Jumat, 13 Desember 2019

[RESENSI] Moon and Her Sky by Kansa Airlangga

source: google


Judul: Moon and Her Sky
Penulis: Kansa Airlangga
Penata Letak: Marchya F
Ilustrasi dan Desainer Sampul: Kansa Airlangga
Penerbit: Elex Media (2019)
ISBN: 9786230010811 (Digital)
Jumlah halaman: 182 hlm.
Baca via: Gramedia Digital

Blurb: Mona bilang, namanya berarti bulan. Tugas bulan adalah menyinari langit malam, meski tidak secerah mentari. Dan, kata Angkasa, tempat ternyaman bagi bulan adalah langit. Mona percaya itu, dan dia ingin membuktikan, bahwa tempat ternyaman bagi bulan memanglah langit.

Namun, di sisi lain, ada Garda, yang setahu Angkasa, namanya berarti garuda. Mona menunggu Garda. Benar-benar menunggu dirinya sendiri dengan seantero kebohongannya. Sampai Angkasa akhirnya bilang, bahwa tidak akan pernah ada seekor garuda berlabuh di bulan.

----

Perhatian sebelumnya, resensi ini sangat amat subjektif, semua resensiku memang subjektif sih, tapi kali ini mau peringatin dulu, takutnya aku tanpa sadar ngetik kepedesan atau gimana, tapi gak maksud kok, suer.

Pertama-tama, big applause dulu buat kovernya yang sumpah demi apa pun ini cuteeeee abisssss. Eye-catching bangetttt, nemu ini di rilis terbaru GD dan langsung klik, pas liat halamannya cuma seuprit; tidak ada alasan lagi untukku untuk tidak donlot.

Aku tau nama penulisnya dari novel pertamanya yang boys do write love letters itu, cuma aku gak baca buku pertamanya hehe, dan cuma jadi tau kalau penulisnya adalah penulis wattpad. Okelah, aku gak mau ekspektasi banyak dari novel jebolan wattpad, mood aku waktu itu cuma lagi pengen baca novel cicintaan dan ringan.

Awal-awal baca novel ini, i thought that i’m gonna love this story. Gak cuma kovernya yang imut, ceritanya juga imut. Awal pertemuan Angkasa dan Mona imut deh, bikin aku senyam-senyum. Mereka lagi ujian, sekolah Angkasa nebeng di sekolah Mona. Mona kebagian ujian duluan dan liat kalau di mejanya ada contekan yang ditulis Angkasa kemaren. Lewat pesan kecil di meja dan kebalian serebu, mereka kenal.

Konfliknya, simpel bangettt. Trope cinta segitiga kali ya. Mona-Garda-Angkasa. Gak mau jelasin banyak, takutnya spoiler saking simpelnya hehe. Tanpa memandang ke-annoying-an karakternya, aku punya satu bintang buat konflik kiyowo ini, nggak berlebihan, khas teenlit gitu lah.

Yang membuat mood-ku ancur adalah karakternya. Sumpah gak ada satu pun karakter yang nyantol di hati. Semuanya annoyiiiiingggg huahhh. Hahaha. Mona ini ceritanya cuma cewek cakep(?) biasa, cakepnya masih tanda tanya soalnya kayaknya gak seheboh itu di-telling tapi gak mungkin gak cakep kalau Garda si artis aja sampe naksir kan. Yang bikin kesel, dia tuh labil bangetttt, oke ini juga khas remaja banget lah ya, labil biasa. Tapi menurutku jatohnya annoying buatku sendiri. Kayak...hari ini suka Angkasa, besoknya nangisin Garda. Kan apa banget.

Kedua, Angkasa. Badboy bukan, broken home bukan, mantap, tak kasih satu poin. Gayanya juga simpel, kek anak cowok pada umumnya. Masalahnya, dia sama linglungnya sama si Mona. Sehari perhatian banget, benih-benih cinta, besoknya mau-fokus-belajar-gak-tertarik-pacaran-udah-lo-sama-garda-aja. Heran hamba.

Masing-masing punya alasan, cuma si Mona aja yang alasannya gak nyangkut di aku. Alasan Angkasa masih dapet, tapi malah jadi membuatku berpikir ya allah apakah anda cowok apa bukan. Dan posisi karakternya sejak awal aku ngerasa kayak si Angkasa ini ceweknya, dan Mona cowoknya haha. Mona agak agresif juga sih memang XD





Dan satu hal lagi yang annoying adalah, mari melipir ke sudut kecil, tentang Shila sang Mantan Angkasa yang masih ngejar-ngejar dia tapi entah kenapa di-pair sama Aji, temen Angkasa. Si Shila ini porsinya nyaris dikit banget loh, tapi dia ngikutin dua tokoh utama yang labil, makanya nempel banget karakternya di otakku hahaha. Ga jelas banget dah si Shila ini.

Udah segitu aja unek-unek soal karakter. Aku nyaris DNF waktu baca ini tapi kagok gak sih, cuma 180an halaman. Untung konfliknya masih bisa dicerna, lanjut sj. Tapi endingnya membuatku bertekuk lutut bendera putih. Untung di ending, coba kalau di tengah-tengah....

Bagian Garda di ending justru kayak makin menonjolkan sisi labil si Mona huhu ga kuat T_T membuatku makin gak suka dia hahah. Dan memang meh banget sih bagian ini, kayak gak perlu aja gitu. Ceritanya udah ringan khas remaja kenapa mendadak suram gitu, gak match menurutku hehehe.

Overall, ini cuma pendapat pribadi kok. Terlepas dari tokohnya yang menurutku annoying, novel tipis ini cocok buat jadi cemilan saat senggang. Nggak sampe seharian dah bacanya, dua jam doang, lumayan juga nambah-nambah goodreads challenge ehe. Aku cuma kasih dua bintang aja buat kover kiyowo dan ide ceritanya yang menarik! Anw, aku suka filosofi bulan, langit dan garuda, cute ^_^




1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)