Rabu, 10 Juli 2019

[RESENSI] The Life We Bury by Allen Eskens

source: goodreads



Judul: The Life We Bury
Penulis: Allen Eskens
Penerjemah: Hilmi Akmal
Penyunting: Yuli Pritania
Penyelaras Aksara: Nunung Wiyati
Penata Aksara: CDDC
Desain sampul: Fahmi Ilmansyah
Digitalisasi: Elliza Titin Gumalasari
Penerbit: Noura Books
Baca via: ebook google play.

Blurb:

Seorang gadis pemandu sorak 14 tahun diperkosa dan dibakar hidup-hidup di sebuah gudang di rumah tetangganya. Sang tetangga, Carl Iverson, seorang veteran Peran Vietnam, dijadikan tersangka dan divonis puluhan tahun penjara.

Tiga puluh tahun kemudian, Joe Talbert, seorang mahasiswa, mendapat tugas Bahasa Inggris untuk menuliskan biografi seseorang. Tujuannya adalah panti jompo, di mana dia tanpa sengaja mendengar tentang Carl, sang pembunuh yang tengah sekarat karena kanker pankreas.

Kesempatan untuk mewawancarai Carl adalah tantangan yang tidak adakn Joe lewatkan. Namun, tidak ada penjahat yang mau mengaku. Carl pun begitu. Sejujur apa seorang pria yang hampir mati? Bisakah Joe percaya?

-----





OKE mari potong blurbnya sampai situ aja karena menurutku lanjutannya itu spoiler endingnya haha.

Satu kalimat yang tepat untuk menggambarkan novel ini: tugas kuliah membawa bencana.

Waktu liat kover, judul dan genre-nya yang thriller, aku nggak tau apa aku bakal sanggup baca novel ini. Takutnya berat kayak The Girl on The Train, soalnya aku lagi pengen bacaan ringan tapi berbobot.

Pas baca ini, jeng jeng, ternyata pake pov orang pertama yaitu Joe, mahasiswa 20 tahun. Dan itu bikin aku bersyukur. Enak banget narasinya, penerjemahannya juga bagus. Betah bacanya dan tentunya gak berat :p meski kadang aku ngerasa bosen dan pengen cepet-cepet tau kisah Carl.

Ternyata lagi, aku salah nebak, aku kira novel ini bakal kebanyakan diisi sama Carl yang nyeritain semuanya, makanya pas ditunggu-tunggu, kok ngga ada. Dan malah kebanyakan nyeritain hidup Joe. 

Makin ke tengah makin jelas lah kalau Carl nggak bakal banyak main peran di sini. Justru Joe, Jeremy (adiknya yang autis) dan Lila (cewek kamar sebelah) yang bakal menguak semuanya.
Semakin ke belakang aku semakin menikmati alurnya yang bagus banget T_T apalagi waktu bagian filosofisnya Carl soal Tuhan. Rasanya pengen nulisin semua di sini tapi tar kepanjangan haha.

Dan yang paling aku sukai di sini adalah, aku suka semua tokoh yang ada di sini. Karakternya kuat banget menurutku. Joe itu abang yang hebat, meski rasa bersalah mengikutinya, Jeremy dan kepolosannya bikin aku pengen nangis, Lila dan masa lalunya yang bikin lutut lemes, sementara Carl yang paling nggak bisa dijabarin, dia...such a deep-hearted(?) ahaha gatau dah!

Alurnya juga seimbang, gak lambat dan gak cepet, passs banget dan sekali lagi aku bilang aku enjoy banget baca buku ini!!!! Dikemas secara ringan tapi topiknya pembunuhan, banyak adegan yang bikin degdegan juga, seru banget pokoknya!

Jangan lupakan plot twistnya hahaha meskipun tergolong bacaan ringan-mencekam, novel ini juga punya plot twist yang bikin merinding. Sampe-sampe rasanya aku lagi ikutan kabur sama Joe dan Lila dari rumah tersebut. Lutut lemes banget sumpah.

Dan buat endingnya, sumpah pengen nangis, terharu, sedih, syok, bla bla, novel ini ninggalin kesan yang dalem buat aku bener deh. Suka thriller tapi heartwarming? Baca The Life We Bury!

Overall, aku rekomen banget buku ini umumnya buat yang suka genre thriller, khususnya sama yang pengen-coba-thriller-tapi-males-takut-bahasanya-berat. Novel ini worth it banget! Aku kasih 4 bintang!

Pesan yang aku dapat setelah baca novel ini adalah, jangan pernah takut berbuat kebaikan, karena setiap kebaikan akan mendapat balasan yang setimpal. Nggak ada kebaikan yang sia-sia.

“Tak peduli seberapa keras usahamu, ada hal-hal yang tidak bisa kau hindari.” – hlm 265
“Tapi, pada akhirnya, ternyata tidak ada lubang yang cukup dalam untuk menguburkan semuanya.” – hlm 265

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)