Rabu, 08 Agustus 2018

[RESENSI] Mamimoma by Rosemary Kesauly



Judul: Mamimoma
Penulis: Rosemary Kesauly
Desain Sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (cetakan ketiga Juli 2018)
Jumlah halaman: 240 hlm
ISBN: 9786020387437

Blurb:
Empat cewek yang sama-sama sekolah di SMA Benedict I ini sekilas kelihatan bahagia, padahal mereka masing-masing menyimpan masalah.

Maggie anak orang kaya. Meski punya segalanya, dia benciiiii banget punya rambut keriting kaku yang nggak pernah bisa “jinak”. Dia jadi terobsesi menjadi cantik seperti cewek-cewek di majalah, sampai-sampai rela nyobain segala bentuk produk kecantikan.

Milly paling cantik di antara semuanya, tapi dia pincang. Hampir semua orang menatapnya dengan sorot mata mengejek. Tambahan lagi, dia hanya tinggal berdua sama kakeknya yang protektif banget. Jangan harap dia bisa jalan-jalan ke mal atau nongkrong bareng teman-temannya.

Molly cuek dan omongannya sering ketus. Lewat sifat kerasnya, Molly selalu berhasil menyembunyikan kesedihan karena punya mama yang hobi mabuk dan sering pulang pagi. Belakangan dia mulai ragu, apa benar mamanya pelacur seperti gosip miring para tetangga?

May gampang bosan dan seleranya suka berubah-ubah kalau naksir cowok. Hal itu bikin teman-temannya sering geregetan. Sekarang dia malah naksir Oscar, padahal kan Oscar playboy dan hobi nge-drugs.

Setelah saling mengenal lebih dalam, bisa nggak ya persahabatan mereka bertahan?

----

Kedua kalinya baca novel ini setelah bertahun-tahun, aku bener-bener lupa cerita dan alurnya dan sekarang baca lagi tuh nostalgia banget.

Dilihat dari blurb, kita pasti udah tau kalau novel ini bercerita tentang persahabatan. Memakai sudut pandang orang ketiga, isi bab-bab ini bergantian antara Maggie, Milly, Molly dan May. Hanya saja aku merasa porsi Maggie agak kurang di sini. Sebenarnya yang benar-benar mengalami hal-hal rumit hanya Milly, Molly dan May. Ide tentang rambut Maggie hanya hal umum yang hanya seperti pemanis saja, selebihnya Maggie biasa saja.

Alurnya dibuat maju dengan konflik keseharian mereka, lebih banyak tentang mencari jati diri, dan juga ada konflik tentang orangtua mereka. Meskipun bisa dibilang konflik yang dimuat cukup berat, namun Rosemary Kesauly meramunya dengan sederhana dan penyelesaian yang sederhana pula. Nggak banyak drama dan mengalir saja.

Menurutku, yang membuat novel ini unik adalah dengan kepribadian keempat tokoh utamanya. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang menonjol. Maggie yang hidupnya sempurna namun rambut yang keriting menyulitkannya. Milly cantik tapi pincang. Molly tegas tapi ketus. Sementara May sosok cewek imut oriental yang plin-plan. Mereka bagai kombinasi sempurna yang saling melengkapi.

Meskipun mereka kadang kala berkonflik satu sama lain, tetapi mereka bisa menemukan cara untuk kembali bersama, terutama karena Milly jauh lebih dewasa dan berpikiran terbuka untuk menuntun teman-temannya yang lain.

“Kalau rasa yang kita tulus, kita nggak akan memilih siapa yang kita sayang. Apakah teman kita pincang atau keriting atau punya keluarga nggak jelas atau butuh waktu satu jam untuk memesan makanan, kita nggak peduli, karena kita sayang, karena siapa pun mereka, mereka tetap sahabat kita.” – Milly (hlm 127)
Ada pula sisi romansa yang diceritakan dan aku cukup suka dengan sosok Christopher Ray. Juga tokoh-tokoh pembantu lainnya seperti Astrid, kakak May. X-Ray kurang lebih menyatakan kalau zaman sekarang jarang menemukan persahabatan tulus, remaja cenderung memaksakan diri menjadi seperti orang lain hanya demi sebuah pertemanan. Menurutku ini sangat relate dengan pertemanan sekarang ini.

“Lagian, kamu nggak tahu betapa susahnya mencari teman di sini. Kita harus ‘sama’ dengan yang lain kalau nggak mau dikucilkan, dianggap nggak cool, dicap pengecut.” – X-Ray (hlm 165)
Gaya bahasa yang dipakai khas anak muda dan santai. Narasinya nggak memakai kata-kata baku, misalnya di novel ini narasinya memakai kata ‘nggak’ bukannya ‘tidak’, terus ada kata banget dan agak heboh dengan seruan yang panjang kayak: “MAMAAAA!!” pokoknya santai banget deh jadi nggak cepet bosan atau terlalu kaku. Aku rekomen novel ini bagi yang baru mulai suka baca buku. Novel ini asik banget dari segi gaya bahasa.

Karakter favoritku di sini adalah Molly. Entah mungkin karena dia relate sama aku kali ya, cuek dan ketus. Hehe.

“Kamu bakal selalu kaget dan kecewa kalau menilai orang dari penampilan.” – Molly (hlm 168)
“Aku ya aku. Kalau kamu nggak paham, ya itu masalahmu.” – Molly (hlm 171)
Aku sebenarnya merasa novel ini terlalu ringan padahal masih banyak yang bisa digali dan dibuat konflik lain seperti halnya masalah keluarga Milly yang sama sekali nggak muncul, tapi karena genrenya teenlit jadi sepertinya lebih pas begini.

Tapi... gereget aja gitu :D belum lagi soal Maggie dan Milly yang ikut lomba yang sama, aku kira bakal ada semacam ribut-ribut kecil yang biasa terjadi antar sahabat, tapi ternyata nggak, dan memang sikap dewasa Milly perlu dicontoh untuk menghindari konflik antar sahabat :D

“Asam klorida biasanya lebih memiliki efek merusak pada wadah tempat ia disimpan daripada objek tempat ia dituang. Seperti itulah efek kebencian pada hati. Kebencian hanya akan lebih meyakiti dan merusak hati kita daripada orang yang kita benci.” – Milly (hlm 190)
Sedikit banyak, novel ini lebih memberitahu kepada pembaca tentang pencarian jati diri dan juga persahabatan. Seberat apa pun masalah yang kita hadapi, tentu dengan kehadiran sahabat dan upaya saling pengertian akan mengurangi beban itu sendiri. Nggak perlu takut merasa sendirian, karena Mamimoma memberitahu bahwa sahabat akan selalu ada, akan selalu menerima apa adanya.
Berbagai konflik yang diusung juga sangat relate dengan kehidupan sehari-hari dan memberikan makna yang kuat bagi remaja-remaja zaman sekarang.

Selasa, 07 Agustus 2018

[RESENSI] A Court of Thorns and Roses by Sarah J. Maas


Judul: A Court of Thorns and Roses
Penulis: Sarah J. Maas
Pengalih bahasa: Kartika Sofyan
Penyunting: Shara Yosevina
Penata Letak: Andi Isa dan Astrid Arastazia
Desainer; Dea Elysia Kristianto
Penerbit: Bhuana Sastra – Imprint Penerbit Bhuana Ilmu Populer (2018)
Jumlah halaman; 587 hlm
ISBN: 987-602-455-284-8

Blurb:

Ketika Feyre –seorang perempuan pemburu– membunuh serigala di hutan, makhluk serupa binatang buas datang mencarinya untuk menuntut pembalasan. Feyre disandera di tanah magis berbahaya yang hanya penah didengarnya dari legenda. Dia pun mengetahui bahwa makhluk itu bukanlah seekor hewan, melainkan Tamlin, peri agung abadi yang pernah menguasai dunia fana.

Perasaannya terhadap Tamlin berubah dari permusuhan dingin menjadi api yang membakar setiap cerita menyeramkan yang pernah didengarnya tentang dunia peri. Namun, kesuraman semakin menaungi dunia itu, dan Feyre harus bisa menghentikannya... atau malapetaka akan menimpa Tamlin dan dunianya selama-lamanya.

------

Pasti udah pada tau kan kisah dongeng Beauty and The Beast? Nah inilah wujud novel retelling dari Beauty and The Beast.

Kisahnya tentang Feyre yang dipaksa tinggal di rumah mewah milik Tamlin, peri agung yang terkena kutukan. Tamlin memakai topeng yang melekat di wajahnya. Bukannya diperbudak atau apa, Feyre dipersilakan hidup dengan nyaman di rumah itu, di Negeri Musim Semi, dan tidak boleh pulang selamanya.

Feyre membenci Tamlin pada awalnya, dia membenci peri. Tapi lambat laun kedekatan keduanya menimbulkan benih-benih cinta. Saat Feyre sudah yakin dengan perasaannya, Tamlin justru menyuruhnya pulang. Dunia peri (Prythian) sedang tidak aman, bahkan Tamlin tidak bisa melindungi Feyre lagi.

Ketika kembali ke rumahnya, Feyre mendapati pentunjuk bahwa di Prythian sekarang sedang kacau balau, dan mungkin Tamlin sekarang sedang dalam bahaya.

Feyre kembali ke Prythian. Untuk menyelamatkan Tamlin. Tantangan demi tantangan dilaluinya. Bisakah Feyre menyelamatkan Tamlin? Kutukan apa sebenarnya yang menimpa Tamlin dan seluruh Prythian?

---

Secara garis besar, alur novel ini memang mirip banget sama Beauty and The Beast. Tapi ketika membacanya, tentu saja banyak hal-hal berbeda yang jauh lebih keren. Memang di awal-awalnya alur terasa lambat, lebih banyak narasi, ceritanya juga seperti kisah dongeng bahagia.

Feyre dan Tamlin masih dalam masa-masa pengenalan. Konflik utamanya justru hadir saat novel sudah hampir ¾ bagian. Memang menyenangkan membaca kisah Tamlin-Feyre yang bahagia (fyi, novel ini 17+) tapi aku lebih suka membaca petualangan Feyre ketika kembali lagi ke Phrytian, menemui musuh sebenarnya.

Terjehamannya apik sekali, cuma aku masih menemukan dua salah ketik, tapi nggak masalah. Gaya bahasanya enak dan mudah dimengerti.

Konflik utama sangat luar biasa keren! Tantangan-tantangan Feyre yang mustahil itu diolah dengan hebat, bikin ikut degdegan dan tegang. Entah berapa kali sudah aku mengumpat karena kisah ini. Belum lagi ada Rhysand yang menambah rumit kisah Feyre dan Tamlin.

Novel ini memakai sudut pandang orang pertama yaitu Feyre, aku suka karakternya meskipun dia itu terlalu nekat menurutku, nekat yang bodoh. Tapi kalau nggak nekat, ceritanya nggak seru. Tamlin memang menjadi tokoh utama pria di novel ini, sosok peri agung yang kuat namun kaku di depan Feyre, siapa pun yang membaca perlakuan Tamlin kepada Feyre pasti bakalan ikut baper :p

Sayangnya aku merasakan dua orang itu justru kurang istimewa, justru aku lebih suka Rhysand setelah dia muncul di bab-bab akhir. Rhysand adalah peri agung Negeri Malam, sosoknya lebih karismatik daripada Tamlin menurutku. Di sini juga ada tokoh Lucien, penasihat pribadi Tamlin yang mempunyai masa lalu kelam. Lucien lebih luwes bergaul dengan Feyre ketimbang Tamlin yang kaku.
¾ awal novel memang terasa kurang seru karena baru permulaan tapi serius menuju ending novel ini sangat seru. Meskipun rasanya jadi agak terburu-buru tapi tetap esensinya terasa.

Aku memang kesulitan mengulas novel yang aku suka, dan A Court of Thorns and Roses ini adalah novel yang sangat aku sukai. Petualangannya yang menegangkan dan endingnya yang ciamik bikin aku memutuskan bahwa ini adalah series yang aku tunggu-tunggu kelanjutan terjemahannya. Meskipun aku dengar-dengar, novel ini versi terjemahannya ada yang di-cut karena terlalu dewasa(?) sayang sekali. Padahal rate-nya udah 17+ tapi tetap ada bagian yang dipotong:(

Bagaimanapun, aku tetap kasih 5/5 bintang untuk ACOTAR! Karena ACOTAR sukses bikin book hangover terutama karena Rhysand ;(

My fav qoutes:
“Aku ingin kau ada di sini, di tempat aku bisa menjagamu–tempat di mana aku bisa pulag dan tahu kau ada di sini, melukis dalam keadaan aman.” – Tamlin (hlm 294)
“Akal sehatmu adalah musuh terbesarmu; akan menunggu untuk mengkhianatimu.” – Alis (hlm 409)
“Bagus. Tatap dia dengan pandangan meremehkan. Jangan menangis–menangislah kalau kau sudah kembali ke sel.” – Rhysand (hlm 513)


[RESENSI] The 5th Wave by Rick Yancey

IG: @arthms12

[RESENSI] The 5th Wave by Rick Yancey
Judul: The 5th Wave
Penulis: Rick Yancey
Alih Bahasa: Angelic Zaizai
Editor: Barokah Ruziati
Desain kover: Marcel A.W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (Desember 2013)
Jumlah halaman; 576 hlm.

Blurb:
Setelah Gelombang 1, hanya kegelapan yang tersisa.
Setelah Gelombang 2, hanya orang-orang beruntung yang lolos.
Dan setelah Gelombang 3, hanya yang tidak beruntung yang bertahan.
Setelah Gelombang 4, hanya ada satu peraturan:
JANGAN PERCAYA PADA SIAPA PUN.

Alien menyerbu Bumi dan menyapu habis manusia hanya dalam beberapa gelombang.
Cassie berhasil bertahan sampai sejauh ini. Menurutnya, untuk tetap hidup, ia harus sendirian. Sampai ia bertemu Evan Walker. Cowok misterius itu mungin satu-satunya harapan Cassie untuk menyelamatkan adiknya–atau bahkan menyelamatkan dirinya sendiri. Namun, Cassie harus memilih antara percaya atau putus asa, melawan atau menyerah, hidup atau mati.
----
Sejak ibunya meninggal karena gelombang 3, Cassie hanya punya ayah dan adiknya, Sam. Mereka tinggal di pengungsian sampai suatu saat para prajurit menyelamatkan mereka. Sayangnya, hanya anak kecil yang boleh ikut. Sam pergi seorang diri sementara Cassie bersama ayahnya harus tinggal. Setelah bus penyelamat itu pergi, ternyata pemerintah malah melakukan pembersihan, beruntung Cassie bisa selamat karena strategi ayahnya, namun sang Ayah harus meninggal.

Setelah itu, Cassie luntang-lantung seorang diri di jalanan, menghindari Peredam, yang merupakan gelombang keempat. Peredam akan menembak siapa pun yang berani berkeliaran, seperti tembakan yang jatuh dari langit. Sampai kemudian Cassie yang kakinya tertembak oleh Peredam diselamatkan oleh Evan Walker, cowok ganteng yang misterius. Evan merawat Cassie dengan baik, hingga Cassie sembuh dan ingin menyusul Sam. Namun, ada yang disembunyikan Evan dari Cassie.

---

Novel lama yang baru aku baca sekarang, bahkan aku udah sempet nonton filmnya duluan dan jujur itu bikin aku agak kurang semangat buat lanjutin novel ini. Tapi lama-kelamaan aku sadar kalau aku salah. Aku bukan nggak semangat karena udah nonton filmnya, tapi karena memang alur di bab-bab awalnya sangat lambat!

Banyak flashback dan monolog Cassie, meskipun bahasannya seru, tapi kalau cuma narasi narasi narasi sepertinya aku ngantuk juga. Belum lagi aku agak bingung dengan perubahan flashback itu sendiri, kayak tiba-tiba lompat ke masa lalu dan masa sekarang.

Di pergantian bab, aku dibuat bingung lagi karena ternyata novel ini bukan cuma pov-nya Cassie. Tapi ada pula pov Ben. Nah bab pov Ben yang pertama tuh nggak disebutin kalau itu pov Ben, aku kira itu Cassie lagi soalnya memang narasinya lompat-lompat. Dan setelah balik lagi ke pov Cassie aku makin bingung :D sampai di tengah-tengah bab aku baru sadar kalau itu pov Ben :’)

Begitu aku sadar itu pov Ben, segera saja novel ini terasa membakar dan aku semangat banget buat lanjutinnya. Alurnya terasa lambat cuma pas pov Cassie aja dan nggak begitu tegang (tapi sekalinya tegang tuh tegang banget karena Cassie mulai curiga sama Evan, di situ merinding dan bikin degdegan). Beda halnya sama pov Ben yang luar biasa keren. Mungkin karena Ben ada di tempat militer untuk dilatih menjadi prajurit melawan Alien. Suasananya sangat mengintimidasi dan banyak aksi-aksi keren.

Untuk gaya bahasa, mungkin berat diawal-awal karena aku sendiri pas baca bingung. Tapi lama-kelamaan enak kok, ngalir dan seru banget.

Karakter-karakternya juga keren semua:( sejujurnya aku bingung apa yang mau diulas ketika aku suka semua yang ada di novel ini. Cassie tipe cewek yang badass dan mandiri, dia juga pintar. Kisahnya sama Evan memang nggak semenarik Ben di militer, tapi cukup bikin baper hehe.

Sedangkan Ben.. karakter favoritku di sini. Ben seorang atlet dan pemimpin regu di militernya. Dia nyaris sempurna jika pandai menembak. Untungnya ada cewek yang lebih badass dari Cassie dan juga kesannya yang kelam bernama Ringer. Interaksi Ben dan Ringer ini sungguh lebih ‘manis’ daripada perlakuan Evan kepada Cassie.

Sayangnya pov Ben hanya sedikit, beberapa bab saja bergantian di bab-bab akhir, kebanyakan sih pov Cassie.

Nggak menemukan typo dan saking menghayati keseruan novel ini, aku juga nggak merhatiin plot hole atau apa. Novel ini bener-bener menegangkan dan seru abis. Yang jelas, beda sama filmnya, dikit sih.

Aku juga menyayangkan kovernya yang kurang cakep. Kover film cakep tapi aku gak suka buku yang kovernya pake wajah orang wkwk.

High recommended bagi pecinta dystopia dengan petualangan seru dan keren serta plot twist.
Karena aku suka banget novel ini, aku kasih 5 bintang!

Qoutes:

“Kita ada di sini, kemudian kita mati, dan yang penting bukan berapa lama waktu kita di sini, tapi apa yang kita lakukan dengan waktu tersebut.” – Evan (hlm 233)
“Ada pepatah lama yang mengatakan kebenaran akan membebaskanmu. Jangan percaya. Kadang-kadang kebenaran akan membanting pintu sel hingga tertutup rapat dan melepaskan seribu sambaran petir.” – hlm 395
“Bagaimana aku bisa mengatakan yang sebenarnya bila kebenaran akan membuatmu meninggalkanku dan meninggalkanku berarti kau akan mati?” – Evan (hlm 459)
“Kau menempa mata bajak menjadi pedang, Vosch. Kau mereka ulang kami. Kami tanah liat, kau Michelangelo. Dan kami akan jadi mahakaryamu.” – hlm 560



July Wrap Up!

IG: @arthms12

July Wrap-up

Kali ini nggak sebanyak dulu, aku cuma bisa selesai-in 12 buku, yang kesemuanya aku baca di Gramedia Digital.

Nggak usah basa-basi panjang-panjang, aku mau langsung aja nulis wrap-up ini soalnyaaaa banyak banget buku bagus yang aku baca dan sukaaaaa. Lets start! :D

1.      Childhood Memories by Dhita Puspitaningrum

Baca ini karena kovernya bagus dan terutama sinopsisnya yang bikin geregetan! Jadi singkatnya gini: Sandra yang manja dan anak gahol Jakarta harus rela nerima hukuman buat tinggal sama neneknya di Bandung. Di sana dia ketemu Ardan, cowok temen masa kecilnya dulu. Mereka satu sekolah, temenan lagi kayak dulu, tapi lama-lama Sandra jadi kesel soalnya Ardan ngomongin cewek yang disukainya mulu. Yauda deh Sandra juga punya kecengan kok, cowok imut mirip Afgan yang dikenalnya di kafe dekat rumah. Ardan sama ceweknya, Sandra sama cowoknya. Lalu begitulah..

Tapi setelah baca jujur aku kecewa sama isinya. Bagus sih, cuma terlalu datar buatku. Nggak ada ‘gelombangnya’, konfliknya biasa, membosankan, de el el. Intinya ternyata novel ini bukan seleraku. So sorry. Aku cuma kasih 2.5 bintang aja :’)

2.      Arial vs Helvetica by Nisa Rahmah

Sorry kalau ngebuka wrap-up ini dengan novel-novel yang nggak begitu aku suka. Lagi-lagi, aku baca novel ini karena kovernya yang cute abissss. Bikin nggak tahan buat nggak baca. Singkatnya begini: Arial itu saingan Helvy beberapa tahun lalu di acara cerdas cermat gitu, nah pas SMA ketemu lagi jadi saingan di pelombaan desain(?). Anehnya, dari dulu mereka masih inget satu sama lain (padahal menurutku konflik mereka pas SMP itu biasa aja), Arial pengen deketin Helvy gitu soalnya si Helvy ini judes dan menutup diri gegara masa lalunya. Akhirnya karena Arial nolongin Helvy suatu waktu, mereka jadi deket..deket..jalan bareng..bla bla.

Jujur, aku nggak tahu inti cerita ini apa, tapi yang pasti amanatnya banyak, Kata judulnya, mereka saingan, tapi inti persaingan itu nggak ditonjolkan. Entah deh. Konfliknya datar aja, agak bosan juga. Tapi ide font-nya unik. Cek kesan-kesanku yang lebih banyak di sini

3.      Breaking Point by Pretty Angelia

WOW. HIGHLY RECOMMENDED PAKE CAPSLOCK DEH!

Sumpah novel ini keren pake banget. Aku kadang bingung mau review apaan sama novel yang aku suka huhu :(

Singkatnya begini: di sekolah Geta ada masalah korupsi gitu, sebagai mantan osis yang berdedikasi tinggi, Geta bantuin adik kelasnya buat ngusut kasus ini. Tapi tiba-tiba dia jadi tersangka atas kasus percobaan bunuh diri yang dilakukan temen sekelasnya. Geta dikeluarin dari sekolah. Setelah itu dia ikut Paket C buat dapetin ijazah SMA. Di sana dia ketemu Vierro si pemain catur (nggak bisa ikut UN soalnya ada tanding), Daniar yang sakit-sakitan tapi pengin punya ijazah dan Bogel, mantan napi yang udah tobat. Bersama-sama mereka mengarungi kehidupan sebagai siswa paket C. Ah pokoknya seru abis! Romansa antara Geta dan Vierro bikin gereget, belum lagi ketika Daniar tiba-tiba jauhin Geta karena suatu hal, solidaritas antar teman, melepaskan, perjuangan, segala macem kamu bakal temuin di novel ini! Konfliknya asik dan seru banget. Aku bahkan kasih 4.5 bintang~ baca disini lebih lengkapnya. 

4.      Seven Minutes in Heaven  by Yuanita Wong

Kovernya cantik, ceritanya manis, endingnya kelam. Kombinasi mautttt. Pertama baca, narasinya asik banget mirip terjemahan, latarnya juga di luar, aku enjoy banget bacanya. Romancenya juga dapet dan bikin baper. Singkatnya begini; Mia mau ngasih surat cinta ke Grey, tapi pas mau masukin surat ke loker Grey, si Grey muncul dah. Mia gelagapan dan akhirnya masukin surat itu ke loker orang lain. Nah, ternyata loker itu punya Liam. Liam salah paham soalnya nama tengahnya juga Grey, makanya dia bikin Mia susah karena ngedeketin cewek itu mulu. Nah si Liam ini juga yang dulu pernah kejebak permainan Seven Minutes in Heaven nih sama Mia. Gemes banget baca kesalahpahaman ini, tapi nggak sampai di situ, justru aku malah menemukan twist dan kekelaman di dalam novel ini....sejujurnya aku belum paham betul sama endingnya, udah dijelasin sama temen tapi kenapa aku tetep merasa ada sesuatu yang tersembunyi di balik ending itu, sesuatu yang lebih WOW lagi. 4 bintang untuk SMiH, recommended!!

5.      Love Theft by Prisca Primasari

ANOTHER HIGHLY RECOMMENDED!

Bosen sama kisah cinta yang biasa aja? WAJIB hukumnya kamu baca Love Theft. Kalau biasanya baca kisah cinta di sekolah, kantor, dan kehidupan sehari-hari yang relate, Love Theft bakal bawa kamu ke tengah-tengah bahaya. Singkatnya gini: Frea punya paman seorang pemimpin kelompok pencuri. Dia mahasiswa musik yang mutusin buat cuti dan bantu-bantu si paman. Di sana, dia kenal dua cowok tampan: Liqour dan Night. Suatu misi bikin Liqour harus berurusan sama seorang Coco, cewek manja dan kaya raya. Ternyata misi pencurian itu malah bikin mereka berada di dalam bahaya.

AH pokoknya! Seru! Banget! Gila! Sumpah! Nyesel deh kalian yang nggak baca novel ini. Antimainstream dan menegangkan huhu! 4.5 bintang untuk Love Theft.

6.      Pangeran Kumbang by Ayu Dewi

Merupakan novel yang dibaca karena tipis HEHE dan penasaran kenapa judulnya kayak dongeng anak-anak? Ceritanya gini: Galang punya pacar pas SMA namanya Sonia. Sonia punya adik namanya Kintan. Galang disuruh pindah ke Belanda pas lulus soalnya ortunya keja di sana eh Sonia meninggal karena kanker :(. Galang pulang ke Indonesia sepuluh tahun kemudian dan ketemu Kintan yang anehnya jadi miriiiip banget sama Sonia kecuali sifatnya. Galang pengen lindungin Kintan. Ternyata sudah sejak lama, sejak Galang masih sama kakaknya, Kintan naksir Galang. Lalu begitu.. Di novel ini juga diceritain katanya Galang lagi baca buku yang judulnya Pangeran Kumbang trus ada beberapa penggalan buku itu dituliskan di novel ini, trus aku nangkapnya, ending Pangeran Kumbang itu sama kayak ending Kintan-Galang. Esensinya? Nggak tahu juga kenapa dibuat begitu.

Aku cukup terhibur baca novel ini meskipun dikit-dikit ada drama gitulah, tapi sumpah kalean semua akan terpana membaca endingnya seperti aku....3.5 bintang. Oh ya, novel ini juga banyak narasinya jadi agak capeeek:(

7.      Kilovegram by Mega Shofani

Pernah diledekin gegara gemuk? “Kamu cantik sih tapi sayang gemuk.” Itulah kalimat yang sering Aruna denger dari temen-temennya. Cuma satu orang yang dibolehin untuk ledek dia yaitu Raka, sahabatnya dari kecil. Tapi mendadak Aruna sebel sama Raka soalnya Nada, sepupunya yang mutusin tinggal di rumahnya dan satu sekolah dengannya mencuri perhatian Raka. Aruna mau diet, tapi dietnya salah. Dan ternyata, gemuk nggak ngehalangin seseorang buat jadi gemilang loh.

Novel ini asik banget terutama tentang amanatnya bagi cewek-cewek yang minder karena gemuk. You’re beautiful just the way you are....intinya begitu dah. Sejujurnya agak sebel sama Raka ini, dasar cowok plin-plan :( baca di sini lebih lengkapnya.
3 bintang.

8.      Let Go by Windhy Puspitadewi

Ya Lord...aku nggak mau percaya ini karya debut. Katanya sih itu. Aku nggak cari tau wkwk. CERITA INI BAGUS BANGET. Simpel dan bermakna, seru, lucu, konfliknya banyak dan relate sama kehidupan remaja tapi dikemas secara asik.

Ceritanya: Caraka bukan sosok yang digilai banyak cewek karena tampan atau badboy atau apa, sosoknya sederhana banget. Tapi dia istimewa dengan caranya sendiri. Dan dia..nakal. dikit. Dia dihukum buat ngurusin klub mading bareng Nathan (si pinter yang sinis), Nadya (ketua kelas, OSIS, super sibuk, tegas bla bla) dan Sarah si cewek pemalu.

Ternyata banyak manfaat yang Raka ambil dari berteman dengan orang-orang kayak gitu, dan seriously ini bikin...hati jadi anget. Interaksi mereka semua itu..relate banget sama anak-anak SMA yang ‘sebenarnya’. Belum lagi ada romancenya..bacaan wajib buatku, dan bonusnya ada bromance-nya juga loh antara Raka dan Nathan. Cubangggg pokoknya! Banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Novelnya bagus banget dan recommended! 4.5 bintang aku kasih buat novel ini, alasannya disini

9.      A Poem with Your Name by Adi K.

Buku puisi! Aku jarang baca puisi dan nggak terlalu suka baca puisi. Tapi buku ini lumayan menyentuh hati dengan kata-katanya yang indah dan juga ilustrasinya yang cakep banget:(( belum lagi warna dominannya adalah putih-biru yang mana itu warna favorit acu. Hehe. 3.5 bintang. Recommended bagi yang suka baca puisiiii soalnya puisinya so sweet banget gitu...

10.  Peony’s World by Kezia Evi Wiadji

Dulu baca ini soalnya penasaran sama fantasi lokal. Novelnya ringan banget dan fantasinya agak konyol buatku. Buatku ya ini. Tapi ceritanya menghibur, mirip dongeng-dongeng buat anak kecil.
Singkatnya gini: Peony punya kemampuan bikin dunianya sendiri, dia juga bisa ajak orang lain. Trus dia mengalami suatu tragedi yang bikin pacarnya meninggal, taunya Jovan si pacar ini malah muncul di dunia ciptaannya. Peony seneng dong bisa ketemua sama Jov kapan aja. Sayangnya, Jov bilang Peony nggak boleh ‘pindah tempat’ ke dunia ciptaannya setelah jam lima sore. Ternyata ada suatu sosok jahat yang mengincar Peony...berkaitan dengan masa lalu keluarganya.
Ini apa banget sih tapi jujur aku nggak srek sama nama Peony apalagi dipanggilnya Ony apalagi latarnya di Indonesia zaman modern wkwk bawaannya pengen ketawa kalau baca kata Ony. Kurang cocok aja gitu, kecuali di luar negeri latarnya atau ganti nama panggilannya wkwk (gak penting banget emang ngomentarin nama -_-) 3 bintang.

11.  Continuum by Ziggy Zezyazeoviennazabrizkie

Novel grafikkkkk. Cakeeeep bangeeeetttt. Satu hal yang kurang buatku, aku nggak paham ceritanya WKWK. Udah mah bahasa inggris, dalam bentuk puisi, tapi merangkai kisah juga, bingung, nggak paham pokoknya wkwkwk. Sinopsisnya padahal bagus:’) mungkin aku bakal reread sengaja cuma buat mendalami ceritanya, karena read pertama aku cuma tertarik sama gambarnya hehe :D 3 bintang.

12.  Welcome Home, Rain by Suarcani

Oke, aku hampir lupa kalau novel ini juga kuselesaikan di bulan Juli. Baca karena kovernyaaaaa yang cakep tiada tara sama judulnya yang sendu. Sesendu isinya :’)
Bercerita tentang Kei, pemain piano yang ‘dibawa’ tenar oleh Ghi yang seorang penyanyi populer. Mereka jadi rekan duet, pacaran beneran tapi lalu putus, Ghi jadi benci banget sama Kei soalnya dia mergokin Kei ke hotel sama bos perusahaan musik terkenal. Hm. Popularitas Kei yang baru naik langsung redup, dia berenti jadi pemain piano dan fokus aja kuliah. Namun takdir bilang Ghi harus duet lagi sama Kei dan nyanyiin lagu Welcome Home, Rain ciptaan Kei. Demi buktiin dia udah move on dari Kei, Ghi menerima itu. Dan akhirnya banyak rahasia terungkap dari sosok Kei.

Begitulah kira-kira. Lebih kompleks lagi sebenernya dan ceritanya bikin merinding disko, kenapa? Baca aja XD dibilang suka sih lumayan ya, konfliknya juga seru tapi entah kenapa menurutku kesannya mendung aja gitu, datar tapi seru(?) ya pokoknya gitu. Kisahnya menghibur dan sekaligus ingin nangis.. bukan tentang cinta yang utama, tapi novel ini bakal bikin kalian mikir ulang tentang apa yang selama ini kalian lakuin.

Konsep mimpi dan ambisi yang diambil sangatttt bagus :’)

----------

Nah, itu dia keduabelas buku yang aku baca di bulan Juli. Ada yang bikin nyantol di hati nggak? Peringkat pertama buat wrap-up di bulan Juli ini buatku adalah Love Theft!
Semoga wrap-up ini bikin kalian tertarik untuk baca bacaan yang sama denganku ya :D


Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)