingnya, sumpah pengen nangis, terharu, sedih, syok, bla bla, novel ini ninggalin kesan yang dalem buat aku bener deh. Suka thriller tapi heartwarming? Baca The Life We Bury!

Overall, aku rekomen banget buku ini umumnya buat yang suka genre thriller, khususnya sama yang pengen-coba-thriller-tapi-males-takut-bahasanya-berat. Novel ini worth it banget! Aku kasih 4 bintang!

Pesan yang aku dapat setelah baca novel ini adalah, jangan pernah takut berbuat kebaikan, karena setiap kebaikan akan mendapat balasan yang setimpal. Nggak ada kebaikan yang sia-sia.

“Tak peduli seberapa keras usahamu, ada hal-hal yang tidak bisa kau hindari.” – hlm 265
“Tapi, pada akhirnya, ternyata tidak ada lubang yang cukup dalam untuk menguburkan semuanya.” – hlm 265

Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)