Sabtu, 11 Juli 2020

Series Horror-Fantasy yang Wajib Dibaca: “Lockwood & Co.”- June Fav-read.



source: google
                                    

Siapa pecinta horor? Apalagi yang latarnya fantasi?? Kombinasi hebat memang cuma ada di series Lockwood & Co.!!

Ok guys, ini bukan resensi, soalnya pasti capek kalau aku harus nulis lima resensi sekaligus, jadi aku jadiin satu aja di sini; intinya, series Lockwood & Co., adalah series favorit aku di bulan Juni kemarin. Percaya nggak, saking ketagihan keseruan berburu hantu, aku sampe marathon series ini, tiga buku terakhir aku selesain 6 hari aja dan rata-rata tebelnya hampir 500.

Nah sekarang kenalan dulu ya, Lockwood & Co., ditulis oleh Jonathan Stroud. Buku pertamanya diterbitkan tahun 2013, setahun kemudian, Gramedia Pustaka Utama membeli hak cipta terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Lockwood & Co., buku 1: Undakan Menjerit versi Indonesia terbit pada tahun 2014. Diterjemahkan oleh Poppy D. Chusfani, dieditori oleh Barokah Ruziati dan sampulnya didesain oleh Martin Dima. Buku selanjutnya? Aku nggak catat, tapi sepertinya masih pake penerjemah yang sama^^

Lockwood & Co., terdiri atas 5 buku dan satu cerpen. Buat kalian yang kepo, perhatikan dan catat kalau perlu urutannya ya haha

1.      Lockwood & Co. – The Screaming Staircase (Undakan Menjerit)

1.5.Lockwood & Co. – The Dagger in The Desk (Short-story, tidak diterjemahkan, bisa baca gratis di kindle)

2.      Lockwood & Co. – The Whispering Skull (Tengkorak Berbisik)

3.      Lockwood & Co. – The Hollow Boy (Pemuda Berongga)

4.      Lockwood & Co. – The Creeping Shadow (Bayangan Mengendap)

5.      Lockwood & Co. – The Empty Grave (Makam Tanpa Penghuni)

Next, lanjut ke ceritanya. Suatu hari, Inggris kedatangan Masalah, terjadi wabah hantu berkeliaran di seluruh Inggris. Waktu itu, hanya ada dua orang yang mampu mengatasi Masalah, mereka adalah Marissa Fittes dan Tom Rotwell. Dan di masa kini, terbentuklah agensi-agensi yang biasa menangangi kasus supranatural. Tentunya diprakarsai dua agensi besar; agensi Fittes dan Rotwell.

Bagian uniknya, agensi-agensi yang menangani hantu ini adalah anak kecil, mulai dari usia 8 (cmiiw) sampe akhir usia 19. Inilah yang membuat aku terkesan dengan ceritanya, bisa dibilang novel ini bisa juga termasuk middle-grade karena memakai tokoh anak/remaja yang ikut andil dalam melakukan suatu kejadian yang butuh tanggungjawab.

Di buku ini diceritakan kalau hanya anak-anak dan remajalah yang mempunyai kemampuan khusus untuk mendeteksi keberadaan hantu. Ada beberapa kemampuan khusus yang dimiliki mereka, yaitu: daya dengar, daya sentuh, dan daya lihat. Ketika mereka dewasa, kemampuan tersebut melemah bahkan hilang sama sekali. Dan, tidak semua anak punya bakat khusus ini.

Semua buku ini memiliki pov atau sudut pandang orang pertama yaitu, Lucy Carlyle. Sejak kecil, Lucy mempunyai daya dengar yang bagus. Hingga suatu saat dia merantau dari desa kecilnya ke London dan melamar pekerjaan ke Lockwood & Co., yang saat itu baru memiliki dua anggota, Anthony Lockwood dan George Cubbins. Segera saja Lucy menjadi anggota ketiga mereka,


source: google


Daya dengar Lucy, daya lihat Lockwood, dan daya riset yang nggak termasuk ke dalam bakat George membuat tim mereka menjadi tim yang hebat. Satu persatu kasus diselesaikan dengan baik, mereka menjadi terkenal, tapi kasus-kasus besar yang mengerikan pun tak luput ambil bagian dari petualangan mereka.

Jangan matikan lampu saat membacanya... Stroud memang genius,” kata Uncle Rick Riordan yang merupakan penulis favoritku di buku pertama Lockwood & Co.

DAN memang bener, kalian jangan pernaaaah baca series ini malam-malam, saranku. Karena meskipun hanya tulisan, novel ini jelas bisa bikin aku parno dan kebayang yang aneh-aneh seharian. Tapi kalau kalian suka tantangan, kalian bisa ngikutin jejakku baca buku ini malem-malem, merindingnya lebih kerasa.

Petualangan mereka dalam menyelesaikan kasus sebenarnya cukup menarik, aku suka meski nggak terlalu menggilai. Petualangannya jelas seru, tegang, dan bikin merinding. Yang membuatku nggak terlalu dive-into ke series ini seperti aku menggilai karya RR dan LB, karena aku kurang suka detail deskripsinya, menurutku gak cukup baca sekali, tapi aku terlalu malas buat baca ulang haha. Kadang aku ngantuk kalau Lucy lagi bermonolog ahahahsksksk.

Yang paling penting dan tidak boleh terlewat adalah karakter-karakternya. Lucy Carlyle adalah cewek berani, baik hati, tangguh dan kadang slengekan. Anthony Lockwood jenis cowok cool, berani sekaligus gegabah, dan pemimpin yang super karismatik. George Cubbins, sebagaimana roda ketiga lainnya di seluruh cerita adalah tipe yang kocak dan kikuk, tapi dia kutubuku jenius.

Dan yang paling penting nomor wahid adalah kehadiran Skull si hantu dalam toples, bener-bener jadi satu-satunya alasan kuat kenapa aku rela marathon series ini. Skull adalah tokoh favoritku, kalau dia bisa dibilang tokoh. Karakternya yang sinis dan nyablak bikin aku betaaaah banget baca cerita ini dan bodo amat sama deskripsinya yang entah kenapa selalu bikin aku ter-distract.

Setiap baca novel ini, aku selalu nunggu bagian Skull bicara. Aku selalu seger tiap baca bagian dia. Sekejap ngantuk ilang pokoknya XD setiap Skull bicara, yang keluar cuma sarkas dan ngatain orang HAHA.

Nah, daripada jadi curhat Skull-lovers, mending aku udahan sampai di sini aja, takutnya juga malah jadi kepanjangan dan spoiler. Yang jelas, series ini highly recommended!! Aku gak suka-suka banget novel horor, tapi aku suka fantasi. Dan series ini bener-bener memenuhi ekspektasiku. Tapi jujur aku....ada satu hal yang membuatku kecewa berat dan berakhir hangover seminggu, tapi aku gak bisa jelasin haha pokoknya kalian baca aja dan dijamin nggak akan nyesel deh ;))))

Tambahan, series ini bisa kalian baca gratis di iPusnas loh, tapi...buku kedua yang Whispering Skull nggak ada. Bahkan di Gramedia Digital yang berbayar pun nggak ada. Jadi, usahakan kalian nyari dulu buku keduanya ya, minjem perpus atau pinjem temen asal jangan nyolong aja. Habis itu kalian bisa nikmatin Lockwood & Co., gratis di iPusnas^^ lebih bagus lagi kalau kalian mulai koleksi aja fisiknya, rencananya aku pun mau koleksi fisiknya karena kadang-kadang aku kangen Skull :(

Well, bagi kalian yang tertarik dan berencana mau marathon Lockwood & Co., kayak aku....HAPPY READING and byeeee!!



Senin, 06 Juli 2020

[RESENSI] Not If I Save You First by Ally Carter

source: google



Judul: Not If I Save You First (Menyelamatkanmu Lebih Dulu)

Penulis: Ally Carter

Penerjemah: Alexandra Karina

Editor: Bayu Anangga

Ilustrasi sampul: Zuchal Rosyidin

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2020)

ISBN: 9786020631417 (digital)

Jumlah halaman: 336 hlm.

Baca via: Gramedia Digital

 

Blurb ala-ala: Maddie (anak agen rahasia) dan Logan (anak Presiden AS) bersahabat sejak kecil, sampai suatu insiden terjadi di gedung putih dan setelah itu Maddie dan ayahnya pindah ke hutan terpencil di Alaska. Maddie selalu mengirim surat kepada Logan sebagai cara untuk keep contact, tapi Logan tidak sekalipun membalas suratnya sampai ia pun berhenti menulisnya.

Enam tahun kemudian, Logan datang ke tempatnya berada di Alaska. Maddie sangat ingin membunuhnya, tapi ada hal yang lain terjadi. Seorang pengusik datang menculik mereka. Di tengah cuaca yang berubah dan keadaan bisa lebih berbahaya serta hewan liar yang bisa membunuh, Maddie sadar ia harus menyelamatkan Logan lebih dulu.

----

This is my first time reading Ally Carter’s book! Pernah waktu itu kepo berat sama Gallagher series tapi entah kenapa ada sesuatu yang membuatku malas bacanya, padahal temanya tentang akademi mata-mata. Konflik menantang dari dulu selalu jadi poin utama buatku. Tapi ternyata jodohnya sama Not If I Save You First duluan ahaha.

Jujur, bahkan baca ini pun karena tergoda sama kovernya yang girly tapi ada kesan elegan dan ‘berontak’ juga, bener-bener menggambarkan sosok Maddie. And i loooove this cover so much. I gave one stars for this gorgeous cover!!

Dari bab awal, aku langsung disuguhkan adegan baku tembak di gedung putih wkwk aku kira bakal intro panjang, tapi ternyata langsung masuk konflik! Ini juga termasuk poin lebih yang aku sukai dari novel ini.

Terus, terjemahannya enak banget sumpah, dinikmatin banget baca novel ini. Narasi dan dialog seimbang. Poin plus lagi. kecuali bagian akhirnya, aku ngerasa kayak....dipanjangin gitu, kok kayak makin lama aja beresnya wkw.

Banyak banget hal yang aku suka dari novel ini selain kovernya, terutama karakter kedua tokoh utamanya. Maddie yang tomboy dan Logan yang bandel dan juga prince charming gitu auranya. Perpaduan dua karakter utama yang cocok menurutku.

Konfliknya, petualangan bersama penculik, jujur ini juga sebenernya bagus. Banyak hal menarik selama penggambaran isi novel ini. Dengan latar hutan Alaska, beruang liar di mana-mana, seni bertahan hidup di sini adalah daya tarik terutama di dalam characters development-nya.

Tapi, ada alasan-alasan lain juga yang membuat aku kurang srek dengan ceritanya meskipun secara garis besar, novel ini tipeku banget harusnya!! Yaitu aku kurang srek sama title anak presiden ini, mon maap...halu. Aku lebih suka kalau memang harus anak presiden, mending bikin dunia sendiri, gitu.

Karena dari awal aja aku sudah merasa ini bener-bener karangan, alhasil sampe akhir pun aku gabisa ngefeel banget sama ceritanya karena ini terlalu jelas, kayak..fiksinya kerasa banget haha. Cuma itu dong, cuma itu doangggg yang bikin aku didn’t dive into the story HAHA so sad.

Overall, kesan pertama itu penting banget buatku. Jadi yah, ceritanya memang menarik. Recommended buat yang suka kisah teenlit tentang agen rahasia, penculikan, senjata-senjata, seni bertahan hidup ala Maddie di hutan Alaska, yaa siapa tau aja suatu saat berguna haha. Tapi aku cuma bisa kasih 3.5 bintang aja. But this story was really really good, indeed!

“Tapi aku tahu dari pengalaman pribadi bahwa saat satu-satunya temanmu pergi, kadang hal terbaik yang bisa kaulakukan adalah mencoba meyakinkan dirimu bahwa dia tidak pernah ada.” – hlm 225

 


[RESENSI] Thunderhead by Neal Shusterman

source: google



Judul: Thunderhead (Arc of Scythe #2)

Penulis: Neal Shusterman

Alih Bahasa: Primadona Angela

Editor: Reita Ariyanti

Desain sampul: Robby Garsia

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2020)

ISBN: 9786020637426 (Digital)

Jumlah Halaman: 544 hlm.

Baca via: Gramedia Digital

 

Blurb: Scythe mengendalikan kematian, Thunderhead mengendalikan semua hal lain. Sistem yang sempurna. Sampai kesempurnaannya musnah. Satu tahun berlalu sejak Rowan keluar dari sistem. Diburu Scythedom, dia menjadi legenda urban, pemburu Scythe korup.

Sebagai Scythe Anastasia, Citra memungut dengan belas kasih dan terang-terangan menantang “orde baru”. Namun, ketika nyawanya terancam dan metodenya dipertanyakan, jelaslah kelihatan bahwa tidak semua orang mau menerima perubahan.

Thunderhead mengamati segalanya, dan dia tidak menyukai apa yang dilihatnya. Akankah Thunderhead ikut campur? Atau akankah dia hanya mengamati sementara dunia sempurna mulai buyar?

----

Well, aku nggak akan panjang-panjang kali ini karena selain tidak terlalu banyak yang menarik, aku takut banget ngga sengaja kasih spoiler. Bahkan aku nggak jadi nulis blurb sendiri, jadi ngikutin blurb yang ada di bukunya langsung. Dan yap, agak spoiler dikit sih: Rowan jadi Scythe ilegal di sini, sesuai apa kata blurb haha.

Seperti yang sudah kita tau semua kalau novel ini bercerita tentang dunia utopia di mana segalanya sempurna. Tidak ada kematian karena manusia bisa dibangkitkan, tapi demi menjaga jumlah manusia, terbentuklah Scythe, para manusia berjubah dan cincin yang mempunyai kewajiban untuk membunuh orang. Orang yang dibunuh Scythe nggak bisa hidup lagi.

Nah, di buku ini, sesuai judulnya yaitu Thunderhead, menurut yang aku tangkap, ia adalah semacam AI atau Artificial Intelligence aka Kecerdasan Buatan. Thunderhead ada di mana? Di atas awan? Atau di mana? Aku juga gatau haha otakku gak nyampe. Yang jelas, Thunderhead mengatur segala yang ada di dunia ini.

Konflik baru setelah Rowan dan Citra terpisah, dibagi lagi menjadi beberapa bagian di novel ini. Bukan cuma dua pov seperti novel pertama, di Thunderhead ini cukup banyak pov baru dengan tokoh baru juga. Di sini, kalian bakal nemuin Rowan, Citra, Greyson, dan (sedikit) Munira.

Seperti yang ditulis di blurb asli novel ini, Rowan sekarang menjadi Scythe Ilegal yang membunuhi Scythe korup. Dia menjadi buronan Scythedom. Konflik Rowan inilah yang akan menjadi konflik utama dari puncak klimaks novel Thunderhead ini.

Sementara itu, Citra punya metode tersendiri untuk memungut. Dia dan Scythe Curie masih bersama-sama sebagai partner. Tapi, entah ada angin dari mana, ternyata ada yang menginginkan mereka berdua mati.

Karena konflik Citra tersebut, muncul Greyson. Greyson adalah pemuda yang seharusnya bekerja menjadi bawahan Thunderhead. Hampir sebagian besar awal sampe tengah cerita dibawa oleh Greyson. World building series ini menjadi luas lagi, banyak penjelasan dan terutama tentang kelompok pembangkang bernama Unsavory.

Di sisi lain, ada Munira dan Scythe Faraday yang mengobrak-abrik perpustakaan untuk menemukan titik buta Thunderhead, sebuah daerah yang tidak tersentuh Thunderhead sama sekali. Tujuannya? Bahkan sampai akhir pun aku masih belum ngeuh. Haha.

Jujur, novel ini jauh lebih membosankan daripada Scythe. Tapi banyak yang bilang novel ini lebih gila daripada Scythe. DAN BENER DONG WKWKSKKSKSKS. Sepanjang nyaris 300an halaman, aku lelet banget bacanya, bosen, ngantuk, dan ... bingung. Ketika ada penjelasan yang aku gak paham, saking bosennya, aku gak ada niat sama sekali untuk baca ulang. Yang penting poinnya dapet ehe.

Apalagi novel ini didominasi oleh Greyson dan Citra, yang mana, konflik mereka menurutku didn’t make sense...kalau pun diskip masih bisa, tapi sepertinya bakal dilanjutin di buku selanjutnya, tapi bisa ajaaaa kan kalau diperpendek gitu? Paling gemes sih sama cerita yang gak penting tapi dipenting-pentingin. Malah konflik Rowan yang beneran gereget bahkan sampai ada plot-twist, kayak kebagian porsi yang sedikit gitu.

Gaya bahasanya masih enak, sumpah aku bingung bukan gegara gaya bahasa kok, tapi murni gegara kebosanan. Terjemahannya sih mantap. Narasinya panjang, tentu saja ya, darimana lagi alasan aku bosan kalau bukan narasi panjang?

Ketika sampe di plot-twist yang anjay banget pokoknya lah!! aku mulai agak melek semenit, tapi semenit kemudian aku kembali ngantuk. Dan baru di akhir-akhir cerita, antiklimaks novel ini beneran sumpah ga boong LEBIH GILA daripada Scythe dan aku......syok T_T

Overall, aku nggak nyesel kok baca series ini meskipun terkantuk-kantuk gitu, endingnya sangat worth it haha. Yang tadinya aku mikir mungkin aku gak kayak orang lain yang nganggep novel ini seru, aku bakal kasih bintang tiga aja dan aku kemungkinan besar nggak bakal lanjut The Toll ..... lalu semua ludah itu aku jilat kembali karena aku kasih 4 bintang buat Thunderhead dan PASTI bakal lanjut baca The Toll!1!1!

p.s sebenernya aku agak gimana gitu..kok bisa konflik yang membosankan di awal dan terkesan nggak penting banget tapi dieksekusi sebejat ini? Kayak kaget, bertanya-tanya, tapi terimain ajalah soalnya seru HAHA.

p.s.s setiap awal bab dari novel ini kalian bakal nemuin catatan dari Thunderhead langsung^^

“Sederhananya, manusia punya kebutuhan bersikap buruk. Tidak semua, tentunya –tapi aku memperhitungkan tiga persen dari populasi hanya bisa menemukan makna dalam hidup melalui pembangkangan. Bahkan ketika ketidakadilan tidak tersisa untuk ditentang, mereka punya kebutuhan dari dalam untuk menentang sesuatu. Apa pun.” – hlm 112

“Kehidupan yang dia pikir akan dia jalani sudah sirna, jadi apa gunanya garansi untuk memperpanjangnya?” – hlm 127

“Tidak menginginkan jabatan tertentu adalah langkah pertama menuju kelayakan untuk mendapatkannya.” – hlm 456

“Kalau mereka harus mati sekarang agar bisa hidup lagi nanti, rasanya entah bagaimana akan salah kalau mereka tidak melakukannya bersama-sama.” – hlm 536


Kamis, 25 Juni 2020

[RESENSI] Paper Princess (Putri yang Hilang) by Erin Watt

source: goodreads



Judul: Paper Princess – Putri yang Hilang (The Royals #1)

Penulis: Erin Watt

Alih bahasa: Dewi Savitri

Editor: Nadya Andwiani

Desain Sampul: Marcel A. W.

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2020)

ISBN: 978-6020-3810-91

Jumlah halaman: 384 hlm.

Baca via: Gramedia Digital

 

Blurb: Ella Harper mungkin tak seperti remaja kebanyakan. Setelah sendirian berpindah-pindah tempat tinggal dan sekolah sampai menjadi penari telanjang demi mencari nafkah, ia mendapati dirinya dalam perwalian Callum Royal. Dan bukan sekadar wali, melainkan miliarder yang mengaku sahabat mendiang ayah yang tak pernah dikenalnya. Mulai dari rumah hingga sekolah, dimulailah hidup baru Ella di tengah kemewahan. Sayangnya, hidup baru Ella tak semulus dugaannya. Anak-anak elite yang dikomandoi Royal bersaudara tidak sudi menerimanya begitu saja. Peduli setan. Yang jelas, Ella akan bertahan.

---

Another fairytale – welcome! Jujur, sebelum baca ini, aku memang pengen kisah klasik kayak gini dan novel ini sungguh masuk sesuai ekspektasiku. Cewek miskin yang tiba-tiba jadi ‘anak’ orang kaya trus dikelilingin anak-anak cowok dari si tuan rumah? Hmm..klise tapi tetap menarik dan menantang.

Setelah baca bab-bab awal, novel ini langsung masuk ke inti ceritanya dan gak bertele-tele, di bagian ini aku cukup suka. Ella akhirnya masuk ke rumah Royal, itupun karena diiming-imingi sejumlah uang yang besar setiap bulannya. Di sana, dia bertemu 5 Royal bersaudara; Gideon, Reed, Easton, dan si kembar Sawyer-Sebastian.

Dimulailah petualangan(?) Ella dikelilingi para cowok-cowok hawt. Pertama, gaya bahasanya enak, ngalir tapi nggak bikin enjoy. Kenapa? Mungkin karena konfliknya cukup biasa, kehidupan sehari-hari remaja Amerika kali ya hm hm..

Konfliknya, cukup sederhana, hanya tentang bagaimana proses Ella Harper diterima oleh semua Royal dan akhirnya terjebak romansa ke salah satu Royal..yah, bisa ditebak kan? Puncak konfliknya ada di bagian agak ke belakang, lumayan seru tapi tidak terlalu excited sih pas baca. Plot novel ini secara keseluruhan menyenangkan dan annoying sekaligus karena banyak bahasa yang vulgar gitu. Dan setelah aku cari tau, kalau nggak salah series ini ada 7 atau 8 gitu, jadi kurasa wajar aja novel pertamanya cuma kayak...pemanasan. haha.

Dari banyak karakter yang ada, aku sebenernya gak punya favorit, tapi aku suka Ella Harper yang badass dan mandiri, dia tipe cewek seterong yang bisa ngehandle segalanya. Kadang aku sirik, kok bisa dia nggak stres hahaha. Lalu ada Royals bersaudara, favoritku Easton si anak ketiga. Gideon jarang muncul soalnya dah kuliah, Reed resek pake banget, Sebastian-Sawyer sama brengseknya kayak kakak-kakaknya tapi mereka lebih ‘mind-your-own-business’ type of people, gemes sih haha.

Overall, seperti kataku tadi, novel ini kayaknya baru pemanasan doang, soalnya memang endingnya kurang ajar banget hahahaaskskskks. Bakal lanjut baca kalau dilanjut gramedia? Oh tentu saja. Ceritanya simpel tapi cukup menarik kok. Gak bikin mikir apa gimana. Recommended buat kalian yang berumur 18+ yang suka kisah romance-intrik-sekolahan-bla-bla. Ratingku 3.8ó

“Hidupku adalah milikku. Aku yang menjalaninya. Aku yang mengendalikannya.” – hlm 16

“Apa ada yang mengajarimu cara menjadi orang brengsek atau itu muncul secara alami?” – hlm 111

“Rasa malu dan prinsip itu untuk orang-orang yang tidak perlu mengkhawatirkan hal-hal kecil, seperti berapa banyak makanan yang bisa kubeli dengan uang sedolar atau haruskan aku membayar tagihan rumah sakit ibuku, atau membeli ganja agar Mom bisa terbebas dari rasa sakit selama satu jam. Rasa malu itu suatu kemewahan.” – Ella (hlm 132)

“Apakah kaupikir ada lelaki di luar sana yang tidak akan menyakitimu? Itulah yang dilakukan para lelaki, Ella. Mereka menyakitimu.” – Brooke (hlm 235)

Oh poor Ella, you shouldve listened to her :’)


Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)