Resensi The Wrath and The Dawn karya Renee Ahdieh
IG: @arthms12 |
Judul: The Wrath and The Dawn
Penulis: Renée Ahdieh
Penerjemah: Mustika
Penyunting: Katrine Gabby Kusuma
Penataletak dan Perancang Sampul: Deborah Amadis Mawa
Penerbit: POP Ice Cube (April, 2016)
Jumlah Halaman; 447 hlm.
ISBN: 978-602-6208-74-3
Blurb:
Khalid Ibnu al-Rashid, Khalif Khorasan yang berusia delapan belas tahun, adalah seorang monster. Dia menikahi perempuan muda setiap malam dan menjerat pengantin barunya dengan tali sutra saat fajar tiba. Ketika sahabatnya menjadi korban kezaliman Khalid, Shahrzad al-Khayzuran bersumpah akan menuntut balas. Gadis enam belas tahun itu mengajukan diri menjadi pengantin sang Khalif. Shahrzad tak hanya bertekad untuk bertahan hidup, tetapi juga bersumpah akan mengakhiri rezim sang raja bocah.
Malam demi malam, Shahrzad memperdaya Khalid, menceritakan kisah-kisah memikat yang membuatnya terus bertahan, meski tiap fajar bisa jadi merupakan saat terakhirnya melihat matahari terbit. Tetapi sesuatu yang tak terduga mulai terkuak: ternyata Khalid bukanlah sosok yang Shahrzad bayangkan. Sikapnya sama sekali tidak mencerminkan seorang pembunuh berdarah dingin. Mata emasnya memancarkan kehangatan. Monster yang ingin dilawan Shahrzad itu tak lebih daripada pemuda dengan jiwa yang tersiksa.
Dan Shahrzad mulai jatuh hati kepadanya...
----
WARNIng: Anda akan membaca resensi dari seorang fangirl fanrom aka fantasy-romance XD
Khalid, ya sekarang tiap mendengar atau membaca nama itu aku akan selalu halu wkwk. Seorang remaja 18 tahun, cakep, jago pedang, raja di Khorasan, dingin cuek bebek, kikuk, tapi MANIS banget! Siapa yang tipe bookboyfriend-nya mirip Khalid? Kalau aku, Khalid adalah tipeku BANGET!
Lalu ada Shahrzad atau yang panggilan sayangnya Shazi (biar gampang), cewek 16 tahun, cantik, tomboy, keras kepala, jago PANAHAN!!, ambisius, dan cerdas. Lagi-lagi, Shazi ini tipe heroin favoritku.
Dan dua tipe favoritku jadi satu di novel ini! Kebayang nggak, secinta apa aku sama kisah ini? XD
Kisah berawal dari perpisahan Shazi dan ayahnya karena hari itu Shazi resmi menjadi istri sang Khalif (raja) Khorasan, Khalid. Malam pertama mereka berlangsung biasa saja, tanpa gairah dari keduanya, tapi demi menyelamatkan nyawanya sendiri dari jerat tali sutra, Shazi menawarkan kisah Agib si pencuri, lucunya, Khalid menyukai kisah itu, sampai dia lupa bahwa fajar telah datang.
Shazi selamat, begitu pula malam-malam selanjutnya.
Terlalu banyak menghabiskan waktu bersama, selayaknya kisah cinta pada umumnya, membuat keduanya yang tadinya saling bersikap dingin, mulai mencair. Ketika Jenderal dan para bawahan Khalid memaksa ingin membunuh Shazi, Khalid justru menyelamatkannya.
Shazi telah memutus rantai pembunuhan itu. Khalid peduli padanya dan lambat laun Shazi pun goyah dari niat awalnya membunuh sang Khalif. Namun, satu hal yang tetap menjadi penghalang rasa cinta Shazi, yaitu apa sebenarnya alasan dibalik pembunuhan-pembunuhan itu.
Dia sering memaksa Khalid bercerita, tapi Khalid menolak, mereka akhirnya sering bertengkar. Sementara itu, sahabat sekaligus cinta pertama Shazi, Tariq, tengah menghimpun bala bantuan demi menyelamatkan Shazi yang memasukan diri ke kandang singa itu, sekaligus menyusun rencana untuk menggulingkan pemerintahan Khalid.
Untuk konflik, aku memang sudah pernah membaca cerita yang mirip dengan konfliknya, bisa dibilang cukup klise, toh memang katanya ini terinspirasi dari kisah 1001 malam. Raja yang membunuh para pengantinnya dan tiba-tiba salah satunya membuat dia jatuh cinta dan bum rahasia terbongkar.
Tapi, sebagai bucin penikmat romance, sungguh aku sangatttt menyukai bagaimana penulis membuat cerita ini HUHU aku SUKA banget! Dibuat baper, seneng, sedih, degdegan, geregetan, segalaaaa macem deh! T_T
Kemistri antara Khalid dan Shazi bercampur dua sifat yang paling aku sukai itu sukses bikin aku jatuh cinta, dapet banget feelnya, humornya juga. Shazi yang mulutnya pedes dan Khalid yang kadang kikuk tapi kece HAHA.
Gaya bahasanya, astaga, ENAK BANGET, gatau emang Renee nulisnya enak atau emang penerjemahnya yang OKE ABIS. Saking enjoynya baca buku ini, aku bener-bener baca pelan-pelan demi meresapi setiap detailnya tapi justru nggak bikin novelnya lama abis, sebaliknya malah cepet.
Sampe-sampe buku ini jadi satu-satunya yang aku baca di tahun 2018 dan bikin aku bilang “Kok udah abis lagi sih?? Kok cepet sihh??”
Settingnya ada di timur tengah kayaknya ya, novel ini ada PETANYA loh! Dan aku suka bangettt novel yang ada petanya :D nama daerah-daerahnya memang asing, ciptaan penulis sendiri sih kayaknya tapi berhubungan dengan timur tengah dan beberapa kali disebut daerah Yunani gitu.
Novel ini juga seimbang antara narasi dan dialognya, tapi meskipun emang kadang banyak narasi, yha gitu, aku nggak bosan sama sekali T_T entah kenapa tapi menurutku narasi yang dibuat Renee itu kayak sihir yang bisa bikin betah dan enjoy selama baca, apalagi doi ini bisa banget deh bikin kalimat-kalimat menohok ataupun yang manisnya kebangetan! >.<
Apalagi ya? Kekurangan? Jelas menurutku NGGAK ada sama sekali HAHA. Aku cinta mati cerita fantasy-romance meskipun di sini romance lebih dominan. Kelebihan? Sudah kusebutkan semua kayaknya, ditambah satu lagi, kovernya yang megah dan cantik banget menurutku.
Overall, ya Tuhan aku cinta banget sama buku ini. Aku suka kisah cintanya yang sanggup bikin baper (oh ya, perhatian ini untuk 17+ yaa), aku suka karakter-karakternya, aku suka gaya bahasanya, aku..akuu..pokoknya semua hal-hal yang aku inginkan ada di novel fanrom, semuanya ada di sini huhu gimana yha. 1000 stars for TWaTD!!!
Quote(s)
“Tanpa tingkat kesombongan tertentu, bagaimana mungkin seseorang mau mencoba sesuatu yang mustahil?” – Despina (hlm 48)
“Tidak ada yang tidak akan kulakukan untukmu. Tidak ada yang tidak akan kupertimbangkan jika itu berarti membuatmu aman. Bahkan dunia harus takut kepadaku kalau dia menghalangi kita.” – Tariq (hlm 304)
“Masa lalu bersama tidak memberikanmu masa depan, sahabatku.” – Omar (hlm 336)
“Kehilangan adalah kehilangan. Dan pelajaran yang dipetik selalu sama.” – Omar (hlm 337)
“Balas dendam tidak akan mengembalikan apa yang telah hilang dariku.” – Khalid (hlm 384)
“Karena tidak ada apa pun, tidak matahari, tidak hujan, bahkan tidak pula bintang paling terang di langit gelap, yang mampu menandingi keistimewaan dirimu.” – Khalid (hlm 406)
“Aku mengerti betapa sulitnya menyerahkan hatimu ke tangan orang lain. Tapi, jika kau tidak melakukannya, bagaimana kau mampu benar-benar memahami seseorang?” – Shazi (hlm 410)
Serius deh,gue beli novel TWaTD sama Illumimae karena baca review dari lo.Review yg lo buat bagus2 dan menarik👍
BalasHapusMakasih banyak😊🙌
HapusIni duologi atau ada lanjutannya lagi???
BalasHapusDuology :)
Hapus