Sabtu, 05 Mei 2018

[RESENSI] Departure by Resti Dahlan

Instagram: @arthms12


Judul: Departure
Penulis: Resti Dahlan
Ilustrasi Sampul: Orkha Creative
Proofreader: Kavi Aldrich
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2018)
ISBN: 9786020378794
Jumlah halaman: 224 hlm.

Blurb:

Gifty sangat membenci Lei Han. Sejak menginjakkan kaki di Foshan, dia langsung menyusun rencana untuk menghancurkan hidup putra tunggal pemilik perusahaan software terbesar di Cina itu. Gifty sudah menyiapkan perangkap dengan matang, meski harus mengorbankan hal penting di hidupnya. 

Lei Han selalu menjaga Gifty dari jauh. Melindungi gadis itu menjadi prioritasnya di sela-sela kegiatan kuliah dan bisnis yang baru dia rintis. Akan tetapi, Gifty telanjur berprasangka buruk terhadapnya. Satu-satunya cara menepis kesalahpahaman itu dengan masuk ke perangkap Gifty.

Secara tak terduga, Lei Han menawari Gifty menjadi asisten pribadi pemuda itu. Tentu saja gadis itu tak menolaknya karena dia bisa mengetahui kelemahan Lei Han dan langsung menghancurkan hidup pemuda itu.

Sayangnya, justru dia yang terjebak oleh sikap Lei Han yang sulit ditebak. Lantas, benarkah tuduhan yang Gifty lontarkan pada Lei Han? Atau sebenarnya ada hal tersembunyi yang tidak dia ketahui?

---

Review

Novelnya cukup ringan untuk young adult dan gak bikin degdegan atau gimana. Konfliknya emang unik, cukup menantang dan bikin penasaran XD aku selalu suka latar di luar negeri, orang-orang luar, ditambah konflik kayak gini bikin aku jatuh cinta waktu bacanya: prolog yang asik, bab-bab awal yang langsung menemukan konflik.

Keseharian Gifty di Foshan bikin aku iri *cry* di hidupnya banyak terjadi sesuatu yang bikin aku semangat bacanya. Mulai dari Kai yang neror dia buat nambah poin di universitas, terus ada Lei Han yang diam-diam menjaga Gifty dan juga berhubungan dengan 'masa lalu' yang disembunyikan.  Memang di blurb ceritanya tentang Gifty yang ingin menghancurkan hidup Leihan, seolah-olah cuma ada Gifty dan Leihan. Tapi ternyata isinya lebih banyak porsi Gifty dan Kai beserta tugas-tugas mereka.

Tapi mungkin itu karena buku ini bakal ada lanjutannya, jadi kayak cuma semacam prolog dari suatu 'rencana' penulis yang lebih misterius lagi dan mendebarkan lagi. Dan sejujurnya aku benar-benar tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari setiap teka-teki makanya aku yakin pasti buku ini bakal ada lanjutannya. Belum lagi epilognya jelas banget tanda bahwa akan ada lanjutan XD

Aku juga merasa sedang membaca naskah drama korea di novel ini :D Gifty yang terbang ke Foshan, Cina untuk 'membalas dendam' sementara orang yang ditargetkan malah diam-diam melindungi, juga ada Kai yang awalnya deketin Gifty buat ngebantu masalah akademik malah tumbuh benih-benih uhuk. sebenernya ada satu lagi laki-laki di hidup Gifty yaitu JinRu yang masih misterius di sini. Dia tipe badboy yang gak mentingin kuliah dan cuma maen game.

Aku penasaran apa peran JinRu nanti setelah konfliknya makin besar di buku kedua XD  Karakter-karakternya juga aku suka semua! Mereka semua misterius dan 'licik' dalam sisi yang berbeda-beda.

Aku juga paling suka sosok utama cewek yang badass kayak Gifty, dia berani dan kadang nekat XD  Visual Leihan mungkin lebih enak buat dibayangin secara dia cowok 19 tahun yang udah jadi CEO dan anak konglomerat, dia juga keren dan kalem. Tapi kenapa aku lebih suka Kai yang menurutku lebih gagah :D mungkin daripada Leihan yang harusnya jadi tokoh utama(?) Kai lebih banyak ditampilkan di novel ini.

Soal gaya bahasa, aku pikir gak berat sih, cuma kadang-kadang aku perlu mengulang suatu paragraf biar bener-bener ngerti apa yang penulis maksud XD tapi aku enjoy banget bacanya, setiap scene yang ada selalu seru!

Aku merasa alurnya juga gak maju dan baru maju ketika mendekati akhir, mungkin memang sengaja (kan mau ada buku kedua hehe). Terlalu banyak teka-teki yang belum terungkap dan setiap tokoh pun belum ada yang dijabarkan sampai detail. Aku sukaaaa pokoknya sukaa banget😆

Anyway, aku suka penggambaran suasana kampus di sana, sistem mereka, kegiatan mereka, aku bener-bener ngerasa diajak ke Cina XD overall, aku sangat menantikan buku keduanya!
4 bintang dariku✨

Selasa, 01 Mei 2018

[RESENSI] Un Treno Per Non So (Kereta Tanpa Tujuan) by Ifa Inziati

IG: arthms12



Judul: Un Treno Per Non So (Kereta Tanpa Tujuan)
Penulis: Ifa Inziati
Ilustrasi sampul: Sukutangan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2018)
ISBN: 978-602-03-8083-4
Jumlah halaman: 312 hlm.

Blurb:
Jadi, Alita, ketika hujan emas turun, berdoalah. Karena perasaan bahagia kita sedang menyatu dengan alam.”

Sebelum kepergian ibunya, Alita mendapat kenang-kenangan istimewa, yaitu dongeng berjudul Hujan Emas. Alita memegang erat dongeng karangan ibunya itu selama sembilan tahun, bahkan sampai ayahnya menikah lagi dan gadis itu tak punya waktu untuk peduli pada ibu tirinya. Dongeng itu juga mengikuti Alita ke Turin, Italia, saat dia menjalani program pertukaran pelajar.

Di Turin, Alita tinggal bersama suami-istri pemilik penginapan dengan masakan lezat tiap hari, berteman dengan murid sekelas yang heboh, serta bertemu teman seperjuangan satu program. Ketika Alita berpikir bayangan ibu tirinya tak lagi mengganggu dan dongeng hujan emas masih tersimpan baik di hatinya, Pier datang membawa ide hujan emas yang persis sama, yang mengusik jiwa gadis itu.

Alita lantas mencari tahu bagaimana Pier bisa mengetahui dongeng satu-satunya itu. Namun, Pier justru memberikannya jawaban lain. Pemuda itu malah menunjukkan Turin pada Alita dengan caranya sendiri, membuat Alita menemukan sisi lain kota itu. Tak disangka, seiring menjelajahi sudut Turin, Alita juga menemukan sisi lain Pier, apa yang pemuda itu sembunyikan, dan konsekuensi yang harus Alita tanggung karena telah menaiki kereta tanpa tujuan.
---
Ketika pertama kali aku membaca judulnya yang asing, aku nggak begitu tertarik. Justru, judul dalam bahasa Indonesianya yang membuatku tertarik setengah mati. Kereta Tanpa Tujuan, memang terlihat biasa tapi bagiku, penggemar kereta, judul ini membuatku menyimpulkan bahwa kisah ini sangat dalam dan hangat. Belum lagi kovernya yang hijau segar dengan pemandangan rel kereta yang berkelok. Aku tahu pasti novel ini bakal bener-bener hebat!

And I wasn’t wrong. Yes. This book is very amazing!

Bicara soal plot, mungkin aku harus mengatakan ini. Plotnya lambat. Seratus halaman awal jujur aku bosan, tapi aku nggak ada sedikitpun niat untuk menunda buku ini apalagi selingkuh sama novel lain XD. Seratus halaman awal hanya berupa pengenalan Alita dengan lingkungan barunya di Italia yang digambarkan dengan apik oleh penulis.

Aku merasa benar-benar berada di Italia XD Terus, kok aku bosen? Karena aku tipe yang lebih suka langsung berhadapan dengan konflik. Namun, karena aku sadar ini novel teenlit, jadi aku rasa wajar dan memang terasa pas kalau awalan novelnya seperti itu. Terlepas dari itu, gaya penulisannya enak buat dibaca, nggak berat, detail dan pastinya ‘ngena’. Bikin aku tertohok di mana-mana XD

Konfliknya memang tidak berat, sama sekali, ringan dan sangat bisa membuat aku merenung lama. Alita bertemu Pier yang ternyata tahu soal cerita Hujan Emas membuatnya merasa bahwa dia menemukan kepingan diri ibunya yang hilang di diri Pier. Meski awalnya Alita mengaku kesal karena dia merasa ada yang mencuri satu-satunya kenangan dari ibunya, tapi aku bisa merasakan bahwa bagaimanapun, Alita suka kenyataan itu.

Tapi setelah sering melakukan banyak hal dengan Pier, dia menemukan sisi lain Pier yang sejujurnya aku juga kaget :D selain itu ada konflik lain yang berhubungan dengan Pier, aku suka bahwa Pier menampar Alita dengan kenyataan yang sesungguhnya.

“Tak ada yang ingin dijadikan pelarian, Alita. Bahkan kota ini.”

Well, bukan hanya Alita yang tertohok sampai menangis. Aku juga tertohok. Sampai-sampai aku harus menutup buku ini sebentar hanya untuk merenung. Kebanyakn konflik memang berpusat pada konflik batin Alita sendiri, karena novel ini mempunyai sudut pandang orang pertama.
Ditinggal ibunya saat berusia delapan tahun, memiliki ibu tiri, giat belajar hanya karena ingin melarikan diri dari ibu tirinya dengan cara pertukaran pelajar ke Italia, dan di Italia, dia menemukan seluruh jawaban yang tidak didapatnya di Bandung.

Tokoh. Sejujurnya aku tidak terlalu suka Alita. Bukan dalam artian yang buruk. Tapi penulis berhasil membuat sosok anak gadis berusia tujuh belas tahun. Setiap tingkah laku Alita, ucapannya, caranya berpikir dan keputusan-keputusan yang diambilnya membuatku benar-benar percaya dia berusia tujuh belas tahun. Terutama ketika dia baperan sama Pier, itu bikin aku pengin nyentil Alita👌

Dani karena dia yang bercerita di novel ini, itu membuat Alita lebih mudah kukenal. Belum lagi, karena aku pun hampir memiliki sifat-sifat yang sama ketika seusia Alita, makanya aku tidak terlalu suka Alita, tapi dia adalah karakter yang berhasil!

Lalu ada Pier. Awalnya aku pikir Pier akan jadi anak lelaki seusia Alita yang tidak cuma akan mengganggunya di sekolah tapi akan membawanya menjelajahi Turin. Nol besar. Aku salah. Novel ini bukan teenlit cinta semasa remaja yang penuh drama. Pier adalah sosok mahasiswa sastra(?), kalem, dewasa dan tentunya tampan XD Dia adalah tokoh yang paling aku suka di novel ini. 

Kedewasaannya terutama. Gimana cara Pier menghadapi sosok Alita yang belum dewasa, caranya bicara, dan ciri khas uniknya: tidak pernah menjawab pertanyaan, tapi mengalihkan ke jawaban lain. AKU SUKA.

Setelah semuanya, aku juga punya satu hal yang disayangkan, ada banyak kata dalam bahasa Italia tapi nggak ada footnote-nyaL Meskipun mungkin cuma satu kata atau satu frasa, tapi aku tetap suka kalau ada footnote-nya.

Aku juga penasaran sama cerita akhir Hujan Emas yang dikarang Pier :(

Hal yang paling aku suka: interaksi Pier dan Alita. Mereka menggemaskan huhu. Tapi bakal lebih suka kalau Alita nggak jatuh cinta pada Pier. Hubungan mereka bener-bener alami. Tanpa perasaan suka-sukaan, novel ini udah sangat-sangat bagus! Aku juga suka cara Mami berbicara sama Alita, sampai nangis dibuatnya😭

Overall, aku sangat suka novel ini. Inilah bukti novel teenlit yang sesungguhnya. Percaya atau nggak, aku beneran nangis waktu baca ucapan Mami (ibu tiri Alita) di telepon. Disamping cerita Alita, Pier dan Hujan Emas mereka, novel ini juga mengenalkan banyak hal soal Italia, tradisinya, suasananya, keadaan anak-anak remaja di sekolah, halloween, serta novel ini adalah novel realistis yang bikin merenung. Banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari setiap keputusan Alita, meskipun masalahnya nggak sama persis, jalan keluarnya bisa menyentil setiap masalah yang umum dialami remaja pada umumnya.

Aku suka endingnya. SANGAT. Sesuai ekspektasi. Aku berterimakasih kepada penulis karena membuat ending Pier-Alita yang seperti itu. MAKASIH BANYAK. Aku mungkin akan merasa sedikit kecewa seandainya Pier dan Alita tidak berakhir seperti itu huhuhu. Ending-nya bener-bener bikin aku rela nggak rela novel ini selesai. Alita udah belajar banyak, begitupun aku. Novel ini menyadarkanku tentang banyak hal. Tentang hidup.

Ini novel teenlit paling OKE sejauh yang pernah aku baca selama ini. Untuk penulis, terima kasih sudah menulis novel ini. Terima kasih udah nyiptain bacaan yang benar-benar sesuai untuk remaja. Terima kasih untuk nggak menghadirkan romance yang terlalu kental. Un Treno Per Non So adalah novel remaja terkeren dan high recommended bagi semua orang, nggak cuma remaja! 4,5 stars.

Qoute yang paling aku suka:

"Namun, seiring waktu, semakin aku mengerti tak semua doa dikabulkan, dan aku merasa meniup lilin adalah sia-sia."

Kamis, 12 April 2018

[RESENSI] Love, Again by Nathalia Theodora



Judul: Love, Again
Penulis: Nathalia Theodora
Editor: Cicilia Prima
Desain kover: Dyndha Hanjani P
Penata isi: Helfi Tristeawan
Penerbit: Grasindo (Februari, 2018)
ISBN : 978-602-452-809-6
Jumlah halaman:  226 hlm.

Blurb:

Setelah tunangannya menghamili sahabatnya, Bianca tidak lagi memercayai cinta dan persahabatan. Baginya, orang lain hanya akan menyakitinya. Dia pindah ke Jakarta, dan memulai kehidupan baru.

Sampai kemudian dia bertemu dengan Richie.  Richie, yang adalah seorang vokalis band, terkenal sebagai playboy. Insiden ponsel yang tertinggal menjadi awal mula hubungan anehnya dengan Bianca, karena sikap dingin gadis itu justru membuatnya tertarik.  Dengan berbagai triknya, Richie membuat pertahanan Bianca melemah.

Tapi saat Bianca mulai mempertanyakan perasaannya pada Richie, Evan--mantan tunangannya--kembali dalam hidupnya...

---
Review

Ayo kita bahas dari kovernya :D 5/5🌟 buat kover yang super cantik ini! Aku yakin siapapun yang liat kover Love, Again pasti langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Kedua, blurb. Oke aku memang agak kaget karena blurbnya (menurutku yang masih 'polos' ini😂) agak frontal. Cuma kata "menghamili" sih, tapi aku langsung memelototkan mata *plak*😂

Lalu, label YA pada novel ini, hm, aku merasa bagian ini kurang cocok. Karena setelah membaca seluruh isinya, novel ini nggak seperti YA yang aku bayangkan, tokohnya pun sudah dewasa semua.

Bahasannya dewasa semua. Mungkin lebih cocok romance biasa/chicklit/metropop(?)
Love, Again bercerita tentang Bianca yang dikhianati sahabat sekaligus tunangannya. Dia sempat drop setahun lalu kemudian pindah ke Jakarta dan menetap di sana sudah 4 tahun. Bianca memiliki kafe di Jakarta, dan di sanalah dia bertemu Richie.

Richie adalah vokalis band bernama ETERN4L yang dikontrak untuk perform di kafe milik Bianca selama 4 akhir pekan.
Suatu ketika, ponsel milik Richie tertinggal di kafe Bianca seusai dia perform. Sialnya, Bianca yang menemukannya dan membawa ponsel itu pulang. Dari sanalah hubungan mereka berlanjut.

Pada bab-bab awal Love, Again aku merasa ada detail-detail yang 'nggak banget deh' menurutku. Tapi nggak banyak. Cuma 2. Pertama, aku merasa alasan 'kecelakaan' antara Evan (tunangan Bianca) dan Nadine (sahabat Bianca) terlalu aneh(?). I'm not going to spoiler you guys. So, cuma itu yang bisa kukatakan. Kayak..wth..cuma karena alesan itu, bisa langsung lepas kendali gitu aja? Seriously?

Kedua. Alasan Bianca ngaku-ngaku jadi Tonya (mantan Richie) kepada ibu Richie (yang nelepon pas hp Richie lagi dipegang Bianca) dan menyebabkan dia harus ketemu ibunya Richie. Ini juga menurutku agak.....ngahshajsjs. Memang waktu Bianca jelasin alesannya ke Richie, masuk akal.
Tapi, apa salahnya dengan bilang "maaf bu, hp anak ibu tertinggal di kafe saya selesai dia tampil..." mungkin dengan begitu ibunya akan coba hubungi Roland atau Hugo (rekan se-band) kalau Bianca mikir takut ibunya khawatir. Itu reaksi yang lebih logis menurutku daripada ngaku-ngaku jadi Tonya hanya karena ibunya langsung 'nebak' dia Tonya.

Aku akui memang hal itu yang bikin Richie dan Bianca makin terikat. Tapi ya gitu, menurutku, nggak begitu logis :D but, its okay. Aku tetap menikmati bagaimana hubungan mereka berjalan.

Selesai bab-bab awal itu, setelah Richie dan Bianca terus-terusan berurusan, I THINK I'M IN LOVE WITH THIS BOOK!

Plot/Writing

So, ini pertama kalinya aku baca novel karya Nathalia Theodora, dan aku sukaaaaa. Aku suka bagaimana cara Kak Nath menyusun narasi dan dialognya, ringan dan menyenangkan pokoknya! Aku bacanya happy banget.  Feelnya dapet banget.

Aku kira plotnya bakal klise mengingat blurbnya adalah konflik yang mungkin sudah banyak ditemukan di novel lain. Tapi..tapi..nggak deh. Novel ini beda. Aku dibuat banyak terkejut oleh keputusan Bianca di puncak klimaks. Dan itu bikin aku geregetan sendiri😂 terutama ketika Evan muncul lagi ke hidup Bianca, I really really love this part.

Apalagi ketika Nadine ngajak Bianca ketemu. Di situ aku kaget, speechless sama apa yang Nadine omongin, meskipun nggak sebanding sama kekagetanku dengan ucapan Bianca! Wow. Aku suka Bianca :D

Characters

Fokus utama novel ini adalah Bianca, jadi apa-apa yang membentuk karakter Bianca sangat jelas dan rinci menurutku.

Kebalikannya dengan Richie. Aku merasa nggak terlalu 'kenal' sama dia. Richie hanya disebutkan punya ayah yang nyuruh dia kuliah advokat dan gak setuju dia jadi anak band. Tetapi ibunya dukung apa pun keputusan Richie. Nah, yang bikin Richie jadi playboy? Ayahnya sama sekali gak muncul? Ibunya yang sempat ketemu Bianca (sebagai Tonya) juga gak dimunculin lagi? Ibarat hanya jembatan yang mempersatukan Richie dan Bi. Aku menyayangkan karena keluarga Richie dan latar belakangnya kurang dieksplor.

Tapi, aku suka nama Richie. Kalau dipanggil jadi "Rich.." :v

Richie juga karakter favoritku di novel ini, entah knp dari dulu suka tokoh badboy:') gayanya bicara, gombalnya, isengnya, suka pokoknya!!

Tokoh yang paling nggak aku suka adalah Evan. Kenapa? Jelas. Gak tau diri hahahaha😂 Aku tercengang aja pas Bianca diundang ke pesta ultah *peeeep*. Ingin rasanya memaki: ini org kalau ngomong dipikir dulu nggasehhh?

Overall, I REALLY LOVE this book. Aku suka gaya berceritanya, karakternya, plotnya, dialog, RICHIE, Richie pas nyebur, Richie pas bilang "bermaksud baik, nenek moyangnya", semua pokoknya :D  terlepas dari beberapa hal yang kurang cocok yang kusebutkan di atas. Semua itu terlupakan karena keseluruhan cerita ini:')

Ah ya, soal label YA tadi, aku menyarankan bagi pembaca yang kategori YA beneran kalau nggak suka liat kata-kata yang vulgar, pikir-pikir lagi untuk baca novel ini^^ tapi menurutku sih nggak begitu banyak...dan mungkin ya..anak-anak cowok memang terbiasa dengan bahasa yang seperti itu :D boro-boro cowok dewasa, yang masih SMA aja kadang obrolannya melampau jauh hehehe.

So, sebelum aku mengoceh lebih panjang lagi, mari kita kita akhiri saja :D
4🌟 buat Love, Again❤ jadi penasaran karya Kak Nath yang lain, khususnya yang Badboys😁


P.s aku benar-benar menginginkan kisah Damian yang misterius itu dibuat jadi sekuel Love, Again :')

Kamis, 29 Maret 2018

[RESENSI] Elantris by Brandon Sanderson

"The Curse of The Holy City"

Dok pribadi. IG: arthms12


Judul: Elantris
Penulis: Brandon Sanderson
Penerjemah: Nur Aini
Penyunting: Esti Budihabsari
Proofreader: Emi Kusmiati
Penerbit: Mizan Fantasi (2015)
Jumlah halaman: 544 halaman

Blurb:

Elantris, pusat dari Arelon, kota nan indah, bercahaya dan dihuni oleh makhluk abadi yang menggunakan kekuatan sihir mereka demi kemanusiaan. Penduduk Elantris berasal dari manusia biasa yang disentuh Shaod sehingga mereka dikaruniai kekuatan abadi. Sepuluh tahun lalu, tiba-tiba saja kekuatan Elantris musnah. Shaod mengubah penduduk Elantris menjadi penyakitan, berkeriput dan tak berdaya bagai penderita lepra. Kota yang dulu indah dan bercahaya kini kumuh, kotor, dan diambang kehancuran.

Putri Sarene dari Teod tiba di Arelon untuk menikahi pangeran Raoden demi kepentingan politik. Ternyata Raoden sudah meninggal dan Sarene harus hidup tanpa pelindung di bawah ancaman serangan kaum Fjordell yang fanatik. Tetapi, tak ada yang tahu bahwa sebenarnya Raoden telah disingkirkan sang Ayah ke kota Elantris yang terkutuk. Karena Raoden telah ternoda oleh Shaod yang menyerang penduduk Elantris. Sementara itu, Hrathren dan para pendukung fanatiknya dari Fjordell ingin menghancurkan Elantris yang mereka anggap sebagai bukti kebusukan dan kejahatan penghuni kota itu. Bisakah Arelon bertahan dari serbuan Fjordell? Raoden harus menguak rahasia terpendam di Elantris demi menyelamatkan negara dan tunangannya.

————

Novel ini terbit tahun 2005 di negara asalnya, baru terbit di Indonesia 10 tahun kemudian. Dan aku baru baca novel ini tahun 2018😭

Oke, aku nggak akan banyak bct. Hehe. Langsung aja kesan-kesanku soal novel Elantris ini:


The first one, I really really adore this cover. Indah, megah, keren, cantik, sukakkkk banget pokoknya. Kedua, dari sinopsisnya aku udah tau kalau I'm going to love this book. 

Meskipun awal-awalnya agak tegang karna tokoh utama Raoden langsung terkena shaod, tapi menurutku dari bab awal sampe tengah nggak begitu banyak adegan yang bikin degdegan/memacu adrenalin. Banyaknya datar...dan narasi panjang soal konflik politik di Arelon. Emang sih aku tertarik dan sama sekali gak bosen sama konfliknya, tapi kadang capek aja gitu bacanya😂

Aku juga di awal masih bingung sama istilah-istilah di novel ini. Semuanya hampir sama, kayak ga ada yg mencirikan. Aku gabisa bedain nama orang, tempat, agama, gelar, dll. Bingung banget tapi lama-lama oke kok.

Terus yang bikin aku capek juga adalah karena ada 3 pov di novel ini. Raoden, Sarene dan Hrathen. Aku semangat tiap baca pov Raoden karena dia tinggal di Elantris yang mana, fantasinya kental banget. Ketika baca pov Sarene, agak seneng, senengnya karena dia karakter cewek favoritku dan membahas politik. Cantik, tegas, pembangkang dan kuat. Nah kalau pov Hrathen, aku paling bosan karena dia ngebahas agama; bagaimana cara memengaruhi orang-orang supaya menganut Shu-Dereth.

Lalu karena novel ini cukup tebal dan panjang. Padahal klimaksnya bener-bener di akhir-akhir bab. Aku merasa udah ngalamin banyak hal dan perjalanan panjang banget deh. Pokoknya aku suka banget novel ini! Tapi novel ini bukan termasuk ke dalam novel yang bisa bikin aku gamon😂 (kenapa? Soalnya dari awal sampe akhir, gak semua-muanya bikin degdegan-semangat, dan karena akhirnya yang....)

Tapi novel ini masuk jajaran novel fantasi terbaik dan terfavorit yang pernah aku baca❤

Untungnya endingnya begitu, coba kalau kayak seri Brandon Mull, aku pasti udah marah banget sama Brandon yang ini😆

Terakhir, aku selalu suka kalau ada sihir, simbol atau aksara-aksara kunonya, dan buku ini memenuhi seleraku. Simbol-simbol Aon sangat cantik dan menarik❤

——

It's quotes time!~~•


Orang bekerja dengan lebih baik kalau merasa diri mereka penting. - Raoden hlm 118


Pengetahuan akan mendatangkan kekuatan. - Sarene hlm 142


Laki-laki biasanya lebih mendahulukan harga diri dibandingkan akal sehat. - Ashe


Kau dan sikap optimistismu tidak mengerti bahwa orang yang depresi tidak ingin dihibur. Itu cuma akan membuat kami mual. - Galladon 312


Sarene sangat menginginkan sesuatu—pertanda bahwa setidaknya ada laki-laki yang menganggapnya menarik meskipun dia tidak mungkin menanggapi perasaan itu. — hlm 323


Susahnya jadi orang cerdik, semua orang selalu menyangka kita merencanakan sesuatu. — Sarene hlm 354



Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)